PENDAHULUAN
ragam. Tiap-tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing dan diturunkan dari
dari itu, hal-hal yang berkaitan dengan tradisi harus selalu dipertunjukkan agar
kelestariannya tetap terjaga dan tidak hilang ditelan zaman. Mendengar kata
tradisi itu tidak jauh dari budaya. Tradisi dan budaya ini saling berkaitan satu
sama lain, tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dan
skala apapun, berinti suatu sistem gagasan: kosep-konsep dan nilai-nilai. Oleh
sebab itu apabila kita bermaksud untuk mengembangkan kebudayaan dan karakter
bangsa kearah tertentu, maka perangkat konsep dan nilai itulah yang mesti
bahwa bangsa Indonesia pun harus mengasu kebudayaan dalam dua skala atau
cakupan, yaitu yang general untuk seluruh bangsa (kebudayaan nasional) dan
dapat bervariasi menikuti keanekaragaman suku bangsa. Dalam pada itu, kita
1
Oleh karena itu, disinilah diperlukan sediaan besar tolernsi umat beragama. Dan
keanekaragaman yang terkait sistem kepercayaan juga dapat disimak dalam tata
berkenaan dengan busana maupun peralatan upacara. Dalam hal yang disebut
terakhir ini, dapat dilihat ada banyak interferensi kultural sehingga sebuah agama
yang pada dasarnya sama dapat memperlihatkan ‘tampilan’ budaya yang berbeda-
“tradisi” adalah tradisi yang dimiliki oleh suku bangsa Indonesia, yang telah
dan memerdekakan diri. Ini sudah tentu dengan memahami bahwa bangsa
Indonesia yang relatif baru ini pun telah membangun tradisi-tradisi tertentu,
suku bangsa Indonesia memang sering disebut dengan “kebudayaan lokal” atau
karena ada sejumlah suku bangsa di Indonesia yang tinggal diberbagai lokalitas,
2
Seperti halnya di Provinsi Riau, Provinsi Riau merupakan Provinsi yang
kaya akan tradisi dan budaya. Kebudayaan di Riau tersebut tak luput dari kata
tradisi, mulai dari upacara adat, keagamaan, hiburan dan kesenian. Kebudayaan
tercipta karena adanya tradisi dari masyarakat. Yang dimaksud tradisi disini yaitu
kebiasaan atau sesuatu yang selalu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan
masih terjaga atau dipakai hingga generasi sekarang ini sehingga sudah menjadi
Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri Hulu dikenal dengan desa yang taat beribadah
dan adat kebudayaan serta tradisi yang masih sangat kental. Di desa ini, sangat
banyak taradisi yang masih dijaga hingga sekarang, seperti Mancokau Ikan
sebagai bentuk pesta adat kampung, dan Batimang yang merupakan nyanyian
Dalam hal ini, penulis akan membahas mengenai Batimang. Walau pada
kenyataannya nyanyian ini bukan merupakan bagian dari seni secara utuh,
sebagian kecil nyanyian ini dapat menyumbangkan sesuatu yang bermakna dalam
Indonesia berarti “timang” atau “menimang” yaitu memegang anak atau menaruh
3
Kec. Kampar Kiri Hulu itu memeiliki 24 desa dan disetiap desanya
Batimang yang ada di Desa Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri Hulu. Batimang
merupakan sebuah nyanyian sebelum tidur dari ibu kepada sang anak, dimana
setiap lirik dari nyanyian Batimang memiliki makna dan nasehat bagi
oleh ibu-ibu saat menidurkan sang anak, namun dengan berkembangnya zaman
kekhalayak umum.
Sejarah dari Batimang itu sendiri sudah ada sejak zaman nenek moyang
yang tidak diketuhi penciptanya. Menurut para orang yang sudah lanjut usia yang
ada di Desa Batu Sanggan, sejarah Batimang yaitu pada zaman dahulu ada
seorang ibu yang sangat sulit dalam menidurkan si anak, sudah dilakukan segala
cara seperti diayun, digendong dan disusukan. Namun si anak terus saja menangis.
Maka, pada suatu hari si ibu tidak sengaja bernyanyi, kemudian tidak sengaja
melihat anaknya tertidur disampingnya. Maka sejak saat itulah Batimang ini ada
Adapun lirik dari Batimang itu sendiri sangatlah banyak dan beragam yang
segalanya berisi pendidikan dan nasehat yang sangat berguna bagi anak-anak.
