Anda di halaman 1dari 149

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P.

Walukow 1

Alffian Walukow
LENGANENG 2009

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
CERITA GUMANSALANGI. 1
BAB II
SEJARAH PERKEBANGAN MASYARAKAT SANGIHE 11
BAB III
PENINGGALAN KEBUDAYAAN PRA SEJARAH.. 20
BAB IV
KEHIDUPAN BERAGAMA DAN KEPERCAYAAN SUKU
SANGIHE .... 24
BAB V
SENI TARI DAN MUSIK SANGIHE
45
BAB VI
SENI RUPA SANGIHE ..... 74
BAB VII
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI ... 93
BAB VIII
BAHASA DAN SASTRA SANGIHE ..... 116
BAB IX
KERAJAAN DI SANGIHE .. 126
DAFTAR PUSTAKA .. 145
DAFTAR NARA SUMBER 147

BAB - I
CERITA GUMANSALANGI

SANGIANG KONDA WULAENG


SANG PUTRI CAHAYA

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 3

Untuk mendalami kebudayaan sangihe, sebaiknya memahami


sastera lisan sangihe, sastera lisan sangihe adalah salah satu bukti
peninggalan kebudayaan sangihe masa lalu yang masih dilestarikan
sampai saat ini. Dari beberapa sastera lisan sangihe yang paling
melegenda adalah cerita Gumansalangi. Dari cerita tersebut kita
dapat melihat
sampai

keberadaan sangihe dari penduduk mula-mula

terbentuknya

kerajaan-kerajaan

yang

menjadi

dasar

terbentuknya sebuah suku yang dinamakan suku sangihe. Kisah


Gumansalangi
utuh

sebagai

dalam Tamo

sangiang

penduduk
karena

konda sebagai ibu

mula-mula tergambar

secara

tamo telah menjiwai kelahiran


dari

orang-orang

sangihe. Cerita

Gumansalangi dan pembentukan kerajaan sudah ditulis banyak


orang meskipun hanya dalam tulisan-tulisan lepas, bukan dalam
sebuah buku yang sangat lengkap.
Ada banyak tulisan yang dilengkapi dengan tahun kejadian,
tetapi belum bisa diakui karena
Gumansalangi, tidak

pernah

semua

cerita

dibukukan dimasa

lalu

tentang
sehingga

terjadi kesimpangsiuran. Mungkin cerita lengkap tentang Sangihe


boleh ditelusuri di Belanda untuk mandapatkan kepastian yang
lebih ilmiah dan dapat diakui oleh publik yang lebih luas.
Seperti pepatah mengatakan tak ada rotan akarpun jadi. Kita
sebagai generasi baru tidak bisa lagi menunggu pemerintah untuk
mendanai

penelitian

dan penulisan

tentang

sejarah

dan

kebudayaan sangihe secara komprehensip. Karena lebih banyak


orang sangihe ndak mau peduli, dari pada yang terpanggil untuk
berbuat menggali kekayaan budaya.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 4

Tokoh

Gumansalangi

sudah diceritakan berabad-abad

lamanya di kepulauan sangihe melalui

cerita lisan dari generasi

kegenerasi secara turun-temurun. Sejak masuknya bangsa Eropa,


cerita Gumansalangi

mulai

ditulis

oleh

para budayawan,

sejarahwan dan pemerhati sejarah dan kebudayaan sangihe lainnya


dalam bentuk tulisan-tulisan lepas.
Cerita Gumansalangi pertama kali diterjemahkan Desember
1993 di Biola University Los Angles. Kisah Gumansalangi terbaru
ditulis oleh Kenneth R. Maryott, seorang berkebangsaan Amerika
yang bekerja sebagai

dosen bahasa Inggris di Philliphin dalam

buku yang berjudul Manga wkeng Asa u Tau Sangih . Buku


tersebut ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Sangihe,bahasa
Inggris

dan bahasa Indonesia, diterbitkan oleh The Committee

For The Promotion Of The Sangir Language, Davao - Phillphiness,


1995. Kenneth bertindak sebagai editor, berdasarkan penuturan dari
Bapak Haremson E. Juda. Disamping itu terdapat

juga cerita

tentang Makaampo. Cerita Makaampo pertama kali ditulis dan


dipublikasikan dengan judul Bkeng

Makaampo (The Story of

Makaampo) dari artikel journal Majalah Bijdragen tot de taal,Land en Volkendkunde, Volume 113 (1957)
Cerita Gumansalangi berasal dari kepulauan Sangihe Talaud,
yang diceritakan sebagai folklore atau cerita rakyat. (Folklore adalah
unsure kebudayaan dari masa silam yang menuju ke ambang kepunahan ).

Banyak

cerita

yang

berkembang di kepuluan sangihe

Gumansalangi tetapi intinya berkisah


pertama. Permasalahannya

tentang penduduk

adalah Siapa dan

dari

tentang
sangihe

mana asal

Gumansalangi yang sebenar benarnya. Sampai kapanpun tidak akan


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 5

mungkin ditemukan kebenaran secarah ilmiah siapa Gumansalangi.


Penyebabnya adalah belum ditemukan bukti melalui naskah kuno
atau prasasti yang menulis atau memberikan gambaran tentang
kehidupan Gumansalangi. Hal ini terjadi juga pada

beberapa

folklore lain disulawesi utara seperti cerita Toar dan Lumimuut


dari Minahasa, cerita Gumalangi dan isterinya Tendeduata penghuni
pertama Bolaang Mongondow, cerita seperti ini tetap menjadi
legenda.
Kenapa cerita Gumansalangi memiliki banyak bentuk,dari alur
cerita maupun kesesuaiannya dengan sejarah Sangihe. Hal ini
disebabkan

oleh beberapa

hal

yaitu : Cerita

Gumansalangi

merupakan sastera lisan, yang hanya diceritakan dari mulut ke


mulut, keadaan ini memungkinkan terjadinya berbagai perubahan.
Perubahan dapat

terjadi berdasarkan siapa

yang

pertama

mengisahkan, siapa yang mendengarkan, kepada siapa kisah itu


diturunkan dan dilingkungan apa cerita itu dikembangkan.
Berdasarkan beberapa cerita yang berkembang dimasyarakat
sangihe terdapat beberapa cerita berdasarkan tempat dimana cerita
itu berkembang diantaranya ; Cerita Gumansalangi versi Siau,
Cerita Gumansalangi versi Talaud, Cerita Gumansalangi versi pulau
Sangihe besar. Dikalangan orang sangihe sendiri terdapat beberapa
bentuk, seperti versi cerita Gumansalangi dari orang-orang yang
ada di bekas kerajaan Tabukan dan diluar kerajaan Tabukan.
Diantara beberapa versi tersebut dapat dipaparkan beberapa versi
yang memiliki perbedaan.
a. Versi pertama (versi siau)

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 6

Gumansalangi
Sangihe

adalah

kulano

pertama di Pulau

besar. Gumansalangi bersiteri Ondaasa yang disebut

juga Sangiangkonda atau

Kondawulaeng. Gumansalangi

adalah Putera Mahkota dari

kesultanan Cotabato,Mindanao

Selatan akhir abad ke XII. Mereka diperintahkan untuk pergi


ketimur

oleh ayah

mereka dapat
mereka dengan

Gumansalangi dengan maksud

mendirikan

kerajaan

menunggangi

supaya

baru. Berangkatlah

ular terbang sampai ke

Pulau Marulung (pulau balut), kemudian keselatan menuju


pulau Mandolokang

(pulau

Taghulandang) dipulau

ini

mereka tidak turun tetapi melanjutkan perjalanan ke pulau


lain melewati pulau Siau dan turun di pulau Sangihe besar.
Dalam perjalanan, ikut pula saudara laki-laki dari
Kondaasa bernama Pangeran

Bawangunglare. Mereka lalu

mendarat di pantai Saluhe. Dikemudian hari

nama Saluhe

berubah menjadi Saluhang dan kini menjadi Salurang.


Karena Gumansalangi adalah seorang bangsawan
maka tempat tersebut dinamakan Saluhang yang berararti
dieluk-elukan dan dipelihara

supaya

dia

bertumbuh

dengan baik dan subur. Sejak kedatangan Gumansalangi dan


Kondaasa di saluhe,

selalu

saja

terdengar gemuruh dan

terlihat kilat yang datang dari gunung. Gumansalangi lalu


diberikan gelar Medellu yg

berarti Guntur dan Kondaasa

diberikan gelar Mengkila yang

berarti

Gumansalangi dan Kondaasa memiliki dua

cahaya
orang

bernama Melintangnusa dan Melikunusa.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

kilat.
putra

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 7

Gumansalangi

lalu

mendirikan kerajaan pada

tahun

1300. Wilayah kerajaannya sampai ke Malurung (Pulau Balut


/

Philliphina).Saudara

laki-laki

Kondaasa

melanjutkan

perjalanan ke kepulauan Talaud tepatnya di pulau Kabaruan.


Sampai

saat

ini tempat yang pertama kali diinjak

Pangeran Bawangunglare, dinamakan Pangeran.


Gumansalangi menyerahkan
waris raja

oleh

kepada

anaknya yang sulung Melintangnusa pada tahun 1350. Anak


bungsu Melikunusa
memperisteri

mengembara

ke

Menongsangiang

Mongondow dan
putri

raja

Mongondow.Melikunusa meninggal di Mongondow sedangkan


Melintangnusa

meninggal di Philliphina pada tahun 1400.

Sesudah wafatnya Malintangnusa, kerajaan terbagi dua yaitu


kerajaan Utara bernama Sahabe atau Lumage dan kerajaan
Selatan

bernama Manuwo atau

Salurang. (dari beberapa

catatan lepas pemerhati sejarah sangihe).


b. Versi kedua
Terbentuknya kerajaan pertama Sangihe berakar
cerita

dari

tentang Gumansalangi. Humansandulage beristeri

Tendensehiwu dan memperanakan Datung Dellu. Datung


Dellu

bersiteri

Hiwungelo

dan

memperanakan

Gumansalangi.
Gumansalangi, setelah mempersunting Ondaasa berlayar dari
Molibagu melalui pulau Ruang,Tagulandang,Biaro,Siau terus
ke Mindanao kemudian

kepulau Sangihe, mereka

Kauhis lalu mendaki Gunung Sahendarumang dan


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

tiba di
berdiam

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 8

disana

sampai terbentuknya

kerajaan Sangihe

pertama

bernama Tampungang Lawo pada tahun 1425.


( Iverdikson Tinungki dalam tabloid Zona utara )
c. Versi ketiga
Gumansalangi adalah anak seorang raja dari sebuah
kerajan kecil diwilayah Philiphina bagian selatan. Ibunya
meninggal ketika Gumansalangi masih kecil. Raja kemudian
menikah

lagi

dengan

perempuan

lain

dan

melahirkan

seorang puteri. Pada suatu pesta sang puteri atas perintah


ibunya mempengaruhi Raja dengan sebuah permintaan dan
berkata harta kekayaan tak penting bagiku yang kuinginkan
adalah agar Ayah dapat membunuh Gumansalangi. Permintaan
ini dilakukan agar tahta kerajaan tidak jatuh ketangan
Gumansalangi.
Keinginan itu

diketahui

oleh Batahalawo dan

Batahasulu atau Manderesulu orang sakti kerajaan pengikut


Gumansalangi, mereka lalu meberitahukan rencana itu pada
Gumansalangi. Batahalawo kemudian melemparkan ikat kepala
( poporong ) kelaut yang

kemudian

menjelmah

menjadi

Dumalombang atau ular naga besar. Dumalombang membawa


terbang Gumansalangi dan tiba di Rane dan tebing Mnanawo
lalu mengitari bukit Bowong Panamba,Dumga dan Areng
kambing. Setibanya

ditempat

yang

baru, setiap malam

Gumansalangi hanya mendengarkan suara burung pungguk


atau Tanalawo, arti lain dari Tanalawo adalah Pulau Besar.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 9

Pada suatu senja digubuknya kedatangan seorang nenek


yang memerlukan tempat berteduh. Malam berikutnya dia
didatangi

lagi seorang gadis

cantik. Dua persitiwa

membingungkan hati Gumansalangi. Disaat tenang terdengar


suara yang berkata ambilah telur dipucuk pohon yang besar
itu

dan

jangan

tersebut sampai

sampai

pecah.

mendapatkan

Ditebangnyalah

sebutir

pohon

telur. Telur

itu

kemudian pecah dalam perjalanan pulang, dari telur itu


keluar seorang puteri cantik yang kemudian dikenal dengan
nama

Konda Wulaeng atau Sangiang Ondo Wasa ( puteri

perintang malam ) putri khayangan. Mereka menikah lalu


dinobatkan menjadi Kasili Mdlu dan Sangiang Mngkila
yang berarti Putra Guntur dan Putri Kilat. Dinamai demikian
karena pakaian

sang

putri

berkilau

seperti

emas dan

pertemuan mereka ditandai gemuruh dari langit. Cerita ini


juga menjadi bagian dari lahirnya nama sangihe, dan menjadi
inspirasi untuk pemotongan kue adat Tamo.
( Toponimi,Cerita rakyat, dan data sejarah dari kawasan
perbatasan Nusa Utara, Sub Dinas kebudayaan kab.Kepl.
sangihe, 2006 )
d. Versi ke empat
Tahun 1300, Pangeran Gumansalangi dibuang

oleh

orang tuanya dari Cotabato Mindanao, jauh ketengah hutan.


Gumansalangi dibuang karena
hutan

Gumansalangi

menangis-nangis

dan

tabiatnya buruk. Ditengah

menyadari
tangisannya

kesalahannya

sambil

terdengar

sampai

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 10

kekayangan. Dia lalu ditolong oleh raja dari kayangan dengan


mengirim putri bungsunya bernama konda kebumi

untuk

menemui Gumansalangi dalam penyamaran sebagai seorang


perempuan yang berpenyakit kulit.
Gumansalangi mengajak perempuan itu untuk tinggal
bersamanya.

Tapi

beberapa hari kemudian sang

putri

menghilang karena kembali kekhayangan. Dua kali putri


melakukan hal itu kepada Gumansalangi. Ketiga kalinya
sang putri datang lagi dalam rupa putri cantik atas perintah
ayahnya. Sejak saat itu mereka menjadi suami isteri.
Setelah menikah, atas perintah sang raja khayangan
mereka disuruh keluar dari hutan tersebut. Kepergian mereka
ditemani oleh kakak sang putri bernama Bawangung Lare
yang menjelmah menjadi seekor naga. Mereka berangkat
ketimur

dan

sampai

ke

pulau

Marulung (pulau

sekarang) Ditempat ini mereka tidak


ada

tanda

seperti

mereka.Tanda-tanda

yang
tersebut

turun karena

disampaikan

oleh

adalah nampak

balut
tidak
ayah

kilat saling

menyambar dan gemuruh. Perjalanan di lanjutkan melewati


Pulau Mandalokang (Pulau taghulandang sekarang) mereka
tidak menetap disana karena tidak ada tanda dan terus ke
pulau

Karangetang disana

tidak

juga

terlihat

tanda.

Perjalanan dilanjutkan ke pulau Tampungang Lawo menuju


ke

gunung Sahendalumang.

Di puncak

gunung, mereka

menemukan tanda berupa kilat dari atas dan gemuruh dari

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 11

bawah. Berdasarkan titah sang ayah, menetaplah mereka di


tempat itu. Gumansalangi diangkat menjadi raja dengan
gelar

Medellu yang berarti bagaikan gemuruh, sedangkan

Putri

Konda

dijuluki Mengkila yang

berarti putri

kilat.

Kerajaan itu bernama kerajaan Tampungan Lawo.


Tahta kerajaan kemudian diserahkan kepada anaknya
yang sulung

Melintangnusa tapi kemudian Melintangnusa

pergi ke Mindanao dan menikah

dengan putri Mindanao

bernama Putri Hiab anak dari raja tugis. Adiknya Melikunusa


pergi ke daerah Bolaang Mongondow dan menikah dengan
putri Mongondow bernama Menong Sangiang.
Tahta kerajaan dari Melintangnusa digantikan
anaknya Bulegalangi.

( sumber cerita

oleh

dari Bapak H.Juda

dalam buku Manga wkeng Asa u Tau Sangih ).


Melihat

penyampaian syair

umum

dalam

berbagai

sasalamate tamo yang diturunkan sejak masa lalu, memberikan


gambaran tentang usaha Gumansalangi memecahkan masalah dan
akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan. Tentang telur pada
pucuk tamo sudah dijadikan hiasan utama pada tamo masa lalu
sbagai simbol kehidupan

baru yang diamanatkan dalam kisah

Konda Wulaeng. Jika pemaknaan filosofi Tamo adalah gambaran


Gumansalangi dan konda wulaeng maka kemungkinan besar, dari
beberapa versi cerita Gumansalangi diatas yang paling bersesuaian
adalah versi ke tiga.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 12

BAB - II
SEJARAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT SANGIHE
A. Arti nama sangihe
Sangihe adalah daerah kepulauan, yang dahulunya satu
bagian dengan kepulauan Talaud dan Kepulauan Sitaro dalam
sistem pemerintahan kabupaten. Saat ini Kepulauan Talaud dan
Kepulauan

Sitaro ( siau, taghulandang,biaro ) terpisah, dan

membentuk pemerintahan kabupaten yuang baru.


Luas kepulauan sangihe adalah 2.263,95 km persegi
(ensiklopedi

nasional

indonesia). Terletak

antara 125,10

sampai 127,12 bujur timur dan 2,3 lintang sampai 5,2


lintang utara. Secara Geografis, kepulauan sangihe berbatasan,
sebelah utara dengan perairan laut philliphina,sebelah selatan
dengan selat talise - perairan laut minahasa,sebelah barat
dengan laut maluku, sebelah timur dengan laut sulawesi.
Sangihe merupakan
pegunungan sirkum

daerah vulkanis karena berada pada jalur


pasifik

yang

menghubungkan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

jalur

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 13

philiphina,ternate,tidore sulawesi utara dan sulawesi selatan. Hal


ini dibuktikan dengan adanya gunug api seperti gunung awu di
pulau sangihe,gunung karangetang di pulau siau,gunung ruang di
pulau ruang taghulandang,gunung api bawah laut mahangetang.
Sangihe dikenal sebagai sangir atau sanger oleh suku-suku lain
di Sulawesi utara.
Kemungkinan

besar

berhubungan dengan

kata

penggunaan

nama

sangihe

sangi berarti

sumangi, sasangi,

sasangitang, makahunsangi, mahunsangi, masangi, semua kata


ini merujuk pada arti tangis dan sedih. (sangiress nederlands
woordenboek met nederlands sangiress register, Mr.K.G.F.StellerDs.W.E.Aebersold). Kata Sangihe dapat dipilah dari dua kata
yang diartikan secara harafiah yaitu : Sangi dari kata sangiang
yang

berarti Putri Khayangan, Ihe

atau

uhe berarti Emas.

( Toponimi,cerita rakyat dan data sejarah dari kawasan


perbatasan nusa utara).

Kata sangi dapat juga ditemukan

sebagai

di

nama

tempat

pulau

lapu-lapu

kepulauan

philliphiness,afrika dan india.(Encarta 2007). Pelaut Eropa


menyebut daerah

kepulauan

Sangihe Talaud dengan

nama

Sanguin. Pelaut-pelaut china dalam satu ekspedisi yang dipimpin


laksaman Ceng Ho menyebut daerah kepulauan sangihe dengan
nama Shao San. (Iverdixon Tinungki,Tabloid Zona Utara). Dalam
bahasa

Tountembouan, kata Sangir berarti mengasah dengan

menggunakan batu asah. Tempat untuk mengasah benda tajam


disebut pasangiran.
Sampai saat ini belum ditemukan data secara pasti sejak
kapan kata sangihe mulai digunakan sebagai nama kepulauan
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 14

yang

didalamnya hidup ethnis sangihe. Muhamad Yamin dalam

buku Atlas Sejarah sudah menulis P. Sangihe sebagai daerah


kekuasaan kesultanan

Ternate

diserahkan ke VOC. Dalam

sampai tahun 1677 sebelum

catatan-catatan lain mengatakan

bahwa sangihe adalah Nusa Utara. Kepulauan Sangihe dan Talaud


pernah menjadi

wilayah konsentrasi

pasukan

Majapahit.

Kedatangan pasukan kerajaan majapahit di utara Indonesia


terutama di Kepl.Talaud antara tahun 1350 sampai 1365. Masa
ini dihitung sejak Hayam Wuruk berkuasa di kerajaan Majapahit
dan

mencapai kejayaan. Thn 1365 adalah tahun wafatnya

Gajah Mada.
B. Penduduk Mula - Mula
Manusia Sangihe pertama berdasarkan Legenda dan cerita
lisan, terdiri dari 4 jenis yaitu:
Manusia Apapuhang. Apapuhang adalah jenis

manusia

pertama dalam legenda Sangihe yang pernah hidup di pulau


Sangihe. Mereka hidup dicabang pohon. Persebaran manusia
apapuhang

berada di Utaurano antara

Bowongkalaeng. Disebuah

lembah

yang

Mangehes dan
sekarang

dikenal

dengan nama balang apapuhang, kecamatan Tabukan Utara.


Bentuk fisik

Apapuhang, tubuhnya pendek, kerdil. Suku

Apapuhang memiliki kerajaan di bawah bumi. Untuk dapat


masuk di kerajaan Apapuhang harus melewati pintu gerbang
yang

berada

tepat

di belakang air

terjun Apapuhang di

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 15

Kampung Lenganeng (Wawancara dengan Bapak Radangkilat thn


1994) Semua benda di kerajaan Apapuhang terbuat dari emas.

Foto, Lokasi tempat hidup manusia Apapuhang


dengan nama yang sama sajak masa lalu yaitu
Balang Apapuhang. Terletak 100 meter arah barat
Kampung Lenganeng.

Manusia Tampil Batang, Hidup diakar pohon besar yang


tumbang. Persebaran penduduk ini tidak diketahui.
Manusia Pmpanggo (manusia

jangkung)

Tidak memiliki

tempat tinggal tetap. Persebaran penduduk ini tidak diketahui.


