Anda di halaman 1dari 11

Kabupaten Kapuas Hulu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Kabupaten Kapuas Hulu

Lambang
Kabupaten
Kapuas
Moto: Bumi Uncak Kapuas

Hulu

Peta lokasi
Koordinat:

Hulu

Kabupaten

Kapuas

Provinsi

Kalimantan Barat

Dasar
hukum

Tanggal
Peresmian

1 Juni 1869

Ibu kota

Putussibau

Pemerintahan
- Bupati

AM. Nasir

- DAU

Rp. 782.050.975.000.-(2013)[1]

Luas

29.842 km

Populasi

- Total

222.160 jiwa (2010)

- Kepadat
an

Demografi
- Kode
area
telepon

0567

Pembagian administratif
- Kecamat
an

23

- Kelurah
an

200

Simbol khas daerah


- Situs
web

http://www.kapuashulukab.go.
id

Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Putussibau yang dapat ditempuh lewat transportasi sungai
Kapuas sejauh 846 km, lewat jalan darat sejauh 814 km dan lewat udara ditempuh dengan
pesawat berbadan kecil dari Pontianakmelalui Bandar Udara Pangsuma. Memiliki luas
wilayah 29.842 km dan berpenduduk 222.160 Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Batas wilayah

2Daftar kecamatan

3Potensi daerah

4Transportasi

5SkaKMAD-KH (Sekretariat Komunikasi Masyarakat Adat Dayak Kapuas Hulu)

6Pemekaran Daerah
o

6.1Kabupaten Banua Landjak

6.2Kabupaten Sentarum

6.3Kota Putussibau

7Pranala luar
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
1. utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur)
2. selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang
3. barat berbatasan dengan Kabupaten Sintang
4. timur
berbatasan
dengan Kabupaten
Kutai
Barat Provinsi Kalimantan
Timur dan Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Daftar kecamatan
Kabupaten Kapuas Hulu Memiliki luas wilayah 29.842 km 2 yang terbagi menjadi 23
kecamatan, yaitu:
1. Badau
2. Batang Lupar
3. Pengkadan
4. Boyan Tanjung
5. Bunut Hilir
6. Bunut Hulu
7. Embaloh Hilir
8. Embaloh Hulu
9. Jongkong
10.Empanang
11.Hulu Gurung
12.Kalis
13.Putussibau Selatan
14.Bika
15.Mentebah
16.Puring Kencana

17.Putussibau Utara
18.Seberuang
19.Selimbau
20.Semitau
21.Silat Hilir
22.Silat Hulu
23.Suhaid
Potensi daerah
Hasil hutan di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan Putussibau dan Semitau jadi andalan
utama roda perekonomian Kapuas Hulu. Hasilnya berupa kayu bulat yang terbagi dalam tiga
kelompok, meranti, rimba campuran dan kayu indah.
Di sektor perikanan, Kapuas Hulu tergolong habitat puluhan jenis ikan hias, seperti arwana
(arowana) dan ulanguli. Habitat ikan ini hanya ada di dalam Danau Sentarum. Di kawasan
lain seperti kawasan hulu sungai Kapuas, Embaloh, Mendalam dan Sibau dengan hasil seperti
ikan jelawat, semah, toman, tengadak, belida, lais, entokan dan baung.
Transportasi
Kabupaten ini memiliki sebuah lapangan terbang yang
yaitu Bandar Udara Pangsuma (Bandara Pangsuma)
Landasan/Arah/PCN: 1.004 x 23 m / 10-28 / 5 FCZU,
kemampuan bisa untuk mendarat jenis pesawat DHC-6 serta
seluas 240 m2.

Kebudayaan
Kebudayaan dan Pariwisata

terletak di kota Putussibau,


yang memiliki Panjang
tergolong Kelas IV dengan
memiliki Terminal Domestik

Kebudayaan Daerah Kapuas Hulu terdiri dari dua etnis besar yaitu Dayak dan Melayu yang
memiliki tradisi seni dan budaya serta peninggalan sejarah purbakala yang mempunyai daya
tarik tersendiri sebagai salah satu obyek wisata dan juga sebagai unsur penunjang terciptanya
Sapta Pesona Industri Pariwisata.
Keunikan seni budaya masyarakat Dayak dan Melayu yang tumbuh dan berkembang secara
tradisional yang mempunyai karakteristik tersendiri yang masih bersifat alami, namun di sisi
lain adanya beberapa nilai tertentu yang mengalami kondisi krisis akibat pengaruh arus
globalisasi dan budaya asing tetapi tidak mengurangi dari norma-norma adat istiadat budaya
kedua
etnis
tersebut.
Adapun jenis-jenis budaya Dayak dan Melayu yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu yang
dapat di jadikan sebagai obyek wisata antara lain :
1. Atraksi seni yang dikelola oleh 69 buah sanggar dengan jumlah seniman
sebanyak 1.223 Orang terdiri dari: Seni Musik, Seni Teater, Seni Sastra, Seni
Rupa, Seni Kriya Dayak dan Melayu baik tradisional maupun non-tradisional.
2. Upacara adat/ritual adat baik dari suku Dayak maupun suku Melayu yang
sangat unik yaitu :
1. Dari suku Melayu berupa : Tarian Jepin, Syair, Pantun, Qasidah dan Hadrah yang
sering digunakan pada Upacara Adat dalam menyambut tamu tertentu baik itu pejabat
negara maupun daerah serta juga di gunakan pada saat upacara adat pesta perkawinan.
2. Dari suku Dayak berupa :
1. Baranangis dari suku Dayak Embaloh.
2. Nyonjoan dari suku Dayak Embaloh.
3. Mandung dari suku Dayak Taman.
4. Bejande, Betimang dan Bedudu dari suku Dayak Kantuk.
5. Dange dari suku Dayak Kayan mendalam.
6. Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari suku Dayak Iban.
7. Desa kerajinan/ sentra seni rupa yang terdapat hampir di semua kecamatan seperti:
Tenun Ikat Tradisional, Anyam-Anyaman, Manik-manik, Ukir-Ukiran, Tameng,
Lukisan dan Pandai Besi.
8. Perkampungan tradisional dengan ciri khas rumah tinggal yang masih tradisional
berupa Rumah Adat Betang Panjang serta pemukiman tradisional masyarakat Melayu
Kapuas Hulu :
Rumah Adat Betang Panjang yang masih Unik dari Suku Dayak antara lain :
1.
2.
3.
4.

Rumah Adat Betang Panjang Malapi Patamuan.


Rumah Adat Betang Panjang Semangkok.
Rumah Adat Betang Panjang Sungai Uluk Palin.
Rumat Adat Betang Panjang Bukung.

