Anda di halaman 1dari 46

Museum Bharugano Wuna

MUSEUM BHARUGANO WUNA

WARISAN BUDAYA
PERADABAN TUA
WARISAN BUDAYA PERADABAN TUA MUNA
Penulis
Hadi Wahyudi, S.Si, ME

Editor
Eryani, S.Sos

Tim Pendukung / Support


La Ode Owaha Azis, S.Ag
La Ode Haludi, S.Pd
Wa Ode Ima, S.Pd
Sitti Murni Buo
Haerun
Wa Alu
Ramadhan
Dedi Aman Syarfah Naba, S.Pd
Hartono, SP
Agus Minardi
Nurlina
La Ode Harun
Silfar Syahputra
Yuni Saleh
Anton Irwanto
Siti Zamria
Nasti Aswati

PENERBIT
MUSEUM BHARUGANO WUNA

Cetakan Pertama : April 2021


iv + 40 Halaman, 29.7 x 42 cm

ISBN : 978-623-7877-09-7
_____________________________________________________________

Copyright@2021
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Bila dijadikan acuan ataupun sumber pustaka, harap cantumkan penulisnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………… iv


BAB I TRADISI LISAN ……………………………………………………………………………………… 1

BAB II MANUSKRIP ………………………………………………………………………………………………… 4

BAB III ADAT ISTIADAT………………………………………………………………………………………… 5


BAB IV RITUS………………………………………………………………………………………………………………… 10

BAB V PENETAHUAN TARDISIONAL……………………………………………………………………… 11

BAB VI TEKNOLOGI TRADISONAL ……………………………………………………………………… 21


BAB VII SENI ……………………………………………………………………………………………………………… 26

BAB VIII BAHASA ……………………………………………………………………………………………………… 29

BAB IX PERMAINAN RAKYAT…………………………………………………………………………………… 30


BAB X OLAH RAGA TRADISIONAL………………………………………………………………………… 32

BAB XI CAGAR BUDAYA……………………………………………………………………………………………… 38

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………… 39


Biodata Penulis………………………………………………………………………………………………………… 40
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segalah puji dan syukur, kita panjatkan


kehadirat Allah SWT karena buku ini telah selesai disusun. Buku
ini disusun sebagai bentuk dari Program Kajian Koleksi Museum
Bharugano Wuna tahun 2021 dengan melakukan wawancara narasumber
serta dukungan beberapa referensi. Tentunya sejalan dengan obyek
pemajuan kebudayaan nasional merujuk Undang-Undang Pemajuan
Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017. Buku ini memuat rangkuman warisan
budaya Muna baik benda maupun tak benda.

Kami menyadari jika didalam penyusunan buku ini masih memiliki


banyak kekurangan dan semoga bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, kami membutuhkan saran


dan masukan dari pembaca.

Raha, 29 April 2021

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPTD MUSEUM DAN TAMAN BUDAYA

MUSEUM BHARUGANO WUNA


ttd

Hadi Wahyudi, S.Si,ME


NIP. 19790312 200903 1 003
BAB I
TRADISI LISAN

Tradisi lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-


temurun oleh masyarakat antara lain sejarah lisan, dongeng,
rapalan, pantun, cerita rakyat dan ekspresi lisan lainnya.
Data tradisi lisan Muna sangat banyak. Adapun jenisnya sebagai
berikut:

A. CERITA RAKYAT :
1. Ondoke Bhe Kadondo
2. Wamboro-Wamboro
3. Aghunte-Ghunteli
4. Niining Kabaea
5. Andoke-Ndoke Bhe Kapoluka
6. Kaluku Gadhi
7. Bhaa-Bhaano Kanandohano Bhalongka
8. Tula-Tulano Gholeo Bhe Wula
9. Bhaa-Bhaano Kamaighohano Kowala
10. Bhaa-Bhaano Kanandohano Ntapo-Apo
11. O Kapoluka Bhe Ndoke
12. O Pande Kebha Bhe Ndoke
13. O Gurudha
14. Indara Pitaraa bhe Siraapare
15. Bhidhadhari
16. Tula-Tulano Fitu Bhidhadhari
17. Kampo Motonuno
18. Ngkaa-Ngkaasi
19. La Tai-Tai Nsapole Bhe Wa Kinamboro
20. Foo Dhanggi
21. O Bheka Bhe Wulawo
22. Mia La Kaenseweta
23. La Wughu-Wughu
24. Wa Ndiu-Dhiu
25. Wa Ode Ana Bhe Karambau Kapute
26. Rusa Bhe Kapoluka
27. La Moelu
28. Wa Ode Kambia-Bhia Bulawa Bhe La Ode Bhangunsawali
29. O Dahu bhe Rusa
30. Wa Ode Pitiri Gunu Bulawa Lalo Melaa
31. Wa Ode Pitiri Gunu Bulawa Neghawa Balaa

1
32. Neghondohi Foo Dhanggi
33. La Ode Nsohae Wani Nembali Kolaki We Dhawa
34. La Ode Randa-Randa Bulawa Nopohule Bhe Noposawugho Manu

B. EPOS :
1. Sejarah Kepahlawanan Raja Muna ke-7 La Kilaponto yang
memerintah di tiga wilayah kerajaan yaitu Kesultanan Buton
sebagai Sultan Buton ke-1 dan Kerajaan Konawe
2. Sejarah Kepahlawanan Raja Muna La Ode Ngkadiri Sangia
Kaindea melawan VOC yang akhirnya diasingkan ke Ternate
tahun 1600 an.
3. Sejarah Kepahlawanan La Ode Pulu melawan Hindia Belanda
tahun 1930 an.
4. Sejarah Kepahlawanan La Ode Idrus Efendi melawan tentara
NICA dan Belanda tahun 1945

C. MITOS :
1. Muara Motonuno yaitu cerita seorang penenun yang benangnya
jatuh ke bawah . Saat dia turun mengambil , tiba –tiba saja
terjadi getaran diatas permukaan daratan yang menjadi sebuah
muara dan wanita terhanyut di dalam nya.
2. Mitos Labhorombonga yaitu menceritakan semacam manusia yang
berjalan dengan dua kaki , tubuhnya lebih kecil daripada
sapi, memiliki jenggot dan sinar mata merah.
3. Tula-tulano Gholeo Bhe Wula yaitu cerita tentang matahari
dan bulan mempunyai anak .
4. Wamboro-Mboro yaitu air hujan berasal dari kencingnya Wa
Mboro
5. Wandiu -Diu adalah kisah seorang istri yang jadi korban
kesewenang-wenangnya suaminya dan menjadi ikan .
6. La Odhe Wuna adalah cerita rakyat yang dikisahkan lahir
tanpa kaki, berekor ular.
7. O Kabua –Bua Bhe Ghule yaitu cerita seorang gadis dengan
seekor ular.
8. Tula-Tulano Ratono Fitu Ghulu Bhidadhari yaitu cerita
tentang turun nya tujuh bidadari di mata air Fotune Rete
pada saat Raja Muna La Ode Husein sedang mandi di Fotuno
Rete.

2
D. PANTUN :
1. Kantola yaitu sejenis permainan tradisional dimana
pesertanya terdiri atas kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan yang berdiri saling berhadapan berbalas pantun
dengan irama lagu ruuruunte.
2. Kabhanti adalah tradisi berucap pantun
3. Kaudara yaitu dongeng/ cerita dalam bentuk lagu dinyanyikan
waktu bermain atau untuk menidurkan anak.
4. Palenda yaitu tamsil yang berisi sindiran dan kiasan.

E. RAPALAN :
1. Kagombe (kaagono kalambe) yaitu kata-kata yang bertua untuk
mengobati cacar mulai dari pertama muncul sampai pada tahap
penyembuhan.
2. Katoba yaitu kata-kata yang bertuah untuk menasehati anak
dalam pensuciaan/pengakuan dirinya untuk menghindari sesuatu
yang disampaikan oleh penutur/pegawai syara.
3. Panawara yaitu mengobati penyakit dengan cara meniup atau
membacakan mantra pada bagian yang sakit

F. SEJARAH LISAN :
1. Sejarah Lisan perjalanan Kerajaan Muna sejak berdiri tahun
1200 an sampai era NKRI.
2. Sejarah Lisan Raja Muna pertama La Eli gelar Bheteno Ne
Tombula dan disebut juga Baiduzzaman tiba di Muna dan
dilantik menjadi Raja Muna pertama.

G. TEKA - TEKI :
1. Dobharesi Soano Sorodadu, Dotapuda Suano Katorongku
(Berbaris Bukan Serdadu, Diikat Bukan Tahanan).
Jawaban : Katondo / Pagar
2. Nopee Manu Mongkolo, Nopunda Fetegho Bhari ( Hinggap Ayam
Hitam, Terbang Merpati Putih Yang Banyak).
Jawaban : Detugho Sau / Menebang Pohon Kayu.

3
BAB II
MANUSKRIP

Manuskrip adalah naskah beserta informasi yang terkandung di


dalamnya yang memiliki nilai budaya dan sejarah seperti serat,
babad , kitab ,naskah , buku dan catatan lokal lainnya.
Obyek budaya Muna juga berkaitan dengan beberapa manuskrip
yaitu :

1. Al-Quran tulis tangan warisan zaman Raja Muna Sugi Manuru .


Saat ini tersimpan di Museum Negeri Sulawesi Tenggara Kendari.
2. Khutbah Jumat di masa Raja Muna Sangia Latugho saat ini masih
tersimpan di Mesjid Agung Al Munajat Kota Wuna
3. Naskah Khutbah Idul Fitri di masa Raja Muna Sangia Latugho saat
ini masih tersimpan di Mesjid Agung Al Munajat Kota Wuna
4. Naskah Khutbah Idul Adha di masa Raja Muna Sangia Latugho saat
ini masih tersimpan di Mesjid Agung Al Munajat Kota Wuna
5. Buku Amboinfe Oorlogen Door Arnold De Vlaming Van Oudsshoorn by
Arnold Bon Boeck – Verkooper Op’t Marct –Velt Anno 1663.
6. Buku Kapitain Jonker 1630 -1689
7. Buku Hollandsche Mercurius 1667
8. Buku Tooneel Des Oorlogs Opgercht In De Vere Door Lambert Van
Den Boch 1675
9. Buku Wouter Schoutens OST-INDISCHE- VOYAGIE , Amsterdam , Jacob
Meurs op de Keyfert –Graft en Johannes Van Someren in de
Kalverltreet 1676.
10. Buku Het Journal Van Padtbrugges Reis Naar Noord Celebes En De
Noordereilanden (16 Aug – 23 Dec 1677).
11. Buku Francois Valentijn – Oud En Niew Ost Indien 1724
12. Buku Tijhschrift Voor Neerlands Indie 1856
13. Buku Francois Valentijn – Oud En Niew Ost Indien 1862
14. Buku Nijhoff 1867
15. Buku Albertus Ligtvoet 1878
16. Buku Catalogus Koloniale Bibliotheek–GP Roeffaer en WC Muller
1908
17. Buku Beknopte Encyclopedie Nederlandsch Indie–T.J Bezemer 1921
18. Buku Mr. Cornelis Van Vollenhoven Als Ontdekker Van Het
Adatrech Door Mr. FDE Van Ossen Bruggen 1933
19. Buku Landbouw Nederland Indie 1933
20. Buku Ethnografisch Overzicht Van Moena Door – J Couvreur 1935

4
BAB III
ADAT ISTIADAT

Adat istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai


tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya antara lain tata
kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian sengketa.

Data adat istiadat sebagai berikut :

A. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM :

1. Katambori adalah pembukaan lahan kebun


2 Kaago-Ago adalah kegiatan tradisi berdoa pada saat membuka
lahan kebun
3. Kafematai adalah penanaman kebun yang didahului oleh salah
seorang yang dituakan.
4. Kapasele adalah pemanenan jagung yang berumur 35 hari sejak
waktu tanam.
5. Katongka adalah pemanenan jagung yang berumur 90 hari sejak
waktu tanam
6. Popanga adalah mempersembahkan sesajen kepada roh-roh waktu
membuka kebun baru atau menebang pohon besar
7. Kabhongkano Taghu adalah semacam upacara dalam pembukaan
tahun baru
8. Kutika adalah perhitungan untuk menentukan hari baik
9. Bhandu yaitu gotong –royong dalam tumbuk jagung atau padi
10.Bharaangki yaitu jagung yang tua dan keras
11.Bhasari adalah jelai / sejenis tebu, batangnya beruas kecil,
panjang ,rasanya manis.
12.Daho yaitu upacara penolak bala, sesajen di bawa sekali
setahun untuk seluruh kampung pada ujung-ujung kampung, juga
untyuk kebun baru.
13.Folindo yaitu tampi, indang (pisahkan gabah dan beras dalam
niru).
14.Komena yaitu kebun baru yang kayunya sudah dibabat dan
dibakar ,siap untuk ditanam.
15.Lombu yaitu mantra untuk pertama buka kebun.

5
B. PERKAWINAN :

1. Dekonamu-namu yaitu sebelum melakukan proses perkawinan,


seseorang berangan-angan untuk menikahdan tidak ada unsur
paksaan.
2. Dempali –mpali yaitu jalan-jalan di rumah calon istri.
3. Dekamata yaitu mengamati calon istri dalam hal kebaikan.
4. Dorompu yaitu musyawarah keluarga laki-laki.
5. Desalo Too yaitu meminta janji kepada pihak keluarga
perempuan
6. Defenagho Tungguno Karete yaitu menanyakan penunggu halaman
dalam hal ini pelamaran.
7. Kagaa Otawa Kafokawi yaitu rombongan keluarga laki datang
ke rumah pihak perempuan untuk mempersunting calon istri.
8. Kafeena adalah barang pinangan berupa uang dan barang misal
kelengkapan pakaian perempuan.
9. Kataburi adalah pemberian uang sebagai kelengkapan adat
perkawinan
10. Paniwi adalah pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak
perempuan sejak bertunangan berupa hasil bumi dll.
11. Adhati Balano/ Kaowano Bhea adalah penganugerahan mahar.
Dalam bahasa Muna, mahar disebut Sara-sara yang berarti
syarat pokok untuk pernikahan kedua mempelai menurut
Syariat Agama Islam
12. Lolino Ghawi berasal dari kata loli artinya ganti sehingga
lolino artinya pengganti dari nkata ghawi yang berarti
pangku atau gendong. Secara harfiah mempunyai arti bahwa
pihak calon mempelai laki-laki menebus haribaan atau
pengakuan ibu. Lolino Ghawi merupakan pemberian sejumlah
uang dari calon mempelai laki-laki kepada ibu calon
mempelai perempuan sebagai penghargaan atas jerih payahnya
memangku dan menggendong putrinya sejak kecil serta
memeliharanya sejak kecil hingga menikah.
13. Kaokanuha adalah sejumlah uang yang diberikan kepada orang
yang bertugas nerias pengantin.
14. Kafoatoha adalah mengantar yang dibayar sebagai bagian
mahar dari prosesi pernikahan yang sedang berlangsung.
15. Matano Kenta adalah sejumlah uang yang diambil dari mahar
sebesar sepuluh persen dari mahar yang diseerahkan pada
acara pelunasan Adhati Balano.
16. Kafelesao adalah keluarga pihak laki-laki membawa atau
mengantar pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki

6
17. Kafosulino Katulu adalah kedua keluarga pihak laki-laki dan
keluarga perempuan membawa kembali kedua pengantin ke rumah
orang tua pengantin perempuan apabila prosesi adat telah
selesai dilakukan.
18. Kabhintingi yaitu bingkisan yang berisi piring-piring kecil
atau sejenisnya dan uang pinangan atau mahar , seluruhnya
dibungkus.

C. KELAHIRAN :

1. Kasambu adalah ritual yang dilakukan terhadap perempuan


yang kandungan nya telah berusia tujuh bulan.
2. Kampua adalah upacara pengguntingan rambut 44 hari setelah
anak lahir (dipotong rambut pertama, badannya ditandai
dengan tanah).
3. Kasariga adalah acara yang dilakukan oleh pasangan suami
istri yang mempunyai sepasang anak laki-laki dan perempuan
agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya
gangguan roh halus, kebodohan dan lain sebagainya.
4. Kangkilo adalah khitanan atau sunatan saat anak beranjak
dewasa
5. Katoba adalah upacara keagamaan Islam bagi anak-anak
berusia menjelang akil balig dimana anak-anak diberi
sejumlah nasehat dari Imam.
6. Karia adalah pingitan bagi anak wanita maupun pria yang
sudah menginjak dewasa
7. Kawi adalah kawin/nikah
8. Ghoti Buku adalah adalah rasa syukur dan permohonan kepada
Allah SWT agar selalu diberi kekuatan, kesehatan, keimanan,
kehidupan yang lebih baik, umur panjang, kelancaran rezeki,
serta dijauhkan dari gangguan hidup.
B. Jenis adat istiadat yang berhubungan dengan kematian :
9. Alingkita adalah mandi pendahuluan mayat (segera sesudah
kematian sebelum pemandian Islam)
10. Kakadiu adalah pemandian mayat secara Islam
11. Walu adalah kafani / bungkus mayat
12. Sampoowanowuto adalah
13. Pataiino Itolu yaitu peringatan sebelum 3 hari kematian
14. Itolu yaitu peringatan 3 hari kematian
15. Pataino ifitu yaitu peringatan sebelum 7 hari kematian
16. Ifitu yaitu peringatan 7 hari kematian
17. Fatofolugha yaitu peringatan 40 hari kematian

7
18. Moghonohano yaitu peringatan 100 hari kematian
19. Seriwuhano yaitu peringatan 1000 hari kematian.
20. Ratibu adalah tahlil
21. Debubusi yaitu penyiraman kubur.
22. Kalapasi yaitu selesainya peringatan kematian.
23. Sampoowa
24. Poalo yaitu merayakan malam peringatan sesudah kematian
(umumnya malam ke-3 dopoitolu, malam ke-7 dopoifitu, malam
ke-40 dan malam ke-100)
25. Dampa-Dampa
26. Bhata yaitu batu bata atau batu kapur batas antar jezazah
di kubur
27. Dao-Dao yaitu urus peringatan kematian (dengan segala
persiapan sampai 40 harinya).
28. Langi –langi yaitu kain putih pembungkus kepala batu nisan
(kadang-kadang berbentuk tenda, penolak roh orang meninggal
yang mengganggu).
29. Ntengu–ntengu yaitu peraturan/upacara sesudah kematian/
malam peringatan dll.
C. Jenis adat istiadat yang menyangkut hubungan sosial secara
umum :
30. Pokadulu yaitu tradisi gotong-royong
31. Porima-rimatai adalah tradisi saling membantu
32. Eda yaitu panggilan atau sapaan halus bagi teman perempuan
D. Jenis adat istiadat yang berhubungan dengan kekerabatan dan
penggolongan masyarakat :
33. Ehe yaitu panggilan bagi anak –anak yang disayangi
34. Ende –Ende yaitu berjalan dengan suasana gembira.
35. Ghane yaitu panggilkan untuk anak;laki-laki.
36. Ghimpo yaitu cara duduk bersimpuh (cara duduk wanita yang
sopan).
37. Idha yaitu panggilan untuk ayah (bangsawan).
38. Isamiu yaitu suami Ibu sapaan untuk bangsawan dalam bahasa
Istana
39. Kamodu yaitu lago, hubungan keluarga antara dua orang yang
istri/suami bersaudara.
40. Keda yaitu panggilan kepada anak perempuan, atau antara
teman perempuan seumur.
41. Kolaki yaitu bangsawan Kaomu, panggilan untuk pejabat
tinggi, bapak yang mulia.
42. Komba yaitu orang yang tidak pernah kawin seumur hidup.
43. La Ode/La De yaitu gelar bangsawan kaomu laki-laki

8
44. Wa Ode/Wa De yaitu gelar bangsawan kaomu perempuan
45. Masoala yaitu bahasa atau tindakan simbolis yang
menghendaki jawaban, sering antara gadis dan pria.
46. Ngkoda yaitu panggilan untuk laki-laki dalam pantun.
47. Mbera yaitu panggilan untuk perempuan dalam pantun.
48. Mesandano yaitu orang suruhan pada Istana Raja zaman dulu.
49. Ogha yaitu panggilan untuk anak peempuan yang kecil

D. HUKUM ADAT

Hukum Adat yaitu menyangkut wilayah hukum adat atau lingkungan


hukum adat Indonesia erat kaitannya dengan persekutuan hukum
adat atau masyarakat hukum adat. Dalam buku Cornelis Van
Vollenhoven yang bertajuk Het Adatrecht Van Nederlandsch –
Indie tahun 1927, para ahli hukum semasa dan sesudahnya
mengenal 19 lingkungan Hukum Adat di Hindia Belanda (Indonesia)
Hukum Adat Muna masuk dalam 19 lingkungan Hukum Adat Hindia-
Belanda ( Indonesia ) yang diklasifikasi oleh bapak Hukum Adat
Indonesia Cornelis Van Vollenhoven.

Hukum Adat Muna mengatur tentang :


1. Golongan masyarakat.
2. Pakian Adat
3. Pemilihan para pemimpin
4. Hak dan Kewajiban para pemimpin
5. Pendapatan para pemimpin
6. Pemuka –pemuka Agama
7. Pendapatan Para Pejabat Agama
8. Pengajaran Agama
9. Keluarga
10. Perkawinan
11. Perceraian
12. Pemberian nama
13. Hukum Waris
14. Pemeliharaan anak-anak
15. Pesta –pesta keluarga
16. Pesta pesta kampung
17. Hak Tanah
18. Peradilan
19. Pelayanan Perorangan
20. Bentuk Rumah.

9
BAB IV

RITUS

Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang


didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok
masyarakat secara terus menerus diwariskan pada generasi
berikutnya antara lain berbagai perayaan, peringatan kelahiran,
upacara perkawinan, upacara kematian, ritual kepercayaan beserta
perlengkapannya.

Data ritus di Muna sebagai berikut :


1. Kaago-Ago yaitu upacara selesai membersihkan lahan
2. Kafematai yaitu upacara masa tanam pertama
3. Katoba yaitu upacara pengakuan perbersihan diri bagi anak
4. Karia yaitu upacara memasuki masa dewasa bagi seorang gadis
5. Kafokawi yaitu upacara ikatan bathin antara calaon mempelai
laki-laki dan calon mempelai perempuan untuk membentuk rumah
tangga
6. Opatai yaitu upacara peringatan kematian pada hari 3 almarhum
7. Oitolu yaitu upacara peringatan 3 hari paska kematian
8. Oifitu yaitu upacara peringatan kematian pada hari ke 7
almarhum
9. Ofatofulungha yaitu upacara peringatan kematian pada hari ke 40
almarhum
10. Omoghonoha yaitu upacara peringatan 100 hari paska kematian
11. Oseriwuhano yaitu upacara peringatan kematian pada hari ke 1000
almarhum
12. Kasambu yaitu upacara peringatan masa kehamilan 7 bulan yang
akan melahirkan anak pertama
13. Kampua yaitu upacara pemotongan rambut pada usia anak 40 hari
sekaligus pemberian nama
14. Kangkilo yaitu upacara prosesi pengislaman bagi anak
15. Pakani/dheghoti buku yaitu upacara memberikan makan bagi
tubuh.
16. Popanga yaitu persembahan sesajen kepada roh-roh waktu membuka
kebun batru atau menebang pohon besar.
17. Kafongkora – Ngkora
18. Katingka yaitu ritual pemberian sesajen kepada mahluk gaib pada
saat membuka lahan baru.
19. Haroa yaitu selamatan, kenduri, makanan pesta (Agama).

10
BAB V

PENGETAHUAN TRADISIONAL

Pengetahuan tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam


masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil
pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan,
dikembangkan secara terus - menerus dan diwariskan lintas generasi
berikutnya. Pengetahuan tradisional antara lain kerajian busana,
metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman, serta pengetahuan
dan kebiasaan mengenai alam dan semesta.

A. METODE PENYEHATAN :
1. Kapisi yaitu mengurut seseorang pada bagian yang sakit yang
disesbabkan oleh salah urat
2. Pamole yaitu sebiji telur yang dibolak-balikan / diurutkan
pada bagian yang sakit, untuk mengetahui jenis dan sekaligus
menyembuhkan penyakitnya.
3. Mantra yaitu membacakan doa / ditiup pada bagian yang sakit
4. Maramansi yaitu doa untuk kekebalan bayi
5. Sando yaitu dukun bayi tradisional
6. Kaghotino Buku yaitu salah satu bentuk ekspresi kebudayaan
masyarakat Muna dalam mengungkapkan rasa syukur dan
permohonan kepada Allah SWT agar selalu diberi kresehatan ,
kekuatan , umur panjang serta dijauhkan dari segalah
hambatan dalam menjalankan kehidupan.
7. Ansa yaitu asah bagian samping gigi atas dengan batu supaya
rata.
8. Andu yaitu perbaiki letak anak dalam perut sebelum lahir
dengan memijit
9. Lolei yaitu terka/tenung orang penyebab penyakit ( dengan
cara meletakkan kuning telur di telapak tangan, kemudian
dipindahlkan ke tangan sebelah dengan menyebut nama –nama
orang, kalau kuning –kuning itu pecah / hancur, maka dialah.

B. PENYINGKAPAN TERHADAP ALAM :


1. Kutika yaitu untuk menentukan hari baik atau tidak dalam
satu hari atau satu minggu atau dalam satu bulan, atau
dalam satu tahun
2. Bhasi ghuse/dia ghuse yaitu pengetahuan yang dipakai untuk
menurunkan hujan atau memindahkan hujan
3. Bheta yaitu sarung tenun yang dibuat sendiri benangnya
dari kapas

11
4. Kompiu untuk menyimpan barang bawaan yang bahannya dari 1
pohon agel kecil
5. Tereka/Gondu untuk menyimpan air minum dengan bahan
pembuataannya dari gondu.
6. Bhalase yaitu sejenis karung yang dianyam dari daun palma
(pisang ,kelapadan sejenisnya)
7. Kalulu untuk tikar, bahan bakunya dari pohon agel
8. Nuhua untuk alat memasak yang terbuat dari tanah liat
9. Anyaman bhola yaitu untuk tirai yang terbuat dari pohon
agel
10. Tando yaitu jerat yang dipasang untuk menangkap ayam
hutan, burung, binatang.
11. Kaghua yaitu piring dari tempurung kelapa
12. Kakau yaitu parut kelapa
13. Ngkululi yaitu peti pakaian dari nentu
14. Osalu yaitu gantungan untuk tempat panci/makanan supaya
aman
15. Kasopa yaitu piring dari gondu
16. Opeha yaitu tikar dari rotan
17. Olandaka yaitu tikar dari nentu
18. Tondo yaitu pagar dari batu, untuk menghalau babi masuk
didalam kebun
19. Bhabha yaitu tutup dengan lem dari kulit pohon, dempul.
20. Bhalida yaitu alat tenun berupa mistar ukran kira –kira
120 x 10 cm, digunakan untuk merapatkan benang pada waktu
menenun,
21. Bhambaru yaitu tempat pengumpulan jagung dalam kebun
22. Bhandala yaitu besi blek untuk pengikat peti
23. Bhangke yaitu campur rabuk dengan kulit kapuk.
24. Bhangkiri yaitu bersihkan rumput dengan pacul secara
menggaruk
25. Bhantea adalah tempat tinggal sementara dalam hutan ,
pondok darurat ,bentuknya seperti rumah.
26. Bhaso yaitu tempat sagu (bentuknya seperti keranjang)
27. Bhibhita yaitu benang yang dipakai waktu menenun untuk
mengangkatkan setengah pakan.
28. Bhingku yaitu alat tukang kayu sejenis pacul kecil untuk
menarah kayu balok.
29. Bhoka-Bhoka yaitu alat pengusir babi (bambu di belah dua
setengan, sebelah diikat dengan tali dan ditarik-tarik
dari jauh sehingga berbunyi.

12
30. Bhola yaitu tirai atau gorden yang terbuat dari daun bhoru
yang dianyam.
31. Bubu yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bambu
/rotan yang dianyam , dipasang di dalam laut.
32. Bukasari yaitu hiasan pada jendela loteng yang berbentuk
jari-jari atau kisi-kisi
33. Bunsale yaitu hiasan yang terbuat dari kain yang
diletakkan memanjang ke bawah (seperti ekor) di belakang
konde pada pakaian adat perempuan.
34. Bunu-Bunu yaitu tempat tembakau, kapur atau gambir
(bentuknya bundar seperti lemon ,dari perunggu).
35. Bura yaitu bedak dari beras yang direndam dan digiling
36. Buronso yaitu hiasan emas yang ditusuk pada baju perempuan
zaman dulu.
37. Dalika yaitu tungku dapur (tiga batu).
38. Daruma yaitu tempel lubang pada pakaian bukan dengan kain
tetapi dengan benang sampai melebar.
39. Dede yaitu tampih secara halus , yang kasar turun ke
bagian bawah niru , yang halus tinggal dibagian atas.
40. Dela-Dela yaitu mata besi korek api zaman dulu ,
melengkung pada buah kelapa kecil atau batang kayu
cendana.
41. Dhai yaitu jahit pinggir celana supaya bagus, pada zaman
dulu.
42. Dhao-Dhaonga yaitu sejenis perhiasan pada wanita terbuat
dari emas atau perak , bentuknya bundar besar.
43. Dharangka yaitu cadik penyangga perahu yang ada pada
bagian kiri kanan sebagai pelampung.
44. Gala yaitu gelang kaki untuk gadis dan burung.
45. Galampa yaitu pondok tinggi untuk istirahat, menjemur
ubi/ikan.
46. Gambi yaitu tempat sirih pinang, dibuat dari kayu
berpetak-petak untyk sirih, pinang, kapur, gambir dan
tembakau.
47. Garusu yaitu setrika secara tradisional dengan kulit lokan
ditancapkan pada sebatang kayu yang dipasang dibalok
diatas. Lokan di gosok–gosok dengan tekanan dari atas pada
pakaian diatas papan.
48. Gelo yaitu batik (sarung atau baju yang bermotif bunga
yang berkelok-kelok.
49. Gembolo yaitu gembol, benjolan kayui dari kayu jati yang
dijadikan meja hiasan di Muna .