Manusia Angsuang. Angsuang adalah
sangihe.Cerita

tentang

manusia

raksasa dalam bahasa

ini menjadi

Legenda di

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 16

kampung-kampung

yang

berada

dikaki

gunung Awu.

Angsuang adalah tokoh dalam legenda Gunung Awu, yang


menceritakan proses terjadinya letusan gunung berapi.

C. Nenek moyang penduduk kepulauan Sangihe


Dr. Peter Beltwood dari Australian National University
Departement of

Prae-history

bekerjasama dengan pihak

permuseuman kantor pendidikan dan kebudayaan yang diwakili


oleh Drs. I. Made Sutayasa pada bulan Juni sampai Juli 1974
telah mengadakan penggalian dikepulauan sangihe dan talaud.
Dari

hasil

penggalian ditemukan

taring dan gading hewan

purba,gerabah bermotif, flakes, kerangka manusia purba (di goa


Bowoleba

Manalu).Temuan itu memberikan gambaran bahwa

sudah ada kehidupan di kepulauan

sangihe dan talaud

sejak

kurun waktu 5000 tahun silam. (Toponimi,cerita rakyat dan data


sejarah dari kawasan perbatasan nusa utara)
Tim arkeologi nasional

melalui

dalam laporan penelitian arkeologi,


mata

pencaharian hidup

manusia

balai arkeologi manado


kajian

permukiman dan

masa

lalu di kepulauan

sangihe dan talaud sulawesi utara mendapatkan hasil bahwa


sudah sejak lama ada kehidupan di kepulauan Sangihe dan
Talaud.
Robert C. Suggs dalam

buku Island Civilization of

Polynesia, ( John Rahasia Penemuan Kembali Tagaroa ,

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 17

1975 ) mengungkap bahwa sejak 2000 1700 sebelum Masehi


terjadi tekanan politis militer China dan Mongolia dari bagian
utara

daratan

Asia yang

mendesak

penduduk di

lembah

Mekhong di daerah Yunnan (Viet Nam) untuk pindah. Penduduk


yang tinggal di lembah Mekhong menjalani tiga macam situasi
yaitu : Mereka

yang

lemah

dan

tunduk, dikuasai

dan

diasimilasikan dibawah peradaban,kebudayaan dan kekuasaan


China Mongolia.Mereka

yang

lemah

tetapi

mengadakan

perlawanan,dihancurkan sampai keakar-akarnya, sehingga tidak


berbekas.Mereka yang tidak mau tunduk terpaksa meninggalkan
daerah asalnya dan merantau keluar. Ketepi laut China Selatan ke
Philliphina, Nusantara, melalui Mikronesia dan Melanesia sampai
ke kepulauan Hawaii, pulau Paskah, Selandia baru di Polynesia
dan ada juga yang ke Madagaskar, Timur Afrika.
Periodisasi persebaran penduduk di China akibat

masalah

diatas dapat dikelompokan sebagai berikut ;


1. Continental riverine migrations, yaitu penyebaran di daerah
daratan Asia disektar sungai mekhong
2.
Coastal maritime migrations, yaitu penyebaran di daerah
pesisir vietnam atau tepi laut cina selatan.
3.
Insular Maritim migration, yaitu penyebaran antar pulau
dalam wilayah kepulauan

Taiwan, Jepang, Philliphines,

Indonesia.
4. Insular oceanic maritime migrations, yaitu: penyebaran antar
pulau sambil

mengarungi samudera

Nusantara

Madagaskar.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

dan ke

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 18

Migrasi nenek moyang Nusantara terdiri dari dua tahapan


yaitu :
Migrasi pertama

tahun

1700 - 1500 sebelum

Masehi

dinamakan proto melayu. Migrasi ini membawah kebudayaan


Batu baru / neolitikhum yang berpusat di Bascon hoabin Indo
china. ( kebudayaan

kapak

lonjong

dan

persegi ). Yang

termasuk keturunan proto melayu adalah : suku toraja dan


dayak. Migrasi kedua

tahun

700 - 300 Sebelum

Masehi

dinamakan Deutro Melayu yang membawah kebudayaan logam.


Kebudayaan ini berpusat di Dongson. Yang termasuk keturunan
deutro melayu adalah suku Jawa dan Bugis.
Penduduk Sangihe dan Talaud termasuk

ras Melayu

Polynesia. Asal perpindahan mereka dari Utara Mindanao dan


lainnya berasal dari Ternate. Suku bangsa Sangihe dan Talaud
termasuk suku bangsa Polynesia dan sebagian besar termasuk
dalam suku Austronesia (Prof. J. C. van Erde, dalam catatan
tentang kebudayaan Sangihe-Talaud, Gideon Makamea,2008 ).
Penduduk Sangihe, tidak dapat ditentukan dengan pasti
asalnya. Diperkirakan

mereka

berasal

dari Philliphina dan

Sulawesi Utara hal ini didasarkan

dari bahasa yang ada di

Sangihe dan

dan

Talaud, Philliphina

Minahasa

memiliki

banyak kesamaan. (Breuwer 1918 ; 771,dalam catatan tentang


kebudayaan Sangihe-Talaud, Gideon Makamea,2008 ) Penduduk
sangihe sendiri beranggapan bahwa nenek moyang mereka
berasal dari utara.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 19

Untuk mengetahui siapa nenek moyang pendatang dan siapa


nenek moyang penduduk asli dapat dilihat melalui beberapa
ras dunia yg akan menunjukan keberadaan nenek moyang suku
sangihe.Ras Kaukasoid terdiri

dari, Nordik (Eropa

Jerman), Alpin (sebagian besar

bangsa

utara/

Eropa), Mediterania

(Timur tengah / Arab), Indic (India). Ras Mongoloid terdiri dari,


Asiatik Mongoloid (China,Jepang,Korea ), Malayan mongoloid
(Melayu), American Mongoloid (Indian). Ras Negroid terdiri dari,
African Negroid (negro Afrika), Negrito (penduduk Asli
Philiphina).Ras khusus seperti ;

Australoid/penduduk asli

Australia, Polynesia/bangsa Pasifik, Melanesia/Papua pasifik,


Micronesia

Pasifik,

Ainu/penduduk

asli

Jepang,

Dravida/penduduk asli India, Bushman / Afrika selatan.


Bangsa Melayu terdiri dari 4 Suku bangsa yaitu : Malaysia,
Indonesia, Orang negrito, dan Papua (Encarta 2005). Dapatlah
disimpulkan bahwa penduduk Sangihe asli ditinjau dari etnik,
dan legenda, bukanlah orang Indonesia tetapi merupakan bagian
dari suku bangsa negrito. Karakter fisik ras

Negrito adalah :

mata tidak sipit,warna kulit gelap kehitaman, postur tubuh


tinggi rata-rata 130 cm.
Sebelum terjadi migrasi besar-besaran dari daratan china, di
Nusantara sudah ada penduduk yaitu : Wedoid dan Negrito.
Sisa-sisa suku wedoid adalah : suku Sakai di siak, suku kubu di
jambi,suku lubu di palembang. Sisa-sisa suku negrito sudah
punah. Ras Negroid termasuk juga sub ras africa negroid (Negro
Afrika) dan negrito penduduk asli Philliphina. Negrito adalah

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 20

nama

yang

diberikan

oleh orang-orang

Eropa untuk

membedakannya dengan Negro Afrika.


Karakter fisik penduduk sangihe ditinjau dari asalnya terdiri
dari ;
1. Sama dengan penduduk dari persebaran migrasi china,
penduduk asli Sangihe termasuk dalam Ras Malayan
Mongoloid atau keturunann proto melayu jalur selatan.
2.

Penduduk sangihe dipandang dari sisi Legenda berarti


penduduk Sangihe pertama berasal dari philipina. Penduduk
asli philipina seperti suku aeta,agta termasuk dalam ras
khusus dunia yaitu Ras Negrito.
Berdasarkan cerita lisan yang sudah terwaris turun temurun

bahwa nenek moyang orang sangihe

adalah

Gumansalangi.

Gumansalangi diberikan gelar Kasili Medellu ( pangeran guntur )


dan Konda asa bergelar Sangiang Mengkila atau Konda wulaeng
yang berarti putri cahaya.

BAB - III
PENINGGALAN KEBUDAYAAN PRA SEJARAH

Kebudayaan adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan


yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

keagamaan, hukum, adat istiadat, serta lain-lain kenyataan dan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 21

kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota


masyarakat. Kebudayaan

adalah

membedakan antara manusia

salah

satu

ciri

yang

dengan binatang.Kebudayaan

sangihe memiliki semua unsur - unsur kebudayaan yang ada.


Terhitung sejak mithology tagharoa, maka kebudayaan
Sangihe purba dimulai sejak tahun 3000 sebelum masehi dan
berakhir sesudah saman logam (nusantara). Mithologi tagharoa
adalah mithology Pasifik. Sebagian peninggalan saman purba
dari saman batu masih dapat dilihat di kepl, sangihe.

Lukisan di dinding gua maraheba, desa lesa.


Menggambarkan kehidupan berburu di saman
pra sejarah

Fosil binatang purba yang ditemukan di


pintareng.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 22

Pecahan gerabah yang ditemukan di Talaud.


Persebaran gerabah ini ditemukan juga di bukit hantosa kec.
Tabukan utara.
Gerabah dengan motif seperti ini termasuk type Raramenusa.

Menhir adalah batu yang menyerupai tugu


tegak. Batu yang seperti
ditemukan di pulau

menhir

banyak

Batunderang. Dua buah

dilapangan Manganitu. Kemungkinan lain batu


tersebut juga berfungsi seperti Yupa pada agama
Hindu mula-mula, juga sebagai tempat mengikat
korban binatang. Fungsi
tempat

lain menhir, sebagai

pemujaan

roh atau tanda peringatan


Dolmen adalah batu yang menyerupai meja,
orang yag sudah mati
terdiri dari bagian atas batu lebar dan
bagian bawah ditopang oleh tiang batu.
Dolmen disangihe berfungsi sebagai
penutup kubur. Bukti peninggalan seperti

Secara

tipologi

itu terdapat bersejarah


di, pantai Pananualeng,
peninggalan
di sangihe,
Tamako, Kalinda, Pananaru, Dagho,dan

membuktikan bahwa benda-benda tersebut memang berasal dari


Lapango.

saman purba, meskipun sampai saat ini belum diketahui secara


jelas tentang fungsi dan umur dari benda tersebut. ( Tipologi
adalah suatu cara

untuk menentukan umur benda budaya

berdasarkan bentuknya. Makin sederhana benda budaya makin


tua umurnya )

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 23

Gong dalam bahasa sangihe adalah Nanaungan. Berfungsi


sebagai musik pengiring upacara keagamaan dari saman logam.

Permainan gong datar philiphin sama


dengan bentuk gong
yang digunakan di kepulauan sangihe.
.(foto. Esther Siagian.Gong.2006)
Gong peninggalan masa sundeng hanya
tertinggal satu buah di kecamatan
Manganitu

Kuang Batu. ( congklak )


Kuang adalah sejenis permainan
anak-anak yang menyerupai
congklak.
Ditemukan satu dari dua buah
kuang yang pernah ada di
kampung Kauhis.

BAB - IV
KEHIDUPAN BERAGAMA DAN
KEPERCAYAAN SUKU SANGIHE

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 24

Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan


terhadap

keyakinan adanya

kekuatan gaib,luar biasa atau

supranatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan


masyarakat, bahkan

terhadap

segala

gejala alam. Mempercayai

sesuatu sebagai yang suci atau sakral adalah ciri khas kehidupan
beragama.(Busstanudin

Agus,

Agama

dalam

kehidupan

manusia,50,2005).
Manusia beragama karena beberapa hal yaitu ; Tidak mampu
mengatasai bencana alam,tidak mampu melestarikan sumber daya
dan keharmonisan alam,tidak mampu mengatur tindakan manusia
untuk dapat hidup damai satu sama lain dalam masyarakat.
(Evans-Pritchard, dalam Busstanudin Agus, Agama dalam kehidupan
manusia,50,2005)
Kepercayaan
seseorang atau

ialah

sistem

masyarakat dan

keyakinan yang
menjadi

dasar

dianut oleh
orientasi

dan

prilakunya. Unsur yang biasanya terkandung dalam kepercayaan


ialah : mithos,ketuhanan,manusia,alam semesta,doa,mistisisme, magi
dan tujuan kehidupan. ( D.J. Walandungo, Tesis,Islam Tua Terpasung
dan Merana,2002).

A. Masa Sundeng
Jauh

sebelum

terbentuknya

kerajaan pertama,

suku

sangihe sudah menganut sistem kepercayaan. Kepercayaan yang


dianut suku sangihe dimasa lalu tidak dapat dipastikan seperti

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 25

apa.

D. Brillman dalam bukunya Onze zending velden De

zending op de sangi-en Talaud eilanden menjelaskan bahwa


sampai abad ke 16 terdapat sistem kepercayaan yang disebut
kepercayaan mana .
menonjol,yang

Mana

menyimpang

adalah

kekuatan

yang

yang

biasa,

dari kekuatan

kekuatan ini hadir secara gaib di mana mana (sakti). Pendapat


umum, mengatakan

bahwa kepercayaan suku

sangihe

dikelompokan sebagai kepercayaan animisme. Animisme adalah


suatu

kepercayaan

mengenal

adanya roh-roh dan

mahluk-

mahluk halus yang mendiami seluruh alam semesta. Selain


pendapat diatas, suku sangihe dimasa lalu juga menganut fetis
atau pemujaan terhadap benda-benda alam maupun buatan
manusia yang diisi dengan kekuatan gaib, jika benar fetis,
berarti agama sangihe purba juga beraliran dinamisme.

(Dr.

Harun Hadiwijono, Religi suku murba di Indonesia,2006)


Beberapa
dilihat

pendapat

melalui

sangihe

tentang

kepercayaan

aktifitas keagamaan

sangihe dapat

masa lalu. Masyarakat

mengenal beberapa ritual keagamaan seperti ritual

msundeng. Sundeng bukan

hanya sekedar ritual keagamaan

tetapi sebagai sebuah komunitas yang didalamnya terdapat suatu


kehidupan budaya dan sistem kemasyarakatan yang
hubungan

dengan sebuah kekuatan

memiliki

yang dianggap lebih

berkuasa dari komunitas tersebut.


Komunitas ini mengatur adanya pemimpin agama yang di
sebut Ampuang. Ampuang

bertindak

sebagai

orang yang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 26

berkedudukan

tertinggi

dalam

komunitasnya. Dalam

menjalankan aktifitasnya ampuang dibantu oleh para tatanging


dan

para

bihing. Penetapan kedudukan dalam

komunitas

sundeng dilakukan melalui proses pemuridan atau bawihingang.


Kegiatan utama ritual

msundeng

adalah menal

atau

mempersembahkan sesaji. Pada awalnya pemberian sesajen


dilakukan

dalam

bentuk

manusia kepada

pengorbanan yang

penguasa

alam. Ritual

mengorbankan
sundeng tidak

dilaksanakan ditiap kampung tetapi dilaksanakan dalam suatu


pusat penyembahan yang disebut penanaruang.Terdapat tempat
pelaksanaan ritual sundeng yaitu di manganitu, pananaru,pulau
mahumu dan beberapa tempat lain. Pusat penyembahan terbesar
terdapat di kampung Pananaru kecamatan Tamako. Pelaksanaan
ritual sundeng dihadiri oleh perutusan komunitas
terkecil dari tiap kampung. Tidak
memiliki

ampuang

sundeng

semua komunitas sundeng

ataupun tatanging, kebanyakan

dari

komunitas kecil hanya memiliki seorang bihing.


Secara garis besar, tata cara pelaksanaan kegiatan
dimulai dari

menal

berkumpulnya para anggota komunitas sundeng

melalui perutusannya. Duduk melingkar berdasarkan kedudukan


dan peran dalam

kegiatan penyembahan. Mempersiapkan

seseorang yang akan dikorbankan. Meminta

petunjuk dari

penguasa alam. Setelah direstui ditikamlah satu orang yang


sudah dipersiapkan dengan alat yang bernama kenang. Diyakini
jiwa sang korban menuju tempat lain. Berpindahnya jiwa

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 27

korban diantar melalui prosesi budaya seperti tari lide, bunyibunyian alat musik oli disertai tagonggong dan nanaungang.
Setelah semua kegiatan selesai, semua peserta makan bersama.
Komunitas sundeng

meyakini

adanya

kekuatan

yang

melebihi kekuatan mereka, untuk itu mereka mempersembahkan


korban sebagai bentuk hubungan antara manusia dan sang
penguasa alam. Kekuatan yang melebihi kekuatan manusia
dalam komunitas sundeng berupa kekuatan tidak terlihat atau
roh. Kekuatan tersebut terdiri dari tiga unsur roh yang dibedakan
dari orang-orang

yang menyembahnya yaitu Ghenggonalangi,

Aditinggi dan Mawendo. Ghenggonalangi adalah kekuatan yang


berkedudukan setinggi langit yang menguasai seluruh bumi.
Aditinggi adalah

kekuatan yang

tertinggi, yang disembah

berkedudukan

didaratan

oleh orang - orang di perbukitan.

Mawendo adalah kekuatan yang berkedudukan dilaut yang


disembah oleh orang-orang dilaut dan dipesisir pantai.
Pada saat ritual sundeng masih dijalankan dalam sebuah
komunitas sundeng maka muncullah sebuah ritual yang disebut
mdaroro. Inti dari ritual ini adalah mencari dan menemukan
petunjuk dari roh leluhur yang sudah mati. Ritual inilah yang
ditafsir oleh D.Brillman dalam buku (Kabar baik dari bibir
pasifik,terjemahan) sebagai agama

orang

sangihe. Ritual

medaroro masih dilaksanakan di pananaru sampai tahun 1976


(wawancara

dengan

tua

kampung

pananaru,thn 2007), di

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 28

Manganitu sampai tahun 1960-an (wawancara

dengan bpk.

Garing,bapak Ulis).
Konsep dan tata cara pelaksanaan ritual medaroro masih
diadaptasi dari ritual sundeng termasuk lokasinya. Dikemudian
hari

lokasi

pelaksanaan

kampung-kampung
adalah komunitas
sundeng
lagi

medaroro sudah

dalam

komunitas

kecil sundeng. Yang

dilaksanakan di

kecil yang

dulunya

membedakan

antara

dengan medaroro adalah persembahan korban tidak

menggunakan manusia

tetapi menggunakan

babi.

(wawancara dengan tua kampung, Nahepese, Bengka, Karatung,


Kauhis, 2001 2007). Digantinnya korban manusia dengan
babi, dimulai pada saat masuknya bangsa eropa di kepulauan
sangihe. Pada

akhirnya

persembahan korban

dalam

ritual

medaroro diganti dengan persembahan sesajen nasi kuning


dengan lauknya.(wawancara dengan bpk. G. Makamea,2007).
Makna kekuatan yang disembah dalam ritual medaroro tidak
lagi

kepada

Ghenggonalangi,aditinggi dan mawendo

tetapi

kepada Himukud. Selain ritual sundeng dan medaroro masih


ada ritual lain yang pernah dilakukan masyarakat sangihe
dimasa

lalu seperti ritual

menahulending banua,menondo

sakaeng,mendangeng sake, melanise tembonang, menaka batu,


dan lain-lain.
Ritual menaka batu (menutup kubur dengan batu) adalah
ritual purba yang berhubungan dengan peristiwa kematian,ritual
ini dilakukan beberapa saat setelah penguburan jenasah.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 29

Berdasarkan temuan, batu penutup kubur ini diambil dari tempat


yang sangat jauh dari tempat penguburan karena lokasi pekuburan
tua ini berada di atas bukit.Dilihat dari bentuk bangunan, dapat
diidentifikasi bahwa kuburan yang menggunakan tutup batu,
dibuat pada saman Batu besar.
Tutup batu kubur ini menyerupai dolmen.Ukuran batu mulai
dari 50 x 50 cm sampai 100 x 250 cm dengan ketebalan 5 25 cm.
Berat batu berfariasi dari 50 kg sampai 700 kg. Pada bagian
bawah terdapat 4 sampai 5 tiang batu setinggi 40 cm dari atas
tanah.Ritual menaka batu menunjukan status sosial masyarakat.
Kuburan yang memiliki penutup batu paling besar berasal dari
kalangan atas sedangkan kuburan yang memiliki penutup batu
kecil dari kalangan bawah.Berdasarkan penuturan dari

tua-tua

kampung pananaru dan lapango, untuk mengangkat batu ukuran


besar memerlukan tenaga sebanyak 50 sampai 100 orang yang
dilakukan secara estafet.Diatas batu, duduk seorang pemimpin
yang memberikan perintah.Setibanya di pekuburan ada seorang
tua-tua adat yang sedang memainkan musik Tagonggong, pada
saat batu penutup kubur mulai diangkat keatas bukit, sering terjadi
perkelahian. Setelah prosesi menaka batu selesai, diadakanlah
pesta dalam bentuk meberi makan seluruh pekerja. Situs kuburan
tua

sangihe yang

menggunakan

penutup

memiliki konstruksi
batu

yang

sama,

besar terdapat di

pantai

pananualeng,pananaru,pangalemang,bawuniang lapango.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 30

Konsepsi masa lalu tentang keragaman budaya terbawa jauh


sehingga menemui suatu perubahan dengan munculnya upacara
Tulude. Upacara ini dilaksanakan setahun sekali sabagai upaya
mensyukuri keberadaan ditahun yang sudah dilalui dan menolak
bala di tahun yang baru. Pada upacara ini ditampilkan semua
bentuk hasil kebudayaan sangihe. Tulude merupakan upacara
adat terbesar.
Filosofi

utama

dari

tulude terletak

pada

tamo, dimana

seluruh lapisan masyarakat dapat hadir tanpa harus diundang.


