Anda di halaman 1dari 20

KOROSI

KOROSI MIKROBIOLOGI

PENGERTIAN PENANGGULANG-
TEMPAT AN
JENIS- JENIS MEKANISME YANG
MIKROBIOLOGI FAKTOR
DAPAT
PENYEBAB YANG
TERSERANG
KOROSI MEMPENGARUHI
Pengertian korosi atau Adalah kerusakan atau degradasi
perkaratan logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki.

Contoh korosi Yang paling lazim adalah korosi pada


baja karbon. Pada peristiwa korosi
ini logam akan mengalami suatu
reaksi oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami suatu reaksi
reduksi.
Pengertian korosi Merupakan korosi yang disebabkan oleh
mikrobiologi mikroorganisme, khususnya oleh bakteri,
yang disebut juga dengan MIC
(Microbiologically Influenced Corrosion).

• Korosi jenis ini cukup berbahaya karena dapat terjadi pada kondisi range
pH disekitar pH netral, yaitu antara pH 4 sampai 9 dengan suhu
lingkungan berkisar antara 10° C hingga 50°C.
• Awal kemunculan dari MIC sering kali tidak terduga, korosi berat dari
sejumlah logam terjadi pada temperatur lingkungan normal atau
larutan encer dimana laju korosi biasanya rendah.
• Ciri khas terjadinya MIC adalah adanya endapan yang berlebihan atau
terjadi penebalan lapisan (gumpalan) disekitar MIC.
Mikroorganisme dikategorikan berdasarkan kadar oksigen yaitu :

Jenis anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak


adanya oksigen.

Jenis Aerob, berkembang biak pada kondisi kaya


oksigen.

Jenis anaerob fakultatif, berkembang biak pada dua


kondisi.

Mikroaerofil, berkembang biak menggunakan sedikit


oksigen.
Tabel 1. Bakteri Aerobik Penyebab Korosi
Range
Range Logam yang Dapat
Genus atau Spesies Suhu Aksi Korosif
pH Terkorosi
°C
Mengoksidasi sulfur
Thiobacillus Besi dan baja, paduan
0.5-8 10-40 dan sulfida menjadi
thiooxidans tembaga
H2SO4,
Thiobacillus Mengoksidasi Fe2+
1-7 10-40 Besi dan baja
ferrooxidans menjadi Fe3+
Mengoksidasi Fe2+ dan
Besi dan baja,
Gallionella 7-10 20-40 Mn2+ menjadi Fe3+ dan
stainless steel
Mn3+
Mengoksidasi Fe2+ dan
Besi dan baja,
Sphaerotilus 7-10 20-40 Mn2+ menjadi Fe3+ dan
stainless steel
Mn3+
Besi dan baja, Mereduksi Fe3+ menjadi
Pseudonomas 4-9 20-40
stainless steel Fe2+
P. aeruginosa 4-8 20-40 Paduan aluminium ...
Tabel 2. Bakteri Anaerobik Penyabab Korosi
Range
Range Logam yang Dapat Tindakan
Genus atau Spesies Suhu
pH Terkorosi Korosif
°C

Memanfaatkan
Besi dan baja, stainless hidrogen dalam
Desulfovibrio
4-8 10-40 steel, aluminium seng, mereduksi SO42-
desulfuricans
paduan tembaga menjadi S2- dan
H2S

10-40 Mereduksi SO42-


Desulfotomaculum Besi dan baja, stainless
6-8 dan 45- menjadi S2- dan
nigrificans steel
75 H2S
Mereduksi SO42-
Desulfomonas ... 10-40 Besi dan baja menjadi S2- dan
H2S
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan
dari bakteri. Jenis- jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat 2. Bakteri oksidasi 3. Bakteri besi mangan


Bakteri ini merupakan sulfur-sulfida oksida
bakteri jenis anaerob
membutuhkan lingkungan Bakteri jenis ini Bakteri memperoleh
bebas oksigen atau merupakan bakteri aerob energi dari oksidasi Fe2+
lingkungan reduksi, bakteri yang mendapatkan atau Fe3+ dimana deposit
ini bersirkulasi di dalam air energi dari oksidasi sulfit berhubungan dengan
aerasi termasuk larutan atau sulfur. Bebarapa bakteri korosi. Bakteri ini
klorin dan oksidiser lainnya, tipe bakteri aerob dapat hampir selalu ditemukan
hingga mencapai kondisi teroksidasi sulfur menjadi di Tubercle (gundukan
ideal untuk mendukung asam sulfurik dan nilai pH Hemispherikal berlainan )
metabolisme. Bakteri ini menjadi 1. Bakteri di atas lubang pit pada
tumbuh pada oksigen Thiobaccilus umumnya permukaan baja.
rendah. Bakteri ini tumbuh ditemukan di deposit Umumnya oksidaser besi
pada daerah- daerah mineral dan ditemukan di lingkungan
kanal, pelabuhan, daerah menyebabkan drainase dengan filamen yang
air tenang tergantung tambang menjadi asam. panjang.
pada lingkungannya.
Mekanisme terjadinya korosi oleh adanya bakteri pertama kali di tulis oleh
Kurhdan Vlugt. Ada 4 (empat) hipotesa mengenai mekanisme korosi oleh bakteri:

• Mikroba dapat mengeluarkan inhibitor mineral dari media fosfat dan nitrat. Fosfat dan
Nitrat mempunyai sifat inhibitor pada aluminium tapi digunakan dalam metabolisme
bakteri. Media yang tertinggal jadi korosi, juga dengan adanya sumber protein dapat
menetralkan pengaruh dari inhibitor.