13
50. Ghahu yaitu loteng tempat penyimpanan jagung.
51. Ghala yaitu pagar kayu/bambu yang dipasang melintang.
52. Ghati yaitu buat layang-layang (kerangka dari bambu, layar
dari daun ubi gadung (kolope), kertas atau plastik.
53. Ghefi yaitu kapur yang dibuat dari batu karang, dipakai
untuk sirih, cet rumah).
54. Gheo yaitu arang yang dipakai untuk seterika dan juga
menempa besi.
55. Ghilei yaitu paras atau bagian depan sisi rumah ,
segitiga.
56. Ghoghea yaitu belarak, daun kelapa yang kering dipakai
untuk obor, penyala api, kayu bakar dan atap bagian depan.
57. Ghubhe yaitu gelegar atau balok yang melintang penyanggah
lantai ndan loteng.
58. Gisi yaitu batang torak sbg akat tenun.
59. Kadhu yaitu salah satu satu jenis alat tenun (tempat
pertemuan benang di bagian atas).
60. Kabhangkara yaitu kecubung yang bisa dugunakan sebagai
sisir
61. Kaee yaitu bagian alat tenun (dua batang dari bambu).
62. Kaghabulu yaitu tempurung, batok (dipakai untuk tempat
air).
63. Kaghua yaitiu tempurung kelapa yang dibersihkan dipakai
sebagai tempat makan.
64. Kalangka yaitu keranjang yang lobangnya besar terbuat dari
rotan atau bambu).
65. Kalansari yaitu usungan orang mati, tandu
66. Kalapiti yaitu sandal tradisional terbuat dari kulit kayu
atau pelepah aren.
67. Kalimbosu yaitu jerat atau alat penakut babi yang terdiri
dari kayu/bambu yang dilengkungkan seperti busur, kedua
ujungnya ditancapkan dalam tanah.
68. Kambausa yaitu papan jungkat jungkit .
69. Kampanaha yaitu tempat dan kelengkapan makan sirih
70. Kampefunaha yaitu tempat menyimpan barang, peti.
71. Kampilo yaitu tempat penyimpanan tembakau (dianyam dari
lontar, dipakai oleh penjual).
72. Kampurui yaitu ikat kepala atau destar.
73. Kamuu yaitu alat bunyi pada layang-layang dari rotan.
74. Kandarasa yaitu belahan buah pinang yang disimpan untuk
bahan sirih, (sebelum dipakai, direndam dalam air).

14
75. Kandoli yaitu sejenis lampu tradisional, lidi enau yang
dililit dengan campuran kapuk dan kemiri.
76. Kandulua yaitu bantal
77. Kangia yaitu jentera atau roda pemintal benang dan
penggulung benang.
78. Kangkolu yaitu simpulan (dalam ikat pinggang sebagai
tempat menyimpan uang).
79. Kani yaitu sejenis botol dari tanah liat (zaman dulu).
80. Kantabhilaoha yaitu tempat gantungan pakaian.
81. Tombi adalah bendera, (Bendera Kerajaan Muna adalah warna
kuning polos dan warna hijau bertuliskan
82. Kaporangku yaitu kelontang, alat bunyi penakut babi atau
monyet.
83. Kasusuna yaitu alat pengusir nyamuk terbuat dari belahan-
belahan kecil seludang kelapa yang kering, sangat berasap
ketika dibakar.
84. Katau yaitu sejenis guna –guna misal rambut orang diikat
dan dibawa oleh kupu-kupu .
85. Katibhoko yaitu guna–guna yang menyebabkan orang berbisul.
86. Kato-kato yaitu kentongan dari kayu atau bambu berbentuk
lesung, dahulu dipakai dibalai pertemuan untuk
mengumpulkan masyarakat .
87. Kawore yaitu alat bunyi pada layang–layang.
88. Kombo yaitu baju pengantin wanita (tidak terbelah dan
tidak berleher).
89. Kotango yaitu kutang, baju wanita yang ketat dengan lengan
pendek.
90. Kusoli yaitu tangkai torak, likas, alat untuk menggulung
benag yang baru dipintal.
91. Lakari yaitu gelang pada lengan atas (zaman dulu dipakai
ole gadis, dibuat dari sejenis plastik).
92. Langku yaitu alat tenun yang terdiri atas dua batang kayu
agak besar sebagai bingkai pada waktu merentang benang
tenunan.
93. Lante yaitu sejenis tikar dari rotan/bambu/pelepah enau,
(dipakai untuk alas pelindung jendela, penjemuran ikan
dll).
94. Lantoga yaitu gelang dari akar bahar , kulit penyu dll.
95. Lapa yaitu kasur tradisional (kain besar diisi dengan
kapuk, dipakai sebagai tempat tidur atau pelana kuda).
96. Ledha yaitu sejenis sarung yang garis-garisnya melintang,
berselang seling antara merah dengan hitam .

15
97. Lonta yaitu tempat perkumpulan, ikan, nira.
98. Lulu yaitu lumbung, berbentuk bundar, dianyam dari bambu).
99. Lupa-lupa yaitu selepa, tempat tembakau/ uang berbentuk
kantong kecil dari anyaman daun lontar, penutupnya
dilipat.
100. Lupia yaitu sejenis keranjang untuk merendam ubi gadung
(dianyam dari daun enau).
101. Mbalo yaitu batang bambu sebagai tempat air.
102. Wuragho yaitu gagang, tangkai yang panjang (kampak,
pacul)
103. Ome yaitu nekas kebun milik orang (kebun yang sdh
dituinggalkan tanpa tanaman dan telah ditumbuhi hutan atau
semak-semak.

C. MAKANAN DAN MINUMAN :


1. Makanan kabuto yaitu makanan dari ubi kayu putih yang
dikeringkan lalu direndam dalam air
2. Minuman air enau yaitu minuman tradisional yang terbuat
dari pohon aren tanpa pewarna dan bisa menyembuhkan
penyakit gula, asam urat dll.
3. Tunuha yaitu makanan tradisional yang bahan bakunya dari
ubi atau beras, kemudian dimasukan dalam bambu lalu dibakar
4. Susuru/cucur yaitu kue tradisional yang bahan bakunya bisa
dari jagung, beras lalu dihaluskan kemudian dicampur dengan
gula merah lalu digoreng dengan minyak.
5. Kacang mete yaitu bahan bakunya dari jambu mente yang
digoreng kemudian dibuka kulitnya atau jambu mente yang
dibelah, lalu dikeringkan kemudian digoreng.
6. Kambuse yaitu jagung tua yang direbus
7. Kambewe yaitu nasi/jagung yang sudah dihaluskan, dibungkus
dengan kulit jagung kemudian dimasak
8. Kahawa yaitu kopi (pohon dan bahan)
9. Wute sau adalah sejenis kacang kayu merupakan makanan pokok
orang Muna zaman lampau.
10. Kolope adalah makanan dari ubi gadung/ubi hutan (batang nya
membelit, ubinya dimakan setelah diproses lama, daun nya
untuk layang-layang.
11. Katumbu yaitu jagung yang ditumbuk lalu dibungkus dalam
daun kelapa
12. Kadada Katembe adalah sayur bening biasanya dari daun kelor
dan lain lain.
13. Gamba yaitu sejenis ragi untuk membuat anggur beras.

16
14. Gulupu yaitu tepung halus dario beras ,ubi kayu atau jagung
yang dijadikan pelapis bahan gorengan .
15. Hogo –hogo yaitu makanan ubi kayu (direndam, dikerat
kemudian dikukusi).
16. Kadaka yaitu ikan yang dimasak dalam bungkusan tanpa air.
17. Kaensekuti yaitu asinkan ikan kecil hanya dalam satu malam
lalu dicuci dan dikeringkan.
18. Kaimpo yaitu masak pendahuluan (beras) sampai setengah
masak.
19. Kalempe yaitu buras dari ubi kayu yang diparut/ ditumbuk
dengan pisang dibungkus dalam daun pisang lalu dimasak.
20. Kaloli yaitu bungkus (jagung muda yang ditumbuk) dalam
kulitnya sendiri
21. Kalungku yaitu masak pendahuluan (daging) dalam air saja
tanpa garam, bawang dll.
22. Kamperodo yaitu jagung muda yang dimasak dengan kulitnya
(ujung atas dan bawah dipotong, kulit luar sebagian
dikeluarkan).
23. Kanasa yaitu ikan kecil basah yang digarami.
24. Kantorana yaitu minuman nira dibawah pohon enau sadapan
dengan kelompok orang.
25. Katungkukoro yaitu sejenis makanan, bungkusan jagung muda
yang ditumbuk dengan ujung pembungkus (kulit jagung)
dilipat dan ditusuk ke dalam.
26. Kola yaitu sayat (kulit) ikan/daging yang digoreng/dibakar
supaya masak didalam ditaruh dalam rempah-rempah atau juga
bungkusan uang perak dalam kertas.
27. Landibou adalah sejenis ubi kayu yang bermutu tinggi
(biar belum kering bisa dimasak, dimasukkan oleh Dinas
Kehutanan pada zaman kolonial).
28. Lapa-lapa yaitu nasi yang terbungkus dalam daun kelapa.
29. Laha yaitu ikan teri yang dicampur denagnair jeruk.
30. Maghi yaitu rendam ubi gadung/kolope dalam air belanga
besar atau dalam perahu.
31. Nono yaitu bakar jagung muda tanpa kulit.
32. Ungkame yaitu merendam dan mengucak ubi gadung/kolope yang
sudah diiris –iris di dalam air tawar atau di dalam laut,
selama satu hari satu malam, khusus di dalam air tawar dan
setengah hari khusus di dalam air laut.
33. Maghi yaitu rendam ubi gadung yang tdk dijemur, dalam air
atau dalam belanga besar atau dalam perahu.