Pada kegiatan ini tampak nilai kebersamaan antara pemerintah
dan masyarakat, antara masyarakat yang satu dengan lainnya
dengan tidak membedakan status dan kedudukannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
B. Masuk dan berkembangnya agama luar di kepulauan
sangihe.
a. Agama Islam
Islam merupakan agama luar pertama yang masuk dan
berkembang dikepulauan sangihe. Sebelum agama Islam
berkembang
komunitas
disebut

lebih

luas disangihe, sudah lahir

kehidupan beragama

menyerupai

sebuah

islam yang

Islam tua atau kaum tua. Aktifitas keagamaan

komunitas ini masih mempercayai dan mengikuti kebiasaan


penganut islam Alquran, seperti melakukan puasa,melakukan
sholat berjamaah,merayakan beberapa hari keagamaan Islam
berdasarkan islam quran. Komunitas keagamaan ini tidak
memiliki kitab suci sebagaimana agama Islam Al-quran.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 31

Mereka

meyakini

bahwa ajaran

islam tua disebarkan

pertama kali oleh seseorang yg kemudian disebut sebagai


Mawu Masade. (penjelasan beberapa umat islam tua 2003).
Salah satu ajaran leluhur yang mereka anggap patut di jaga
adalah :

umat tidak perlu sekolah tinggi,

karena

kalau

sekolah

tinggi dapat mengotori tingkat keimanan mereka

kepada Tuhan Yang Maha Esa (wawancara dengan bpk.


Manto Kirimang,2007)
Masade adalah seorang anak berumur 7 tahun yang
ditemukan di kerajaan Tabukan pada masa

pemerintahan

Raja Dalero. Pada saat itu terjadi perang antara kerajaan


tabukan dan

kerajaan islam Lumaug. Penyebab perang

bukan masalah agama tetapi dendam kepada sultan sibori


dari ternate yang membawa lari Maimuna putri raja Dalero.
(Sultan sibori sering berkunjung ke kerajaan Lumauge ). Pada
saat

terjadi

perang,masade bersembunyi didalam

perahu

yang tertutup ditanah. Dia ditemukan dan dibesarkan oleh


Manakabe. Masade

mempelajari agama Islam di Ternate

dan Mindanao lalu kemudian menyebarkannya ke sangihe.


Masade meninggal dan dimakamkan di
beberapa

waktu

setelah

Tubis,Philliphina,
perjalanannya

ke

Ternate,Mongondow,dan Mekah.
Ajaran Masade diteruskan oleh muridnya yang bernama
Penanging. Penanging melakukan

pemuridan kepada tiga

orang yaitu Makung, Hadung dan Biangkati. Ajaran tiga


murid penanging inilah yang melahirkan tiga aliran ajaran
dalam Islam Tua. Tempat ibadah komunitas keagamaan ini
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 32

dinamakan mesjid, alat yang digunakan untuk memanggil


orang beribadah menggunakan lonceng. Shalat

berjamaah

dilaksanakan tiap hari Jumat. Ajaran utama mereka berasal


dari

imam. Ada

kemungkinan lahirnya

komunitas

keagamaan islam tua merupakan kegagalan dari dakwah


islam Syi,ah.
Disaat agama islam tua sedang mengalami tekanan dari
berbagai pihak terutama tekanan dari negara sendiri, muncul
seorang penyelamat yaitu Pendeta Don Javirius Walandungo.
Melalui sebuah tesis dengan judul Islam Tua Terpasung
dan

merana telah

membuka

mata

pemerintah

untuk

menyelamatkan agama ini dari tekanan saudara-saudaranya.


Sampai saat ini tidak ada bukti yang dapat menguatkan
tetang kapan masuknya ajaran islam mula-mula di kepulauan
sangihe. Secara umum, ajaran islam masuk ke Indonesia oleh
beberapa ahli berasal dari India, Coromandel, Arabia, Mesir,
China dan Persia. Diperkirakan ajaran yang masuk ke sangihe
melalui philliphina dan ternate.
Ajaran Islam masuk dan berkembang disangihe dilihat
dari dua kemungkinan.
Pertama, masuk melalui Philliphina awal tahun 1400 oleh
pedagang dan pelaut china yang melalui jalur pelayaran laut.
Persebaran islam ini dilakukan melalui pelayaran
dilakukan juga oleh
kunjungannya

pelaut

yang

china, Cheng Ho dalam

di pulau Sulu. Masuknya ajaran islam dari

philliphina juga dipengaruhi oleh hubungan dagang yang


dilakukan

oleh

muslim cina

maupun

moro,mindanao.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

muslim

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 33

Kedua, masuknya ajaran islam dari Ternate diperkirakan


pada abad ke 14, karena pada

saat

itu islam sudah

tersebar diseluruh ternate. Sultan ternate yang benar benar


sudah memeluk agama islam adalah Sultan Zainal Abidin
(memerintah sebagai
belajar islam dari
sultan

sultan thn 1486-1500),Zainal Abidin


Sunan Giri. Pada masa

Baabullah anak

kesultanan

dari

ternate

Sultan

pemerintahan

Hairun (1570-1583)

mencapai

kejayaan.

Wilayah

kekuasaannya sampai ke Philliphina. Orang pertama yang


menyebarkan agama islam AlQuran disangihe adalah Imam
Penanging yang kemudian dianggap oleh penganut Islam
tua sebagai murid dari Masade ( wawancara dengan bapak
Gabriel, kepala MI Petta )
Menurut tradisi lisan sangihe, agama islam pertama kali
diperkenalkan di Tabukan oleh seorang arab bernama Syarief
Maulana Moemin pada

abad

pengaruh pertama terhadap

ke 15 dan

mendapatkan

raja kerajaan Lumauge. (

Suwondo,1978 dalam D.J.Walandungo, Islam

tua

terpasung dan

merana ). Kerajaan lumauge berpusat di sebuah bukit

belakang

moronge. Kerajaan

kerajaan islam di sangihe

yang

ini

adalah

di

satu-satunya

merupakan bagian

dari

kekuasaan kerajaan Tabukan.


Pada abad ke 19 datanglah seorang imam dari pontianak
yang

mengajarkan

ajaran

Islam. Imam tersebut dijuluki

Imam Pontiana. Sesudah imam pontiana dipulangkan


oleh pemerintah Kerajaan Tabukan ke pontianak, muncul lagi
seorang

pengajar agama

islam dari tabukan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

bernama

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 34

Walanda yang sebelumnya pernah berguru pada Tamieng.


Walanda

memperdalam ilmu Islam di mongondow,setelah

kembali

ke sangihe ia membuka

Pertengahan

pengajian di

abad ke 19, raja

tabukan.

Kumuku (Hendrik David

Paparang) mempelajari agama Islam di Ternate. Sekembalinya


di Sangihe, dia membawa seorang anak bernama Moedin
Baud.

(catatan laporan kunjungan Gubernur jendral di kerajaan Tabukan,

1927)

Pada masa pemerintahan Presidentsi raja Cornelis Siri


Darea tahun 1886,

agama

islam

di Kerajan Tabukan

mendapat tekanan. Kapiten laut Hadiman Makaminan dan


Maloehenggehe Paparang dihukum karena berguru ajaran
islam pada Husein (orang Gorontalo). Orang-orang yang
masih memeluk agama Islam di Tabukan diungsikan ke
Tahuna

dan membentuk komunitas baru kampung islam

Tidore. Pengungsian dipimpin


bowondego/lenganeng

oleh Abdoel Latief. Di

mereka

menangis

sambil

mengucapkan doa Ya Allah Tuhan yang rahman, PadaMulah


tempat

berlindung, Sertailah berkat, teguhkanlah iman,

Peliharalah
pengungsi

hambamu diperasingan. Diantara


terdapatlah

seorang

yang

para

bijak bernama

Ontameng Kakomba yang kemudian menjadi guru agama


Islam di Tahuna.
Di masa pemerintahan raja

Tahuan, Dumalang, islam

mendapat tekanan. 15 orang penganjur Islam diasingkan


diluar Sulawesi.Atas pertolongan Controleur Hoeke beberapa
tahun kemudian dibangunlah

sebuah

mesjid di Sawang.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 35

Dimasa pemerintahan Raja D. Sarapil 1898 umat islam dalam


pembuangan Tahuna,

diijinkan pulang ke Tabukan dan

membangun mesjid di Moronge dan Peta.


Tahun 1915 datanglah seorang Ambon bernama Marasa
Besi mengajarkan ilmu sihir bertopeng agama Islam. Tahun
1919 Sarikat Islam terbentuk di Tabukan, organisasi ini
bubar pada tahun 1921. Karena kesalah pahaman, pemimpin
Sarikat Islam J.G. Janis dihukum, sampai meninggal dan
dikuburkan di Surabaya. Pada masa pemerintahan raja W.A.
Sarapil tahun 1925, kehidupan beragama di kerajaan tabukan
menjadi baik. (disarikan

oleh Bombaran Makaminan

dalam catatan

laporan kunjungan Gubernur jendral di kerajaan Tabukan, 1927 )

Satu-satunya kerajaan Islam di Sangihe adalah Kerajaan


Lumauge yang

berpusat di Moronge, dibawah kekuasaan

Kerajaan Tabukan. Kerajaan lain disangihe


sentuhan islam adalah
kendahe

pertama

yang mendapat

kerajaan Kendahe. Raja kerajaan

adalah

anak

Sultan

Achmad

dari

philiphina, memerintah thn 1600 1640. Raja Tabukan yang


beragama islam adalah raja Gadma. Utusan raja Gadma
menegaskan kepada pemerintah spanyol di manila bahwa
mereka

rela meninggalkan

agama

islam dan

memeluk

agama kristen ( Meersman 1967 dalam D.J.Walandungo, Islam


tua terpasung dan merana).
Mesjid Peta akhir tahun 1800
sampai awal 1900
(foto dari buku nusa utara
dalam geopolitik,Manenda
Sarapil)
Tiang utama,bagian tengah
mesjid-mesjid yang berada di
daerah tabukan utara terbuat
dari pohon kapeta sejenis
jambu
air
KEBUDAYAAN
SANGIHE
( Wawancara dengan. Bpk.
Luqman Makapuas,2007 ).

- ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 36

C. Agama Kristen.
Misi Khatolik Portugis pertama yang tiba di Maluku adalah
beberapa rahib Franciscan yang mendarat di Ternate tahun
1522,kemudian berkembang
ambon

pesat

lease,bacan,halmahera

sampai

tahun 1570, di

morotai,ternate-tidore,

Banggai,Manado dan Sangihe. Hal ini terlaksana atas usaha


dari Misionaris Jesuit, Franciscus Xaverius sejak tahun 1546
selama 15 bulan penginjilan. Sesudah tahun 1570 Misi

Roma

khatolik mulai mengalami kemunduran akibat dari, dibunuhnya


Sultan Hairun oleh Portugis.
Tahun 1563, pater Diego de Magelhaes membaptis raja
Manado dan raja Siau Possuma. Thn. 1566 raja Siau yang
baru kembali dari pengungsian ditemani oleh misionaris dari
Ternate Pater Mascarenhas. Akhir bulan september 1568 raja
Kolongan meminta rohaniawan di siau untuk menerimanya
menjadi Kristen. Tgl. 5 Oktober 1568, Pater Mascarenhas tiba
di pulau
menikahkan

sangihe, mengajar selanjutnya membaptis dan


beberapa

bangsawan di kerajaan

Tahun 1563 adalah awal sentuhan Khatolik di Siau.


Perkembangan protestan di pulau sangihe

kolongan.
dapat di

periodisasikan berdasarkan buku Wilayah-wilayah zending


kita, Zending dikepulauan sangi dan talaud, sebagai berikut :
1. Masa awal protestan (masa VOC)
Penyebaran protestant calvinis dimulai sejak Spanyol
menarik diri dari Sangihe, setelah VOC merebut Tahuna
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 37

pada tahun 1666. Pendeta mula-mula adalah Ds. Pregrinus


(1677) dan Ds. Cornelis de Leeuw, sebagai pendeta
pertama yang berkhotbah dalam bahasa Sangihe (1680
- 1689).
Penyebaran

agama

kristen protestan mula-mula

dilakukan oleh para pendeta pegawai VOC. Tahun 1675


Pendeta J. Montanus mendapati bahwa jemaat-jemaat di
Manado sudah sangat lemah. Tahun 1677 VOC menetapkan
Pendeta Zacharias Cacheing di Manado. Sampai tahun 1700
tidak banyak

lagi

pendeta

yang

mau

datang

ke

Indonesia. Kekristenan pada masa VOC terjadi bukan


karena

keimanan tetapi

karena

tekanan

politik.

(Prof.Dr.I.H.Enklaar.Sejarah gereja ringkas,81,1966)


Tahun 1674-1675 adalah masa awal sentuhan
protestan di pulau
Franciscus Dionysius

sangihe. Pada
dan

masa itu Pendeta

Pendeta Ishacus Huysman

berkunjung ke pulau sangihe,kemudian sakit

lalu

meninggal dan dikuburkan ditepi pantai, jalan menuju ke


angges. Thn. 1676 sangihe dikunjungi

oleh Pendeta.

J.Montanus dan Pendeta Peregrinus. Tahun 1770 1853


Pendeta Josep Kam Bertugas di Maluku dan dijuluki Rasul
Maluku, pendeta ini sering melakukan kunjungan ke
sangihe. Pendeta terakhir yang berkunjung ke pulau
sangihe semasa VOC adalah Pendeta J.R. Adams pada
tahun 1789. 31 Desember 1799 VOC dibubarkan, sejak
bubarnya VOC tidak ada lagi pelayanan rohani

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 38

2. Masa NZG

(Nederlandsch Zendeling Genootschap )

Perserikatan Pekabaran Injil Belanda


Van der Kamp mendirikan NZG Tahun 1797. Tahun 1817
Pendeta Josep Kam berkunjung ke Minahasa. Tahun 1819
Lenting berkunjung ke Minahasa.Pendeta Josep Kam dan
Ds. Lenting mendapati orang Kristen tidak ada pelayanan
lagi,lalu mereka

melaporkan keadaan itu pada NZG di

Belanda. Pada tahun 1822 atas laporan diatas maka NZG


mengirim 2 orang berkebangsaan Swiss, L.Lamers di Kema
( meninggal 1824 di Kema ) W. Muller di Manado
(meninggal 1827 di Manado) Mereka meninggal karena
penyakit Typus.Dalam pelayanan, mereka
banyak hambatan dan

mengalamai

tantangan terutama dari kalangan

turunan Eropa.Tahun 1827 pelayanan manado diganti oleh


Ds. G. J. Helendoorn. 4 tahun kemudian tahun 1831 dikirim
lagi 2 Orang pelayan yaitu : Johann Friedrich Riedel dan
Johann GottliebSchwars.
Tahun 1855, NZG mengutus S.D. van der Velde van
Capellen dari Minahasa ke sangihe dan membaptis 5033
orang.Ketika itu S.D. van der Velde van Capellen sedang
bertugas di Tareran,Minahasa. Atas kujungan
dilaporkanlah keadaan jemaat

kristen sangihe

tersebut
yang

terlantar kepada NZG. Oleh menteri Jajahan, diberikan


jawaban bahwa

akan

diutus

empat orang Zendeling-

werklieden atau zendeling tukang. S.D. van der Velde van


Capellen kembali

lagi

ke tempat

tugas

di minahasa

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 39

sampai akhir hidup dan dikuburkan di lansot tareran


tahun 1856.
3. Masa

Zendeling werklieden ( zendeling tukang atau

utusan tukangdalam perhimpunan Pendeta tukang)


Komisi Zendeling tukang memulai pekerjaannya di
Amsterdam tahun 1851 dan mengutus pekerja injil di
Indonesia. Komisi telah mengutus sembilan orang ke
pulau sangihe dan talaud untuk melakukan penginjilan.
Usaha penginjilan ini dilakukan atas beberapa latar
belakang diantaranya :
- Kurang lebih 200 tahun pemeliharaan injil di sangihe
terlantar.
- Laporan Pdt. S.D. van Der Velde van Capellen tahun
1855 tentang kemerosotan iman jemaat di Sangihe.
Karena kekurangan tenaga di Belanda, Komisi
zendeling tukang mengambil beberapa utusan
Jerman. Mereka

yang

dari

diutus adalah : Carl W.L.M

Schroder, E.T.Steller, F. Kelling dan A.Grohe. Kelling


dan Grohe ke pulau Siau mereka tiba di Taghulandang
15 Juli 1875. Steller dan Schroder tiba di Manganitu 25
Juni 1857. Pengutusan

zendeling tukang

berakhir

tahun 1858.
4. Masa Komite Sangihe dan Talaud (didirikan tahun
1887)
Pada masa ini tanggungjawab pemeliharaan iman
di pulau sangihe dan talaud ditangani oleh Komite
Sangihe dan Talaud. Komite ini didirikan di Belanda

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 40

atas kerja sama dengan beberapa badan penginjilan.


Komite hanya bertanggung jawab membiayai perjalanan
utusan injil sampai di Batavia, sesudah itu diserahkan
kepada pemerintah Hindia

Belanda melalui badan

penginjilan yang ada di Manado. Utusan injil yang


datang di sangihe dan talaud diambil dari beberapa
badan penginjilan.
Utusan injil baru tiba
Mereka yang

di

Sangihe tahun 1888.

diutus adalah : M. Kelling,W.T.Vonk,

J.C.G.Ottow. Tahun 1891, siau menerima pekerja injil


baru yaitu : A.J. Swanborn,pada saat yang sama G.F.
Schroder pindah

dari

talaud di pulau sangihe, dan

Mr.K.G.F. Steller tiba di Manganitu 31 mei 1899. Pada


tanggal 1 Juli 1904 pelayanan injil di serahkan lagi pada
komite untuk pemeliharaan kebutuhan rohani jemaat
kristen

protestan pribumi. Menjelang

tahun 1900, gereja

kristen

di sangihe

pertengahan
menyatakan

berdiri sendiri, tidak terikat lagi oleh gereja negara.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 41

Bangunan peninggalan sejarah penginjilan di sangihe.

Gereja Enemawira

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 42

Gereja Manganitu,

Gereja Talengen

Rumah pendeta di
Taghulandang,

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 43

Rumah pendeta di Manganitu,umur


150 tahun, rusak berat.

Rumah pendeta di Tamako,


Umur bangunan, 100
tahun,rusak berat

BAB - V
SENI TARI DAN MUSIK SANGIHE
Penciptaan tari lahir sebagai bagian dari keperluan ritual atau
upacara adat dan kegiatan sosio kultural. Dalam tata kehidupan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 44

seperti itu rasa dan semangat kebersamaan menjadi titik sentral.


( I Wayan Dibia,dkk. Tari Komunal,2006)

Tari
didapat

berkembang

atas

kerja sama dan rangsangan

yang

dari musik,seni rupa,sastera dan drama. Penciptaan tari

tradisi sudah ada seiring dengan lajunya sejarah. Masing-masing


khazana tari tersebut mengalami perubahan dan perkembangan.
Satu sama lain dapat terjadi saling silang budaya atau saling
mempengaruhi.( Sumaryono Endo Suanda, Tari Tontonan, 2006)
Di sangihe, tarian
masyarakat,

apakah

merupakan
itu

untuk

bagian

dari

keperluan

kehidupan

ritual ataupun

pertunjukan. Dalam mengekspresikan tari, musik menjadi bagian


didalamnya. Setiap bentuk tari mengalami perubahan dari waktu
ke waktu berdasarkan perkembangannya.
Terdapat beberapa tari-tarian asli sangihe yang masih ada
dan sedang dikembangkan

yaitu, tari gunde,tari sese madunde,tari

alabadiri,tari dangsang sahabe,tari bengko,tari salo,tari upase,tari


tambor dan tarian ampa wayer.
Substansi (isi) dasar tari, adalah gerak tubuh, karena itu tari
adalah perwujudan ekspresi secara personal. Tari lahir dari suatu
sistim

kebudayaan

merupakan bentuk

yang

berlaku didaerah

komunikasi

masing-masing

antar manusia yang

lahir dari

tatanan kehidupan. ( I wayan dibia,cs.Tari komunal,2006 ).


Tari dipertunjukan

pada berbagai

berkaitan dengan upacara (ritual) dan

peristiwa, seperti
pesta

untuk

yang

merayakan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 45

kejadian-kejadian penting.Tari telah berperan penting dalam sistim


sosial sejak

zaman

pra sejarah (Sumaryono, Endo Suanda,Tari

tontonan, 2006)
A.

MUSIK DAN TARI LIDE.


Penelitian tentang
banyak ahli dan

musik

ini telah

dilakukan

pemerhati lokal dan beberapa

oleh
pakar

etnomusikolog dari Indonesia maupun luar negeri. Mengol


adalah

suatu kegiatan

memainkan

alat

musik yang

dinamakan musik lide. Latar belakang permainan musik ini


adalah

sebagai media penghubung manusia dan

sang

penguasa alam. Disamping memainkan musik ,terdapat satu


orang perempuan yang

menyanyi dengan isi syair pantun

(dalam bahasa sangihe disebut papantung, medenden). Musik

lide terdiri dari sekumpulan alat musik tradisional Sangihe


yang dimainkan secara bersama oleh penganut kepercayaan
sundeng. Musik ini sudah ada bersamaan waktunya dengan
kerajaan mula-mula di kepulauan sangihe tahun 1500 an.
Kesenian ini lahir sabagai bagian dari ritual msundeng.

1. Jenis alat musik lide


Musik lide terdiri dari beberapa jenis alat musik yang
pada musik melodis memiliki unsur 5 buah nada yaitu :
do,re,mi,fa,sol.
a. Alat musik

melodis atau

alat yang

mengantar

melodi pada lagu.


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 46

Arababu dan alat penggesek.

Bansi, alat musik melodis

b. Alat musik ritmik.


Sasesaheng
Salude

Oli

2. Jenis lagu pada musik lide.


Musik lide terdiri dari 8 jenis irama lagu purba. Jenis
irama lagu purba yang masih ada dari antara 8 lagu
purba adalah :
1. Lagung lide
2. Lagung laogho u lendu
3. Lagung elehu ake
4. Lagung sangi u wuala
Lagu yang sudah punah diantaranya adalah Ondolu
Wango.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 47

Hal ini disampaikan oleh nara sumber, pemain dan


pembuat

alat dikampung

Manumpitaeng bernama

Umbure Kalenggihang. Menurut bapak Malomboris


(pemerhati music lide dari kampung Manumpitaeng ) lagu yg
sudah dinyatakan punah masih dapat

dimainkan oleh

Bapak Umbure tetapi belum saatnya diajarkan. Hal ini


mungkin berhubungan dengan sitem pewarisan pada
Agama Sundeng. Menurut bapak Malomboris, pemerhati
budaya lide dari Manumpitaeng mengatakan bahwa selain
lagu, terdapat juga tari pada ritual sundeng yang sudah
dinyatakan punah, tari tersebut bernama Tari lide.