1. Objek Wisata Alam

a. Danau Perantu

Pada zaman dahulu -+ 150 tahun yang lalu kampung Nanga Embaloh didiami oleh suku
dayak tamambaloh tempatnya disebut keleka' Alah, mata pencaharian mereka bertani atau
ladang berpindah. masyarakat yang mendiami Keleka'Alah tersebut apabila ada yang
meninggal dunia dikuburkan pada suatu tempat dengan sebutan Ujung Perantu tepatnya
disebelah selatan Kampung Kelaka'Alah. Dibelakang ujung perantu tersebut terdapat sebuah
danau yang dinamakan danau perantu. Kata perantu adalah bahasa tamambaloh yang berarti
kubur. Ditengah desa Nanga Embaloh terdapat sebuah sungai yang diberi nama Piang
Djangau, kata piang berarti nenek, dibagian timur perkampungan terdapat lagi sungai yang
bernama Piang Banang (Nenek Banang), di sebelah utara pekampuangan ada dua buah sungai
atau kiri mudik Sungai Kapuas yaitu Sungai Embaloh dan Sungai Pilin yang sampai sekarang
masih ada dan didiami Suku Tamambaloh dan TamanPalin.
Penduduk nanga embaloh yang ada sekarang sebetulnya juga berasal dari suku Tamambaloh,
seperti lazimnya kelompok Suku Dayak yang telah memeluk Agama Islam selalu menamakan
diri mereka Suku Melayu, bukan Suku Melayu dari Riau atau Sumatera Timur, tetapi suku
Melayu yang berasal dari Suku Dayak yang memeluk Agama Islam oleh sebab itu adat
istiadat antara suku melayu di Nanga Embaloh ada persamaan dengan adat istiadat Suku
Tamambaloh. Kata Kelaka' artinya tempat yang ditinggalkan sedangkan Alah artinya kalah.
Kekela'Alah merupakan tempat tinggal yang sudah kalah, karena pada masa itu selalu terjadi
perang antar suku atau sekelompok musuh baik dalam maupun dari luar, kaerna merasa
ketentraman terganggu mereka memilih pindah, ada yang ke Embaloh Hulu sekarang, ada
yang ke Sungai Palin sekarang dan bahkan ada yang ke Hulu Sungau Kapuas (sekitar
Putussibau sekarang). Semua harta benda ada yang dibawa dan ada juga yang ditinggalkan
disimpan pada sebuah danau kecil atau Kerinan yang disebut Kerinan Guci yaitu untuk
menyimpan tempayan dan harta berharga lainnya, harta tersebut telah menjadi harta karun tak
dapat dilihat dengan kasat mata, konon katanya kecuali ada rahmat dari Yang Maha Kuasa
barulah harta tersebut dapat dilihat atau diambil.
Kemudian setelah kelompok masyarakat ini pindah, lalu muncul dua orang tokoh masyarakat,
yang seorang bernama Yusuf kemudian bergelar Kiai Mas Suradilaga. Kiai Mas Jaya Laksana
mempunyai anak sembilan orang dan disebut kemudian hari sebagai turunan
sembilansedangkan Kiai Mas Suradilaga hanya mempunyai seorang anak bernama Jemali.
Keturunan kedua orang tersebut sampai sekarang secara turun temurun masih mendiami
Nanga Embaloh.
Danau Perantu ini berjarak 1 km dari Nanga Embaloh, dari Putussibau 1 jam menggunakan
speed boat 40 HP.
b. Danau Bungkang

Sebagaimana telah diuraikan di atas tentang Danau Perantu, di


dalam danau tersebut ada sebuah anak sungai yang menghubungkan antara Danau Perantu
dengan Danau Bungkang dan Danau Perari. Danau Bungkan dan Danau Perari merupakan
bagian yang tidak terpisahkan, pada muara danau perari terdapat sungai yang
menghubungkan sungai kapuas dengan danau danau tersebut. kata perari berasal dari kata rari
(bahasa daerah setempat) yang artinya lari. Konon pada masa pemerintahan Kiai Mas Jaya
Laksana, datang suku kantuk dari empanang untuk menetap dan berladang diwilayah yang
dikuasai oleh Kiai Mas Jaya Laksana, atas izin dari Pangeran Kerajaan Bunutdan persetujuan
Kiai Mas Jaya Laksana mereka diizinkan seperti di sungai embaloh dan sungai kapuas,
sebelum menyebar ke daerah tersebut mereka sempat bermukim di Danau Bungkang tepatnya
di Perari (tempatnya orang-orang bersembunyi lari dari kejaran musuh).
Di Danau Bungkang ada tempat yang dinamakan Suak Parak yaitu tempat
menyalai/memanggang kepala orang-orang yang kalah perang, juga ada tempat yang
dinamakan teluk peneraju berasal dari kata teraju yaitu sejenis alat timbangan, berada
dipertengahan danau, disini banyak tumbuh pohon kayu yang masih dilindungi hukum adat
seperti kayu Tempurau tempat lembah madu bersarang.
c. Danau Sentarum
Danau Sentarum ialah salah satu dari danau musiman yang berada di kalimantan
barat, tepatnya di Kapuas Hulu. Setiap tahunnya selama 10 bulan danau ini di penuhi air,
dan ketika surut danau akan telihat seperti membentuk kolam-kolam kecil yang diisi oleh
ikan-ikan kecil.