17
D. OBAT – OBATAN :
1. Lansau yaitu ramuan 40 macam untuk mengobati penyakit dalam
2. Kaferebua yaitu air putih yang disimpan dalam botol dan
didoakan orang tua agar sembuh atau sehat
3. Kafeghumati yaitu sejenis imunisasi dengan memberi tetes
air yang pahit pada bayi misal daun paria.
4. Kafolua yaitu memberi air dengan doa atau mantra kepada
orang yang sakit agar keluar penyakitnya.
5. Kalolai yaitu menggosok seluruh badan orang yang sakit
dengan menggunakan telur dengan doa atau mantra–mantra.
6. Kafoghira yaitu memindahkan penyakit ke benda lain misal
dengan memecah telur dengan mantra –mantra atau doa.
7. Kapuntori yaitu memberi doa atau mantra-mantra di bagian
tubuh yang sakit.
8. Kafoila yaitu membaca doa untuk menghindari sihir.
9. Sando yaitu semacam perawat tradisional/bidan beranak.
10. Dhinibu yaitu doa junub, doa air penyucian untuk
menghilangkan najis
11. Warusa yaitu ilmu hitam yang mengakibatkan rontoknya gigi.

E. PERBINTANGAN :
1. Fele yaitu nama bintang : Alpha Scoorpi (Antares).
2. Gurudha yaitu bintang khayalan raksasadalam dongeng ,
pemakan manusia, juga untuk tubuh yang besar.
3. Feleno Mantobua yaitu nama bintang
4. Lambu Nsiowa yaitu bintang pari, disebut juga kolipopo fato
ghuluno.
5. Kolipopo Kotombi yaitu nama bintang
6. Kaghulano Wongko yaitu bintang malam.
7. Nduu-nduu yaitu bintang timur
8. Bhangka yaitu gugusan bintang atau disebut juga Kantawuno
Kolipopo.
9. Mesughuno Kenta yautu nama gugusan bintang.
10. Meintarano Gambi yaiutu nama gugusan bintang
11. Moose yaitu bintang tujuh, bintang Kartika disebut juga
gugusan tujuh bintang/Kolipopo Fitu Ghuluno.
12. Kowine yaitu nama bintang, merkurius
13. Ghonda yaitu bintang yang jatuh.
14. Sonta Mposawu yaitu dua bintang yang berdekatan dalam
gugusan skorpio.
15. Tukualo yaitu bintang yang terang.

18
16. Kireno Fele yaitu tiga bintang diatas fele (= antares)
dalam gugusan scorpio.
17. Pomoilo yaitu posisi bintang moose dan fele masing-masing
berada diufuk timur dan di ufuk barat (menurut kepercayaan
masyarakat Muna, saat seperti itu tidak baik untuk
melakukan penanaman karena berbahaya.

F. ALAM SEMESTA DAN PENGETAHUAN UMUM :


1. Ghoghoniwi yaitu persembahan sesajen makanan keopada roh-
roh pada upacara tertentu (panen jagung, keselamatan tumah
dll) .
2. Godhe – Godhe yaitu rumah tempat musyawarah.
3. Gundi yaitu pinggir kepala gasing/tempayan.
4. Kabhonto adalah mengikat pinggir sarung diatas dada
(untuk perempuan yang tidak pakai baju).
5. Kadalu yaitu kalahkan (misal pada waktu menarik layang-
layang ,karena tidak mendapat angin atau layang-layang yang
kebesaran.
6. Kadandio yaitu nama lagu dalam tarian linda
7. Kadatua yaitu sangkar buyung (digantungkan pada pikulan,
terbuat dari rotan).
8. Kadha yaitu atap di perahu
9. Kaendea yaitu kebun yang berisikan tanaman jangka panjang
seperti kelapa, enau, mangga, dll
10. Kagholei yaitu tanah Raja atau kepala kampung.
11. Kai yaitu ukuran setengah depah
12. Kakulambi yaitu tali alat pemanjat pohon tinggi (dimasukkan
kedua kaki, dirapatkan pada batang).
13. Kala yaitu tali layar yang dipegang juru kemudi.
14. Koi- Koi yaitu batang kayu di kamar ujung sero, tempat
kafematai.
15. Koroka yaitu selumbar dari ijuk enau, dipakai sebagai kalam
alat menulis.
16. Lamba yaitu pakai dua helai sarung (pada zaman dulu
pertandai perempuan yang sudah kawin).
17. Maramansi yaitu sejenis ilmu hitam (didapat melalui
permandian sewaktu lahir dengan kuku elang kuea, kalau
orang ini diganggu, si pengganggu akan sakit. Kalau orang
ini lewat rumah yang ada bayi yang baru lahir, diminta air
ludahnya, supaya anak itu jangan hitam dan mati.
18. Marangkelu yaitu kampak yang tangkainya dibengkokkan
(zaman dahulu untuk membuat papan).

19
19. Nggoro- nggoro yaitu jenis judi dalam mengguncang uang tiga
keping dalam satu tangan dilempar keatas untuk melihat
siapa kalah siapa menang.
20. Wuna adalah bunga,(dari tanaman seperti jagung, mangga,
tebu, alang-alang, bukan dari pohon lain atau kembang.

20
BAB VI
TEKNOLOGI TRADISIONAL

Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk


menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi
kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk,
kemahiran dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan dikembangkan
secara terus –menerus dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Teknologi tradisional diantaranya arsitektur, perkakas pengolah
sawah, alat transportasi dan sistem irigasi.
Jenis teknologi tradisional yang ada dimuna yaitu :

A. PERKAKAS :
1. Kangia yaitu alat untuk memintal benam
2. Katumbu yaitu alat untuk menghaluskan makanan
3. Kagili kontu yaitu penggiling jagung dari kayu
4. Rua yaitu alat tenun tradisional
5. Karansa yaitu ayakan yang terbuat dari bambu
6. Katirisangi yaitu saringan
7. Kantofi yaitu kukusan dalam bentuk kerucut dianyam dari
daun kelapa tua.
8. Ati yaitu alat tenun, papan bingkai depan yang bisa dibuka,
gunanya untuk menuntupkan ujung tenunan.
9. Belengge yaitu alat penampungan air/tuak dibuat dari buah
maja pahit,tidak ada lehernya.
10. Bhalida yaitu belebas, alat tenun berupa mistar ukuran
kira-kira 120 x 10 cm yang digunakan untuk merapatkan
benang pada waktu menenun, dalam cerita rakyat juga dipakai
sebagai pemukul istri.
11. Bhalobu yaitu cangkir berkaki, tempat sayur atau ikan,
porselen.
12. Bhantala yaitu tempat menyimpan piring dll, dianyam dari
lidi enau,bentuknya bundar, digantungkan dekat perapian,
juga untuk mengangkat batu dan menangkap kepiting.
13. Bhanti- Bhanti yaitu kampak kecil
14. Bharu yaitu rabuk dari batang pohon enau ,dipakai untuk
mengadakan api, rabuk dari pohon ghorindi untuk mendempul
perahu.
15. Bhengke yaitu tempat air minum, kobokan yang terbuat dari
tempurung kelapa yang dibersihkan bulunya.

21
16. Bhengi yaitu belanga besar (tingginya sekitar 1 meter ,
isinya tiga ,empat buyung.
17. Bukoro yaitu sejenis piring besar yang terbuat dari tanah
liat, juga untuk menutup makanan.
18. Dhulo yaitu pisau kecil yang tidak ada hulunya.
19. Dhungge yaitu tempat menyimpan perhiasan yang dianyam dari
rotan.
20. Dhongko yaitu tempat makanan terbuat dari labu besar.
21. Duo yaitu seludang, mayang (bisa dijadikan obor).
22. Finde yaitu keresek, daun pisang kering dipakai untuk
bungkusan, penyumbat, daun rokok dll.
23. Finilembi yaitu penutup badan, pakaian.
24. Gonda yaitu sejenis perahu yang memakai cadik (bentuk
perahu seperti lesung)
25. Gumba yaitu gombang sebagai tempat air terbuat dari tanah
liat.
26. Gombilo yaitu sejenis bakul kecil yang dianyam dari daun
kelapa untuk tempat tembakau.
27. Gusi yaitu tempat penyimpanan air, dibuat dari pasir dengan
semen.
28. Kambodha yaitu talang hidangan makan dari kayu
29. Katikea yaitu korek api tradisional (mata besi dengan
tangkai kayu yang dipukul pada batu dengan rabuk nya, batu
dan rabuk disimpan dalam lobang dalam tangkai).
30. Katowe yaitu sejenis piring besar yang terbuat dari tanah
liat.
31. Katubhengke yaitu tempat simpan barang dari langgara yang
dipotong ujungnya.
32. Kawali adalah wajan / kuali
33. Kele yaitu tempat air dari sepotong bambu (untuk cuci kaki
dll, ditaruh di bawah tangga)
34. Kodu-Kodu yaitu maja pohon atau buah, buah yang kosong
dipakai sebagai tempat air atau kameko).
35. Kompe yaitu keranjang besar yang rapat (dianyam dari daun
palma).
36. Kompiu yaitu bakul yang dianyam dari daun lontar
37. Kopo-kopo yaitu tempat dupa, gambir, cincin dll, terbuat
dari perunggu.
38. Kotinda yaitu sejenis kotak penyimpanan sayur (dilipat dari
pelepah pinang, tahan air).
39. Kulubhea yaitu seludang, piuh pinang dipakai untuk tikar.

22
40. Kululi yaitu kotak tembakau atau sirih dengan penutupnya
(terbuat dari tulang daun kelapa atau dianyam dari wiu).
41. Mpabasa yaitu sejenis ikat pinggang dari kain tenunan
hijau.
42. Mpanguloli yaitu alat penggulung benang (kabulelenga).
43. Mohirabu yautu mimbar dalam Mesjid.
44. Ntaluki yaitu sejenis keranjang yang dianyam dari enau
untuk keperluan sementara seperti sangkar ayam tempat
merendam ubi gadung/kolope .
45. Waghudede yaitu keranjang petarangan ayam.
46. Palangga yaitu piring atau talang besar dari perunggu
(dalam cerita sangke palangga)
47. Pala-Pala yaitu bangku –bangku pendek dekat perapian.
48. Paleka yaitu sejenis sarung yang bercorak kotrak-kotak
besar.
49. Pambola yaitu kain putih yang dipakai sebagai pengganti
plafon (juga dipakai pada waktu pesta karia dll).