Jenis irama

lagu, pengembangan dari

lagu

purba

diantaranya adalah :
1. Lagung bowong buas
2. Lagung balang
3. Lagung sahola
Setiap jenis lagu memiliki latar belakang penciptaan
yang berbeda. Yang unik dari irama musik lide yaitu :
irama musik lide sudah diturunkan secara turun-temurun
tanpa perubahan secara signifikan. Perbedaan musik lide
hanya

terdapat pada tempat dimana

musikc itu

dikembangkan. Irama lagu musik lide di daerah sekitar


Pulau Mahumu hanya

menggunakan 3 irama lagu

sementara didaerah lain menggunakan 4 irama lagu.


Musik lide merupakan paduan dari beberapa jenis alat

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 48

musik

seperti : Oli, Bansi, Arababu, salude

dan

Sasesaheng yang dimainkan secara bersamaan menjadi


sebuah ansambel. Permainan music ini sering juga di
padukan dengan vocal / suara manusia. Syair lagu yang
dinyanyikan kebanyakan bertema permintaan

yang

memiluhkan, hasil dari penderitaan yang berkepanjangan.


Pada

perkembangan

salanjutnya Musik

lide mulai

dipadukan dengan gong atau dalam bahasa sangihe


disebut Nanaungang. Kegunaan gong adalah pengendali
tempo lagu.
3. Filosofi dan pemaknaan lagu purba pada music lide.
Dari keempat jenis lagu yang ada, pada dasarnya
mempunyai nuansa kepedihan. Lagu lide merupakan
lagu inti atau lagu pembuka yang dapat menyertai
penyembahan agar cepat sampai kepada sang penguasa
alam dalam

bentuk

mengetengahkan

permohonan.Lagu

tentang

bentuk

Elehu ake :

permintaan

dan

permohonan seperti air yang mengalir.Lagu Sangi U


Wuala : arti sangi u wuala adalah Tangisan Buaya.
Dimasa

lalu masyarakat

Upung (leluhur) Manusia

sangihe

meyakini

adanya

dan Upung (leluhur) Buaya.

Upung buaya berjalan dengan dua kaki menggunakan


ikat kepala merah. Upung buaya ini memiliki kekuatan
yang sangat sakti sehingga apa yang dia minta harus
diberikan. Jika permintaannya tidak dipenuhi maka akan
ada korban yang ditelan. Lagu sangi u wuala berkisah
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 49

tentang ancaman

terhadap

digambarkan sebagai
telah

rupa

membawah umat

kehidupan

manusia yang

Buaya. Ancaman
pada

tersebut

kesedihan

yang

berkepanjangan.Lagu Laogho u lendu,lagu lendu diambil


dari nama salah satu jenis

burung yang hidup di

sangihe. Burung ini adalah satu-satunya burung


kehidupan

budaya

sangihe yang

dianggap

dalam
sebagai

perpanjangan tugas penguasa alam. Tugas burung lendu


yang

paling

utama

kematian kerabat

adalah

<ating

terdekat. Selain

tanda

lendu

tentang

ada

juga

kaliyaow yang meberi tanda akan kehadiran kerabat


dekat dari tempat jauh.
4. Salah satu bentuk lagu pada musik lide
Komposisi Lagung Lide

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 50

Dukun-dukun Wanita berpakaian koffo


dilatarbelakangi pemain musik lide di Manganitu.
Awal tahun 1900. Dimainkan dalam ritual
adat. Foto dari buku Kabar baik dari bibir pasifik

5.

Kelompok pemain musik lide kreasi Tabukan.Awal


tahun 1900. Pada kelompok ini sudah menggunakan
6 buah gong, dimainkan khsusus oleh wanita,dalam
Tarian yang diiringipementasan.
musik lide.

Tari lide sebagai bagian dari ritual msundeng.


Merupakan tarian purba yang sudah punah. Tari ini
dilakukan

dalam

tahapan

menal, (menal

memberi

makan,

wawancara

G.

adalah

Makamea,2008)

dilakukan untuk mengantar roh perempuan muda yang


dikorbankan kepada sang pencipta).

Pola lantai tari lide

Korban
persemba
han

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 51

Tari

lide

ditarikan

oleh perempuan, penari

mengelilingi korban dalam kelompok tari, dan menari


sesuai

gerakan masing-masing yang

imajinatif dan

spontan. Gerakan dasar tari, tangan di goyang dan kaki


disentak-sentakan ketanah sambil mengelilingi korban.
Dasar dari tari lide adalah tari tunggal yang ditarikan
bersama.Dilihat dari unsur

tari

maka

tarian

ini

dikelompokan

sebagai tari komunal. Tari komunal

adalah suatu

peristiwa

melibatkan

masyarakat

mengandung

prinsip

persaudaraan atau

pertunjukan
besar.

semangat

tari yang

Tari

komunal

kebersamaan,rasa

solidaritas terhadap

kepentingan

bersama.
Lambat laun konsep kebudayaan

semakin

mengalami perubahan. Setelah masuknya agama Islam


dan agama Kristen di kepl. Sangihe maka pengorbanan
manusia

diganti

dengan binantang

berupa

babi.

Seekor babi dengan persyaratan yaitu babi tambun


besar berwarna hitam keseluruhan dari unjung kepala
sampai ujung kuku.Pengorbanan binantang kemudian
diganti lagi

dengan Sajen

berupa

bebatung kambing, salah satu jenis

ketupat jenis

ketupat dari 16

jenis ketupat sangihe.(wawancara : Makamea 2006)


Ketupat kemudian diganti lagi dengan nasi kuning
yang

disajikan

diatas

piring

besar yang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

disebut

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 52

dulang. Populasi pelaku musik lide asli dan medenden


tinggal satu orang.

B. KESENIAN MBAWALAS
Mtaggongong identik dengan mbawalas sambo.
Alat
musik
yang digunakan dalam permainan musik
mtagonggong adalah gendang.

Dimasa lalu, permainan musik tagonggong dijadikan


sebagai

pengiring kegiatan mesambo atau

sambo, tari gunde dan upacara

mbawalas

adat. Pengaruh kebudayaan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 53

import dan saling berpengaruhnya budaya sendiri menjadi


bagian dari perjalanan panjang budaya mebawalase kantari.
Dari cerita lisan dan beberapa folklore sangihe tentang
Makaampo, memberikan gambaran kemahiran leluhur orang
sangihe

dalam

berpuisi dan

bagian umum dari

budaya

berpantun. Berpantun adalah


nusantara yaitu mengucapkan

syair syair dalam bentuk percakapan yang

memiliki arti

dan harus dibalas sesuai permintaan syair

sebelumnya.

Pantun dilakukan secara berbalas-balasan antar dua orang atau


dua kelompok.
Pantun,mantera,tinggung-tinggung adalah sastera lisan
tertua di sangihe yang diajarkan secara turun temurun.
Mantera mengalami perubahan isi

sejak masuknya Islam

dikepulauan sangihe. Pantun tidak mengalami perubahan isi


melainkan

mengalami perubahan cara penyajian. Tinggung-

tinggung atau teka-teki pertama


masyarakat di

Istana

kegiatan berbalas
disajikan

kali

mendapat

respons

kerajaan tabukan. Dikemudian hari

syair muncul dalam bentuk berbeda yaitu

dengan iringan

musik tagonggong. Syair lalu

dilantukan bernada penthatonik dan dibalas oleh orang lain.


Sambil melantunkan sambo setiap

orang harus memukul

tagonggong sesuai irama yang diinginkan.


Ada

tiga

unsur penting dalam mbawalas sambo

yaitu : mtagonggong, msambo,mbawalas. Inti

dari

kesenian ini adalah mbawalas. Setiap lawan sambo harus

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 54

mampu menjawab atau

membalas syair yang disambokan.

Kalau tidak maka akan dianggap kalah. Berdasarkan cerita


dari kampung dagho, kalamadagho dan pananaru bahwa
pulau sambo

yang ada di pantai kalamadago terlempar

akibat permainan tagonggong dan sasambo seorang yang


sakti.

Sampai saat ini, pulau

sambo.

Dimasa lalu,

memiliki

kekuatan

tersebut dinamakan pulau

setiap sambo
magic yang

yang dilantunkan
dapat

membunuh

orang.Bentuk lagu sambo terdiri dari : lagung balang,lagung


sonda, lagung sasahola,lagung duruhang, dan

lagung

bawine.
Setelah masuknya bangsa eropa, kesenian mbawalas
melahirkan bentuk

baru

yaitu saling berbalas lagu atau

mbawalas kantari. Lagu-lagu yang dinyanyikan mendapat


sentuhan diatonis eropa yaitu nada do,re,mi,fa,sol,la,si.
Pada
dilaksanakan

awalnya,
pada

kesenian
kumpulan

mbawalas
keramaian

kantari
sebagai

pertunjukan rakyat dalam acara-acara hayatan, pernikahan


dan kematian. Proses mbawalas kantari mula-mula adalah
seseorang berdiri sambil menyanyi lalu diikuti oleh peserta
yang hadir sambil menunjuk satu demi satu orang yang hadir
ketika lagu berhenti, dengan sendirinya orang yang tertunjuk
bersamaan dengan akhir

lagu

harus berdiri menggantikan

orang yang sedang berdiri. Kesenian ini kemudian disebut


tunjuk.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 55

Kesenian mbawalas kantari menemui persimpangan


sejak masuknya injil di tanah sangihe. Pada saat itu lahir
bentuk paduan suara gereja yang disebut Zangvereeninging
yang diambil dari kata dasar zang (bahasa belanda) yang
berarti nyanyian. Di manganitu kelompok
berkembang

sejak

sampregening.

akhir

paduan suara ini

tahun 1800 dengan sebutan

Diawal tahun 1900

Nn. C.W.S. Steller

menawarkan diri menjadi pelatih sampregening jemaat kristen


Paghulu.
Lambat laun kesenian eropa ini
kesenian

terinkulturasi dengan

tunjuk. Kemudian muncul kesenian

masamper

yang merupakan persilangan antara paduan suara gereja dan


kesenian

tradisional. Pengistilahan sampri sebagai

suara masih
dengan

digunakan sampai

itu

sudah

menggantikan istilah

tahun 1960-an. Bersamaan

muncul
tunjuk

paduan

pada

istilah

samper

kegiatan

yang

mebawalas

kantari.
Kesenian

tradisional adalah seni budaya yang sudah

sejak lama temurun,telah hidup dan berkembang pada suatu


daerah tertentu ( Okka A.Yati dalam M.M.Bawelle, Pengaruh
Partisipasi Sponsor terhadap pengembangan seni masamper
di kecamatan malalayang kotamadya manado, Skripsi,1998)
Masamper mula-mula berasal dari bahasa belanda Zang
sfeer yang artinya menyanyi bersama dalam suasana tertentu.
Masyarakat sangihe menyebutnya Samper dan mendapat

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 56

pengaruh imbuhan me menjadi mesamper. ( Taman Budaya,


Rumusan hasil

sarasehan

masamper, 15 0ktober 1992 dalam

M.M.Bawelle, Pengaruh Partisipasi Sponsor terhadap pengembangan


seni

masamper di kecamatan malalayang

kotamadya manado,

Skripsi,1998)

Unsur

utama

Masamper

adalah : unsur

vokal,unsur gerak,unsur mebawalase atau

musik

berbalas-balasan.

Menggunakan nada diatonik dan dinyanyikan seperti paduan


suara / koor. ( M.M.Bawelle, Pengaruh Partisipasi Sponsor terhadap
pengembangan seni masamper di kecamatan malalayang kotamadya
manado, Skripsi,1998)

Di Indonesia hanya ada dua bentuk paduan suara


tradisional yaitu paduan suara tradisional batak dan masamper
dari sangihe. Masamper terbentuk dari beberapa babakan
berdasarkan jenis lagu yang dinyanyikan.
1. Lagu pertemuan atau perjumpaan.
Pada jenis lagu ini hanya dapat dinyanyikan lagu
yang bertemakan perjumpaan dalam suatu acara hayatan
seperti perkawinan

dan

kematian. Jenis

lagu

ini

mengalami perubahan dengan tema lagu perjumpaan


secara umum.
2. Lagu rohani / pujian
Pada jenis lagu ini

hanya dapat dinyanyikan lagu

yang bertemakan rohani. Termasuk aktifitas religius


agama sangihe maupun agam kristen.
3. Lagu-lagu bertemakan kepahlawanan
Pada jenis lagu ini hanya dapat dinyanyikan
lagu

yang

bertemakan

kepahlawanan pahlawan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 57

sangihe.

Tetapi

kemudian

seiring

dengan

perkembangan muncul tema kepahlawanan nasional.


4. Lagu-lagu bertema sastera sangihe.
Pada jenis ini hanya dapat dinyanyikan lagu yang
bermakna dan

bernilai

sastera tinggi, tidak

boleh

menggunakan kosa kata bahasa sangihe sehari-hari.


5. Lagu percintaan
Pada jenis lagu ini mengambil tema cinta dan
kasih sayang orang tua kepada anak, anak kepada orang
tua, kepada sesama,kepada teman dan sahabat, kepada
orang dewasa yang akan dan saling bercinta (pacaran),
problema cinta muda-mudi,problem rumah tangga.
6. Lagu perpisahan
Babakan ini adalah babakan yang paling terakhir
dimana

acara msamper sudah

selesai.Berakhirnya

msamper ditandai dengan tidak ada lagi kelompok


yang mampu membalas lagu terakhir.
Dimasa lalu kegiatan msamper dapat diselenggarakan
selama 24 sampai 48 jam. Hal ini bisa terjadi apabila
kelompok

yang

ikut

dalam msamper memiliki

banyak perbendaharaan lagu. Hal yang menarik dimasa


lalu, karena kehabisan

lagu seorang

pangataseng

(pemimpin msamper) dapat menciptakan lagu pada


saat kegiatan msamper sementara berlangsung.
Meskipun lagu lagu masamper banyak menggunakan
lagu lagu tahlil dan mazmur, tetapi

ditahun 1800,

budaya masamper adalah budaya umum sangihe. Hal


ini terbukti dengan banyaknya kaum muslim

yang

ikut dalam kegiatan tunjuk. Mereka mengetahui


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 58

banyak lagu-lagu kristen. (penjelasan


Makapuas

bpk. Luqman

dan beberapa tua kampung di Tabukan

Utara) Sejak

munculnya

sampregening

maka

kebudayaan masamper lebih identik dengan kristen.

Tahun 1980-an, masamper

mulai dilombakan

dalam berbagai kegiatan. Menjelang


nilai-nilai asli masamper berubah
grup-grup
dari

dengan munculnya

masamper modern

mengarah kepada kegiatan


munculnya grup

tahun 1990-an

yang

tujuannya

komersial.. Nilai

masamper

semakin meluasnya pengenalan akan

komersial

positif
adalah

budaya sangihe

ke seluruh Indonesia.

Kelompok Zangvereeninging dari Manalu,


pimpinan Bpk. Beltazar Tatontos thn 1927

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 59

Pementasan Masamper dalam rangka Sail Bunaken,Bitung 2009

Selain

beberapa seni

musik

yang

sudah

dijelaskan,

Masayarakat sangihe juga mengenal beberapa permainan musik


lain seperti: musik tunta, musik bambu melulu, musik puhe dan
music orkes. Musik orkes adalah satu bentuk ansambel music
yang diwariskan sejak masa Spanyol.

C. TARIAN SANGIHE
Masyarakat sangihe telah mengenal tari sejak zaman pra
sejarah. Dimulai

dengan lahirnya tari lide dalam upacara

sundeng. Tari lide kemudian


msalai (salai
Konseptual
upacara

dalam

tari

bahasa

sangihe

sundeng

teatrical upacara

yang

berubah

pada

karakternya

sangihe

artinya

awalnya

dilakukan

merupakan

bagian

menjadi
menari).
dalam

dari keutuhan

dimana terdapat berbagai macam kesenian

yang ditampilkan dan setiap orang melakukannya berdasar peran


masing-masing.
pementasan

Msalai

secara

memasuki

spontan

bentuk

baru

dalam acara-acara

yaitu

keramaian.

Msalai yang berakar dari tari lide ditarikan oleh sekelompok


orang dengan

peran tunggal

disertai gerakan dan ekspresi

spontan, tanpa dibentuk sebelumnya. Konsep utama

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

tari

ini

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 60

adalah gerakan bebas dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.


Tari ini mengalami

perubahan-perubahan

sampai muncul

tarian Gunde.
Berdasarkan fungsi

dan

perannya

dalam

kehidupan

sosial, tari - tarian sangihe dikelompokan dalam dua bagian


yaitu ; Tarian Istana dan Tarian Rakyat.
a. Tarian Istana
1. Tari Gunde
Pada awalnya

tarian

gunde ditarikan

secara

perorangan dikampung-kampung oleh para wanita yang


masih

perawan

pada

upacara

perkawinan

yang

menggambarkan kesucian seorang wanita sangihe. Gunde


dalam bahasa sangihe berarti lambat. ( A. TakaonselangManganitu,wawancara. 2006).

Pada suatu masa masuklah kesenian ini menjadi


bagian dari kesenian Istana dikerajaan Manganitu. Penari
dipilih dari penari-penari terbaik di tiap kampung. Gerak
dasar tari gunde teradaptasi dari tari lide. Mulanya
tarian ini dipentaskan sebagai tarian hiburan untuk raja,
kemudian berubah fungsinya menjadi tarian penjemput
tamu penting

kerajaan yang dilakukan di depan istana.

Seiring perkembangan waktu, ada beberapa penari gunde


istana lalu menjadi selir raja. Persebaran penari gunde
meliputi semua wilayah kerajaan Manganitu.
Tari Gunde
untuk
penjemputan
Tamu.
KEBUDAYAAN
SANGIHE
- ALFFIAN WALUKOW - 2009
Foto
:
Pergelaran
Budaya

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 61

2. Tari Rangsang Sahabe dan Tari Alabadiri.


Tari ransa / rangsang sahabe atau dangsang sahabe
adalah tari yang tercipta dari sebuah sayembara. Tarian
ini lahir dari lingkungan istana kerajaan tabukan tahun
1700.Pada
setelah

saat

Raja

itu

terjadi

kefakuman

jabatan

Don Fransiskus Yuda I

raja

mengakhiri

jabatannya. Untuk mengisi kekosongan jabatan maka di


persiapkanlah satu lomba khusus kepada

dua orang

calon pengganti raja. Dua orang tersebut adalah Dalero


dan Pandialang. Lomba yang disiapkan adalah lomba
dayung (dorehe) . Jalur

yang

ditempuh mulai

dari

Salimahe sampai ke Punge ( pulau beng laut).


Kompetisi itu
terjadi kira-kira
tahun 1720 dan
dimenangkan
kemenangan

oleh Dalero dengan kecurangan.


itu

dalero berhak

kerajaan. Nama lain dari dalero

menduduki

Dari
tahta

adalah Markus Jakobus

Dalero. Untuk memperingati kemenangan tersebut, dalero


menciptakan

tari

yang

dinamakan

tari

Alabadiri.

Pandialang hanya menduduki jabatan Jogugu di Sahabe.


Pandialang yang kecewa, lalu menciptakan satu

tarian

tandingan yang disebut Rangsang Sahabe. Secara umum


tari alabadiri dan ransang sahabe memiliki kesamaan.
Tari alabadiri, dapat dikelompokam sebagai bentuk
tarian teatrikal. Penari membawakan peran dari

sebuah

cerita dalam bentuk gerak tari. Tari alabadiri terbentuk


dari 10 tahapan dengan konsep tari dan cerita yang berbeda.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 62

Tari alabadiri menggunakan beberapa properti pendukung


tari

seperti ; kulubalang,kaliau,tokoting,sinsing,sondang.

Tarian ini khusu dimainkan oleh laki-laki diiringi tambor


(bukan

tagonggong)

dan

dipimpin

oleh

seorang

pangataseng dan dua kapita.


Tahapan tari alabadiri adalah :
1. Penghormatan kepada penonton (pembukaan)
2. Gerakan dengan alat kulubalang (tongkat berhias)

3. Gerakan dengan alat tokoting (cambuk dari rotan)

4. Gerakan dengan alat sinsing (cincin)


5. Gerakan dengan alat sondang ( pisau kecil)

6. Gerakan mesalai (menari-nari)


7. Gerakan memainkan kaliau (perisai) ke telinga
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 63

8. Gerakan memainkan kaliau (perisai) ke lutut


9. Gerakan mangaemba (terbang seperti burung)
10.Penghormatan kepada penonton (penutup)
Filosofi utama tarian ini bermakna tunduk dan patuh
pada penguasa.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 64

Kelompok penari Alabadiri (atas) Dangsang sahabe


(bawah), thn 1927 di istana kerajaan Tabukan.

Tari

Upase,

adalah

tarian

yang menggambarkan

kesiapan pengawalan raja dalam setiap peperangan.


Tarian ini disebut juga Opase.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 65

Pasukan opase dalam tarian upase,


Kerajaan Tabukan 1927

12 anak bangsawan laki-laki dalam pasukan


bngko

Tari Bngko, adalah tari yang diadaptasi dari


peran prajurit kerajaan Tabukan dalam mengawal raja.
Tari ini
dalam

menggambarkan
menghadapi

kesiapan pasukan perang

musuh. Dalam

bahasa sangihe,

bengko berarti tombak.


Tari
menggambarkan

Kabasaran

Tambor.

