Anda di halaman 1dari 10

A.

RAKYAT WANGI- CERITA WANGI BENTENG MANDATI TONGA

Mandati tonga adalah sebuah benteng yang menjadi tempat tinggal masyarakat mandate pada masa kerajaan buton. Sebelum memeluk agama islam, masyarakat di mandate tonga pada awalnya memeluk agama hindu. Itu di buktikan dengan adanya kandang babi yang terdapat di dalam benteng mandati tonga. Di mandati tonga terdapat kuburan la melangka tuu. sesuai dengan namanya la melangka tuu yang berarti panjang lututnya, kuburanya yaitu sepanjang 11,5 meter. Itu pun di ukur dari ujung kepala sampai lutut saja dan konon lututnya di lipat 7 kali lipatan sebelum di kuburkan. Di mandati tonga juga tardapat sebuah lubang yang bernama pangulu belo. Menurut informasi yang saya dapat pangulu belo ini adalah nama seorang tokoh yang membawa masuk agama islam ke mandati tonga. Yang menyunati dan memperkenalkan agama islam ke msyarakat mandate tonga yang awalnya memeluk agama hindu. Lubang yang di namakan pangulu belo tadi adalah tempat dimana la pangulu belo biasa duduk dan konon jika kita tidur di dalam lubang itu dan tanpa tersadar dapat meluruskan kaki maka keinginan kita akan terwujud. Q sendiri belum pernah mencoba hal itu. Di sana ada pula tempat yang bernama kamali. Kamali ini adalah tempat di mana gadis- gadis yang sudah di sombo kalo dalam bahasa sininya. Kemudian ada juga yang namanya puo futa yang merupakan tempat peletakan batu pertama dari mandati tonga. Di bawah bukit dari benteng mandati tonga terdapat sumber mata air yang bernama ufe emahe yang di gunakan masyarakat mandati tonga sebagai sumber airnya. Sebelum kita memasuki pintu gerbang dari mandati tonga, kita akan melihat dua kuburan yaitu dinakan dengan kuburan valanda. Kuburan itu ada dua yaitu sepasang suami istri yang

berkebangsaan belanda. Benteng mandati tonga pada dasarnya adalah benteng pertahanan dari musuh kita dapat melihatnya dari letaknya yang berada begitu tinggi di atas bukit membuat tempatnya begitu strategis

B.

CERITA

RAKYAT

KALEDUPA KALEDUPA

MASJID BENTENG

Pulau Kaledupa adalah salah satu pulau terbesar di gugusan kepulauan Wakatobi.Sebagai daerah yang berpenduduk mayoritas muslim, salah satu peninggalan leluhur yang sangat fenomenal di kalangan masyarakat kaledupa adalah mesjid benteng yang terletak di desa ollo kecamatan Kaledupa. Di lihat dari namanya mesjid benteng ternyata mesjid ini berdiri dalam sebuah benteng yang membentang di atas sebuah bukit. Benteng itu adalah merupakan benteng pertahanan wilayah selatan kesultanan tepatnya di pulau kaledupa yang dalam bahasa kesultanan di kenal dengan istilah bharata kaledupa. Menurut cerita, di dalam mesjid yang di bangun tanpa menggunakan semen ini tardapat makam seorang gadis yang cantik yang konon di kubur hidup-hidup dengan menggunakan busana adat buton (pakaian penari lariangi) saat mesjid ini di bangun. Letak makam tersebut terdapat di bawah mimbar. Jendela masjid yang berukuran kecil ini berjumlah 17 yang menlambangkan jumlah kewajiban rakyat yang harus di penuhi oleh setiap umat muslim. Sedangkan anak tangga menuju halaman masjid berjumlah 7 yang menurut informasi sehubungan dengan tradisi dan kebudayaan masyarakt setempat yaitu 4 di antaranya melambangkan tingkatan manusia, sedangkan 3 lainnya melambangkan unsure pengawal raja.