B. SENJATA :
1. Badhi yaitu pisau yang punya lekukan ,satu mata dan runcing
2. Pandanga yaitu tombak
3. Kapulu yaitu parang
4. Lolabi yaitu pisau yang berkelok-kelok
5. Kampue yaitu pedang
6. Tobho yaitu keris
7. Hansu yaitu pedang samurai, klewang (pedang buatan Jepang
atau Belanda).
8. Kantula yaitu parang atau pisau yang tidak berhulu
9. Katako yaitu tombak yang dilempar terbuat dari bambu
10. Kili –kili yaitu cincin antara hulu dengan mata keris.
11. Ladi yaitu pisau kecil dengan ujung yang meruncing.

C. ALAT TRANSPORTASI :
1. Okoli-koli yaitu sampan kecil yang tidak bisa pakai layar
2. Obangka yaitu sampan yang lebih besar dari koli-koli atau
sudah disebut dengan perahu
3. Osope yaitu perahu yang bobot muatannya sekitar 1-5 ton
4. Obothi yaitu perahu yang bobot muatannya sekitar 1-5 ton
keatas
5. Okalapiti yaitu sendal dari kayu atau dari tali hutan
6. Adhara (Kuda) yaitu sebagai tunggangan.
7. Kansurui yaitu bagian perahu yang mengajur panjang.

23
8. Bhorota yaitu palang antara perahu dan cadik, bisa juga
palang tengah di rumah yang menghubungkan katisalalo pada
tingkat kakai.
9. Kapabelo yaitu layar kecil di depan (untuk membelokkan
perahu).
10. Kapaguntere yaitu kayu melintang untuk memutarkan kemudi.
11. Karoro yaitu tenunan daun lontar atau agel, sering dipakai
untuk layar perahu.
12. Lepa yaitu campuran kapur dengan minyak yang mengeras,
dipakai untuk mendempul perahu.
13. Lete –Lete yaitu sejenis perahu layar dengan haluan dan
buritan yang agak bundar dan dibuat tinggi.
14. Londo yaitu tempat duduk di sampan dibuat dari bambu.
15. Manikamu yaitu sejenis permata yang indah dan berharga
(dalam kiasan).
16. Ngkuru yaitu jenis penangkap ikan, diturunkan antara dua
perahu yang diikatkan, ikan tertarik oleh lampu yang
dipasang di tengah kedua perahu.
17. Ngkuru yaitu jaring penangkap ikan diturunkan antara dua
perahu yang diikatkan, ikan tertarik pada lampu yang
dipasang di tengah kedua perahu.
18. Ompo yaitu belat, perangkap ikan yang terbuat dari tikar
buluh yang kemudian didirikkan dalam bagian air yang
menyempit sebagai penahan ikan.

D. RUMAH :
1. Kamali yaitu rumah atau Istana Raja Muna/Omputo
2. Bharuga yaitu tempat pertemuan pejabat Kerajaan
3. Tambi yaitu serambi rumah.
4. Kantudu yaitu tambahan rumah di depan/anjungan
5. Kaombela yaitu pondok, umumnya pondok yang kecil dalam
kebun.
6. Katisalalo yaitu tiang Raja, tiang rumah yang bagian tengah
(tiga batang, satu disebut laki-laki di tengah, dua yang
disebut perempuandi depan dan dibelakang, juga tempat
persembahan).
7. Lalundu yaitu atap sementara diatas lantai.
8. Lawa yaitu tangga pagar (dua batang kayu yang bertakik,
diletakkan di dua bela pagar).
9. Lempe yaitu bagian samping rumah, mobil atau parang.

24
10. Mpangulawe yaitu balok atap rumah, penghubung saho laki,
tempat melintang dolo (tiga batang).
11. Malege yautu menara.
12. Wabhilaha yaitu palang rumah samping bagian atas (antara
dinding dan atap).

25
BAB VII
SENI

Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal


yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreatifitas
penciptaan baru yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan
dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa,
seni sastra, film, dan seni media.
Cabang seni yang ada di Muna.

A. SENI TARI :
1. Tari linda yaitu tradisional yang wajib diadakan pada
upacara karia
2. Tari katumbu yaitu tarian yang menggunakan lesung sebagai
alat utamanya. Tari tradisional Muna yang menggambarkan
musim panen tiba.
3. Tari mangaro yaitu tarian/silat menjemput yang cenderung
tarian bela diri untuk menyambut tamu keehormatan atau
pertunjukan dalam upacara.
4. Tari ngibi yaitu tarian kaya kupu-kupu
5. Tari pogala yaitu tarian bertombak dengan bela diri
6. Tari Ntiarasino adalah tarian sebagai ungkapan sastra Muna
kepada orang yang berjasa buat negeri yang dibawakan oleh
enam orang gadis menggunakan perisai dan tombak.
7. Tari Sare berasal dari sara yang berarti perubahan
keagamaan. Tari Sare dikenal di Kerajaan Muna sejak awal
bad ke-16. Tarian ini bermotifkan didikan keagamaan bagi
putri-putri yang sedang melakukan Karia/pingitan. Tarian
ini pada mula nya hanya dimainkan oleh seorang perempuan
yang merupakan pembimbing putri-putri yang dipingit yang
disebut Pomantoto yang dimainkan setiap malam selama
pingitan berlangsung dan menyanyikan lagu Sare.
8. Engu yaitu gaya , variasi gerakan tangan , kaki atau badan
dengan lemah lembut pada tarian

26
B. SENI DAN MUSIK TRADISIONAL :
1. Kantola yaitu sejenis permainan tradisional dimana
pesertanya terdiri atas kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan yang berdiri saling berhadapan berbalas pantun
dengan irama lagui ruuruunte.
2. Kabhanti yaitu musik berbalas pantun antara laki-laki dan
perempuan yang jumlahnya imbang antara laki-laki dan
perempuan
3. Rambi wuna yaitu alat gong, gendang, dan ndenggu-ndenggu
sebagai instrument utamanya
4. Kapo-pongku yaitu musik diatonis yang terbuat dari kayu
5. Modero adalah musik berbalas pantun dalam formasi
berkeliling/membentuk bundaran.
6. Kalimua yaitu hiburan atau musik .
7. Kansi-kansi yaitu pengiring pemain gong dengan bunyi yang
lebih kecil seperti botol atau gong kecil
8. Karinta adalah alat musik tradisional yaitu bambu yang
dibelah dua pertiga, dipukul pada tangan.
9. Katou yaitu sejenis kolintang (3,5 dan 7 potongan kayu
tanpa rangka, dimainkan pada paha).
10. Kusapi yaitu kecapi, alat musik bersenar dua dan bentuknya
seperti mperahu.
11. Maratinggi yaitu gong yang besar.
12. Ndengu –ndengu yaitu gong kecil (umum nya dimainkan tiga
buah).

C. SENI SASTRA :
1. Kau-kaudara yaitu syair untuk menidurkan anak
2. Wata-watangke yaitu teka-teki
3. Taa-taangke yaitu syair untuk permainan/syair untuk
perumpamaan
4. Dokalaane yaitu membaca puisi dengan nada mentrum
5. Dololae yaitu membaca puisi dengan cara di dendangkan
6. Mbera yaitu kata panggilan dalam pantun untuk perempuan
(pemendekan dari kambera “bintang”).

27
D. SENI LUKISAN :
1. Lukisan Cadas pada Kawasan Gua Prasejarah Liangkobori.
2. Lukisan Ceruk di Tanjung Laiworu.
3. Bhekasi yaitu buat raut/contoh warna kain yang akan ditenun
pada sebilah kayu kecil.

E. NYANYIAN RAKYAT DIANTARANYA :


a. Lagu Ende – Ende
b. Lagu Wandiu Diu
c. Lagu Dio Lakandio

F. SENI ATRAKSI DAN PERMAINAN DIANTARANYA :


a. Pogiraha Adhara yaitu adu kuda
b. Posawugho Manu yaitu sabung ayam
c. Minta yaitu jenis permainan, batu yang dilempar, dibuang
di muka, kemudian si lawan meminta siapa akan melempar
batu kedua. Kalu kena batu pertama, dia akan menunggangi
lawan nya.
d. Ngkuda yaitu sejenis permainan, sebatang kayu pendek
diletakkan di dalam lubang, kemudian diungkit dengan
sebatang lain, sampai terlempar jauh. Nilai dihitung
berdasarkan jarak lemparan, Yang menang bola mengendarai
temannya.

28
BAB VIII
BAHASA

Bahasa Muna termasuk dalam subkelompok Muna – Buton yang


merupakan cabang dari kelompok celebik dari keluarga bahasa
Austronesia.
Dalam rumpun Muna–Buton, bahasa Muna merupakan anggota terbesar
dari sub cabang Munik, yang juga mencangkup bahasa-bahasa yang
lebih kecil seperti bahasa Kiokop, Liabuku, Kaimbilawa dan Busoa.
Dialek bahasa Muna yaitu :
1. Dialek Standar yaitu ragam bahasa Muna yang dituturkan dibagian
utara serta tengah pulau Muna
2. Dialek Tiworo yaitu di Kecamatan Tikep, di Barat Laut Pulau
Muna.
3. Dialek Muna Selatan yaitu memiliki dua Sub Dialek yaitu Gulamas
dan Siompu.

29
BAB IX
PERMAINAN RAKYAT

Permainan rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada


nilai tertentu dan dilakukan kelompok masyarakat yang bertujuan
untuk menghibur diri. Contoh permainan rakyat antara lain
permainan kelereng, congklak, gasing dan gobak sodor.