Tarian

ini

semangat perang, yang disampaikan

melalui pukulan-pukulan tambor. Diperkirakan bentuk


kesenian ini teradaptasi dari kesenian eropa. Tarian ini
sudah punah dan tidak pernah lagi dimainkan.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 66

Pasukan Kabasaran Tambor kerajaan Tabukan,1927

b. Tarian rakyat
1. Tari Salo
Salo berarti mengamuk. Tari salo adalah bentuk tarian
purba yang dilakukan dalam upacara sundeng sampai
masuknya

bangsa eropa

di

Sangihe. Prosesi

salo

dilakukan dengan cara mengelilingi korban persembahan


berupa babi. Diiringi bunyi-bunyian musik etnik sangihe
sambil menikam babi yang tergantung di pohon. Tari salo
lahir sebagai ekspresi perang antara kebaikan dan
kejahatan dalam kepercayaan sundeng (G, Makamea,dan
masyarakat disekitar tempat upacara, wawancara, 2006)
Tari salo yang dulunya bagian dari kegiatan ritual adat
kemudian menjadi bagian dari tari pertunjukan rakyat.
Biasanya tari ini diperagakan saat ada kunjungan tamu
terhormat atau dalam acara tulud. Selain salo terdapat
juga

tari

upase,tari bengko,tari alabadiri dan dangsang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 67

sahabe yang menggambarkan semangat, dalam bentuk tari


theater. Tari

salo adalah

tarian

rakyat sedangkan tari

upase,tari bengko,tari alabadiri dan dangsang sahabe adalah


tarian istana.

Pergelaran Tari Salo,pada peringatan Hardiknas 2009 di Tahuna

2. Tari Ampa wayer


Di era tahun 1940 an, lahir sebuah kesenian rakyat
baru,yang disebut ampa wayer. Kesenian
kesenian

rakyat yang

muncul

ini

adalah

dari kepulauan

Siau.

Kesenian ini merupakan adaptasi dan perpaduan dari


kesenian eropa dengan kesenian
sudah

setempat. Tarian

ini

berkembang sejak masa penguasaan spanyol di

kerajaan Siau dan menemukan identitasnya menjelang


berakhirnya perang dunia ke - II. Ampa wayer adalah
gerak tari kelompok yang dipimpin oleh seorang kapel.
Gerakan tari terbentuk berdasarkan

irama

musik

pengiring . Pada dasarnya, inti dari kesenian ini adalah


tarian muda-mudi yang ditarikan secara spontan dalam
kumpulan keramaian sebagai bentuk ekspresi kebebasan
dan kemerdekaan.
3. Tari Mdunde.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 68

Tari ini berkisah tentang latar belakang lahirnya pulau


siau. Sepintas, cerita dalam tari ini mirip dengan kisah
Tumatenden dari Minahasa Utara dan kisah Joko Tarub
dari jawa. Cerita dalam tari ini mengisahkan perjodohan
antara seorang

laki-laki

bernama Mdunde dengan

seorang bidadari dari khayangan. Awal kisah, medunde


seorang

yang pintar berpuisi

suatu ketika memasuki

hutan untuk mencari burung. Tetapi dia justru bertemu


dengan seorang bidadari yang sedang mandi bersama 9
orang saudaranya.Salah satu dari bidadari itu

yang

kemudian menjadi isterinya. Dari pernikahan itu lahir


dua orang anak bernama pahawon sulug dan kanawoeng
(kanawoeng bergelar pahawontoka). Siau diambil
kata sio (sembilan)

dari kisah sembilan

dari

bidadari dan

Mdunde (buku toponimi,............sudin kebudayaan dinas


diknas, 2006)
4. Tari Kakalumpang
Tari ini berkembang sejak masa kekuasaan VOC di
sangihe yang dipadukan
Latar

dengan

belakang ceritanya

perpanjangan tangan VOC

aktifitas

masyarakat.

adalah : Ternate sebagai


mengklaim

sangihe, sehingga rakyat sangihe

kekuasan

harus

atas

memberikan

upeti kepada kesultanan ternate.


Upeti yang diberikan berupa minyak kelapa. Dari
kegiatan

mencukur

Mkakalumpang.

Tari

kelapa inilah lahir


kakalumpang

juga

kesenian
mendapat

sentuhan maluku dengan tari gaba-gaba.


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 69

Pergelaran tari kakalumpang,hardiknas 2009 di Tahuna


Masih banyak kesenian sangihe yang tidak dapat
dikembangkan seperti : Seni mebowo dan seni meganding.
Seni mebowo, adalah bentuk seni yang dilakukan dalam
bentuk nyanyi untuk menidurkan bayi dalam ayunan.
Pengungkapan lagu hanya dengan syair yang bermakna
puitis.

Ayunan bayi suku sangihe


Selain

beberapa

kesenian

yang

sudah

dipaparkan sebelumnya,juga terdapat kesenian Islam


asli

sangihe

yaitu : Hadrah mangut, Samrah dan

Turunan. Semua jenis kesenian Islam sangihe, pada

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 70

awalnya lahir dan berkembang di Tabukan kemudian


menyebar ke seluruh daerah yang berpenduduk muslim.

Kesenian hadrah
BAB - VI
SENI RUPA SANGIHE
Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis
dan bermakna yang diwujudkan melalui media, titik, garis, bidang,
bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsipprinsip

tertentu. Ekspresi

dilakukan dari saman

karya sani

rupa disangihe sudah

pra sejarah seperti lukisan didinding goa,

gerabah dll. Penciptaan karya seni rupa di dominasi oleh karya


seni pakai dalam bentuk kerajinan. Yang termasuk karya seni rupa
sangihe diantaranya : Pembuatan

tekstil termasuk didalamnya

busana atau pakaian orang sangihe,kerajianan anyam,arsitektur


bangunan, ragam hias,pembuatan perahu. Semua aspek penciptaan
karya seni rupa sangihe didasari oleh aktifitas tradisi.
A.

Ragam Hias sangihe


Sejak masa prasejarah, suku sangihe sudah mengenal dan
menggunakan ragam hias. Ragam hias tertua ditemukan pada

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 71

gerabah atau perlengkapan dapur manusia purba yang oleh para


ahli diperkirakan berumur 5000 tahun.
Dibawah ini

adalah ragam hias yang dimodifikasi dari ornamen

dengan teknik cukil dan tekan (membutsir) pada gerabah.


Persebaran gerabah terbanyak dengan motif seperti ini di temukan
di Talaud,juga di temukan dibeberapa gua karang di sangihe.
Ragam hias ini di kelompokan dalam tipe Raramenusa.
Ragam hias tipe raramenusa

Selain ragam hias

tipe raramenusa terdapat juga ragam

hias lain berdasarkan desain dari K.G.F Steller. Ragam hias


sangihe digunakan untuk berbagai macam kerajinan seperti pada
pembuatan tikar (sapie/tepih), kain pembatas ruangan ,kain alas
tempat tidur,ukiran kawila (tempat sirih).
DALOMBO

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 72

SUWU

LOMBANG

PERHIASAN YANG DI BENTUK DENGAN TEKNIK MERONCEH

NALANG U ANGING

MALIHUGE

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 73

TALUKE MALIHUGE U GINANTOLANG

ISIN KEMBOLENG

KUI

PAPOAHIANG

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 74

KAKUNSI TIWATU

SALIKUKU

SOHI

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 75

A. Tekstil
Kerajinan
sangihe

yang berhubungan dengan tekstil di kepulauan

sudah

diproduksi sejak

lama, seperti

pembuatan

kain,tirai pembatas ruangan,alas meja, kain untuk alas tempat


tidur dan pakaian.
a. Tenun kain
Tenunan masuk
kewilayah

Nusantara bersamaan dengan

masuknya bangsa-bangsa yang sudah mengenal perunggu dan


besi.Mereka memperkenalkan alat tenun sederhana yang diikatkan
pada tubuh dengan nama Gedogan.Tenunan ini menggunakan
susunan benang lungsi yang berkesinambungan. Jenis - jenis serat
yang ditemukan di Indonesia sebagai bahan dasar tenun adalah :
serat rami, lontar,raffia,abaca dan serat nenas.
Di Sangihe, benang tenun terbuat dari serat Abaca (musa textilis
atau musa mindanesis ) sejenis

pisang pisangan dalam

bahasa

sangihe disebut koffo atau hote. Tanaman hote ini dikenal juga
dengan

nama Manila

Hemp. (Cut Kamaril Wardhani,Ratna

Panggabean,Tekstil,2005).
Motif - motif hiasan tenun di Indonesia mendapat pengaruh dari
china, india dan arab. Selain sebagai busana, kain digunakan dalam
berbagai aktifitas kehidupan manusia seperti upacara keagamaan
dan mas kawin. (Ensiklopedi Indonesia)
Suku sangihe mengenal beberapa teknik

pewarnaan

kain

menggunakan bahan alam sekitar. Warna merah, ungu, kecoklatan


menggunakan

kulit

batang bakau ( Mangrove) dan Seha atau

mengkudu ( Morinda citrifoia) Tanaman bakau

dan mengkudu

tersebar di seluruh desa di pulau sangihe besar.Warna merah dari


kesumba. Dari bukti kain yang

ditemukan melalui

efek warna

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 76

yang tersisa dari kain kain tua tidak ditemukan teknik pewarnaan
menggunakan warna kuning. Warna-warna yang nampak pada
kahiwu tua adalah merah,ungu,kecoklatan, coklat muda yaitu warna
asli hote.
Aktifitas tenun sangihe mengalami kemunduran mulai dari tahun
1889. Pada saat itu pohon pohon pisang abaca dipotong atas
perintah pemerintahan colonial belanda dan diganti dengan kapas,
tebu dan tembakau. Kerajiann tenun bertahan sampai tahun 1994
dengan dikirimnya seorang pengrajin asal kampung Lenganeng ke
Jakarta. Meskipun demikian, sampai saat ini disetiap desa masih
memiliki satu sampai tiga orang yang boleh menenun kain koffo.
Alat -

alat tenun masa

lalu masih dimiliki oleh pengrajin

dibeberapa desa seperti, Manumpitaeng, Lenganeng Batunderang.


Tahun 1898, kerajaan Tabukan mengirim kain koffo di Manado
atas pesanan

para orang kaya.Tahun 1924 kerajaan Tabukan

mengadakan pameran kain koffo di Pekalongan dan mendapatkan


penghargaan Erediploma. Tahun 1926 raja Tabukan berpameran di
Manado mendapatkan

penghargaan tembaga. Ditahun yang sama

kain koffo di pamerkan di Jogyakarta.


Kain kofo (pembatas ruangan) dan sapu tangan yang ditemukan
di Manumpitaeng berumur 120 tahun.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 77

Selain

memproduksi

kain

tenun (kahiwu),

suku

sangihe juga mampu membuat busana atau pakaian. Secara


umum pakaian laki-laki disebut bal, pakaian perempuan
disebut laku tepu, kemeja disebut ( baniang ). Alat

yang

digunakan untuk menenun kain disebut Kahiwuang.

Laku tepu
Diperkirakan umur baju ini mencapai 120 tahun.Ditemukan di
Manumpitaeng,kauhis dan dibeberapa tempat lain di sangihe.

Dalam kehidupan sehari hari suku sangihe dimasa


lalu, pakaian dapat menenunjukan perbedaan status social.
Ada pakaian yang digunakan di kalangan istana dan para
bangsawan dan ada juga yang digunakan oleh masyarakat
biasa. Secara umum model pakaian bangsawan dan pakaian
rakyat biasa tidak jauh berbeda. Yang membedakan adalah
teknik pewarnaan dan atribut atau asesoris yang digunakan.
Sejak masuknya bangsa eropa di kepulauan sangihe, pakaian

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 78

dan asesoris mengalami perubahan model dan fungsi dalam


kehidupan bermasyarakat.
b. Pakaian wanita

Laku tepu

Laku tepu permaisuri (boki) dan 12 dayang-dayang dari


kerajaan Tabukan awal tahun 1920.

Laku tepu kreasi baru

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 79

Laku tepu seorang


perempuan Manganitu,1920an

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 80

Pakaian wanita Ampuang (pemimipin agama


c. Model Konde
Konde dalam bahasa sangihe disebut boto. Model Konde
yang digunakan oleh perempuan sangihe pada umunya berbentuk
boto pusige. Bentuk konde terdiri dari dua macam yaitu : konde
untuk ampuang di rangkai tepat di ubun-ubun dan konde umum
berada dipusar kepala.

Konde ampuang asli

Konde model
ampuang
d. Pakaian laki-laki baniang (kemeja) dan laku bali
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 81

Baniang raja, D. Sarapil dan W. Sarapil


dari kerajaan Tabukan

Baniang kreasi
baru

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 82

Laku bali, dari


manganitu

Laku bali, dari


tabukan

Laku bali, kreasi

Penggunaan laku bali dilengkapi dengan poporong


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 83

Pakaian model kingking kongkong,


pakaian tari perang

e. Model poporong
Dalam bahasa sangihe, penutup kepala adalah
poporong.Penutup kepala telah memberikan batas pada kedudukan
orang sangihe dalam pergaulan sehari-hari, karena status social dan
kedudukan orang sangihe tergambar pada penggunaan dan bentuk
poporong.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 84

Poporong dari kain koffo, umur 100 tahun

Poporong sangihe berdasarkan tradisi lama.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 85

Model poporong kreasi baru


B. Kerajinan tangan (handycraft)
Kerajinan rakyat yang mendominasi pekerjaan rumah tangga
masa

lalu

adalah pembuatan

anyaman. Anyaman

sangihe

memiliki cirri khas khusus dibandingkan dengan daerah lain di


Sulawesi utara. Tidak diketahui kapan orang sangihe mulai
menganyam.
dalam

Anyaman

kehidupan

kerajinan

anyam

sudah

menjadi

bagian

orang

sangihe. Kebanyakan

dibuat

untuk benda

sehari-hari
dari

hasil

pakai, seperti tikar,

bika,tempat buah,keranjang,perangkap ikan dan lain-lain.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 86

Selain anyaman, orang sangihe juga memproduksi


gerabah atau tembikar (dari bahan tanah) dan alat-alat yang
dibuat oleh pandai besi. Aktifitas pekerjaan pandai besi
sudah dilakukan sejak masa Makaampo. Pendapat lain juga
mengatakan bahwa produksi pandai besi dimulai abad ke 15.
Alat yang dihasilkan oleh pandai besi tujuannya sebagai
benda pakai yang digunakan di rumah,perkebunan maupun
untuk berperang. Orang yang ahli dalam menempah besi
disebut kipung.

Pedang adat sangihe yang dinamakan Bala, model pedang


inilah yang pernah dimiliki Makaampo dalam setiap
peperangan.

Sondang

Tole Loahi

Alat alat yang di buat oleh kipung sampai saat ini.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 87

Masyarakat

sangihe

juga mengenal seni teatrikal.

Kesenian ini berkembang di daerah kuma yang dinamakan


Gagaweang. Kesenian ini ditampilkan setahun sekali setiap
akhir

tahun. Teknik

pergelarannya dalam

bentuk parade

keliling kampung dengan pakaian dan atribut kerajaan.


Komposisi

barisan

berdasarkan peran

sebagai

berikut :

Barisan terdepan adalah Raja yang diikuti oleh bawahannya


mulai

dari

Mayore,Sadaha,

Bobato,Jogugu,Kapiten

laut,Mayore,Hukum

Kapita,Kumelaha,Sawehi

(dukun),Mihinu

( Tukang palakat). Setelah selesai berkeliling kampung para


peserta makan bersama di rumah tua adat atau kapitalaung,
sebelum makanan ini dimakan bersama, harus dicicipi oleh
orang

yang berperan sebagai

sadaha.

Dengan

maksud

mengetahui apakah makanan tersebut beracun atau tidak.


( Informasi, Bpk. Derek Lahunduitan,Kuma November 2009)

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 88

BAB VII
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Orang sangihe

adalah satu-satunya suku pelaut di utara

Indonesia. Nenek moyang orang sangihe sudah mengarungi lautan


luas ke timur sampai ke halmahera dan papua, keselatan sampai ke
pulau jawa dan sampai ke luar nusantara yaitu ke china.
Yang pasti, pulau-pulau ini sudah sejak penemuan Ferdinand
Magelhaes dalam tahun 1512, telah berhubungan dengan dunia barat
,juga oleh penangkap ikan paus dari amerika.Orang china dan orang
arab sudah sejak dahulu mulai berdagang dengan penduduk dan kawin
dengan wanita pribumi. Sebagai pelaut yang berani penduduk pulau ini
sejak berabad abad lalu merantau dengan perahu-perahu mereka ke
berbagai bagian kepulauan hindia. Pieter Alstein dan David Haak
dalam laporan kunjungannya ke Talaud menulis bahwa penduduk dengan
perahu-perahu sendiri berlayar ke Batavia,Malaka,manila dan Siam.
(D.Brillman,Zending dikepulauan sangi, dan talaud.terjemahan GMIST)

A. Perahu sangihe
Kemampuan membuat atau

merancang

berbagai

sudah dimiliki sejak nenek moyang. Kemampuan ini

perahu
tidak

dimiliki oleh suku lain di Sulawesi utara. Bahkan sampai saat

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 89

ini, beberapa kapal yang digunakan sebagai angkutan laut pada


jalur

pelayaran

philiphin,talaud,manado,bitung,

halmahera

diproduksi oleh orang sangihe yang bukan ahli perkapalan


secara akademisi.
Perahu merupakan
beberapa

pulau di

sarana

vital yang

kepulauan

sangihe.

menghubungkan
Tanpa

perahu,

perekonomian sangihe akan menjadi pincang. Setiap kampong


pesisir memiliki ahli membuat prahu. Kegiatan ini sudah
menjadi bagian dari adat sangihe. Dari budaya membuat perahu
kemudian muncul ritual tua menondo sakaeng atau menurunkan
perahu.
Perahu sangihe sudah dikenal secara luas sejak masuknya
spanyol di Sangihe. Perahu sangihe sering digunakan sebagai
armada perang diantaranya sebagai armada perang laut antara
portugis dan voc di tondano. Perahu tertua sangihe adalah
bininta atau tumbilung, kemudian muncul

perahu

kora-

kora,konteng,londe dan bolotu, termasuk

diantaranya perahu

untuk lomba dayung.


Penggunaan perahu

aktifitas

sehari hari berbeda

Perahu sangihe digunakan

untuk manangkap

fungsinya.

dalam

ikan,berlayar antar pulau dekat,antar pulau yang jauh,armada


perang,sebagai

tumpangan

raja,sebagai

perahu

raja,perahu

pengawal raja,perahu tempur,perahu tambangan (bolotu) perahu


ini digunakan apabila perahu kora-kora tidak bisa merapat
kepantai dan perahu lomba. Sealain perahu pakai terdapat juga
miniature

perahu

yang

digunakan

menahulending banua yang disebut

dalam

upacara

lapasi. Perahu tersebut

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 90

berguna

untuk

membawa

penyakit

manusia didarat dan dibuang

dan

bersama

semua kesialan

dengan

miniature

perahu kelaut.
Beberapa model perahu berdasarkan desain K.G.F. Steller
dalam buku

Sangirees nedherlands woordenboek dari model

yang sebenarnya dan di modifikasi untuk disesuaikan oleh Alffian


Walukow.
1. Perahu Bininta

Grafland dalam buku Minahasa masa lalu dan masa kini


(terjemahan Jost Kulit) menulis bahwa sudah ada perahu
sangihe yang berlabuh di pelabuhan manado tahun 1800
dengan nama perahu Kora-kora dan tumbilung. Perahu
tumbilung sama dengan bininta tetapi tumbilung
menggunakan tiga bahateng.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 91

Perahu tumbilung berdasarkan desain Mr. K.G.F.Steller yg digayakan


oleh Alffian Walukow
2. Perahu kora kora, perahu ini adalah perahu kenegaraan
raja-raja sangihe.
Perahu kora-kora desain Mr. K.G.F.
Steller

Perahu kora-kora (dorehe) desain


adaptasi lengkap Alffian walukow

3. Perahu jenis londe dan perkembangannya


Londe

Pelang adaptasi dari londe

Perahu jenis pambut, merupakan perahu tradisional philipin


yang juga diproduksi dan digunakan di sangihe.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 92

Tambatan perahu di Kampung Kaluwatu


Foto . Alffian Waluko

4. Perahu konteng
Perahu ini adalah perahu

yang digunakan

raja

kunjungannya ke daerah bawahan.

Perahu pamo, adalah adaptasi dari konteng.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

dalam

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 93

Perahu bolotu

Nenek moyang orang sangihe sudah menggunakan teknologi


dan mengenal ilmu pengetahun sejak lama diantaranya, pembuatan
berbagai macam perahu,mengenal sistim perbintangan, peredaran
bulan di langit dan penanggalan kalender. Tidak diketahui sejak
kapan kemampuan akan pengetahuan

dan teknologi dimulai

tetapi sudah sejak lama digunakan.