C.

CERITA RAKYAT KECAMATAN TOMIA ASAL USUL PULAU TOMIA

Konon katanya di zaman dahulu kala ratu wasurubentengi meninggal dunia maka, di mandate tonga/koba terjadilah krisis kepemimpinan. Kelompok yang berpengaruh di masyarakat saling bersaing menjagokan tokoh masingmasing. Karena kaapi yang selama wa surubontongi berkuasa adalah penasehat di negeri itu, namun tidak diindahkan lagi nasihat nasihatnya maka kaapi memutuskan untuk meninggalkan koba, maka ia menitip pesan kepada rakyatnya yang masih menghormati antara lain: siapa saja di antara kalian yang masih mempercayaiku, maka susullah aku ke arah tenggara dimasa bulan purnama berikutnya untuk kepastian aku akan membuat api agar asapnya dapat mengepul tebal ke udara. Akibat pertikaian di mandate tonga, tak kunjung selesai, maka banyak pendukung kaapi bertekad mencarinya. Setelah mereka tiba di pulau kaledupa, lalu mereka mengarahkan pandangan kearah tenggara untuk melihat jikalau ada asap tebal yang mengepul ke udara. Karena tidak melihat isyarat asap tersebut, maka mereka melanjutkan kembali perjalanannya ketika mereka berada di pantai lentea kiwolu tiba-tiba mereka melihat kepulan asap tebal dari sebuah pulau jauh diarah tenggara. Lalu mereka berteriak kegirangan atoomia, atoomia, te kaapi yilahanto. Kelakuan para penjelajah yang berasal dari koba itu disaksikan oleh penduduk kaledupa yang mencari siput terheran-heran.

Sejak peristiwa itu maka penduduk kaledupa memberi nama pulau tersebut dengan tomia akibat dari teriakan penjelajah dari koba atoomia sambil menunjuk kearah bukit.

D.

CERITA RAKYAT KECAMATAN BINONGKO SI SAKTI DARI BINONGKO, DAN ISTRI KAPTEN KAPAL HINA

Di samping cerita tentang bentena tombola dan kisah panglima perang cina dungkuncangia, tentang masyarakat hubungan binongko asal-usul juga memiliki memori yang dalam

mengisahkan

masyarakat

binongko

hubungannya dengan china. Di dalam tradisi lisan masyarakat binongko, diceritakan bahwa suatu waktu kapal cina lewat di perantaraan pulau tomia dengan pulau binongko. Di pantai ada seorang laki-laki yang sedang membuang jala, dan melihat sebuah kapal, maka berkatalah lelaki itu bahwa kapal itu tidak akan mampu meninggalkan pulau binongko, maka berhari-hari kapal itu berlayar, maka tidak pernah juga meninggalkan pulau binongko. Maka kapten kapal itu, memerintahkan anak buahnya untuk turun ke darat, dan bertemulah utusan kapten kapal itu dengan lelaki sakti di daerah benteng palahidu. Dan berceritalah anak buah kapten kapal cina itu bahwa mereka tidak dapat mampu melewati pulau ini. Maka berkatalah orang sakti bahwa itu bisa melewati selat ini kalau saya memandikan kapal anda. Maka pergilah ke kapal untuk menyampaikan utusan itu pada kapten kapal cina, maka kapten kapal itu pergi kembali ke daratan dan minta tolonglah anak buah kapal itu kepada orang sakti itu. Maka berangkatlah mereka ke kapal. Setiba di kapal cina orang binongko itu memandikan kapal cina itu. Maka berhasillah kapal itu melewati pasi atau karang binongko, dan atas rasa terima kasihnya, maka berkatalah bahwa