Nama permainan rakyat Muna :


1. Poase yaitu main hadang
2. Kaghati yaitu permainan layang-layang kolope
3. Kalego yaitu permainan yang alat utamanya tempurung kelapa
4. Ntauda-uda yaitu jalan dengan memakai batok kelapa/
tempurung kelapa
5. Pondea yaitu alat permainan yang jumlahnya ganjil, biasanya
dari batu-batu kecil
6. Kasungki yaitu permainan dari kayu yang ukuran panjangnya 20
cm dan disimpan ditentangkan lobang kemudian cungkil
7. Pobhale buka yaitu permainan dari kulit kerang dengan
menggunakan bola kastik
8. Pokabangka-bangka adalah bermain perahu
9. Pokadudi adalah permainan yang medianya menggunakan 16
lubang dan setiap lubang terisi 4 biji batu
10. Pobente adalah permainan susunan batu kemudian dilempar jika
banyak yang jatuh dia dinyatakan menang
11. Pofotu adalah permainan dengan menggunakan biji kemiri,
boleh juga menggunakan buah jambu mente sekarang
12. Pomanta adalah permainan yang mirip dengan permaian pofotu
13. Pobhanga adalah permainan tradisional yang menggunakan bahan
bermain kemiri juga lapangan bermain berbentuk lingkaran
14. Manggaro adalah silat yang mengiringi kegiatan karia
15. Ngibi adalah silat yang mirip seperti orang menari
16. Kontau adalah permainan tangan yang mengedepankan teknik
17. Balaba adalah permainan tangan yang mengedepankan kekuatan
tangan.
18. Pogala adalah silat yang menggunakan tombak
19. Podoro yaitu permainan kelereng, yaitu kelerengnya dari buah
hutan
20. Po hule yaitu permainan gasing
21. Po kangko-ngko oppe yaitu main sembunyi-sembunyi
22. Pongkuda yaitu permainan rakyat dari kayu yang cara mainnya
hampir sama dengan kasungki. bedanya kalau kasungki ,

30
rajanya dicungkil, kala pada permainan pongkuda dipukul
ujung kayunya untuk terangkat keatas
23. Kabothe yaitu batang enjelai dibakar kemudian dipukul
kebelakang laki-laki
24. Posemba yaitu permainan laki-laki dengan memasang betis
untuk dihantam pakai kaki lawan
25. Po pero yaitu adu otot
26. Ntauda-uda yaitu jalan kelompok dalam satu kesatuan dengan
menggunakan kayu
27. Po enggo yaitu main sembunyi, 1 orang penjaga enggo dan yang
lain dengan sembunyi-sembunyi dia datang memegang enggo yang
dijaga oleh pihak yang kalah dari permainan awal
28. Po elo yaitu main karet yang dimasukan pada paku/kayu yang
ditancapkan ditanah
29. Po sawugho manu yaitu permainan sabung ayam jantan
30. Pogiraha Adhara yaitu adu kuda
31. Bhage yaitu memainkan layang-layang pada saat angin kurang
supaya tetap di udara.
32. Dhuu-Dhuungke yaitu sejenis permainan dengan cara duduk
bersama sambil menjulurkan kaki kemudian menghitung kaki
dengan mendengungkan dhuu-dhuungke.
33. Kampeta yaitu batu atau sejenisnya yang dilempar untuk
mengenai sasaran (dalam permainan).

31
BAB X
OLAHRAGA TRADISIONAL

Olahraga tradisional adalah berbagai aktifitas fisik dan atau


mental yang bertujuan untuk menyehatkan diri dan meningkatklan
daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan
oleh masyarakat secara terus–menerus dan diwariskan lintas
generasi. Contoh olahraga tradisional antara lain bela diri,
pasola, lompat batu dan debus.
Oahraga tradisional di Muna yaitu :
1. Ewa Wuna yaitu silat muna
2. Raga yaitu permainan takraw
3. Poka adhara yaitu bermain kuda
4. Kalego adalah permainan tempurung (Dijepit antara tumit lalu
ditendang berputar ke belakang, tujuan nya mengenai sasaran
tempurung lain).
5. Langkaeru yaitu permainan gasing dengan cara melemparkan gasing
pada gasing yang telah dijejerkan pada garis.
6. Kontau yaitu silat tradisional berupa peragaan badan dengan
tangan kosong.
7. Lasunsu yaitu susunan tempurung (dengan cara bertolak belakang,
dalam permainan kalego).
8. Wuni yaitu sejenis permainan, dua regu yang duduk berlawanan,
masing-masing, memindahkan batu dari orang ke orang , kalau
diterka batu berada pada siapa, sudah menang.
9. Wele yaitu jalan melingkar dalam gerakan seni (dalam main
silat).
10. Ngkuda yaitu sebatang kayu pendek diletakkan di dalam lubang,
kemudian diungkit dengan sebatang lain sampai terlempar jauh.
Nilai dihitung berdasarkan jarak lemparan. Yang menang boleh
mengendarai teman nya.

32
BAB XI
CAGAR BUDAYA

Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa


benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya,
situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat dan atau di
air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama , dan
atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Potensi Cagar Budaya di Kabupaten Muna adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Gua Prasejarah Liangkobori yang memiliki banyak
lukisan cadas di Desa Liangkobori Kecamatan Lohia. Kawasan ini
menjadi bukti arkeologis bahwa suku Muna adalah salah satu
suku tertua di nusantara sebagai peradaban awal di Sulawesi
menurut penelitian ahli antropologi.
2. Kawasan Gua Prasejarah Kondogia di Desa Kondongia Kecamatan
Lohia,.
3. Ceruk Lukisan Prasejarah Tanjung Laiworu di Dusun Laokusi Desa
Up. Wuna
4. Kawasan Gua Kararasi di Dusun Laokusi Desa Up.Wuna
5. Situs Lambu Bhalano Wamelai di Desa UP Wuna Kecamatan Tongkuno
6. Mesjid Agung Kota Wuna terletak di Desa Up.Wuna Kecamatan
Tongkuno. Sudah melalui proses pemindahan dan renovasi .
Mesjid ini dibangun pada oleh penyebar Agama Islam Syeh Abdul
Wahid di masa Raja Muna La Posasu/Omputo Kobhangkuduno.
7. Mesjid Tua Mutui yaitu Mesjid yang dibangun oleh Komaligano
8. Mesjid Loghia yaitu Mesjid tua Bharata Loghia yang dibangun
oleh penyebar Agama Islam Saidi Raba masa Raja Muna La Ode
Abdul Rahman/Omputo Sangia Latugho yang terletak di Desa
Loghia Kecamatan Lohia.
9. Mesjid Wasolangka yaitu Mesjid tua Bharata Wasolangka yang
dibangun oleh penyebar Agama Islam Saidi Raba masa Raja Muna
La Ode Abdul Rahman/Omputo Sangia Latugho yang terletak di
Kelurahan Wasolangka Kecamatan Parigi. Mesjid ini dibangun
bersamaan dengan Mesjid Bharata Laghontoghe dan Mesjid
Bharata Loghia.
10. Batu Pelantikan Raja Muna (Kontu Harimau) terletak di Desa Up.
Wuna Kecamatan Tongkuno.
11. Batu dudukan Kamali (Istana Raja Muna) Karawawono di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno.
12. Bekas dudukan kantor Mintarano Bhitara/Pengadilan Kerajaan
Muna di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno.

33
13. Meriam di Mesjid Kota Wuna Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
14. Batu dudukan Kamali (Istana Raja Muna) La Eli/Bheteno Ne
Tombula Baiduzzaman di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno.
15. Batu dudukan Kamali (Istana Raja Muna) La Ode Abdul Rahman
/Omputo Sangia Latugho di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno.
16. Batu dudukkan Kamali (Istana Raja Muna)La Ode Bulae/ Omputo
Sangia Laghada di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno.
17. Benteng Bheteno Ne Tombula di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno.
18. Benteng Kota Wuna di Desa Up Wuna Kecamatan Tongkuno
19. Benteng Bheteno Ne Tombula di Desa Up Wuna Kecamatan Tongkuno
20. Benteng Karawawono di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno
21. Benteng Sangia Latugho di Desa UP Wuna Kecamatan Tongkuno
22. Benteng Sangia Laghada di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
23. Benteng Galampa di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
24. Benteng Wakapalu di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
25. Benteng Akaerau di Dusun Tongkuno Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
26. Benteng Kotano Lakawoghe di Dusun Lakawoghe Desa Up. Wuna
Kecamatan Tongkuno
27. Benteng Baluara di Dusun Labhongkuru Desa Up. Wuna Kecamatan
Tongkuno
28. Benteng Konawe di Dusun Konawe Desa Up Wuna Kecamatan Tongkuno
29. Benteng Kararasi di Dusun Laokusi Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
30. Benteng Portugis di Tunuha Dusun Laokusi Desa Up Wuna
Kecamatan Tongkuno
31. Benteng Bata Laiworu di Dusun Laokusi Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
32. Benteng Lansale di Dusun Laokusi Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
33. Benteng Lambuno Kawea di Dusun Laokusi Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
34. Benteng Wakakuri di Dusun Tobea Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
35. Benteng Wasidakari di Dusun Kasaka Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
36. Benteng Lakampue di Dusun Labaluba Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
37. Benteng Laowu di Dusun Labaluba Desa Up Wuna Kecamatan
Tongkuno
38. Benteng Laghontoghe di Desa Oempu Kecamatan Tongkuno
39. Benteng Liamopute di Kelurahan Tombula Kecamatan Tongkuno

34
40. Benteng Kologhiano di Desa Loghia Kecamatan Lohia
41. Benteng Kantolalo Anahi di Desa Loghia Kecamatan Lohia
42. Benteng Kasasi di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
43. Benteng Sugi Manuru di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
44. Benteng Wakambero Mbero di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
45. Benteng Lamembe di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
46. Benteng Lantolaki di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
47. Benteng Labhaleo di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
48. Benteng Bungano Ponda di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
49. Benteng Liangkawali di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
50. Benteng Lodhi di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
51. Benteng Kawuna Wuna di Desa Liangkobhori Kecamatan Lohia
52. Benteng Kadimba di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga
53. Benteng Ngkoghua di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga
54. Benteng Toko di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga
55. Benteng Lapanasa di Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga
56. Benteng Sangia Kaindea di Ghai Desa Lasunapa Kecamatan Duruka
57. Benteng Lambiku di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano
58. Benteng Lakakoda di Desa Laiba Kecamatan Parigi
59. Benteng Kotano Wakumoro di Desa Wakumoro Kecamatan Parigi
60. Benteng Lapansaruba di Keluarga Wasolangka Kecamatan Parigi
61. Benteng Wadolao di Desa Wadolao Kecamatan Marobo
62. Benteng Mangkarae di Desa Bone Kancitala Kecamatan Bone
63. Benteng Aro Toko Kelurahan Wasolangka Kecamatan Parigi
64. Benteng Sangia Waale-Ale di Desa Waale Ale Kecamatan Tongkuno
Selatan
65. Benteng Kamosope di Desa Kamosope Kecamatan Pasir Putih
66. Benteng Langkamelu Melu di Desa Kamosope Kecamatan Pasir Putih
67. Benteng Moghane Balano di Desa Pola Kecamatan Pasir Putih
68. Benteng Lakansoro
69. Situs Petilasan Raja Muna pertama La Eli Raja / Bheteno Ne
Tombula / Baiduzzamani di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno.
70. Makam Raja Muna Sugi Patola di Desa Liangkobori Kecamatan
Lohia
71. Makam Raja Muna Sugi Patani di Desa Liangkobori Kecamatan
Lohia
72. Makam Raja Muna Sugi Ambona di Desa Liangkobori Kecamatan
Lohia
73. Makam Raja Muna Sugi Laende di Desa Liangkobori Kecamatan
Lohia
74. Makam Raja Muna Sugi Manuru di Desa Liangkobori Kecamatan
Lohia

35
75. Situs Petilasan Omputo La Posasu Sultan Kobhangkuduno di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
76. Makam Raja Muna Omputo Rempoi Somba Sultan Fahrisi di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
77. Makam Raja Muna Omputo Titakono Sultan Idrus di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno
78. Makam Raja Muna La Ode Saaduddin di Desa Up.Wuna Kecamatan
Tongkuno
79. Makam Raja Muna La Ode Kadir/Omputo Sangia Kaindea di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
80. Makam Raja Muna La Ode Abdul Rahman/Omputo Sangia Latugho di
Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
81. Makam Raja Muna La Ode Husein Omputo Sangia di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno
82. Makam Raja Muna La Ode Haerum Baradhai/La Ode Kentukoda/
Omputo Kantolalo di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
83. Makam Raja Muna La Ode Harisi/Ompuo Tolu Kaburuno di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
84. Makam Raja Muna La Ode Umara/Omputo Nigege di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno
85. Makam Raja Muna La Ode Murusali/Omputo Sangia Gola di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
86. Makam Raja Muna La Ode Ismail/Omputo Nisombo di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno
87. Makam Raja Muna La Ode Saete/Omputo Sorano Masigi di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
88. Makam Raja Muna La Ode Bulae/Omputo Sangia Laghada di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
89. Makam Raja Muna La Ode Kaili/Omputo Sangia Te Tobhea di Desa
Up.Wuna Kecamatan Tongkuno
90. Makam Wa Ode Kamomono Kamba di Kelurahan Wasolangka Kecamatan
Parigi.
91. Makam La Ode Hasan/Sangia Wadolao di Desa Wadolao Kecamatan
Marobo
92. Makam Akido Ngkamali/Bhata Te Wuragha Di Desa Bungi Kecamatan
Kontunaga.
93. Makam Wa Ode Sope di Desa Wadolao Kecamatan Marobo
94. Makam Kapitalao La Ode Majapere di Desa Up. Wuna Kecamatan
Tongkuno.
95. Makam La De Makuta Kapitalao Kerajaan Muna di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno.

36
96. Makam Kapitalao La De Ana Ana di Desa Up.Wuna Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna.
97. Makam La De Tarakolo Bhonto (Menteri) Litau Kerajaan Muna di
Desa UP Wuna Kecamatan Tongkuno.
98. Makam Kapitalao Lasehao La Ode Zainal Abidin di Kelurahan
Laimpi Kecamatan Kabawo
99. Makam Kapitalao La Ode Ngkada gelar Kantolalo Anahi di
Kecamatan Lohia
100. Makam Kapitalao La Ode Tao di Desa Mabholu Kecamatan Lohia.
101. Kuburan Moloku yaitu kuburan keturunan raja di Maluku yang
kapalnya karam di Muna. Mereka dikubur satu lubang sejumlah 20
orang. Terletak di Kecamatan Kontunaga.
102. Kuburan Walau adalah kuburan keturunan raja di Maluku yang
kapalnya karam di Muna. Mereka dikubur satu lubang sebagai
sisa di kuburan Moloku yaitu sejumlah 21 orang .Terletak di
Kecamatan Kontunaga.
103. Makam La Kokuli yaitu makam pembawa agama Islam dengan gelar
Kambera Kakuni di Kecamatan Watopute.
104. Makam Kowatoputeno di Kecamatan Watopute.
105. Makam Wambona adalah makam keturunan bidadari yang tidak
kembali kelangit di Desa Wambona.
106. Situs Sangia Pure-Pure adalah situs lingkungan kuburan
Komaligano
107. Makam Maligano adalah makam orang dari melayu yang membawa
Islam di Muna dengan nama Arrahman Idris
108. Makam La Ode Pulu di Desa Mabodo
109. Kontu Dopi yaitu batu yang berbentuk papan di Kecamatan
Kontunaga.
110. Kontunaga adalah batu yang berbentuk seperti naga di Kecamatan
Kontunaga
111. Lia Ganda adalah gua yang berbentuk gendang
112. Gua Lambu Raya yaitu gua yang dihuni manusia purba di Desa
Laiba Kecamatan Parigi.
113. Gua Makoaka yaitu di dalamnya terdapat beberapa jenis benda
yang menyerupai patung (kuda, perempuan,dll).
114. Kontu Moghaneno Liwu
115. Kantinu atau Kobakan Air kadang disebut sumur berjumlah
puluhan buah terletak di Desa Loghia Kecamatan Lohia.
116. Batu pijakan kaki Saidi Raba di samping Mesjid Tua Loghia di
Desa Loghia Kecamatan Lohia.
117. Batu Gong yang terletak di Desa Liangkobori Kecamatan Lohia.
118. Lisu Tambaga

37
119. Kontu Kowuna yaitu batu berbunga yang terletak di Desa Up.
Wuna Kecamatan Tongkuno.
120. Bukit Bahutara yang menyerupai kapal terletak di Desa Up.Wuna
Kecamatan Tongkuno.
121. Harimau Kontu yaitu batu yang menyerupai harimau di Kecamatan
Kontunaga.
122. Situs Wadumapo di Desa Up.Wuna Kecamatan Tongkuno.
123. Situs Kambawuna di Kelurahan Laimpi Kecamatan Kabawo.
124. Khutbah Jumat Mesjid Kota Wuna yang dibawa oleh Saidi Raba di
Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno
125. Khutbah Idul Fitri Mesjid Kota Wuna yang dibawa oleh Saidi
Raba di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno
126. Khutbah Idul Adha Mesjid Kota Wuna yang dibawa oleh Saidi Raba
di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno
127. Tongkat Imam Mesjid Kota Wuna yang dibawa oleh Saidi Raba
128. Tongkat Imam Mesjid Quba Loghia yang dibawa oleh Saidi Raba
129. Kantor Kehutanan peninggalan Hindia Belanda di Kota Raha
130. Kantor Swapraja Muna / Kantor Onder Affdelling Muna di Kota
Raha
131. Tongkat Raja Muna (Katuko Bulawa) di Kota Raha
132. Tongkat Perdana Menteri Kerajaan Muna/Bhonto Balano (Katuko
Salaka) di Kota Raha
133. Parang Kapitalao Kerajaan Muna di Kota Raha.
134. Meriam di Rumah Adat Muna yang menjadi koleksi Museum
Bharugano Wuna .
135. Pakaian Pelantikan Raja Muna La Ode Pandu di Kota Raha
136. Al-Quran tulisan tangan zaman Raja Muna Sugi Manuru, saat ini
disimpan di Museum Negeri Sulawesi Tenggara Kendari.
137. Situs Wadumapo di Desa Up. Wuna Kecamatan Tongkuno

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Dokumen Pokok – Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD)


Kabupaten Muna tahun 2018
2. Buku Cerita Rakyat Muna yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Muna bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Univeristas Haluoleo Tahun 2002.
3. Jurnal Penelitian Budaya Volume 5 No.1 (April 2020) Program
Studi Kajian Budaya Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo Kendari
tentang Tuturan dalam Prosesi Adat Perkawinan pada Masyarakat
Suku Muna di Kabupaten Muna oleh Nurwati, La Taena dan Wa
Kuasa Baka.
4. Buku Hidupkan Kembali Budaya Muna yang ditulis oleh Drs H La
Mokui Tahun 2017.
5. Buku Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna yang ditulis oleh J
Courvreur tahun 1935 berbahasa Belanda dan diterjemahkan ke
bahasa Indonesia oleh Rene Van Den Berg tahun 2001.
6. Buku Sejarah dan Kebudayaan Muna yang ditulis oleh Dr. Ader
Laepe,SS, M.Hum tahun 2017.

39
BIODATA PENULIS

Nama : Hadi Wahyudi, S.Si , ME


Tempat dan Tanggal Lahir : Lasehao, 12 Maret 1979
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jln Mata Buntu No.37 Raha
Pendidikan :
1. TK Pertiwi Lasehao
2. SDN 11 Kabawo
3. SMPN 1 Kabawo
4. SMAN 1 Kabawo
5. ITS Surabaya Jurusan Fisika
6. Pasca Sarjana Ilmu Manajemen
UHO Kendari

Pengalaman Jabatan ASN :


1. Kasi Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kesra Kantor
Kelurahan Watulea Kec.Gu Kab.Buton Tahun 2012

2. Kasubid Pendataan,Evaluasi dan Lomba Desa BPMPD Kab. Muna


Tahun 2014

3. Kasi Pendapatan Desa dan Aset Desa Dinas PMD Kabupaten Muna
Tahun 2016

4. Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Dikbud Muna Tahun
2018 s/d sekarang

Pengalaman Organisasi :
1. Ketua Umum OSIS SMAN 1 Kabawo
2. Ketua Umum LM Fakultas MIPA ITS Surabaya
3. Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muna Surabaya
4. Ketua HMI Cabang Surabaya
5. Pengurus Badko HMI Jawa Timur
6. Pengurus PB HMI
7. Kordinator Forum Mahasiswa Sulawesi Surabaya
8. Ketua Umum Masika ICMI Jawa Timur
9. Sekretaris MPI KNPI Kab.Muna
10. Pendiri Kambawuna (Komunitas Pemerhati Budaya Warisan Suku
Muna).

40

Anda mungkin juga menyukai