NAMA MATA ANGIN

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 94

Mata angin indonesia

Nama sangihe

Utara

Sawenahe

Utara timur laut

Laesuiki sawenahe

Timur laut

Laesuiki

Timur timur laut

Laesuiki dahi

Timur

Dahi

Timur tenggara

Mahaing dahi

Tenggara

Mahai

Selatan tenggara

Mahaing timuhe

Selatan

Timuhe

Selatan barat daya

Tahanging timuhe

Barat daya

Tahanging

Barat, barat daya

Tahanging bahe

Barat

Bahe

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 95

Barat, barat laut

Poloeng bahe

Barat laut

Poloeng

Utara barat laut

Poloeng sawenahe

NAMA HARI
Nama hari Indonesia

Nama Sangihe

Senin

Mandake

Selasa

Salasa

Rabu

Areba

Kamis

Hamise

Jumat

Sambayang

Sabtu

Kaehe

Minggu

Misa

NAMA BULAN KALENDER MASEHI


DALAM BAHASA SANGIHE

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 96

Nama bulan Indonesia

Nama Sangihe

Januari

Hiabe

Pebruari

Kateluang

Maret

Pahuru

April

Kaemba

Mei

Hampuge

Juni

Hente

Juli

Bulawa kadodo

Agustus

Bulawa geguwa

September

Bewene

Oktober

Liwuge

Nopember

Lurange

Desember

Lurangu tambaru

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 97

DAFTAR NAMA BULAN DI LANGIT BERDASARKAN HARI


Hari

Nama bulan

30

Tkal

Kahumata Paksa

Kahumata karuane

Kahumata - katelune

Sebangu harese

Batangengu - harese

Likudu - harese

Sehangu - letu

Batangu letu

Likudu - letu

10

Arang

11

Sehangu pangumpia

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 98

12

Batangnegu pangumpia

13

Umpause

14

Limangu bulang

15

Teping

16

Sai pakesa

17

Sai karuane

18

Sai katelune

19

Sehangu harese

20

Batangengu harese

21

Likudu harese

22

Sehangu letu

23

Batangengu letu

24

Likud,u letu

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 99

25

Awang

26

Sehangu pangumpia

27

Batangengu pangumpia

28

Umpause

29

Limangung basa

B. Rumah Tempat Tinggal


Berdasarkan temuan ahli, tempat tinggal manusia sangihe
saman pra sejarah adalah di goa goa karang. Dalam legenda,
tempat tinggal manusia sangihe purba adalah di dahan pohon
besar dan di pohon - pohon yang roboh. Seiring
perkembangan waktu dan dikenalnya teknologi, mereka mulai
membuat rumah rumah sederhana.
Pada awalnya bentuk rumah sangat sederhana. Berdasarkan
pemahaman beberapa budayawan sangihe bahwa rumah orang
sangihe adalah pamangkonang. (wawancara. M. Madonsa.2007).
Kemudian berkembang menjadi rumah ikat. Dikatakan rumah
ikat karena tidak menggunakan paku tetapi diikat dengan
rotan.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 100

Pamangkonang

Konstruksi rumah ikat rancangan : Alffian Walukow

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 101

Konstruksi rumah ikat rancangan Alffian walukow


Rumah suku sangihe tidak memiliki bilik atau kamar. Sejak
masuknya spanyol di kepulauan sangihe, orang sangihe sudah
mulai mendirikan rumah dengan konstruksi beton menggunakann
semen dari karang yang dibakar. Di masa awal kolonial belanda
akhir 1700 sampai awal thn 1800 orang sangihe sudah mulai
menggunakan bilik pada konstruksi rumah. Rumah ikat terakhir
ditemukan di kampung Lehupu.
Konstruksi

rumah

kayu

orang

sangihe adalah

rumah

panggung. Diantara rumah yang dibangun terdapat rumah umum


dimana rumah tersebut adalah tempat berkumpul komunitas adat
dari

setiap

persekutuan

hukum adat terkecil

banua yang

dikemudian hari menjadi rumah raja atau istana. Rumah tersebut


dinamakan Bale Lawo.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 102

Menjelang berakhirnya pemerintahan kolonial belanda, bale lawo mendapat


sentuhan eropa dari segi kekuatan konstruksi tetapi tetap mempertahankan
keaslian model. Rumah sangihe berdasarkan catatan D.Brilman adalah :
Rumah-rumah dibangun diatas tiang tinggi, memiliki tangga masuk kerumah
yang diangkat pada waktu malam hari. Terdapat satu serambi umum yang
luas dan

satu bilik tinggal

yang

sama

luasnya

dengan serambi

umum.Disebelah kiri dan kana terdapat bilik tidur yang dipisahkan oleh
dinding kayu,bamboo atau tirai. Jika salah satu anggota keluarga menikah
maka rumah akan disambung dibagian belakang. Semakin banyak yang
menikah
ditempati

maka

akan semakin panjang rumahnya. Rumah seperti

oleh 25 sampai 30 rumah tangga. Konstruksi

rumah sperti

ini
ini

terakhir ditemukan di pulau-pulau Nanusa. Banyak rumah asli orang sangihe


mengalami pemusnahan akibat letusan gunung api.

Konstruksi rumah panjang berdasarkan catatan D.Brilman dan di


rekonstruksi ulang oleh alffian walukow

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 103

Konstruksi rumah beton dimasa awal kolonial (sesudah VOC)

Rumah tua di Tamako berumur lebih dari 100 tahun

Rumah tua di Laine diresmikan 11-6-1930

Peresmian rumah tahun 1925 di Naha oleh boki kerajaan Tabukan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 104

C.

Bale Lawo.
Bale lawo atau istana adalah rumah untuk banyak orang.
Rumah ini didirikan sebagai tempat pertemuan masyarakat umum
pada satu kesatuan hukum dalam komunitas adat sangihe dengan
sang raja sekaligus sebagai tempat tinggal raja. Balelawo pertama
kali didirikan oleh Balango di sahabe.
Gambar bale lawo berdasarkan desain Mr. K.G.F. Steller
dan diadaptasi oleh Alffian walukow.

Tampak depan

Tampak samping

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 105

Tampak utuh / perspektif miring

D. Makanan tradisonal
a. Makanan umum
Makanan utama suku sangihe adalah sagu, yang diproduksi
dari jenis pohon palm. Di pulau sangihe terdapat berbagai jenis
palm diantaranya adalah : Arena tau enau ( Arenga pinnata ), pinang
sirih (asal philiphina), Pinang kelapa ( Actinorhytis calapparia),Sagu
rumbia (Metroxylan sagu), Kelapa (cocos nucifera), rotan sega
(calamus caesius), sarai raja (caryota no), Sarai midi (caryota
maxima), palm kuning

dan merah endemic sangihe.

Melihat

bentuknya, pohon yang memproduksi sagu disangihe adalah Sagu


(Metroxylan sagu), sarai raja (caryota no) dan Sarai midi (caryota
maxima).
Selain

mengkonsumsi

sagu,

masyarakat

sangihe juga

mengenal adanya beras yang diproduksi dari ladang kering. Selain

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 106

sagu dan beras, makanan khas sangihe adalah singkong (sangihe


= bungkahe),umbi

jalar (sangihe ; ima atau

batata) dan

talas

(sangihe = kole ). Setiap hari orang sangihe memproduksi sagu


dalam jumlah yang banyak. Tempat untuk memproduksi sagu
disebut pamangkonang. Sayuran

utama

orang

sangihe

adalah

Sakede (daun melinjo), sayur paku,sayur gedi dan sayur wori. Ikan
laut merupakan lauk utama ditambah daging babi (untuk yang
Kristen) dan daging kambing (untuk yang muslim).
Pada awalnya orang sangihe tidak memakan daging
tikus,anjing,kelelawar,ular dan biawak, tetapi sejak masuknya orang
Minahasa di kelp. Sangihe

maka mulailah

orang sangihe

mengkonsumsinya. Diantara makanan yang sering dikonsumsi,


resep tertua adalah ketupat kuning, ikan laut bakar,sagu bakar dan
kuah sasi ( kuah yang di campur dengan ikan laut bakar). Resep
makanan yang dominan sampai saat

ini adalah Sagu bakar,ubi

rebus, dipadu dengan sayur santan dan ikan laut bakar. Untuk
pesta atau acara yang menghadirkan banyak orang selalu disiapkan
ketupat.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 107

Orang sangihe mengenal nasi yang dibungkus sejak


berakhir masa kepercayan sundeng. Pada awalnya, ketupat
atau empihise menjadi bagian dari sesajen dalam upacara
persembahan yang

menggantikan kedudukan

manusia dan

hewan sebagai korban. Ketupat yang diwajibkan dalam


sajen adalah ketupat dengan nama bebatung kambing.
Orang sangihe mengenal 16 jenis ketupat berdasarkan
teknik anyaman yaitu : bawatung, muntia, dokongmanu, buang
tariang, kaemba, bituing,bebatun kambing, kasumbure, bininta,
pikang, sawaku, mehisa, waliung, batung kapese dan kalemba.
Ketupat kalemba adalah ketupat yang paling penting dalam
upacara keagamaan masa lalu.
Jenis-jenis ketupat sangihe.

b. Tamo.
Berdasarkan cerita

lisan, Tamo pertama kali dibuat

pada pesta perkawinan Mangulundagho dengan Bangsang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 108

peliang di Bongko lumenehe (Kampung dagho sekarang)


tamo dibuat

dari

bermacam macam makanan

yang

kemudian disebut Golopung (Gideon Makamea,prospek budaya


dan tradisi-tradisi historis daerah kab.kepl. sangihe dan talaud2008).

Pembuatan Tamo kedua oleh Talongkati


Makaampo)
(Toponimi,cerita

pada

acara

perkawinan

dan.2006). Tamo

(bibi dari
Makaampo.

adalah makanan

tradisional khas sangihe yang tidak dapat ditemukan


ditempat

lain. Tamo adalah

filosofi khusus yang

makanan yang

berhubungan

dengan

memiliki
kehidupan

orang sangihe sejak nenek moyang. Filosofi utama dari


Tamo adalah

Jawaban dan kehormatan dalam

adat

sangihe. Tamo adalah bentuk makanan yang memiliki


latar belakang cerita kehidupan mula-mula disangihe.
Berdasarkan sastera lisan umum di beberapa wilayah
sangihe, tamo pertama kali digunakan bersamaan dengan
keberadaan kerajaan Tabukan raya yaitu

pada pesta

perkawinan mangulundagho dengan wangsang peliang di


dagho. (kampung dagho sekarang). Biasanya, tamo hanya
disajikan dalam acara yang menghadirkan banyak orang.
Karena berdasarkan tradisi bahwa tamo yang dibuat
harus habis dimakan. Tamo juga sebagai perlambang
undangan. Jika sebuah pesta sudah diletakan tamo pada
posisinya maka semua warga boleh hadir dan memasuki
pesta tersebut. Dari latar cerita ini maka tamo adalah
bagian dari kebersamaan. Kehadiran tamo dalam satu

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 109

acara mewakili semua makanan yang ada. Tamo adalah


makanan yang paling istimewah diantara makanan yang
ada, untuk itu

tamo

harus diletakkan di tempat yang

sangat khusus. Dengan syarat dapat dilihat oleh semua


orang yang hadir dalam acara.
Resep tamo tua adalah campuran dari beras,umbiumbian,gula, minyak

kelapa, tetapi

resep

ini

tidak

bertahan lama karena mudah basi. Pada saat ini resep


tamo terdiri dari beras,gula dan minyak kelapa. Untuk
membuat tamo harus melewati beberapa ketentuan adat
diantaranya, orang yang akan memasak tidak sedang dalam
keadaan bertengkar sebelum sampai ke dapur, tempat
untuk meletakan kuwali harus menggunakan 3 batu
sebagai tungku. Karena sakralnya kue ini maka minyak
yang menetes dari cetakan tamo selalu disimpan sebagai
minyak yg berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Bagian terpenting dalam pembuatan tamo adalah ritual
memoto tamo

(memotong tamo). Sebelum memotong

tamo, orang yang ditugaskan untuk memotong tamo


harus

menyampaikan

sasalamate

yang

dinamakan

sasalamate tamo. Isi dari sasalamate tamo adalah berkisah


tentang tamo itu sendiri dan pesan atau nasehat tentang
kebaikan kepada banyak orang. Sebagai sebuah makanan
yang istimewah maka dimasa lalu tamo harus dibungkus
dan tidak terlihat.
Tamo, pertama kali dikenal dalam satu pesta perkawinan putri seorang
raja dikerajaan Tabukan Tua. Pesta perkawinan itu terjadi sesudah

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 110


berdirinya Kerajaan Tampungang Lawo, 400 tahun silam atau sesudah
keruntuhan Majapahit. Pada masa lalu Tamo memiliki dua spesifikasi
dari bentuk dan kegunaannya yaitu Tamo Boki berwarna putih dan
Tamo Coklat seperti yang masih dibuat sampai saat ini ( Drs. Bahagia
Diamanis Sarjana Sejarah IKIP Negeri Manado,wawancara 2006)

Filosofi terpenting dari Tamo adalah Mengundang masyarakat banyak


untuk datang dalam satu pertemuan. Masyarakat dari kalangan
manapun boleh datang dalam satu hajatan atau acara syukuran tanpa
diundang apabila didalam acara tersebut sudah terlihat Tamo.
( Pernyataan Bapak Manossoh Ketua Dewan adat Sangihe dan bapak Mehare
dalam satu percakapan menjelang pembuatan Tamo Raksasa di Kantor Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Sangihe, 2006)

Tamo bukanlah status sosial tetapi pada akhirnya Tamo berubah


kedudukan dan penggunaannya dalam acara-acara hajatan atau
syukuran. Dikemudian hari Tamo menjadi bagian dari status sosial
masyarakat. Hal ini terbukti dengan ditempatkannya Tamo pada acaraacara yang sangat khusus seperti acara-acara yang diadakan oleh
pimpinan daerah atau acara-acara lain yang sangat khusus seperti pesta
pernikahan adat dan modern. Sampai saat ini belum pernah masyarakat
sangihe membuat Kue Tamo sebagai jualan dipasar atau sebagai
makanan harian. Begitu sakralnya kue adat Tamo sehingga terungkap
satu pernyataan lain yang mengatakan bahwa kue adat Tamo harus
dibungkus dengan penutup yang tidak tembus pandang, karena
berdasarkan kebiasaan bahwa kue Tamo itu Laksana seorang wanita
cantik yang sangat terhormat.( pernyataan Hengky Natingkase S.Ip. Tokoh
pemuda,2006 )

Berdasarkan kesepakatan antara pemuka adat Sangihe dalam


dewan adat bahwa tidak boleh lagi menggunakan bendera pada pucuk
Tamo. Dengan alasan bahwa tidak ada semangat bendera merah putih
dalam kue adat Tamo karena Tamo sudah ada ratusan tahun sebelum
Indonesia Merdeka. ( pernyataan bapak Mehare,anggota dewan adat dalam
pembicaraan tentang Tamo Raksasa di Kantor Disparbud Sangihe,2006)

Setelah selesai diolah maka tamo siap di cetak dalam


sebuah cetakan dari bahan alami yaitu bulu.
Cetakan tamo

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 111

1. Konstruksi tamo
Tamo memiliki unsur utama
ditambah

asesoris

pada

yaitu

badan

badan

tamo,

tamo berupa

udang

(dimasa lalu) dibagian dasar diletakan bermacam macam


makanan

khas

sangihe.Pada

mulanya dibagian pucuk

tamo diletakan telur yang melambangkan kehidupan baru


(sesuai

dengan

cerita manusia

mula-mula dalam

cerita

gumansalangi) Sesudah perang kemerdekaan maka symbol

telur diganti dengan bendera negara merah putih, tahun


20006 tidak lagi menggunakan bendera pada pucuk tetapi
bunga atau telur.

Model rancangan tamo karya Bpk. Yakob,imam mesjid Islam tua


Kampung Lenganeng dan tata rias oleh Alffian Walukow.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 112

Tamo Raksasa setinggi 4,5 meter,


rancangan Alffian walukow,2006

BAB VIII
BAHASA DAN SASTERA SANGIHE

A. Bahasa Sangihe
Penggalian
bahasa
J.N.Snedon dalam
languages.

sangihe

buku

Bahasa sangihe

pernah dilakukan

oleh

Proto Sangiric and the sangiric


termasuk

rumpun

bahasa

Austronesia atau Melayu Polynesia dan tergolong dalam bahasabahasa

Philliphina. Ahli tata bahasa sangihe yang

terkenal

adalah Dr. N. Adriani dengan karyanya Sangirische sprakunts.


Kosa kata bahasa sangihe yang telah dibukukan dapat ditemui
dalam buku karya dari Mr.K.G.F. Steller dan W.E. Aerbersol
dengan judul Sangirische Nederlands woerdenbock. ( Decroly
Juda,Spd.Tata Bahasa Sangihe,2004).
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 113

Bahasa

sangihe

tidak mempunyai aksara, karena suku

sangihe tidak mengenal sistim tulisan sendiri. Sejak masuknya


bangsa Eropa, orang sangihe sudah mulai menggunakan huruf
latin sebagai bentuk tulisan. Pengguna bahasa sangihe meliputi
Pulau Sangihe besar dan pulau-pulau kecil disekitarnya,Pulau
siau dan sekitarnya,Pulau Taghulandang dan sekitarnya,Pulau
Talaud

dan pulau pulau

Beberapa

daerah

diperbatasan

disekitar

utara

Minahasa

Indonesia.

seperti

Belang,

Bantik,Manado tua, Bunaken, Naenk, Siladeng, Mentehage,


Gangga, Bangka, Talise, Likupang, Lembe, Sebagian Bitung,
daerah

dikaki

Gunung

klabat. Pulau

balut

dan

Pulau

saranggani di Philliphina ( H. Kern dalam Tata bahasa Sangihe,


Decroly Juda,2004)

Bahasa sangihe dan bahasa lain di Sulawesi utara memiliki


kesamaan tipe yaitu Aglutinered ( bahasa yang berafiks ).
Afiks adalah unsur yang ditambahkan pada kata dasar atau
bentuk asal

( Daryanto, S.S,

Kamus

bahasa

Indonesia

lengkap,1997)
Bahasa Sangihe terbagi dalam 8 dialek yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dialek Tabukan
Dialek Tahuna
Dialek Kendahe
Kolongan
Manganitu
Tamako
Siau
Taghulandang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 114

(Bawolle, 1981 dalam Prof. A.B.G.Ratu - Bahasa di Minahasa,Profil


Kebudayaan Minahasa)

Secara umum, bahasa sangihe hanya memiliki tiga dialek


yaitu dialek Sangihe di Pulau Sangihe,dialek Siau di Pulau Siau
dan dialek Taghulandang di Pulau Taghulandang. Pengguna
bahasa Sangihe di Minahasa diperkirakan berjumlah seratus
ribu

orang ( Profil Kebudayaan

Mongondow,

pengguna

bahasa

Minahasa 1997). Di

sangihe

Bolaang

meliputi beberapa

daerah seperti Pedukuhan Dodap kecamatan Kotabunan, Poigar,


Kecamatan

Lolak, Pangi

kec. Sang Tombolang, Bintauna,

Mokoditek kec Bolangintang. ( Sastera Lisan Bolaang Mongondow


1984)

Dalam ilmu Bahasa, huruf adalah perlambang bunyi,


untuk menulis aksara sangihe terdiri dari 18 aksara latin yaitu :

(Decroly Juda,S.Pd,tata bahasa Sangihe,2004).


B. Sastra Sangihe
Suku Sangihe dimasa lalu tidak mengenal sastra dalam
bentuk tulisan tetapi memiliki banyak sastra lisan. Sastera dalam
kehidupan

orang sangihe

memiliki

makna

yang

sangat

mendalam. Boleh dikata bahwa hidup orang sangihe mengalir


bersamaan dengan sastra lisan, menjadi bagian dari jiwa,dan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 115

menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat. Satra sangihe di


masa lalu telah melahirkan aturan terhadap tatanan hidup.
Sastra lisan Sangihe sudah ditulis oleh beberapa orang dari
Belanda terutama para Zending dan pekerja gereja, tapi sampai
saat ini buku-buku tersebut

tidak pernah ditemukan. Sastra

lisan sangihe memiliki fungsi masing masing berdasarkan


bentuknya. Dalam penulisan ini, penulis mencoba memaparkan
secara singkat beberapa bentuk sastra dan hasil karya sastra dari
beberapa penggalian yang sudah terinfentarisasi.

Salah

satu hal

yang

mempersulit penginfentarisasian dan

pengembangan sastra lisan sangihe adalah ;


1. Kebanyakan

dari

penutur

cerita

sudah

lanjut usia

sehingga memungkinkan punahnya sastera lisan.


2. Banyak orang yang memiliki kemampuan menuturkan
sastera lisan tidak mau membagikannya

kepada

orang

lain, menganggap bahwa cerita yang dimiliki adalah


milik keluarga.
3. Tidak adanya sistim pewarisan secara umum. Pewarisan
sastera lisan hanya kepada orang - orang tertentu.
4. Banyak cerita lisan yang sudah di tulis oleh beberapa
pemerhati

sejarah dalam bentuk tulisan lepas selalu

disembunyikan.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 116

5. Tidak adanya kepedulian pemerintah dan


untuk

mengadakan

pihak terkait

penggalian sastera lisan

sedalam

mungkin dan kemudian membukukannya secara lengkap.


Hal-hal yang memperkuat tradisi lisan disangihe sehingga
mampu

bertahan

merupakan

adalah keutuhan

bagian

dari

adat

bahasa

sangihe, dan

istiadat. Bahasa sangihe

digunakan oleh suku sangihe yang hanya menggunakan satu


bahasa yaitu bahasa Sangihe. Dalam kehidupan sehari-hari,
bahasa Sangihe mengenal stratifikasi dalam penggunaannya
yaitu pembedaan usia lawan bicara. Bahasa sangihe terbagi
dari dua bagian berdasarkan penggunaannya dalam aktifitas
berbudaya dan bermasyrakat yaitu : Bahasa sangihe seharihari dan Bahasa

Sangihe

sastra yang

disebut

bahasa

sasahara.
Sastra lisan sangihe digolongkan dalam beberapa bentuk
yaitu :
1. Cerita, berupa hikayat raja-raja dan sejarah kerajaan,
cerita rakyat dan dongeng, silsilah raja-raja dan silsilah
2.
3.
4.
5.

keluarga.
Prosa
Puisi
Me,bowo
Ungkapan

a. Hikayat raja-raja

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 117

Sejak masa lalu di Sangihe telah berkembang sastera


lisan yang menceritakan kehidupan

raja-raja

sangihe

seperti :
- Cerita Raja Gumansalangi dan Putri Konda asa.
Gumansalangi adalah laki-laki yang datang dari luar
kepulauan sangihe yang kemudian bertemu dengan
Putri Konda asa atau Sangiang Konda Wulaeng. Dari
pertemuan dua

tokoh tersebut melahirkan sistim

kerajaan di kepulauan sangihe.


- Cerita
Raja Syam Syach

Alam

dari

kerajaan

Kendahe yang bersetubuh dengan anaknya sendiri


putri Bulaeng Tanding yang mengakibatkan hancurnya
Tanjung

Maselihe. Dari

peristiwa

tersebut

telah

melahirkan suku baru yang disebut suku Bantik.


- Cerita Raja Makaampo yang perkasa dan kejam.
Makaampo adalah
Pernah

raja yang memiliki banyak isteri.

megadakan

ekspansi

sampai

ke

daratan

Minahasa dan beberapa kali menghancurkan pasukan


bajak laut dari Mindanao. Karena
akhirnya dikhianati
sendiri bernama

perilaku tersebut

dan dibunuh oleh


Ambala yang

pengawalnya

bersekutu dengan

Hengkeng u naung panglima laut dari kerajaan Siau.