silahkan anda memilih apa saja yang ada di kapal ini sebagai oleh-oleh, maka berkatalah orang sakti itu bahwa saya mau memilih sebutir telur, dan ternyata ia tuju adalah istri dari kapten kapal itu. Maka dinikahkanlah istri kapten kapal cina itu dengan orang sakti dari binongko dan kemudian melahirkan etnis dengan campuran wajah cina dan binongko yang mendiami daerah kekuasaan kapitan waloindi [31] yaitu binongko bagian selatan yang meliputi wali, haka, waloindi sekarang. (wawancara, dengan la karim, 23 januari 2007). Dalam versi yang lain, mitos yang berkembang di dalam masyarakat binongko, kedatangan kapal cina ini di hubungkan dengan orang sakti dari benteng watiwa. Dikatakan bahwa dari benteng ini pernah dilihat sebuah kapal cina yang lewat, tetapi akhirnya dikerjain oleh seorang pelaut yang berasal dari benteng fatiwa. Dalam penuturan lisan masyarakat binongko, kapal cina tersebut tidak dapat meninggalkan selat tomia walaupun kapal melaju dengan cepat selama beberapa hari. Kemudian orang itu dipanggil ke kapal untuk membicarakan mantra agar kapal itu dapat bergeser dari selat tomia. Tetapi orang tersebut memberikan syarat bahwa ia harus memilih sesuka hatinya di atas kapal tersebut dan yang dipilihnya adalah istri kapten yang cantik jelita dengan berdarah cina. Sirajuddin djarudju mengatakan bahwa kedatangan pasukan mongol melalui Sulawesi utara [32] terus ke selatan (buton) adalah usaha mongol untuk menghambat laju perluasan pasukan majapahit di bawah pimpinan gajah mada. Pengetahuan bangsa mongol pada kelemahan pembesar-pembesar majapahit pada perempuan cantik. Memungkinkan mereka (mongol) untuk melakukan strategi perempuan cantik dalam membendung laju ekspansi majapahit. Jika

dikaitkan dengan cerita-cerita masyarakat Sulawesi utara yang mengaku bahwa masyarakat minahasa adalah pasukan kubilai khan, maka wakaaka adalah perempuan cantik yang dikirim ke tanah buton sebagai umpan pembesar majapahit (djarudju dalam yusran, 2005:136). Ia menambahkan bahwa tujuan pengiriman wakaaka adalah untuk menangkap gajah mada. Maka wakaaka dating ke buton dengan dikawal oleh pasukan kuat yaitu dungkuncangia raja tobetobe. Wakaaka memasuki wolio (bukit lelemangura) sekitar tahun 1302 setelah mendengar berita tentang gajah mada masuk dan menuju wolio melalui masiri, bola dan kira-kira di sekitar desa majapahit membelok dan menuju kea rah timur melalui desa waboroboro dan tembus di surawolio (djarudju dalam yusran, 2009:137) Selanjutnya, sirajuddin djarudju mengatakan bahwa pada sekitar tahun 70-an ada berita bahwa di wilayah kecamatan batauga (di sekitar desa majapahit [33]) di temukan kuburan gajah mada. Sehubungan dengan ini, siradjuddin djarudju mengatakan bahwa disebabkan oleh mungkin kecapean dan usia yang lanjut dll, gajah mada meninggal di kecamatan batauga kampong majapahit, sehingga ia mengatakan bahwa gajah mada meninggal di buton itu mengandung kebenaran. Dengan demikian, berdasarkan tradisi-tradisi lisan tersebut, wakaaka adalah seorang gadis cantik yang berasal dari pasukan kubilai yang dikirim untuk menghambat kekuasaan gajah mada, yang mendarat di buton melalui bagian timur yaitu desa wabula sekarang. Sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat buton memiliki kesadaran dan emosi bahwa nenek moyang (wakaaka raja buton 1 dan dungkincangia atau dungkung cang yang) adalah pasukan

kubilai khan yang dating melawan laju pergerakan ekspansi majapahit di timur nusantara.

Anda mungkin juga menyukai