Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGELOLAAN DESTINASI PARIWISATA

NAMA : SOVIA DIWENG

NIM : 21101057

PRODI : S1 PARIWISATA

KELAS : 6C

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA MATARAM TAHUN AJARAN 2024/2025


Pengertian Attraction

Atraksi wisata / data tarik Adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan dapat membuat
wisatawan terkesan yang berupa rasa puas, rasa nyaman, dan rasa nikmat pada wisatawan
yang melihatnya atau melaksanakannya. Dalam hal ini dapat berupa daya tarik alam, budaya,
dan daya tarik buatan manusia.

Jenis-jenis Daya Tarik Wisata

a. Wisata Alam Antara lain; pegunungan, pantai, hutan, sungai, bebatuan dll

b. Wisata Budaya Seperti; adat istiadat, upacara keagamaan, tata hidup masyarakat,
peninggalan sejarah, hasil seni dan juga kerajinan masyarakat di daerah tersebut.

c. Wisata Buatan Seperti; fasilitas rekreasi dan hiburan atau taman bermain, fasilitas
peristirahatan terpadu, serta fasilitas rekreasi dan olahraga.

Daya Tarik Wisata Budaya Taman Narmada

Taman Narmada terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat
atau sekitar 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Indonesia. Taman yang luasnya sekitar 2 ha(hektar are) ini dibangun pada tahun 1727 oleh Raja
Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, sebagai tempat upacara Pakelem yang
diselenggarakan setiap purnama kelima tahun śaka (Oktober-November). Selain tempat
upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat
musim kemarau.

Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India.
Bagi umat Hindu, air merupakan suatu unsur suci yang memberi kehidupan kepada semua
makhluk di dunia ini. Air yang memancar dari dalam tanah(mata air) diasosiasikan dengan tirta
amerta(air keabadian) yang memancar dari Kensi Sweta Kamandalu. Dahulu kemungkinan
nama Narmada digunakan untuk menamai nama mata air yang membentuk beberapa kolam
dan sebuah sungai di tempat tersebut. Lama-kelamaan digunakan untuk menyebut pura dan
keseluruhan kompleks Taman Narmada.

Taman Narmada yang sekarang ini adalah hasil pembangunan dan serangkaian
perbaikan/pemugaran yang berlangsung dari waktu ke waktu. Sewaktu para petugas dari
Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala bersama dengan
para petugas Kantor Wilayah Depdikbud Nusa Tenggara Barat meneliti dan mengumpulkan
data sebagai langkah awal pemugaran, mereka berpendapat bahwa pemugaran secara
menyeluruh tidak mungkin dilakukan. Banyak bagian yang telah rusak terutama tebing-tebing
kolam, taman, pagar maupun bangunan. Pada tahun 1980 sampai 1988 rekonstruksi Taman
Narmada dapat diselesaikan. Setelah direkonstruksi oleh pemerintah melalui Ditjen
Kebudayaan, Direktorat Perlindungan dan pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Taman Narmada dijadikan sebagai kompleks
bangunan cagar budaya dengan daftar induk inventarisasi peninggalan sejarah dan purbapakala
pusat nomor 1839. Dengan demikian, sesuai dengan peraturan yang berlaku kelestarian Taman
Narmada dilindungi oleh pemerintah.