- Cerita kepahlawanan Raja Bataha Santiago yang tidak
mau tunduk

pada kekuasaan VOC. Akhirnya dia

dihukum mati pada

tiang

gantungan

oleh

Sultan

Kaitjil Sibori (Prins Amsterdam, sultan Ternate yang


diangkat

oleh

VOC), atas perintah

Robertus

Pardbrugge (Gubernur VOC). Kematian Santiago adalah


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 118

hasil dari pengkhianatan temannya sendiri

bernama

Sasebohe dan Bowohanggima.


Disamping cerita tentang raja-raja terdapat juga
cerita

kepahlawanan

para

pemberani

disebut Bahaning Beoe. Dari

sekian

kepahlawanan terdapat beberapa cerita

Sangihe

yang

banyak

cerita

yang melegenda

didaerah dimana cerita itu diceritakan seperti : Cerita


tentang Panglima laut Hengkengu naung dari kerajaan
Siau. Cerita tentang Ambala pemberani dari Tamako.
b. Cerita rakyat dan dongeng.
Ada beberapa cerita rakyat dan dongeng yang sering
diceritakan seperti :
- Cerita Angsuang bake, raksasa penguasa gunung awu
yang marah dan mengakibatkan lahirnya gunung api
Awu.
- Cerita

percintaan

Sese Madunde dengan seorang

bidadari yang kemudian melahirkan pulau siau.


- Cerita upung wuala. Seekor siluman buaya yang hidup
di Laine.

Jika

diberikan

maka

pemberian

yang

siluman buaya

ia

minta

akan marah

tidak
lalu

memakan korban manusia. Upung wuala setiap saat


selalu melakukan perjalanan dari Laine ke Salurang
berjalan tegak seperti manusia dan menggunakan iakat
kepala merah.
- Cerita percintaan Bangkoang dengan seorang putri dari
ulung peliang berna leku dari Tamako,Dari percintaan
tersebut melahirkan perkelahian dengan Bahede..
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 119

c. Prosa
Sastera lisan sangihe yag di golongkan sebagai prosa
adalah Sasalamate. Prosa adalah suatu bentuk penulisan
cerita yang disusun dengan bahasa puisi.
Sasalamate adalah : puisi bebas yang disusun dari bahasa
sastra

sangihe dan

ungkapan-ungkapan sasahara yang

biasanya dibawakan pada upacara adat tertentu,guna


keselamatan bagi orang yang berkepentingan dengan
acara itu.

(Gideon Makamea,Mempelajari ungkapan dan

sastera daerah, Sangihe I kekendage,2003)


d. Puisi

Kesusastraan Indonesia membagi puisi dalam dua


jenis yaitu puisi lama dan puisi baru. Karya sastra lisan
Sangihe

yang digolongkan

sebagai

puisi termasuk

dalam puisi lama yaitu : Pantun (papantung,medenden),


Teka-teki (tinggung-tinggung atau tatinggung) dan mantra
( orang yang ber mantera disebut makalanto). Dari tiga
bentuk

puisi

sangihe

yang

paling

banyak

perbendaharaannya adalah Mantra.


Sampai saat ini masih banyak mantra yang dapat
diinfentarisir dari penduduk

sangihe. Perkembangan

mantera di kepl. Sangihe melalui dua periode yaitu


Penggunaan mantra dimasa sebelum Islam dan di masa
sesudah Islam.

Salah satu kata inti pada mantra

sebelum masuknya Islam adalah kata ruata, sesudah


islam masuk muncul penggunaan kata bismillah.
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 120

Mantera

sangihe

digolongkan

menjadi

beberapa

bagian berdasarkan fungsinya yaitu :


- Mantra untuk membunuh orang yang masih hidup.
- Mantra untuk menghidupkan orang mati.
- Mantra untuk membuat sakit orang yang sehat
- Mantra untuk menyembuhkan orang sakit
- Mantra untuk membuat orang terpikat
- Mantra untuk keselamatan diri.
- Mantra untuk menangkal mantra
- Mantra untuk kesaktian seseorang.
- Mantera yang berhubungan dengan gejala alam seperti
menurunkan

hujan,menghilangkan

hujan,mengusir

badai dilaut.
e. Bawowo
Dari sekian banyak sastera lisan di sangihe terdapat
satu bentuk sastera lisan tertua yang disebut Me,bowo
atau

Bawowo.

Bawowo adalah suatu kegiatan

yang

dilakukan oleh orang tua menggunakan syair-sayir indah,


bernada seperti nyanyian. Bentuk

sastera

ini disajikan

pada saat menidurkan anak. Isi bawowo terdiri dari satu


kalimat.
Contoh bawowo :
kawowo inang kawowo,ana nitendengi lawo,suhiwang
takahalaweng,takaendengangu apa.
Artinya : Sayang si manis saying anak dimanja orang
banyak, di pangkuan yang dibentengi tidak akan mengapa.
(Gideon Makamea,Mempelajari ungkapan dan sastera daerah,
Sangihe I kekendage,2003)

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 121

f. Ungkapan
Ungkapan sangihe memiliki kedudukan penting dalam
semua satera lisan sangihe. Hampir semua bentuk
sastera lisan sangihe memuat ungkapan. Pada umunya
Ungkapan sangihe berfungsi sebagai nasehat, peraturan
dan motifasi hidup.
Contoh ungkapan sangihe yang paling dikenal yaitu :
- Somahe kai kehage
- Mekaraki pato tumondo mapia, kaeng balang
sengkahindo
- I akang ganting gaghurang
- Nusa kumbahang katumpaeng.

BAB IX
KERAJAAN DI SANGIHE
Sangihe sudah mengenal

sistim

pemerintahan dalam

kehidupan bermasyarakat dengan bentuk pemerintahan kerajaan.


Sistim pemerintahan kerajaan yang dianut oleh kerajaan-kerajaan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 122

di sangihe merupakan bawaan dari sistim pemerintahan kesultanan


yang ada di Philiphina. Kerajaan mula-mula di bangun atas dasar
kemonarkian atau wangsa, monarki artinya dipimpim oleh satu
orang. Kepemimpinan kerajaan dilakukan oleh satu keluarga yang
menurun keanak cucu, berdasarkan garis keturunan laki-laki.
Diakhir kekuasaan kerajaan Tampungag Lawo, muncullah para
kulano dan Bahaning. Sejak saat itu kedudukan raja diambil alih
oleh pemberani, dalam bahasa sangihe di sebut Kulano atau
Bahaning beo e. (di kepulauan Maluku, Kulano adalah raja).
Jika dilihat dari kata Tampungang Lawo secara luas berarti
tempat dimana terhimpun banyak orang, menunjukkan sebuah
demokratisasi

telah dibangun sejak

kerajaan

tua. Meskipun

kekuasaan raja-raja berdasarkan wangsa tetapi harus menghadirkan


banyak orang dalam setiap

keputusan. Perubahan

kekerabatan masyarakat sangihe mengalami


mulai dari

sistim

sosial

beberapa perubahan

sistim Patrilineal sejak Gumansalangi

Sampai

ke

Makaampo, sistim bilateral sejak awal kerajaan Tabukan sampai


masa kolonial belanda awal tahun 1800.Tetapi ada satu masa
bersamaan dengan pengaruh kuasa ampuang ampuang perempuan,
sangihe pernah menganut sistim kekerabatan Matrilineal yang
mengikuti garis keturunan Ibu. Meskipun sistim kekerabatan pernah
berubah-ubah tetapi tanggung jawab setiap keluarga batih ada pada
gaghurang

(orang

tua)

dimana

bertanggungjawab bersama dalam

suami

ataupun

isteri

keluarga. Diperkirakan sistim

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 123

kekerabatan dengan mengikuti garis keturunan ayah (patrilineal)


mulai berlaku sejak ada pengaruh eropa di sangihe.
Penggunaan

marga atau

fam mulai

berlaku sejak

diberlakukannya hukum atas tanah. Banyak tanah disangihe yang


tidak

bertuan. Hal ini

dipengaruh olah sistim

perbudakan dan

kekuasaan raja yang mutlak dimasa lalu sampai kemudian muncul


tanah-tanah family. (di Minahasa dikenal dengan tanah Kalakeran).
Masyarakat sangihe hanya mengenal tanah

family berdasarkan

marga keturunan, tanah family kerajaan dan tanah tanah bebas


(tidak bertuan).
Tingkatan sosial masyarakat sangihe menurut D. Brillman adalah :
1.
2.
3.
4.

Bangsawan, terdiri dari raja-raja, jogugu dan keluarganya.


Warga-warga yang bebas
Budak yang dimerdekakan
Para budak.

Keturunan raja termasuk

dalam golongan

hokowalumpulo,

keturunan bangsawan termasuk dalam golongan hokolimampulo,


rakyat biasa termasuk

dalam

golongan hokotalumpulo, budak

digolongkan sebagai allangga. Struktur


sangihe

adalah :Tingkatan

datu.Tingkatan

kedua

paling

tinggi

pemerintahan kerajan
raja yang

adalah bobato pimpinan

disebut

daerah dibawah

kerajaan atau setingkat dengan adipati. (adipati adalah jabatan


setingkat bupati dalam tradisi jawa). Tingakatan ke tiga Opo Lao atau
Kapiten Laut (ensiklopedia Indonesia)

Struktur pemerintahan

kerajaan di sangihe pada masa VOC,

mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah.


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 124

1. Raja yang disebut datu


2. Bobato (termasuk presidenti raja /pejabat raja sementara)
3. Jogugu
4. Presidensi Jogugu (bila diperlukan)
5. Kapiten laut (laksamana)
6. Mayore (Mayore gaguwa atau Mayore labo)
7. Hukum Mayore
8. Sadaha
9. Kapita
10.Sangaji
11.Kumelaha
12.Sawehi (dukun)
13.Mihinu ( Tukang palakat)
( A. Horohiung dalam buku Santiago melawan VOC,1990)

Kekuasaan raja raja di sangihe mengalami beberapa


bentuk pemerintahan

yaitu :

pemerintahan

raja-raja

asli

sangihe berdasarkan wangsa/ keturunan yang terwaris dalam


keluarga, pemerintahan raja-raja sangihe berdasarkan pengaruh
Spanyol dan

portugis, pemerintahan

raja-raja

sangihe

berdasarkan pengaruh VOC dan pemerintahan colonial hindia


belanda,

pemerintahan

raja-raja

sangihe

berdasarkan

pengangkatan penguasa jepang.


Sebelum

pengistilahan

raja digunakan dalam sistim

pemerintahan kerajaan sangihe, sudah didahului penggunaan kata


datu untuk kedudukan raja. Pengistilahan ini hadir bersamaan
waktunya dengan

kerajaan mula-mula

di wilayah kepulauan

sangihe yang disebut Kedatuan.Wilayah kepulauan sangihe


mulai dari pulau-pulau

di sekitar

Kepulauan Saranggani

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 125

Philiphina,kepulauan Talaud,kepulauan Sangihe,kepulauan Siau


dan Taghulandang, dan pulau-pulau yang ada disekitar jazirah
Minahasa. Kerajaan
panjang

mulai dari

sangihe

melewati

kekuasaan dinasty

masa

pemerintahan

Gumansalangi yang

berakhir pada masa VOC.


A. Masa kedatuan tua
Kerajaan yang mula- mula

berdiri di wilayah teritorial

sangihe dikelompokan dalam masa kedatuan, karena pada saat


itu istilah

Datu digunakan

untuk pimpinan tertinggi

kerajaan.Kedatuan tua yang berdiri mula mula adalah sebagai


berikut.
a. Kedatuan Bowontehu.
Bowontehu diambil dari bahasa sangihe Bowongkehu yang
secara harafiah berarti diatas atau dipuncak hutan. Wilayah
kerajaan ini adalah salah satu dari 10 lanskap (kerajaan kecil)
yang diserahkan oleh sultan Ternate kepada VOC bersama
dengan kerajaan Tubuguo (Tabukan) tahun 1609. (Sejarah
Minahasa, Kontrak 10 Januari 1679, hal.61). Berdasarkan sastera
lisan sangihe,
kerajaan ini
didirikan
oleh
datu
Mokodoludugh
yang oleh orang Mongondow disebut Mokoduluduth pada
abad ke - X. Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan tertua
yang menjadi bagian dari wilayah territorial sangihe.
Mokodoludugh memperisteri Baunia dan memperanakan
Lokongbanua, Yayukbongkai, Uringsangiang dan Sinangiang.
Lokongbanua kemudian menjadi Raja kerajaan Siau Pertama.
Bowontehu pada masa kekuasaan raja Pasibori (sultan dari
ternate), ditaklukan oleh raja dari kerajaan Bolaang bernama
Damopolii (kinalang). (sejarah kerajaan Mongondow,Tabloid
Media Edukasi, Nov.2009)Kedatuan Tampungang
lawo.Didirikan pada kurun waktu tahun 1300 M (dijelaskan
dalam sejarah kerajaan tampungan lawo).

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 126

1. Kedatuan Tampungang Lawo


Kedatuan Tampungan Lawo sudah melegenda
diceritakan

secara

sebagai

sastera

karena

turun-temurun oleh orang sangihe


lisan,

baik

sasalamate,papantung,tatinggung

itu

ataupun

melalui
lagu-lagu

masamper. Tampungang lawo merupakan bagian yang


tidak dapat dipisahkan
belum

ditemukan

dari

bukti

sejarah sangihe, meskipun

berupa benda sejarah

yang

berhubungan dengan kerajaan Tampungang Lawo.


Kedatuan Tampungang Lawo pertama
Konon, Kedatuan Tampungang Lawo didirikan oleh
Gumansalangi
berpusat

pada tahun 1300

di Manuwo ,kini

disebut

sampai 1400 yang


kampung Salurang.

Diperkirakan masa Gumansalangi dimulai akhir tahun


1200 sampai awal tahun 1300. Pada masa ini dimulailah
sistim pemerintahan monarkih kerajaan pertama Sangihe.
Gumansalangi yang memperisteri Sangiang Konda Wulaeng
memperanakan Melintangnusa
Renungan kisah Sangihe Talaud

dan Melikunusa.

(D.B. Adrian

dalam Toponimi,cerita rakyat dan sejarah

dari kawasan Nusa utara,Diknas Tahuna).

Wilayah kekuasaan kerajaan Tampungang Lawo


membentang

dari

Mindanao

sampai

ke

Bolaang

Mongondow. Panglima perang kerajaan Tampungan lawo


adalah Melintangnusa yang memperisteri Sangiang Hiabe
puteri Abubakar (seorang

pemberani

dari

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Tugis,

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 127

Philliphina). Melikunusa berlayar ke wilayah Mongondow


dan mempersunting Menong Sangiang.
Gumansalangi

mewariskan kerajaan pada anaknya

Melintangnusa

tahun

1350.

Menjelang

Melintangnusa

berlayar ke Mindanao

akhir

dan

hidup

meninggal

disana. Sejak meninggalnya Melintangnusa,

kerajan

diserahkan kepada anaknya Bulegalangi dan Pahawonseke.


Sejak saat itu pusat kerajaan terbagi dua.
o Kerajaan Tampungang lawo dengan pusat kerajaan di
Sahabe
o Kerajaan Tampungang lawo dengan pusat kerajaan di
Salurang.
Kekuasaan

kerajaan yang berpusat di Salurang

diserahkan kepada anaknya bernama Bulegalangi. Dalam


menjalankan

pemerintaha Bulegalangi

dibantu oleh

anaknya bernama Matandatu. Saudara laki-laki Bulegalangi


bernama Pahawongseke pindah ke Sahabe (Tabukan Utara
sekarang),

dan

membentuk

pemerintahan baru.

Pemerintahan dibantu oleh anaknya Pangatorehe. Setelah


raja Bulegalangi meninggal, puterinya bernama Sitti Bai
dipersunting oleh Balanaung sedangkan Puteri Aholiba
dipersunting oleh Mengkangbanua dan berpindah tempat
tinggal

ke

Tariang

tebe (sekarang kampung Tariang

Lama).
Kedatuan Tampungan Lawo di Sahabe (1400-1530).
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 128

Kerajaan

Tampungan lawo di Sahabe

oleh Kulano Pahawongseke (putra

didirikan

dari Melintangnusa).

Pusat kerajaan adalah Limu (dekat kedang atau sahabe


behu). Kerajaan Tampungan lawo di sahabe kemudian
dikenal dengan nama kerajaan sahabe, juga dinamakan
kerajaan

limu.

Wilayah

salimahe

sampai

ke

nusa,bukide, dan

buang

Pahawongseke diganti
Pangalorelu diganti
kemudian

menjadi

Mamatanusa

kekuasaannya dari
tanjung

tanjung

lehe,termasuk

pulau

(sekarang Tabukan tengah).


oleh puteranya Pangalorelu.

oleh Mamatanusa. Mamatanusa


raja

terakhir di

memperisteri

kerajaan sahabe.
Neneukonda

dan

memperanakan dua orang puteri bernama Somposehiwu


dan Timbangsehiwu. ( Dari sumber cerita lisan lain, Raja
terakhir kerajaan Sahabe adalah Pontowuisang, yang memperisteri
Belisehiwu.

Pontowuisang adalah raja siau yang

menyuruh

Hengkengunaung untuk membunuh Makaampo).

Kedatuan Tampungang lawo di Salurang


(1400 1500 an )
Kerajaan

ini didirikan

oleh Kulano Bulegalangi

(putra dari Melintangnusa), yang berpusat di Salurang.


Wilayah kekuasan kerajaan Tampungang lawo di salurang
mulai dari tanjung lehe ke pungu watu, termasuk pulaupulau marore, kawio, kemboleng, memanu, matutuang, dan
dumarehe. Pemerintahan

Bulegalangi

dibantu oleh

anaknya bernama Matandatu yang juga sebagai panglima


perang.Setelah

wafatnya

Bulegalangi,

kekuasaan raja

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 129

diganti

oleh puteranya Matandatu . Pemerintahan

Matandatu dibantu oleh anak-anaknya, Makalupa, Ansiga,


Tangkaliwutang

dan

saudara

perempuan

mereka

Talongkati. Talongkati adalah anak yang paling berani


sehingga mendapat gelar Bawu Mahaeng.
Salah

satu

Tangkuliwutang

anak

dari Matandatu bernama

kemudian

memperanakan

Makaampo

Wewengehe. Makaampo lahir pada tahun 1510 di Rainis


(Talaud) dari ayah

bernama Tangkuliwutang

dan ibu

bernama Nabuisang (dari Talaud). Nabuisang adalah anak


dari Saselabe (di taghulandang) dengan isterinya Putri Din
(perempuan dari

bangsa jin). Makaampo

dilahirkan

kembar, dan kembarannya adalah seekor ular bernama


Uri Makaampo. Isteri pertama Makaampo adalah Marinsai.(
H.Juda Manga wkeng Asa u Tau Sangih ).
Setelah dewasa makaampo memperisteri Marinsai
orang

Bowongkalumpang anak

Makaampo meninggalkan

dari Bolinsangiang,

perempuan

tersebut karena

kedapatan berselingkuh dengan laki-laki lain. Seterusnya


Makaampo memperisteri Rampeluseke seorang perempuan
dari Salurang, kemudian memperisteri dua orang kakak
beradik

Somposehiwu

dan

Timbangsehiwu.

Sejak

memperisteri Somposehiwu dan Timbangsehiwu berakhir


pula kerajaan Tampungan lawo di salurang.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 130

Latar

belakang

meluasnya

wilayah

kerajan

Tampungang lawo di salurang adalah sebagai berikut :


- Makalupa (anak dari Matandatu) mengambil

Kindi

Sangiang sebagai isteri ketika Kindi Sangiang sedang


melingkarkan kain sehabis mandi, itulah sebabnya
tempat tersebut dinamakan Pendarehokang. Setelah
memperisteri Kindi Sangiang anak dari Menentonau,
( kulano di Kauhis) wilayah kekuasan Menentonau
yang meliputi Lelapide sampai ke Pendarehokang
diserahkan kepada anaknya Kindi Sangiang.
- Ansiga (anak dari Matandatu ) memperisteri Gaupang
(Raupang) anak dari Panglima perang Dagho bernama
Ansaaralung. Kekuasaan Ansaaralung di dagho yang
meliputi

Toade

manandu sampai ke pulau-pulau

Mahengelang diserahkan kepada anaknya Gaupang.


- Wilayah dari Toade manandu sampai ke Tanjung
lelapide termasuk Tamako diserahkan ke kerajaan
Tampungang

Lawo di Salurang

atas

isin

dari

Kelungsanda panglima perang Tamako. Isteri dari


Kelungsanda
adalah

adalah Taupangkonde. Taupangkonde

saudara kandung

dari Gaupang (isteri dari

Ansiga)
Kedatuan Tampungan Lawo kedua
(lahirnya Kerajaan Tabukan besar yang disebut
Rimpulaeng ) .
Kedatuan Tampungang lawo yang dulunya
terpisah kemudian lenyap, dipersatukan lagi menjadi
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 131

sebuah kedatuan besar. Kedatuan ini didirikan pada


tahun 1530 oleh Makaampo

Wewengehe yang

berpusat di limu atau sahabe Behu di daerah bekas


pusat kedatuan Tampungan lawo Sahabe.
Wilayah kekuasaan kedatuan Tampungan lawo
kedua meliputi Tanjung Salimahe ke Pendarehokang
sampai

ke

pulau

Marore, Mahengetang

kepulauan

Talaud.

Makaampo

Wewengehe

didampingi

oleh

Pada

dan

masa pemerintahan

di

Sahabe

permaisuri

Behe,

Sompo

dia

sehiwu.

