Anda di halaman 1dari 7

KEBUDAYAAN SUKU KAILI

( PALU ,SULAWESI TENGAH)

DI SUSUN OLEH :
ROSMIATI
PURWOKO
KELAS:
XI TKJ A
SMKN 02 KONAWE SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

A. SEJARAH SUKU KAILI


Suku kaili adalah salah satu suku bangsa yang mendiami
lembah palu. Atau bisa di sebut juga suku asli lembah palu.kawasan
lembah palu dan sekitarnya beberapa abad yang lampau merupakan
dataran air sungai palu. Dan merupakan suatu wilayah yang menjadi
cirri khas kebudayaan dan pemerintahan. Adapun lembah palu ( saat
ini di kenal marawola) adalah merupakan dari kerajaan palu yang
dahulu masuk dalam lingkungan kerajaan gowa.
Ada sejumlah versi mengenai asal usul nama suku kaili ini.secara
kebaasaan kata kaili berasal dari nama pohon.pohon kaili ini tumbuh
subur di tepi sungai palu dan teluk palu. Pada zaman dulu tepi pantai
teluk palu letaknya menjorok kurang lebih 34 km dari letak pantai
sekarang ,yaitu di kampong bangga .sebagai buktinya , di daerah
bobo sampai ke bangga banyak di temukan karang dan rerumputan
pantai.bahkan di sana ada sebuah sumur yang airnya pasang pada
saat air laut sedang pasang demikian juga akan surut pada saat air
laut surut.
Berdasarkan cerita daerah setempat , di dekat kampong bangga
tumbuh menjulang pohon kaili yang sering di jadikan panduan bagi
para pelaut dalam mennentukan arah menuju pelabuhan banggai.

B. DESKRIPSI LOKASI
Suku kaili adalah suku bangsa di Indonesia yang secara
turun temurun tersebar mendiami sebagian besar di provinsi Sulawesi
tengah,khususnya wilayah kabupaten donggala ,kabupaten sigi, dan
kota palu, di seluruh daerah lembah antara gunung gawalise ,gunung
nikilalaki, kulawi, dan gunung raranggonau, mereka juga menghuni
wilayah pantai timur Sulawesi tengah ,meliputi kabupaten perigi
moutong, kabupaten tojo-una una dari kabupaten poso , masyarakat
suku kaili mendiami kampong/ desa di teluk tomini yaitu tinombo
,mouton, parigi ,sausu ,ampana,tojo dan una una , sedang
di
kabupaten poso mereka mendiami daerah mapane , dan pesisir
pantai poso.

C. UNSUR KEBUDAYAAN
a. Bahasa
Suku kaili mengenal lebih dari 20 bahasa yang masih hidup
dipergunakan dalam percakapan sehari-hari . namun, suku kaili masih
mengenal lingua franca (bahasa pemerstu).
Mereka menyebutnya sebagai bahasa ledo yng artinya tidak . bahasa
ledo ini dapat di gunakan untuk berkomunukasi dengan bahasabahasa kaili lainnya. bahasa ledo yang asli belum dipengaruhi bahasa
para pendatang.masih di temukan di sekitar raranggonau dan tompu.
sementara ,bahasa ledo yang di pakai di daerah beberapa bahasa
para pendatang terutama bahasa bugis dan bahasa melayu.

Bahasa yang masih di pergunakan dalam percakapan sehari hari


,yaitu bahasa tara (talise,lasoani,kavatuna, dan parigi), bahasa rai
( tavaili sampai ke tompe ), bahasa doi ( pantoloan ,dan kayumalue),
bahasa unde( ganti, banawa, loli dalaka , limboro, tovale dan
kabonga.)dan semua kata tersebut berarti tidak.

b. Sistem teknologi
- System teknologi transportasi dan komunikasi
di abad sekaliber dan se modern saat ini ada beberapa
suku kaili yang tertinggal dengan akses teknologi modern
karna kehidupan masyarakat yang terasing dan dan
terisolasi dari peradaban modern . di samping kondisi
desa penduduk kaili dengan perbukitannya yang terjal dan
sulitnya medan , transportasi untik sampai kedesa ini
terbilang sulit di dapat . untuk mencapai desa ini hanya
bisa dengan menggunakan motor (ojek) dari kota palu
yang jaraknya kurang lebih 80 km ,di tambah 10 km
menapaki bukit terja .tetapi mereka masih memiliki alat
tradisional berupa grobak yang mereka simpan di bawah
tempaat tidur mereka .
- Upacara adat
Suku kaili memiliki upacara adat tertentu ,diantarana
adalah upacara adat pengobatan untuk ibu yang sedang
hamil (novero) .peralatan yang di siapkan adalah suampela
sebuah tempat penyimpanan sesajian yang di buat dari
kayu ,pada bagian atas di buat sebuah anyaman dari
ranting bambu atau kayu bertiang 3.
Ada juga vati dalam keluarga pada masyarakat kaili yang
mengadakan upacara nompesuvuki ngana ( menggunjungi
anak) yaitu suatu upacara dumana suatu pihak nenek
perempuan dari ayah sang bayi mengadakan kunjungan
kepada bayi dengan satu upacaratertentu pula.
- Alat music peralatan music tradisional suku kaili terbuat
dari bahan alam .salah satu peralatan music suku kaili
adalah kakula namun jauh sebelum alat music ini masuk
daerah ini sudah mengenal alat music yang terbuat dari
kayu yang pipih dengan panjang kira-kira 60 cm dan tebal
2 cm serta lebar 5-6 cm di sesuaikan dengan nada .alat
music tersebut juga sering mereka namakan gambagamba. Gamba- gamba kayu adalah salah satu bentuk
embrio atau awal dari music kakula karna nada yang ada

aili pada music kakula yang terbuat dari tembaga/kuningan


persis dengan nada yang ada pada gamba-gamba atau
music kakula kaayu.
c. Sistm matapencaharian
Suku kaili penduduk asli Sulawesi tengah adalah sebagai
penduduk agraris . suku kaili memiliki mata pencaharian
sebagai petani , yang bercocok tanam di sawah ,lading dan
menanam kelapa.di samping itu masyarakat kaili yang
bertinggal di daratan tinggi mereka juga mengambil hasil
bumi di hutan seperti rotan ,dammar dan kemiri
dan
beternak . sedang masyarakat suku kaili yang di pesisir
pantai di samping bertani dan berkebun , mereka juga
hidup sebagai nelayan dan berdagang antar pilau Kalimantan.
Makanan asli suku kaili adalah nasi, karena sebagian besar
tanah dataran
di lebah palu , parigi sampai ke poso
merupakan daerah pesaawahan .kadang pada musim paceklik
masyarakat menanam jagung untukdi jadikan nasi jagung
makanan pengganti nasi beras.
Alat bertani suku kaili yaitu : pajeko(bajak), salaga (sisir),
pomanggi,pandoli, (linggis) ,taono (parang) : alat penagkap
ikan di antaranya :panembe ,meka, rompo jala dan tagau.
d. Sistem kemasyarakatan
Hubungan kekerabatan masyarakat suku kaili sangat
Nampak, kerja sama pada kegiatan-kegiatan pesta adat
kematian ,perkawinan ,dan kegiatan bertani yang di sebut
SINTUVU
(kebersamaan
/gotong
royong)
serta
mengembangkan suatu nilai yang dapat menunjukan
kesetiakawanan atau solidaritas sesamanya,yaitu nilai gotong
royong (nolunu).
Dalam masyarakat ini di kembangkan adab sopan santun
dalam hubungan kekerabatan,misalnya bagai mana harus
bersikap,berkata-kata dan bertindak terhadap orang tua
mereka yang lebih tua usianya .

e. Sistem pengetahuan
Pendidikan moral masyarakat suku kaili secara umum di I
paling berperan dalam masalah pendidikan anak-anak adalah
ibu .oleh sebab itu anak-anak baik laki-laki maupun
perempuan,lebih dekathbungan kepada ibu daripada bapa.
f. Sistem kesenian
Salah satu kerajinan suku kaili adalah menenun sarung.
Ini merupakan kegiatan para wanita di daerah wani, tapaili,
dan donggala.
Orang kaili termasuk salah satu orang yang
mengembangkan permainan tradisional sepak raga yang
mereka sebut raego atau dero .dalam pesta pekawinan dan
pertemuan umum mereka suka membacakan seni berpuisi
yang di sebut waino , isinya merupakan pantunsindiran
bersahut-sahutan antara orang muda laki-laki dan
perempuan.
g. Religi
Sebagian besar dari mereka sudah memeluk agama islam
terutama yang menetap di daerah pantai,sedangkan mereka
yang tinggal di daerah pedalaman menganut agama Kristen
atau kepercayaan nenek moyang .
h. Pemerintahan
Pemerintahan pada masa dahulu sudah di kenal adanya
struktur organisasi pemerintahan di dalam suatu kerajaan
( kagaua) di kenal adanya magau (raja), madika malolo (raja
muda).didalam penyeyenggaraan pemerintahan magau di
bantu oleh libu numaradika (dewan pemerintahan kerajaan)
yang terdiri dari madika matua (urusan keamanan) /panglima
perang dan sabandara (bendahara dan urusan pelabuhan) .

D. Kesimpulan
Suku kaili adalah suku bangsa Indonesia yang secara turun
temurun tersebar mendiami sebagian besar dari provinsi
Sulawesi tengah suku kaili mengenal lebih dari dua puluh bahasa
yang masih hidup dan dipergunakan dalam percakapan seharihari ,uniknya di antara kampong yang hanya berjarak 2 km kita
bisa menemukan bahasa
yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Mata pencaharian masyarakat kaili adalah bercocok tanam di
sawah dan di lading menanam kelapa ,di samping itu manyarakat
suku kaili yang tinggal di dataran tinggi mereka juga mengambil
hasil bumi di hutan seperti rotan dammar dan kemiri.

Anda mungkin juga menyukai