View Danaiu Sentarum Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

Selain keindahan alam, danau sentarum juga memiliki keunikan lainnya. Danau yang
pada dahulunya tebentuk pada zaman es ini memiliki banyak kekayaan flora dan fauna
yang sangat luar biasa yang tidak terdapat di daerah lain. Ada 510 spesies tumbuhan
dan 33 spesies endemik TNDS, di antaranya terdapat 10 spesies baru. Dan juga terdapat
141 spesies hewan mamalia TNDS, dan 29 spesies lain diantaranya spesies endemik, dan
64 persen mamalia tersebut endemik Borneo. Danau Sentarum terbilang sebagai salah
satu tempat habitat ikan air tawar lengkap di dunia.

Danau Sentarum juga salah satu surga para birdwatcher. Di kawasan Taman Nasional
Danau Sentarum para wisatawan dapat melihat ikon masyarakat dayak yaitu burung
rangkong.

Burung Rangkong Sebagai Ikon Masyarakat Dayak

Lebih dari 1.519 jenis burung yang ada di indonesia sebagiannya atau 20 persen dari
jenis burung dapat di temukan di kawasan Danau Sentarum. Perbedaan kontras pada
musim yang berbeda merupakan salah satu kondisi yang dapat mempengaruhi dari jenis
ikan tawar yang tinggal, perkembangan biak ikan pada saat mencari makan di kawasan
ini, dari ukuran ikan yang paling kecil sekitar 1-2 cm yaitu seperti ikan Linut sampai ikan
yang berukuran paling besar seperti ikan Tapah yang mempunyai ukuran lebih dari 200
cm, dan juga ikan yang mempunyai nilai jual yang tinggi seperti ikan Arwana Merah.
Kawasan Danau Sentarum dikenal sebagai penghasil madu alam terbanyak yang pernah
ada. Hasil madunya kalau di hitung-hitung setiap tahunnya mencapai 21-25 Ton, kualitas
madu yang di anggap cukup baik telah mendapat sertifikat dari BIOcert.

Lebah Hutan Liar (Apis Dorsata ) Kawasan Danau Sentarum

Ikan Arwana Merah Danau Sentarum, Kalimantan Barat

Di dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang terdapat dikawasan Taman
Nasional Danau Sentarum ini lebih dari 45 dusun permanen dan 10 dusun musiman
lainnya yang tersebar di dalam kawasan. Dalam penelitian sejarah, dusun-dusun yang
berada dikawasan ini sudah ada sebelum abad ke 18 atau kurang lebih dari 2 abad yang
lalu. Dalam perkiraan waktu penetapan kawasan konservasi terbilang jauh dengan
penetapan dusun-dusun yang berada di sekitar kawasan.

Permumahan Masyarakat Dayak Hulu Danau Sentarum

Pada umumnya lokasi tempat tinggal masyarakat dayak berada di batas-batas kawasan
pada dataran perbukitan di sekeliling kawasan Taman Nasional. Aktifitas masyarakat
dayak pada umumnya sebagai petani, berkebun, dan menangkap ikan. Ada kala
masyarakat dayak menanam buah-buahan dan bagi masyarakat yang tinggal di hulu
sungai, biasaya mereka memenuhi kebutuhan dengan cara menangkap ikan dan juga
labi-labi.

Kuliner
Temet kata orang Putussibau dan Kapuas Hulu umumnya, tak lain adalah nama penganan berbahan
baku utama ikan yang biasa disebut kerupuk basah. Inilah kuliner khas Uncak Kapuas yang
direncanakan oleh Bupati Kapuas Hulu AM Nasir,SH untuk didaftarkan ke Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) alias hak paten. Keinginan itu diutarakan Nasir ketika membagikan 1.100 lungkung
(batang) kerupuk basah kepada peserta festival MABM di Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat, Desember tahun lalu.
Nama kerupuk basah sendiri dalam konotasi dagang memang kurang mengena dibandingkan empekempek Palembang, atau nama keren sushi untuk ikan mentah Jepang. Sepertinya perlu

nama branding yang pas di lidah enak dirasa agar ketika dipatenkan jadibeken. Kerupuk basah
aslinya bernama temet. Saya pun tidak tau sejarah terbentuknya temet ini, tutur Sugeng, penjual
kerupuk basah Mari Rasa di Jalan Ahmad Yani, Putussibau, Jumat (16/1).
Penganan favorit ini kerap disajikan dalam perhelatan terutama menjamu tamu luar daerah. Disebut
kerupuk basah bisa jadi untuk membedakannya dengan kerupuk umumnya jika digoreng renyah alias
garing atau crispy. Yang namanya temet ini adalah lonjoran atau roll. Berbeda dengan garingnya
empek-empek yang banyak tepungnya. Temet berbahan baku ikan dan sedikit campuran kanji atau
tepung sagu agar mudah digulung. Hanya saja, karena ikannya lebih banyak sehingga selalu terasa
basah walau digoreng sekalipun. Dan rasanya itu tadi, dominan ikan.
Itulah keunggulan cita rasa kerupuk basah dibandingkan empek-empek yang sudah punya nama dan
masuk dalam khazanah atau menu nasional. Kalau empek-empek dibuat dari ikan laut dan sungai,
kerupuk basah benar-benar murni ikan air tawar dari perairan danau dan sungai di Kapuas Hulu.
Alhasil, nama temet hanya dikenal lokal Kapuas Hulu. Masyarakat Kalbar lebih suka menyebutnya
kerupuk basah.
Ikan yang melimpah di sungai dan danau Kapuas Hulu harus diolah jadi berbagai kuliner. Produknya
beragam terutama diolah jadi kerupuk kering, disalai, diasinkan, dan kerupuk basah mulai popular di
Kalbar dan Jawa. Boleh dibilang tidak lengkap datang ke Kapuas Hulu bila belum mencicipi kerupuk
basah, kata Sugeng yang ayahnya orang Jawa dan ibu asli Putussibau.
Karena itu lelaki berusia 32 tahun itu memutuskan untuk memproduksi kerupuk basah. Sebenarnya
antara kerupuk kering dan basah dibedakan antara dijemur dan tidak. Beda lainnya, yang kering diiris
tipis lalu dijemur, yang basah dibiarkan lonjoran tanpa ditaruh di bawah terik matahari, Tentu, lebih
banyak ikan ketimbang kanjinya. Kalau membuat kerupuk kering perlu lahan luas untuk
menjemurnya. Saran istri saya sebaiknya memproduksi kerupuk basah, kata Sugeng.
Produksi Mari Rasa yang dulunya hanya segelintir untuk pasar lokal, kini sudah melanglang ke
nusantara yang penduduknya juga pelahap ikan. Temet buatan Sugeng jadi oleh-oleh khas. Kadang
ada yang beli untuk oleh-oleh ke Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan lain-lain. Tetapi, seringnya untuk
oleh-oleh dibawa ke daerah lain di Kalbar, ungkap Sugeng, usai melayani pembeli yang datang silih
berganti.
Sugeng bisa menjual kerupuk basahnya 100 lungkung per hari langsung dari kiosnya, selain pesanan
khusus minta dibuatkan jauh-jauh hari. Banyak pula yang menjualnya lagi ke konsumen sebagai
pengecer. Atau konsumen langsung disajikan kerupuk yang disajikan dalam keadaan hangat. Bila
dibawa jauh, temet Sugeng bisa dibekukan di freezer box atau disimpan di lemari es di rumah.
Bila ingin tahan lama dalam kondisi kering dilumuri tepung. Sesampai ke tujuan langsung dicuci air
biasa dan dikukus. Pelanggan saya sering beli kerupuk basah untuk dikirim ke Jogja dengan JNE.
Walaupun empat hari masih tetap baik, terang Sugeng yang menghargai kerupuknya Rp10 ribu per
lungkung

Akomodasi
Merpati Indah Hotel - Kapuas Hulu
Jl Aipda KS Tubun, Kota Putussibau. Kapuas Hulu. Kalimantan Barat.
Kapuas Penginapan - Kapuas Hulu

Jl Jembatan Pelita 32, Kota Putussibau. Kapuas Hulu. Kalimantan Barat.


Sanjaya Hotel - Kapuas Hulu
Jl Kom L Yos Sudarso 129, Kota Putussibau. Kapuas Hulu. Kalimantan Barat.

Anda mungkin juga menyukai