Sedangkan permaisuri Sompo Sehiwu tinggal di


Salurang.
Makaampo

Wewengehe dikenal

perkasa, yang

memerintah

kekejamannya

itu dia

sebagai

raja

dengan kejam. Akibat


dibunuh

oleh seorang

pemberani dari Tamako bernama Ambala yang


bersekutu dengan panglima laut kerajaan Siau
bernama Hengkeng u naung di pantai Batu keti
pada tahun 1575. Leher Makaampo dipotong dan
kepalanya di antar ke pehe - siau.Lalu kemudian di
ambil oleh Ansiga dan Makalupa dan dikuburkan
di salurang. Makaampo adalah

datu terakhir

kedatuan Tampungang Lawo yang mendirikan dasar


atas kerajaan Tampungang lawo baru dengan nama
Tabukan. Setelah Makaampo meninggal, kedudukan
datu diganti oleh anaknya Wuateng Sembah. Sejak

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 132

saat itu mulai dikenal

kerajaan

Tabukan yang

berpusat di Salurang.
b. Kedatuan Mangsohowang. Wilayah kedatuan ini berada di
kaki gunung awu, pulau sangihe. Kedatuan ini hilang akibat
letusan gunung api awu.
c. Kedatuan Karangetang. Kedudukan kedatuan ini berada di
pulau Siau. Didirikan oleh pangeran Kedatuan Bowontehu
bernama Lokongbanua. Lokongbanua adalah anak tertua dari
Mokodaludugh yang

lahir di gunung Lokon. Kekuasaan

Lokongbanua atas kedatuan Karangetang berlaku pada tahun


1510 1540 (meninggal).
Katutungang

(sekarang

Pusat pemerintahannya di

bernama

Paseng).

Lokongbanua

memperanakan Passuma dan Angkumang.


B. Masa Sesudah kedatuan ( masa awal hubungan Eropa dengan
kepulauan Sangihe)
Pada masa ini semakain nyata keberadaan bangsa Eropa di
daerah utara Nusantara. Kerajaan - kerajaan
waktu

itu

perebutan

di sangihe pada

mengalami berbagai situasi dan tekanan akibat


wilayah

kekuasaan oleh Kerajaan kerajaan dari

Eropa.
- Portugis berhubungan dengan Sangihe sejak tahun 1563.
Tahun 1563, Raja Siau bernama Possuma dibaptis di Manado
oleh Pater Diego de Magelhaes dari Portugis. Sejak saat itu
terbukalah hubungan portugis dengan Kepl. Sangihe Talaud.
- Spanyol menguasai Sangihe pada tahun 1565.
Hubungan Spanyol dengan Kepulauan Sangihe sudah
dimulai tahun 1521. Gugusan kepulauan Philliphina yang
bertetangga telah diduduki Spanyol tahun 1565, pada saat
KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 133

itu raja yang berkuasa di kerajaan Siau adalah Raja


Jeronimo.
- VOC berdiri tahun 1602 dan memulai kekuasaannya di
sangihe tahun 1677.
Pada tanggal 1 November 1677, Raja Amsterdam dari
Ternate ( Kaitjil Sibori ) merebut benteng Spanyol Sancta
Rosa di Siau dan menyerahkannya pada Gubernur Jenderal
Robertus Paddbrugge atas nama VOC. Pada saat itu pula
ditandatangani perjanjian

antara VOC dengan Raja Siau

Franciscus Xaverius Batahi. Perjanjian yang sama juga


berlaku terhadap kerajaan Tabukan,Tahuna dan Kendahe dan
Taghulandang.
- Pembubaran VOC tanggal 31 Desember 1799. Sejak
saat itu daerah kekuasaan VOC di ambil alih oleh
Pemerintah

Belanda,

tetapi

kekuasaan

VOC atas

Sangihe nanti berakhir tahun 1789.


- Awal dimulainya pengaruh kekuasan pemerintahan
hindia Belanda di kepulauan sangihe yaitu pada
tahun

1821

dengan

dikirimnya

Zendeling

J.C.

Jungmichel dari Ambon oleh Pendeta Joseph Kam.


Dari penjelasan diatas
sejak

dapatlah ditarik kesimpulan bahwa

tahun 1563, kerajaan kerajaan disangihe sudah

berhubungan

dengan Portugis,Spanyol dan

tahun 1821 kekuasaan

kerajaan

disangihe

VOC.

Sejak

mulai

pengaruhi oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

di
masa

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 134

pemerintahan Hindia Belanda sejak tahun 1821, sistim


pemerintahan

kerajaan

tidak lagi

berdasarkan

wangsa

tetapi berdasarkan kehendak Pemerintah Hindia Belanda.

Pada masa itu

di wilayah teritorial Sangihe sudah ada

keraajaan-kerajaan yang dipengaruhi oleh Eropa. Kerajaan kerajaan tersebut adalah :


Periode Pertama :
a. Kerajaan Manarou (Manado).
Manarou bukanlah Minahasa. (sejarah Minahasa-Kontrak
19 Januari 1679). Manarou diambil dari kata bahasa

sangihe Mararau,marau yang berarti jauh. Kerajaan ini


berpusat di Pulau Menado Tua tepatnya di tempat yang
bernama negeri (desa menado tua I, sekarang). Kerajaan
Manarou didirikan oleh Daloda Loloda Mokoagow pada
kurun waktu tahun 1644-1674. Penduduk kerajaan ini
adalah orang sangihe (Graafland, Minahasa masa lalu
dan

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 135

masa kini, terjemahan Joost Kulit.) Menurut Catatan

Robertus Padburgge,1867, Kerajaan ini hancur akibat


perang berkepanjangan dengan Kerajaan Bolaang.

b. Kerajaan Kolongan.
Kerajaan ini menggantikan kedudukan kedatuan
Mangsohoang. Diawal kedatangan Eropa, kerajaan ini
Diperintah oleh raja Pontoralage pada pertengahan tahun
1500.

c. Kerajaan Siau.
Diawal kedatangan Bangsa Eropa, Kerajaan ini Dibawah
kekuasaan Raja Passuma. Masa pemerintahan Pasumah
tahun 1540-1575. Raja Passuma meninggal tahun
1587,dan diganti oleh anaknya Don Jeronimo
(Pontowuisang / Betewiwihe)Tanggal 16 Agustus 1593,
Don Jeronimo mengucapkan sumpah setia kepada
pemerintah Spanyol di Manila melalui gubernur Spanyol
Gomez Perez Dasmarinas. Don Jeronimo memperanakan
Winsulangi. Tahun 1619, Raja Winsulangi dibaptis di
Paseng dan menjadi Don Jeronimo Winsulangi.
(D.Brillman,Zending di Kepl.Sangi dan Talaud). Don
jeronimo Winsulangi diganti oleh anaknya Batahi, 16421678. Pusat kerajaan dipindahkan dari Paseng ke Pehe.
d. Kerajaan Tabukan,
Raja yang memerintah kerajaan tabukan dimasa awal
kedatangan bangsa Eropa adalah raja Wuateng sembah
(Pahawuateng). Kerajaan ini berpusat di Sahabe. Wuateng
memperisteri Tasikoa,putri Ratu

Lohoraung

dari

Taghulandang. Wuateng sembah diganti oleh anaknya


KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 136

Markus Vasco da Gama. (Gamang Banua). Raja

ini

memerintah disaat Spanyol masuk di Tabukan.

KOMPLEKS ISTANA KERAJAAN TABUKAN

Periode ke dua
1. Kerajaan Tahuna dengan nama lain Malahasa,
Berpusat di bukide Tahuna. Kerajaan Tahuna didirikan
oleh raja Tatehewoba (Ansawuwo) putra raja Pontoralage
tahun 1580 1625. Tatehe memperisteri Doloweli anak
dari

Makaampo

dengan

isteri

Timbangsehiwu.

Tatehewoba diganti oleh anaknya Buntuang, lau diganti


lagi oleh anaknya Don Marthin Tatandangnusa.
2. Kerajaan Kendahe dengan nama lain Malinggaheng,
berpusat di Makiwulaeng. Raja

pertama

kerajaan

kendahe bernama Egaliwutang (Mehegalangi) putra dari


Sultan Ahmad di

Mindanao. Memerintah tahun 1600-

1640. Egaliwutang diganti oleh anaknya Wuisan. Raja


Wuisan

pindah

ke Minahasa sejak

kembali

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

dari

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 137

Mindanao setelah mengetahui


dengan

isterinya sudah kawin

orang lain. Keberadaannya di Minahasa tidak

diketahui. Kedudukan raja Wuisan diganti oleh anaknya


Syam Syach Alam.
3. Kerajaan Taghulandang
Mandolokang,

berpusat

kerajaan Taghulandang

dengan
di

nama

lain

Tulusan.Raja

pertama

adalah seorang

perempuan

bernama Lohoraung. Masa pemerintahannya 1570-1609.


4. Kerajaan Manganitu dengan nama lain Maobungang,
Kerajaan

Manganitu didirikan oleh Tolosang (liung

tolosang) dengan nama kerajaan Kauhis, pada tahun


1600. Kekuasaannya berlangsung sampai

tahun 1645.

Pemberian

dari

nama Maobungang

diambil

kisah

seorang pemberani dari Barangkalang bernama Lumanu


yang

memiliki

tersebut

kemudian

Hariraya
pertama

ilmu

sakti

terwaris

dari

kepada

Mokodompis (tanawata).
terletak

asap

rokok. Ilmu

Raja
Pusat

Manuel
kerajaan

di Bowongtiwo (kampung kauhis

sekarang). Tolosang adalah anak dari Jogugu Naleng dari


Manganitu dengan isterinya Kaeng (lekung) Patola. Kaeng
patola

adalah anak dari Kulano Makalupa dan Kindi

Sangiang. Tolosang kemudian memperisteri Ahungsehiwu


dan memperanakan Tompoliu dan Lembungsengsale.
Tahun 1645 sampai 1670, Tompoliu menjadi raja atas
kerajaan Manganitu dan memindahkan pusat kerajaan
dari Bowongtiwo ke Tatahikang. Tompoliu memperisteri

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 138

Lawewe dan memperanakan Bataha Santiago, Charles


Diamanti, Sapelah, Apueng dan Gaghinggihe.
Sejak Tompoliu meninggal, kekuasaan raja di ganti
oleh Bataha Santiagho. Santiago

adalah

raja sangihe

pertama yang menentang VOC dimasa akhir kekuasaan


VOC. Sejak di bunuhnya Santiago oleh VOC, kekuasaan
raja tidak lagi berdasarkan kemonarkian keluarga raja
tetapi

berdasarkan

keinginan VOC dan

berlangsung

terus sampai masa Kolonialisme bahkan sampai pada


masa

pendudukan Jepang. Pada

masa

pemerintahan

Willem Manuel Pandensolang Mokodompis, raja ini


berkuasa atas tiga wilayah

yaitu

kerajaan Tahuna,

Kerajaan Manganitu di Karatung soa dan Kerajaan


Manganitu di Tamako. Hal ini terjadi karena pengaruh
kekuasan Belanda.

ISTANA KERAJAAN MANGANITU


PADA MASA PEMERINTAHAN
RAJA WILLEM MANUEL PANDENSOLANG MOKODOMPIS
DAN BAJU RAJA TANAWATA MOKODOMPIS

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 139

Sistem Monarki kerajaan-kerajaan Sangihe berakhir sejak


dimulainya Pemerintahan Kolonial

Belanda. Kekuasaan

belanda

mulai menguat di Sangihe setelah beberapa Raja menandatangani


perjanjian persahabatan (Lange Verklaring Contrac) mulai dari tahun
1677. Raja raja yang tunduk adalah : Fransiscus Makaampo Juda
I Raja Tabukan, Don Marthin Tatandangnusa raja Tahuna,
Takaengetang (Djoutulung) Raja Manganitu. Wuisan Raja Kendahe,
Philips Anthoni Aralungnusa Raja Taghulandang, Don Jeronimo
Winsulangi Raja Siau. Sejak saat itu pengangkatan raja dilakukan
tidak lagi berdasarkan garis keturunan waris raja kepada anak laki-laki
tertua tetapi diangkat berdasarkan kepentingan Belanda.

DAFTAR PUSTAKA

A.Horohiung, Santiago melawan VOC

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 140

Abay D. Subarna dan Tim, Sistim Tulisan dan Kaligrafi,


Lembaga Pendidikan Seni Nusantara2006

Ayip Rosidi, Puisi Indonesia - I, 1969

Bustanuddin Agus,Agama dalam kehidupan


manusia,pengantar antropologi agama.PT. Raja Grafindo
Perkasa.2006

Cut Kamaril Wardani,Ratna Panggabean,Tekstil,Lembaga


Pendidikan Seni Nusantara,2005

D.Brillman, Zending di Kepulauan Sangi dan Talaud.


(terjemahan)BPH Sinode GMIST,1986

D.J. Walandungo, Tesis, Islam Tua, terpasung dan merana.

Dr. H. Berkhof, Dr. I.H. Enklaar,Sejarah Gereja,BPK


Gunung Mulia, 1987

Dr. Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil,BPK Gunung


Mulia, 2006

1
0

Dr. Harun Hadiwijono,Religi Suku Murba, BPK Gunung


Mulia, 2006

11 Drs. Bakar Hatta, Sastra Nusantara,1982


1

Esther L. Siagian, GONG,Lembaga Pendidikan Seni

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 141

Nusantara, 2006

1
3

Gideon Makamea, Tulisan lepas tema sejarah dan budaya


sangihe.

1
4

Gideon Makamea, Mempelajari Ungkapan Dan Sastera


Daerah, 2003

1
5

Gideon Makamea, Prospek Budaya Dan Tradisi-tradisi


historis daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud. 2008

1
6

Hasil Sarasehan Budaya Sangihe Talaud,Tahuna,1994

1
7

I Wayan Dibia, Tari Komunal, Lembaga Pendidikan Seni


Nusantara,2006

1
8

Irwansyah Harahap, Alat Musik Dawai, Lembaga


Pendidikan Seni Nusantara,2005

1
9

Jhon Rahasia, Penemuan Kembali Tagaroa.Yayasan


Tagaroa,1975

2
0

Johanis Saul.M.Hum. Ragam Hias Sangihe

2
1

Decroly Juda,S.Pd, Tata Bahasa Sangihe

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 142

2
2

L. Bons, Kamus Bahasa Belanda,Inggris,Indonesia.1954

2
3

Kenneth R. Maryott,Hamerson Juda. Manga wkeng Asa u


Tau Sangih

2
4

Laporan kunjungan Gubernur Jendral Belanda di Kerajaan


Tabukan 1927

2
5

Makalah Seminar, Budaya Bahari Dalam Tradisi Lisan


Daerah Satal,Paul Nebath,Tahuna,2004

2
6

Martoji, Sejarah Untuk SMP kelas VII,Erlangga2004

2
7

Materi pelatihan terintegrasi,Ilmu Pengetahuan Sosial,2005

2
8

Muhamad Yamin, Atlas Sedjarah,Djambatan 1956

2
9

N. Graafland, Minahasa Masa lalu dan Masa kini

3
0

Prof. Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa,Cheng HO,2005

3
1

Prof.Dr.J.Turang,dkk. Profil Kebudayaan Minahasa. Majelsi


Kebudayaan Minahasa,1997

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 143

3
2

Putu Wijaya, Teater,

3
3

Sastra lisan Bolaang Mongondow

3
4

Sosiologi dan Anthropologi SMA,1987

3
5

Tarian Alabadiri, Tim Kesenian Kab Satal,1995

3
6

Tatimu, hasil sarasehan budya,musik oli.

3
7

Toponimi,cerita rakyat dan data sejarah dari kawasan


perbatasan nusa utara,Diknas Kab.Kepl.Sangihe.

3
8

Wiyoso Yudoseputro, Pengantar wawasan Seni Budaya,Dep


P & K, 1993.

3
9

Metty M. Bawelle, Pengaruh sponsor Terhadap


Pengembangan seni Masamper di Kecamatan Malalayang
Kotamadya Manado

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 144

DAFTAR NARA SUMBER

NO

NAMA NARA
SUMBER

ALAMAT

INFORMASI YANG
DITERIMA

Gidion
Makamea

Tahuna

Cerita Gumansalangi

Bpk Mahare

Biru

Tamo

M. Madonsa

Tahuna

Sejarah Kerajaan

R. Radangkilat
(alm)

Bahagia
Diamanis

Tahuna

Cerita Santiago dan


Tamo

Bpk Barahama

Karatung I

Cerita Santiago

Bpk

Pananaru

Cerita Dumpaeng

Cerita Apapuhang

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 145

Letunggamu
8

Ibu Antarani

Pananaru

Tari Gunde

Ibu Antarani

Kauhis

Tamo

10

Bpk. A. Sinadia

Kauhis

Silsilah Sinadia

11

Bpk.
Makansing
(alm)

12

H.
Galangbulaeng

Karatung II

Perahu Sangihe

13

K. Mare

Karatung I

Masamper

14

Wawu Mawira

Manganitu

Kehidupan Istana

15

Bpk Ulis (alm)

Manganitu

Silsilah Raja-raja
Manganitu

16. R. Sianaeng

Tahuna

Rumah Ikat Lehupu

17

Umbure
Kalengghihang

Manumpitaeng

Musik Oli dan Tenun


Sangihe

18

Bpk

Manumpitaeng

Upacara Sundeng

Perahu Sangihe

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 146

Malemboris

PROFIL PENULIS.

Nama
Ttl
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Nama Isteri
Nama anak

: Alffian W.P. Walukow.


: Wiau Lapi, 28 Mei 1972
: Guru di SMP Negeri 5
Tabukan Utara,
Kab. Kepulauan Sangihe
: S-1 / Seni Rupa UNIMA
: Kampung Lenganeng,
Kec. Tabut
Kab. Kepl. Sangihe
: Metty. M. Bawelle, S.Pd
: Theabella Natasha Walukow
Theovinci Nathanael Walukow

1992-1995

Aktif berpameran karya study


Dan pergelaran seni mahasiswa seni rupa.

Tahun 1994

Aktif menulis puisi dan sudah diterbitkan


70 -an judul dalam berbagai edisi di
beberapa surat kabar Manado.

Tahun 1994 sampai 2001

Tahun 1996 sampai 1998

:
Merancang dan membuat Taman
sebanyak 150 taman rumah tinggal
yang tersebar di kota Manado.
:

Menjadi Salah satu penata Ruang


pertemuan di Aula Kantor Wali Kota
Manado dan acara-acara Dharma
wanita / PKK Kotamadya Manado Dibawah
pengawasan Ir. Ny.V.Rorong Raung
(sebagai sekretaris PKK Kodya Manado.
Merancang Pohon Natal Tertinggi
Indonesia ( tinggi 16 meter ) dan
Patung Santa Claus ( tinggi 5 meter )
pada acara Ibadah Natal Bersama Propinsi

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 147


Sulawesi Utara yang dilaksanakan
dilapangan Tikala. Merancang dan
membuat Lampion Artistik Natal dan Idul
Fitri di tempat-tempat strategis Kota
Manado.
Tahun 2002 sampai sekarang

Mengelola sanggar Seni dan Ketrampilan.


Bidang pengembangan, Souvenir,
Sablon,keterampilan dan kerajinan
daerah.

Tahun 2004

:
-

Tahun 2005 sekarang


dan

Tahun 2006

Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009

Mengikuti lomba inovasi guru dalam


bentuk karya tulis dengan judul
Metode Imaginasi dalam
Pembelajaran Sejarah tingkat
propinsi SULUT.
Merancang Kue Ulang Tahun Tradisional
Minahasa Selatan dengan 10 ribu buah
kue tradisional ( tinggi 4,5 meter )
Merancang pembuatan Dodol
Raksasa ( panjang 10 meter garis
tengah 50 cm ) pada peringatan Hari
Ulang Tahun Pertama Minsel.
Aktif menulis artikel tema sejarah

budaya dibeberapa surat kabar Manado.


Diantaranya Santiago Pahlawan Indonesia
yang dilupakan,Sejarah Sam Ratulangi,
Sejarah Walanda Maramis.
:
Menciptakan rekor baru MURI. Merancang
Pembuatan Kue adat Sangihe TAMO
sebagai Kue
adat terbesar sepanjang Sejarah Indonesia
dan
tercatat dalam Buku Recor Indonesia di
Museum
Record Indonesia.Dokumentasi kue adat
ini sudah di pajang di Candi
Borobudur,sebagai Rekor terbaru dan
paling lain pada jenisnya.
:
Mengikuti sayembara logo Kabupaten
Sitaro.
:
Merancang kurikulum Mulok Potensi
daerah. Tingkat SD-SMP-SMA.
:
- Pemenang I lomba karya nyata
tingkat Propinsi. Judul Karya Kursus
souvenir
besi kampung Lenganeng.

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 148


-

Yang sudah dikerjakan di


Sangihe adalah
Siau,Menata

Mengikuti Lomba Karya Nyata


Pengelola kursus keterampilan PTKPNF tingkat Nasional di Jogyakarta.

Menata halaman Gereja GMIST ULU

halaman Gereja GMIST PETRA Manganitu,


Pembuatan kolam Hias Kantor Dinas
Diknas Kab.Kepl.Sangihe.

BEBERAPA HASIL RANCANGAN


TAMO RAKSASA
DESAIN LOGO SITARO

Guntingan koran KOMENTAR ,


edisi Kamis, 2 February 2006

Desain logo siau untuk


sayembara

KUE ULANG TAHUN TRADISIONAL


PERTAMA DAN TERTINGGI
Bupati Minahasa Selatan, Ramoy Luntungan dengan latar belakang kue
ulang tahun. Karya Alffian Walukow. Terbuat dari kue-kue khas Minahasa,
sejumlah 10.000 bungkusan kue tradisional. ( Guntingan Koran Manado Post,
Edisi Selasa 10 Agustus 2004 )

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Sejarah dan Kebudayaan Sangihe.Oleh: Alffian W.P. Walukow 149

DODOL TERPANJANG DIDUNIA


PANJANG 12 METER, BERAT 800 Kg, Garis tengah, bagian tengah kue 50
cm.Pelengkap Pameran dalam rangka HUT - 1 Kab. Minahasa Selatan di
Amurang.Pada pembukaan pameran telah dibeli oleh Gubernur J.A.Sondakh
sepanjang 2 meter dengan harga Rp. 2.000.000,( Guntingan Koran Manado Post, Edisi Selasa 10 Agustus 2004 )

KEBUDAYAAN SANGIHE - ALFFIAN WALUKOW - 2009

Anda mungkin juga menyukai