Karena fungsi dari Batimang ini untuk menidurkan anak, maka Batimang ini
ditujukan untuk anak umur usia dini. Dimana, pada usia dini tersebut otak sang
anak dapat merekam dengan sangat baik sehingga secara langsung si ibu
4
anak agar menjadi lebih baik di masa depan. Berikut contoh salah satu lirik dari
batimang:
Lirik diatas memiliki arti dimana, seorang ibu yang menggendong anaknya
kemana- mana, bahkan pergi mandi kesungai sekalipun dan berharap kelak saat
dewasa sang anak dapat berguna dan bermanfat bagi sang ibu dan masyarakat.
Lirik tersebut juga berupa harapan dari sang ibu kepada anaknya yang masih
balita.
kemampuan berfikirnya. Cara berfikir yang baik memungkinkan orang mampu
untuk merumuskan ide, pikiran dan gagasan secara lurus dan dapat dipertanggung
jawabkan. Dengan kata lain orang memiliki kemampuan berfikir akan dapat
mengungkapkan dengan baik. Maka dari itu, kita harus menanamkan nilai seni
menjadi kreatif. Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi kreatifitas dan
potensi inilah yang ingin dijadikan aktual oleh pendidikan. Semangat kreatif, non
konformist dan ingin tahu, menonjol dalam diri manusia muda. Mereka pada
umumnya bersikap kritis pada nilai-nilai yang ada dan jika mereka menemukan
5
bahwa nilai-nilai itu sudah ketinggalan zaman, maka mereka ingin merombaknya.
mematikan kreatiftas.”
Menurut Susi Pujiastuti (2016:5) bahwa generasi muda terutama anak-
anak merupakan pemegang tongkat estafet kehidupan berbangsa dan bernegara.
ini dikhawatirkan kelak bangsa ini akan kehilangan jati diri dan karakter yang
tersebut diawali dengan rasa bangga, ikut memiliki, dan mencintai seni budaya.
Dengan melihat kenyataan yang ada sekarang ini, sebagai generasi muda haruslah
berbuat banyak demi kelestarian budaya dan kesenian tradisional yang hampir
punah.
Dengan ini, dapat kita lihat bahwa bukan hanya pendidikan di sekolah saja
yang berkewajiban membenahi dan mencari solusinya, akan tetapi ini dibentuk
oleh orang tua sejak anak usia dini, kemudian didukung oleh seluruh kalangan
film, para pencipta lagu dan kalangan masyarakat luas lainnya, karena pendidikan
tidak hanya didapat dari sekolah saja, melainkan lebih banyak didapat dari luar,
seperti pada pergaulan dan kehidupan sehari-hari. Bahkan, dalam hal karya seni
Karena Manusia dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari seni. Ada bermacam-
macam seni yang ada di dunia ini, misalnya seni musik, seni suara, seni rupa, dan
6
seni tari, bahkan sastra. Akan tetapi dari sekian banyak karya seni yang ada, salah
satu bidang seni yang banyak diminati adalah seni musik. Karena manusia
terhadap nilai-nilai budaya. Selain unsur musik, nada, tema, lirik juga menjadi
unsur penting dari keindahan sebuah lagu. Bahkan tidak jarang lirik juga dapat
menyampaikan makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu disetiap
baitnya. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat
beragam.
global seperti saat ini kita dihadapkan pada tantangan modernisme yang terutama
didorong oleh pengaruh kemajuan teknologi dan masuknya budaya asing. Hal ini
bisa dilihat dari acara-acara televisi yang semakin beragam. Dari beragam acara
televisi tersebut selain bisa menambah variasi hiburan bagi pemirsanya, akan
televisi. Hal ini diperumit dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin canggih, para pengguna teknologi dan alat komunikasi sangat
(HP) juga sudah dilengkapi berbagai macam fasilitas, seperti kamera, video, dan
7
radio. Tetapi tidak sedikit juga yang menyalahgunakan kecanggihan teknologi
ini, misal maraknya video yang berisi adegan porno yang banyak terdapat dalam
telepon genggam (HP) para siswa sekolah dasar maupun menengah.
dijelaskan di atas, harus disadari pula kemerosotan nilai etika, moral, dan agama
yang terjadi disebabkan karena perkembangan zaman yakni era globalisasi yang
disebut juga era keterbukaan sehingga akulturasi budaya mudah sekali terjadi.
budaya tersebut belum tentu baik. Akibatnya terjadilah pola kehidupan yang jauh
dari nilai-nilai etika, moral, dan agama misalnya terjadi kesenjangan ekonomi dan
memahami makna dari serta nilai pendidikan yang terkandung dalam lirik
nyanyian Batimang Kec. Kampar Kiri Hulu. Juga bertujuan untuk dapat
8
menambah informasi berharga pembaca atau peneliti selanjutnya dan menambah
wawasan kita sebagai penikmat lagu daerah. Serta berguna sebagai media/alat
pembelajaran dan bagi masyarakat dapat dijadikan pedoman dan penuntun dalam
kehidupannya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
(moral velue) (Mustari Mustafa, 2011:15). Dalam kehidupan sehari hari, nilai
Nilai adalah kwalitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan,
dikejar, dihargai, berguna, dan dapat membuat orang yang menghayati menjadi
budi, serta akan menjadikan sesuatu yang dihargai, dijunjung tinggi, serta dikejar
Kaswardi, 1993:8) “Nilai adalah sesuatu yang dinilai positif, dihargai, dipelihara,
baik pula karena nilai telah menjadi tolak ukur baik buruknya sesuatu didalam
kehidupan kita.
10
Menurut Kawardi (1993:9) dapat disimpulkan nilai adalah kualitas suatu hal
yang menjadi pedoman dalam kehidupan dan menjadi tolak ukur dari suatu yang
membuat seseorang bahagia dan berguna. Nilai sangat penting, karena dengan
sesuatu yang baik bagi dirinya. Dan pendidikan juga memiliki nilai, karena
lain yang mangandung nilai baik untuk tercapainya tujuan dari pendidikan.
Menurut Sutarjo Adisusilo, J.R (2012:56) nilai berasal dari bahasa Latin
vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar
menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu
hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan
harga (taksiran harga). Secara sederhana nilai bisa dartikan sebagai harga yang
diberikan seseorang terhadap suatu hal. Harga tersebut merupakan harga afektual
yang menyangkut dunia afektif manusia. Artinya, nilai merupakan standar bagi
2012:56) nilai adalah sesuatu yang bermakna pada hidup, yang memberi acuan,
titik tolak dalam hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat
11
mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar
keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada
Menurut Adi Susilo (2012:56) Nilai adalah kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat
berhubungan dengan kebaikan, kebijakan, dan keluhuran budi, serta akan menjadi
menyatakan bahwa nilai berkaitan dengan cita-cita, harapan dan keyakinan, dan
hal-hal yang bersifat batiniah. Nilai merupakan tolok ukur yang dibuat seseorang
terhadap sesuatu, seperti baik atau buruk, buruk atau cantik, dan besar atau kecil.
Tolok ukur tersebut bersifat relatif atau abstrak karena hanya dapat dinilai
individu yang bersangkutan. Dengan demikian, nilai menjadi sesuatu yang pokok
dalam kehidupan manusia. Nilai adalah sesuatu yang bernilai atau sesuatu itu
berharga. Pendefinisian nilai adalah penghargaan atau kualitas terhadap suatu hal
yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia karena sesuatu itu
12
2.3 KONSEP PENDIDIKAN
kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran,
mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
2013:26).
individu. Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan
seorang individu.
tindakan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses menuju kepada tujuan
tertentu. Tujuan ini telah ditentukan oleh masyarakat pada waktu dan tempat
tertentu dengan latar belakang berbagai macam faktor seperti sejarah, tradisi,
13
luhur manusia. Keseluruhan manusia haruslah dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah. Maka humanisme ilmiah menolak ide tentang manusia yang
yang menjadikan manusia kearah yang lebih dewasa dan memiliki ilmu
lingkungan sekolah saja tetapi juga di lingkungan masyarakat dan keluarga. Maka
bertapa pentingnya pendidikan bagi kita agar kita menjadi manusia yang berilmu
dan beretika.
Istilah karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008: 623) berarti
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
karakter berarti “to mark” yang berarti menandai. Artinya karakter merupakan
tanda atau ciri khas yang dimiliki seseorang. Sejalan dengan pendapat diatas,
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, dan bersikap, dan
bertindak”.
14
kepribadian. Karakter dapat dibedakan kedalam karakter pokok dan karakter
pilihan. Karakter pokok sebagai karakter yang menjadi landasan sebagai karakter
unggul, dan karakter pemimpin. Karakter dasar terdiri dari tiga sifat yaitu, tidak
egois, jujur, dan disiplin. Karakter unggul terdiri dari tujuh sifat baik yaitu, ihklas,
kesatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif. Sedang
karakter pilihan merupakan perilaku baik yang berkembang melekat pada profesi
memerlukan keteladanan dan sentuhan mulai sejak dini hingga dewasa. Periode
yang paling sensitif dan menentukan adalah pendidikan dalam keluarga yang
menjadi tanggung jawab orang tua. Pola asuh atau parenting style adalah salah
satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak. Pendidikan
dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa
digantikan oleh lembaga pendidikan manapun. Oleh karena itu pendidikan dalam
bangsa secara berkelanjutan. Pendidikan karakter saat ini menjadi wacana utama
15
kegiatan belajar mengajar di negara Indonesia saat ini harus merujuk pada
Karakter yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2010. Dalam
naskah tersebut disampaikan bahwa pendidikan karakter menjadi salah satu unsur
utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan nasional di Indonesia yang
termasuk pada RPJP 2005 – 2025. Bukan itu saja, dalam Undang-undang
atau akhlak yang dibangun diatas berbagai kebajikan (virtues) yang pada
gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai‐nilai yang berlaku
dalam budaya (bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki
Koesoema (2010) bahwa karakter sebagai suatu proses yang dikehendaki, maka
Oleh karena itu, Pendidikan Karakter Bangsa sebagaimana yang diusung Pusat
16
suatu kebajikan sehingga diharapkan menjadi suatu tindakan dan akhirnya
esensi dan makna yang sama dengan pedidikan moral dan akhlak. Tujuannya
adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, yaitu
warga masyarakat dan negara yang baik. Manusia, masyarakat, dan warga negara
yang baik adalah menganut nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi
oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup
keteladanan perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, dan
manusia, bersumber dari nilai moral (perilaku) yang bersifat absolut. Penanaman
atau dengan suatu bentuk kegiatan khusus yang membentuk karakter peserta
didik.
yang berhubungan langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan dan bangsa. Berikut daftar dan deskripsi ringkas nilai-nilai
utama menurut:
17
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan. Nilai ini bersifat religius,
a. Jujur, jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini
didasarkan upaya untuk menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat
18
g. Berjiwa Wirausaha, sikap dan perilaku mandiri dan pandai atau berbakat
sesuatu secara nyata atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru
i. Mandiri, sikap perilaku yang tidak mudah tersinggung pada orang lain
j. Ingin Tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
a. Sadar hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain, sikap tahu dan
mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi milik atau hak diri
sendiri dan orang lain, serta tugas dan kewajiban diri sendiri dan orang
lain.
b. Patuh pada aturan-aturan sosial, sikap menurut dan taat terhadap aturan-
c. Menghargai karya dan prestasi orang lain, menghargai karya dan prestasi
orang lain merupakan sikap dan tindakan mendorong diri sendiri untuk
19
d. Santun, santun merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang
e. Demokratis, cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin
kelompok.
terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat,
ukuran dan penilaian pantas tidaknya suatu sikap yang ditujukan dalam kehidupan
20
bermasyarakat. Nilai ini memperlihatkan sejauh mana hubungan seorang individu
dengan individu lainnya terjalin sebagai anggota masyarakat. Nilai sosial sangat
nyata dalam aktivitas bermasyarakat. Nilai sosial tersebut dapat berupa nilai
menyangkut tentang nilai sosial adalah nilai perilaku yang menggambarkan suatu
Menurut Green (dalam Dhohiri, 2007: 30) menjelaskan bahwa nilai sosial
adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
Menurut Hendropuspito (2000: 26) nilai sosial adalah segala sesuatu yang
kehidupan manusia.
beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah penghargaan
yang diberikan kepada sesuatu bentuk acuan tingkah laku yang berlaku di
masyarakat yang menurut kebanyakan masyarakat adalah tindakan yang baik yang
harus diikuti oleh semua masyarakat karena merupakan petunjuk umum yang
seseorang yang dibentuk oleh orangtua dan keluarga. Menurut Kohlberg (1964)
21
menyatakan bahwa perkembangan tingkat pertimbangan seseorang amat
kecenderugan harapan akan kondisi moral yang lebih tinggi dan kecakapan
selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Pengertian moral
tidak hanya mengacu pada baik buruknya saja, misalnya sebagai dosen, tukang
masak, pemain bulu tangkis atau penceramah, melainkan sebagai manusia yang
adalah tolak ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia
dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran
definisi arti kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang berarti:
kebiasaan, adat. Dalam bahasa Inggris dan bahasa lain, termasuk bahasa
Indonesia, kata mores masih dipakai dalam arti yang sama. Secara etimologi kata
“etika” sama dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya berasal dari kata
yang berarti adat kebiasaan. Hanya bahasa asalnya berbeda: yang pertama dari
22
kemampuan-kemampuan yang lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh
keseluruhan bentuk kesenian, yang meliputiastra, musik, pahat/ukir, rupa, tari, dan
benda atau obyek material yang mengandung nilai tertentu. Lambang ini dapat
berbentuk gerakan, warna, suara atau aroma yang melekat pada lambang itu.
Masyarakat tertentu (tidak semua) memberi nilai pada warna hitam sebagai
adalah kebudayaan dalam wilayah tertentu yang diwariskan secara turun temurun
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
kita yang semestinya pasti akan diturunkan kepada kita sebagai generasi penerus
agar budaya itu tidak punah. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak sekali
23
generasi muda yang kurang peduli dengan budaya peninggalan nenek moyang
melestarikan nilai-nilai budaya didalam suatau masyarakat agar budaya yang kita
Menurut Harun Nasution (1974:9-10), Agama juga berasal dari kata, yaitu
Al-Din, religi (relegere, religare) dan Agama. Al-Din (Semit) berarti Undang-
undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
pergi, sedangkan kata akhiran “A” merupakan sifat yang menguatkan yang kekal.
Jadi istilah “ AGAM” atau“AGAMA” berarti tidak pergi atau tidak berjalan, tetap
padaumumnya kata A-GAM atau AGAMA mengandung arti pedoman hidup yang
kekal.
berasal dari dua kata yakni: nilai dan keagamaan. Menurut Rokeach dan Bank
menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang dianggap pantas atau
tidak pantas. Sedangkan keagamaan merupakan suatu sikap atau kesadaran yang
suatu agama.
24
Menurut Toto Suryana, dkk (1996: 148-150) Nilai-nilai agama Islam
memuat Aturan-aturan Allah yang antara lain meliputi aturan yang mengatur
tentang hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan
intinya dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu nilai-nilai aqidah, nilai-nilai ibadah,
dan nilai-nilai akhlak. Nilai-nilai aqidah mengajarkan manusia untuk percaya akan
adanya Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa sebagai Sang Pencipta alam
manusia di dunia. Dengan merasa sepenuh hati bahwa Allah itu ada dan Maha
Kuasa, maka manusia akan lebih taat untuk menjalankan segala sesuatu yang telah
diperintahkan oleh Allah dan takut untuk berbuat dhalim atau kerusakan di muka
bumi ini. Nilai-nilai ibadah mengajarkan pada manusia agar dalam setiap
perbuatannya senantiasa dilandasi hati yang ikhlas guna mencapai rido Allah.
yang adil, jujur, dan suka membantu sesamanya. Selanjutnya yang terakhir nilai-
nilai akhlak mengajarkan kepada manusia untuk bersikap dan berperilaku yang
baik sesuai norma atau adab yang benar dan baik, sehingga akan membawa pada
demikian jelas bahwa nilai-nilai ajaran Islam merupakan nilai-nilai yang akan
25
2.6 KAJIAN RELEVAN
terkandung dalam tari serampang dua belas terletak pada nilai pendidikan religius,
nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial. Sumber dan jenis data yang
digunakan ialah data primer dan data skunder dan metode yang digunakan adalah
Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau”. Mahasiswi jurusan Bahasa dan Seni
Universitas Islam Riau, pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah
mendeskripsikan tentang tari karya Ade Setiawan dan nilai nilai pendidikan yang
terdapat didalam dalam tari Tughon Menogheh karya Ade Setiawan di Sanggar
Tasek Seminai Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau. Hasil dari
Sanggar Tasek Seminai Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau adalah
nilai pendidikan religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan disiplin, nilai
pendidikan estetika. Yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah tentang
kajian pustaka.
