SASTRA INDONESIA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmad serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. makalah ini berisi mengenai sastra
daerah Buton yang terdiri dari nyanyian rakyat, pantun, permainan, tari dan lain sebagianya.
Makalah ini tersusun dari tiga bab yang terdiri dari latar belakang hingga penutup yang di
dalamnnya membahas mengenai sastra daerah yang ada di Buton.
Demikian makalah ini membutuhkan kritik serta saran yang mebangun agar terciptanya
makalh yang lebih baik lagi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia terdiri dari berbagai etnis yang tersebar diseluruh wilayah negara
Indonesia. Penyebaran tersebut menghasilkan sesuatu yang disebut dengan kebudayaan.
Kebudayaan kemudian berkembang diseluruh masyarakat dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan itulah yang menjadi adat Intiadat masyarakat dan dilakukan turun-temurun
hingga saat ini.
Etnis-etnis ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda yang menjadikan mereka unik
dengan warnanya tersendiri. Dalam suatu wilayah sebenarnya tidak mengahsilkan budaya
yang begitu sama, walaupun pada dasarnya mereka masih merupakan tetangga sedarah,
sehingga mitos-mitos yang berkembang kurang lebih sama.
Hal yang paling tampak adalah dalam suatu provinsi terdiri dari berbagai kota
ataupun kabupaten yang akan berbeda dengan kebiasaan daerah yang lain. misalnya
Sulawesi Tenggara terdiri dari berbagai kota dan kabupaten, tetapi di dalam kota dan
kabupaten tidak merupakan kelompok etnis yang benar-benar sama melaikan hanya
serumpun.
Bertajuk dengan apa yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, Sulawesi Tenggara
punya berbagai etnis yang ada di sulawesi tenggara, yang dapat disebutkan adalah Muna,
Buton,Tolaki dan sebagainnya. Perkembangan kebudayaan yang berkembang pada etnis
ini tidak semerta-merta memiliki kesamaan yang mencolok melainkan ciri khas yang
membuat suatu etnis tetap berkembang dan dilestarikan hingga saat ini.
Pada suku Buton perkembanga kebuayaan seperti tari sekarang telah menjadi hal
yang kurang diperhatikan karena mulai terlupakan. Hal ini disebabkan oleh masuknya
internet, game online, aplikasi chatting yang menarik remaja hingga jauh dari
kebudayaan yang merupakan jati diri mereka sendiri.
PEMBAHASAN
BONE MALEI
Bahasa Wolio
Saangu wakutu tana wolio siy ‘apanntangia Raja Mulae zamani yincia sumai yi
Bone Tobungku yi Kaponturi dhangia te kaheru. Baana kaheru yinca sumako , La
Bolontio. Roonamo mia yincia sumaysaompole mea matana. Tapanamo kasegana te
amalanga yincana. Bhari-bharia mia yindamo te matarana. Araatana posa rampasimea
yincia. Ane yinda aalea adhaki-dhakia.
Bahasa Indonesia
Suatu saat buton diperintah oleh seorang raja yakni Raja Mulae. Pada zaman itu di
Bone Tobungku Kapuntori ada huru-hara yang di pimpin oleh La Bolontio. Rakyat yang
tinggal di Bone Tobungku sangat takut dengan La Bolontio karena dia hanya memiliki
satu mata saja. Ia kejam dan tinggi hati, semua orang merasa tidak tenteram. Harta
bendanya dirampas, diambil atau dirusakkan.
Sesudah itu Murhum memotong pula alat fital dari La Bolontio untuk di
persembahkan kepada Raja Mulae sebagai bukti bahwa yang membunuh La Bolontio
adalah Murhum.
Kemudian dari pada itu Murhum telah diakui Raja Mulae dan langsung
dikawinkan dengan Boroko Malanga. Akhirnya kepala La Bolontio diserahkan kepada
orang siompu untuk disimpan dalam gua yang berada diatas batu di Lontoi. Saat
pertempuran di Bone Tobungku sangat banyak pasukan La Bolontio yang terbunuh
sehingga pasir menjadi berwarna merah karena darah. Itulah sebabnya Bone Tobungku di
gelar dengan nama “Bone Malei”.
2.1 PANTUN DAERAH BUTON
1. Pantun Muda-Mudi
Ambeli-mbeli ne bhau-bhau
Artinya :
Jalan-jalan ke Bau-Bau
2. Pantun Orangtua
3. Pantun Teka-Teki
Artinya :
Pertanyaan tradisional atau teka-teki yang biasa disebut masyarakat Desa Rombo
yaitu Nancuho. Teka-teki atau Nancuho adalah pertanyaan-pertanyaan yang biasa di
ajukan untuk seseorang dan orang yang di beri pertanyaa tersebut akan menerka
jawabannya. Nancuho ini dilakukan ketika para masyarakat sedang berada di kebun atau
ketika mereka sedang berkumpul untuk mengobrol. Tujuan Nancuho ini biasanya untuk
menghilangkan rasa bosan atau utuk sekedr hiburan saja.(narasumber Aida)
Contohnya :
Pertanyaan :
Jawaban :
Ocu
Kentut
Pertanyaan :
Jawaban:
ngisi
Gigi
Pulau Buton memiliki budaya yang beraneka ragam seperti, tarian, upacara adat,
dan permainan silat kampung. Dari sekian banyaknya budaya yang ada di pulau Buton
penulis memilih salah satu yakni silat tradisional sangkapura (silakampo) yang masih
dipopulerkan atau masih dikembangkan dalam masyarakat Buton khususnya di
Kelurahan Wanepa-nepa Kecamatan Lakudo.
Orang yang pertama kali memperkenalkan silat sangkapura pada masyarakat
Kelurahan Wanepa-nepa diperkenalkan oleh Guru Lampolea sekitar abad ke-19, Guru
Lampolea belajar silat sangakapura ini dari seorang toko persilatan di Johor Singapur
yang bernama Ua Senge, ia berasal dari pulau tomia yang telah menjadi Guru besar di
pulau johor. Ua Senge mengajarkan silat ini hanya pada orang-orang Buton yang datang
berlayar di Johor Singapur, dengan tujuan berdagang dan belajar silat dari Guru Ua
Senge. Silat ini kemudian dipopulerkan dengan nama silat sangkapura (silakampo dari
singapur). Setelah itu permainan ini di perkenalkan oleh murid Ua Senge yang bersal dari
Buton yaitu Guru Lampolea. Permainan silat ini kemudian diperkenalkan oleh Guru
Lampolea secara diam-diam, ia mengajak keluarganya yaitu Guru Hamza untuk beradu
ketangkasan secara rahasia antara Guru Hamza dan Guru Lampolea. Guru Hamza lalu
tertarik dengan silat yang di tunjukan oleh Guru Lampolea, setelah itu Guru Hamza pergi
belajar silat sangkapura di Johor Singapur. Silat sangkapura ini kemudian di lanjutkan
oleh Guru Hamza dengan membuka perguruan silat sangkapura di Kelurahan Wanepa-
nepa.
Selanjutnya, jika seseorang bisa dan dapat melewati syarat tersebut, barulah
kemudian dilakukan proses pembelajaran (perguruan silat) dengan mengenalkan
beberapa gerakan dasar. Beberapa gerakan dasar dalam silat sangkapura antara lain;
Seperti halnya dalam tahapan pertama, pada tahapan kedua juga memiliki empat
gerakan. Gerakan ini dilakukan oleh dua orang murid, dimana gerakan ini dapat
dikategorikan sebagai gerakan pertahanan, dan gerakan menyerang lawan secara cepat.
Keempat gerakan dasar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Ketiga, Fokacib’ae mecii welalo b’ae waeluara (sasaran putar kedalam dan di
luar). Fokacib’ae mecii welalo b’ae waeluara merupakan gerakan kombinasi, gerakan ini
merupakan gerakan yang sulit dilakukan dalam setiap permainan silat kampung ini.
Gerakan ini merupakan pukulan lurus kedepan (cumbu taewise), pukulan pendek dengan
siku (sikue) pukulan pendek setelah lawan ditarik dengan posisi badan menghadap
kelawan dan menariknya kedepan lalu dilanjutkan lagi dengan pukulan akhir. Gerakan ini
disertai dengan serangan dari samping kiri dan kanan atau menghempaskan pukulan dari
dalam dan diluar guna untuk mendapat kelemahan lawan pada saat menepis atau melapis
serangan. Di samping itu, gerakan ini juga dapat melakukan gerakan memutar dari arah
kanan dan kiri lawan.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etnis buton juga merupakan etnis yang memiliki ciri khasnya sendiri sehingga
dapat bertahan hingga hari ini. permainan yang seringkali di perainkan dan menjadi
sebuah kebanggaan terhadap masyarakat walaupun perlahan-lahan hampir terkikis oleh
zaman.
3.2 SARAN
Kami membutuhkan saran agar dapat mebangun makalah ini menjdi lebih baik
lagi. Billahitaufikwalidayya wasalammualaikum warahmatullahi wabarakatu.