Kompleks Taman Narmada yang ada di Lombok itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu gerbang utama, jabalkap, telaga kembar, gapura gelang/paduraksa, mukedes, telaga
padmawangi, balai loji, balai terang, patandaan, bangunan sekepat, balai bancingah, Pura
Kelasa dan Pura Lingsar. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian dari Taman Narmada dari
gerbang utama. Gerbang utama yang berbentuk gapura bentar dan berada di sebelah utara.
Setelah gerbang utama kita akan memasuki halaman jabalkap, yang di dalamnya terdapat
telaga kembar. Di bagian selatan jabalkap terdapat sebuah gapura yang bernama Gapura
Gelang atau Paduraksa yang menghubungkan antara halaman jabalkap dengan halaman
mukedes. Pada halaman mukedes terdapat beberapa buah bangunan, antara lain Sanggah
Pura, Balai Pamerajan dan Balai Loji(salah satu di antara bangunan kediaman raja). Di sebelah
tenggara halaman mukedes terdapat gapura yang menuju ke halaman pasarean. Di halaman
paseran ini terdapat juga Balai Loji, Telaga Padmawangi, Pawedayan, pawargan, Balai Terang.
Balai Terang adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat istirahat/tidur raja,
berbentuk panggung yang seluruhnya terbuat dari kayu. Bagian atas bangunan yang terbuka
dipergunakan untuk menikmati pemandangan ke arah Meru pura di sebelah timurnya. Pintu
dan jendela Balai Terang ini bermotif bulan tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Di sebelah timur
halaman pasarean terdapat Pura Kelasa atau Pura Narmada. Bentuk arsitekturnya menyerupai
punden berundak. Bagian yang paling suci terdapat di halaman tengah pada undak yang paling
atas (pura di Bali umumnya halaman paling suci adalah yang paling belakang). Pura ini
tergolong pura jagat atau pura umum bagi semua penganut Hindu Dharma dan merupakan
salah satu di antara delapan pura tua di Pulau Lombok. Pura Narmada terletak di atas tebing
berundak-undak, sedang di bawah lembah tebing terdapat kolam duyung dan telaga segara
anak. Sebelah selatan halaman pasarean terdapat halaman patandaan. Pada halaman
patandaan ini terdapat dua bangunan sakapat yaitu sejenis wantilan atau panggung terbuka
bertiang empat. Pada halaman inilah sering diselenggarakan berbagai pertunjukan. Sedangkan
di sebelah selatan Patandaan terdapat halaman bancingah. Yang tertinggal di halaman ini
sekarang hanyalah tembok keliling halaman dengan dua gapura bentar. Unsur-unsur bangunan
yang lain sebenarnya masih banyak, antara lain pancuran sembilan (siwak) yang letaknya di atas
Segara Anak. Bentuk bangunannya dorogancet dengan dua bagian terpisah menyerupai
bangunan tradisional di Jawa Tengah. Bangunan ini termasuk bangunan sakral baik bagi
penganut Hindu Dharma maupun penganut Waktu Tilu. Selain itu, ada pula Balai Petirtaan yang
sumber mata airnya berasal dari Gunung Rinjani. Balai Petirtaan juga merupakan tempat
pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada. Karena mata airnya berasal
dari Gunung Rinjai dan tempat pertemuan tiga sumber mata air lainnya, maka air yang ada di
Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya
dengan air di situ akan awet muda.

Bangunan-bangunan lain di kompleks Taman Narmada dalam wujud pertamanan sudah sulit
ditelusuri keasliannya. Menurut peta tahun 1899 taman di kompleks Taman Narmada di
antaranya adalah: Taman Bidadari, Taman Anyar, Taman Paresak, dan Taman Kelasa. Taman
Anyar dan Taman Kelasa saat ini telah menjadi perkampungan penduduk. Sedangkan Taman
Paresak saat ini telah menjadi kebun buah-buahan dengan tanaman utamanya ialah buah
manggis

Keunggulan dan Kelebihan Taman Narmada

Taman Narmada yang berada di tengah kota ini, lokasinya sangat mudah dijangkau dan
relatif berbiaya murah meriah. Sekali masuk, pengunjung hanya mambayar tiket Rp 5.000 untuk
dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Biaya rekreasi yang sangat terjangkau dan lokasinya di
tengah kota ini, membuat Taman Narmada menjadi tempat berwisata yang menyenangkan.
Murah meriah dan sangat terjangkau.

Pengunjung dapat menikmati kenyamanan taman ini dengan leluasa. Hanya ketika akan
berenang di kolam renang alami, mesti membayar tiket masuk lagi Rp 5.000. Cukup murah.
Dalam lokasi ini juga terdapat taman dan air awet muda. Inilah salah satu ciri khas Taman
Narmada. Para pengunjung biasanya mencuci muka dan minum air awet muda yang dipercaya
dapat membuat awet muda.

Di Taman Narmada, pengunjung tidak usah repot membawa makanan dari rumah, karena
warung-warung tradisional tertata rapi di dalam areal taman. Disana dijual makanan khas
Lombok, seperti pelecing dan sate bulayak. Di samping itu, di pintu keluar taman, para penjual
kaos khas Lombok terutama dengan disain khas Taman Narmada juga bisa menjadi salah satu
pilihan oleh-oleh selain kerajinan khas Lombok lainnya.

Anda mungkin juga menyukai