26
Skripsi Septya Tri Riski (2017) dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan
dalam Tari Zapin Siak di Sanggar Singgasana Pekanbaru Riau” yang membahas
yang terkandung dalam Tari Zapin Siak di Sanggar Singgasana Pekanbaru Riau
adalah nilai pendidikan religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan moral.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kulitatif
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Karakter Yang Terkandung Dalam Lirik Nyanyian Batimang Desa Batu Sanggan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam penelitian sosial yang secara fundamental
peristilahnya.
deskriptif dipilih karena data yang dicari yaitu dari berupa kata-kata. Selain itu
28
lapangan yang berupa data berbentuk deskripsi (bukan angka atau statistik) untuk
Terkandung Dalam Nyanyian Batimang desa Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri
Lirik Nyanyian Batimang Desa Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri Hulu” digunakan
metode penelitian kualitatif karena masalah yang dikaji menyangkut masalah yang
yang di uji, penelitian ini menggunaka metode penelitian kulitataif yang bertujuan
Batimang.
dilakukan.
29
pendidikan maka tempat penelitian tersebut dapat berupa kelas, sekolah, lembaga
pendidikan dalam satu kawasan. Sedangkan untuk bidang lmu alam, kedokteran,
kimia, pertanian, peternakan, dan sebagainya tempat penelitian bisa dalam suatu
laboratorium yang kondisi dan situasi seperti: suhu, waktu, dan variable yang
dan politik, tempat penelitian dapat berupa tempat dimana kegiatan manusia itu
penelitian itu dilakukan dari mulai hingga akhir. Dengan kata lain, waktu
Terkandung Dalam Nyanyian Batimang Desa Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri
Hulu, maka lokasi penelitian dilakukan di Desa Batu Sanggan Kec. Kampar Kiri
Hulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai bulan Maret
2020.
mewakili apa yang diteliti. Menjelaskan subjek atau populasi, sampel atau
informasi haruslah dijelaskan secara jelas dan spesifik yang berhubungan dengan
proposal bisa ditentukan secara umum atau secara garis besar saja, namun secara
30
Subjek dalam penelitian ini adalah Nenek Asmaraniselaku orang tua yang
Data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian, untuk diolah
melalui serangkaian kegiatan seperti : (1) Observasi, (2) wawancara, dan (3)
penyebaran kuesioner.
Pada jenis data ini penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
Karakter Yang Terkandung Dalam Lirik Nyanyian Batimang Desa Batu Sanggan
Menurut Iskandar (2008: 77) data sekunder yaitu data yang diperoleh
masalah penelitian.
31
Data sekunder diperoleh dari buku-buku serta jurnal yang dijadikan
sebagai referensi dalam penelitian ini yaitu: (1) Metodologi Penelian Pendidikan
dan Sosial, (2) Metode Penelitian Kualitatif, (3) Metode Penelitian Kuantitatif,(4)
Pembelajaran Nilai Karakter (5) Kajian Relevansi dari skripsi yang mendukung
penelitian ini terlaksana secara objektif dan tepat mengenai sasaran, untuk itu
3.5.1 Observasi
objek dimana peneliti berinteraksi secara penuh dalam situasi sosial dengan
melibatkan peneliti secara langsung pada sesuatu yang ditelitinya dan peneliti
32
wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian yang
terbatas. Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross ceks, seorang
situasi dan kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap
mewakili informasi atau data yang dibutuhkan untuk menjawab focus penelitian.
responden berpedoman dengan pertanyaan yang disusun secara terarah. Apa yang
informasi serta keterangan yang sangat jelas bagi penulis agar dapat mengetahui
tentang Batimang.
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung berupa data visual dan
audio visual.
33
atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang
kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan.
Pada saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan, maka penulis
maka analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian
dilakukan dengan mengacu pada rujukan teoritis yang berhubungan atau berkaitan
1. Reduksi Data
penelitian untuk disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang
diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab masalah yang diteliti. Dan yang
34
menerima masukan, dalam artian penarikan kesimpulan sementara masih dapat
35