• Mikrobia dapat merubah hidrokarbonn menjadi produk yang cukup korosif dan
walaupun telah diuraikan masih tetap dapat menyerang alumunium.

• Akibat hidupnya mikrobia dapat menimbulkan sel konsentrasi oksigen hingga akan
timbul elemen galvanik, dimana akan menimbulkan korosi sumur. Dalam sumur tadi di
dapat bakteri Desulfovibrio desulfuricans dan akan menghasilkan senyawa sulfida. Tipe
korosi ini analog dengan dengan korosi besi sampai terbentuk besi sulfida.

• Mikrobia akan mengambil sumber elektron dari logam. Untuk hidupnya


mikroorganisme melakukan metabolisme secara langsung atau secara tidak langsung
dengan logam sehingga reaksi akan menimbulkan korosi. Atau dapat pula hasil
reaksinya membuat lingkungan yang korosif. Contoh mikroba reduktor sulfat anaerobik
adalah Desulfovibrio desulforicans.
Mekanisme korosi oleh bakteri dapat dikelompokkan dalam proses-proses berikut :

o Memproduksi sel aerasi diferensial.


o Memproduksi metabolit korosif.

Mekanisme korosi oleh SRB dikemukakan oleh banyak ahli antara lain
oleh Kuhr dan Vlugt. Kuhr dan Vlught menyebutkan bahwa korosi oleh
SRB dalam lingkungan anaerob dan netral, reaksi katodiknya tidak
mungkin berupa reduksi O2 ataupun reduksi H+. Namun serangan korosi
yang terjadi bisa sangat parah, berarti ada reaksi katodik lain yang
berlangsung, yang melibatkan SRB.
Masalah biokorosi di dalam suatu sistem lingkungan mempunyai beberapa
variabel-variabel yaitu :
 Temperatur, umumnya kenaikan suhu dapat meningkatkan laju korosi
tergantung karakteristik mikroorganisme yang mempunyai suhu
optimum untuk tumbuh yang berlainan.
 Kecepatan alir, jika kecepatan alir biofilm rendah akan mudah terganggu
sedangkan kecepatan alir tinggi menyebabkan lapisan lebih tipis dan
padat.
 pH, umumnya pH bulk air dapat mempengaruhi metabolisme
mikroorganisme.
 Kadar Oksigen, banyak bakteri membutuhkan O2 untuk tumbuh, namun
pada Organisme fakultatif jika O2 berkurang maka dengan cepat bakteri
ini mengubah metabolismenya menjadi bakteri anaerob.
 Kebersihan, dimaksud air yang kadar endapan padatan rendah, padatan
ini menciptakan keadaan di permukaan untuk tumbuhnya aktifitas
mikroba.
Korosi mikrobiologi berbahaya karena dapat terjadi pada
rentang pH asam, basa, bahkan netral. Korosi tersebut dapat
terjadi dimana saja dengan kondisi lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan mikroba penyebab korosi,
termasuk pada berbagai jenis industri. Korosi yang terjadi
pada peralatan industri perlu dihindari karena dapat
mempengaruhi kualitas proses dan dapat menyebabkan
kegagalan proses. Berikut adalah tempat-tempat yang
biasanya dapat terjadi korosi mikrobiologi pada beberapa
jenis industri.
Tabel 3. Industri yang Berpotensi Adanya Korosi Mikrobiologi
Jenis Industri Lingkup Permasalahan
Tangki stainless steel, jalur pipa dan
Industri proses – kimia sambungan, daerah las-an setelah
menjalani hydrotest
Tangki dan perpiapaan baja karbon dan
Pembagkit nuklir stainless steel, pipa dan tabung air
pendingin
Industri minyak dan gas onshore
Sistem handling minyak dan gas
dan offshore
Industri dengan jalur pipa bawah Tanah dekat dengan bahan organik
tanah yang membusuk
Industri water treatment Heat exchanger dan perpipaan
Industri pemeliharaan jalan raya Pipa gorong-gorong
Industri aviasi Tangki penyimpanan bahan bakar
Pencegahan MIC dapat dilakukan dengan cara
melakukan pembersihan permukaan secara mekanis berkala
dan perawatan dengan biocides untuk mengontrol populasi
bakteri. Selain itu, selama penyimpanan atau setelah
dilakukannya hydrotest, air tidak boleh dipertahankan
sampai beberapa hari. Untuk menghindari kemungkinan
terjadinya MIC, pengurasan total dan pengelapan hingga
kering perlu dilakukan.
Pengendalian korosi biasanya merupakan serangkaian
pekerjaan yang terpadu, antara lain:
 Perancangan geometris alat atau benda kerja.
 Pemilihan bahan yang sesuai dengan lingkungan.
 Pelapisan dengan bahan lain lain untuk mengisolasi bahan
dari lingkungan, atau coating.
 Pemberian bahan kimia pada media mengalir yang dapat
menghambat korosi, atau Inhibisi.
 Proteksi katodik yaitu memasok arus negatif ke badan benda
kerja agar terhindar dari reaksi oksidasi oleh lingkungan.
 Inspeksi rutin terhadap kinerja semua upaya proteksi yang
dilakukan
 Pemeliharaan kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai