Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Provinsi Sumatera Utara terletak di pulau sumatera dengan Ibu Kotanya Medan,
dan memiliki luas wilayah mencapai 71.680 km, berbatasan dengan Aceh serta sumareta
Barat dan Riau selatan. Penduduk sumatera utara sangat beragam etisnya, salah satunya
adalah suku batak yang terbagi lagi atas lima golongan dan mereka umumnya menetap
disekitar Danau Toba, termasuk Parapat dan Pulau Samosir. Parapat adalah kota kcil yang
terletak ditepi atau pinggiran Danau Toba. Di tengah-tengah Danau Toba terdapat Pulau
Samosir dan di Pulau Samosir ada Desa Tomok.
Tomok merupakan salah satu perkampungan yang cukup tua yang ada di Pulau
Samosir. Tomok yang terletak disisi Timur pulau Samosir selain dikenal Samosir Entry
point Via Parapat juga dikenal dengan objek wisatanay local mauun domestic. Hal ini
terbukti dengan situs warisan kuno yang menarik sepanjang jalan Tiga Raja
(Pelabuhan)menuju jalur Trans Samosir arah utara (Ambarita).
Sedangkan Parapat merupakan salah satu kota Pelabuhan utama di Samosir sebagai
tempat kedatangan Feri, baik Feri penumpang maupun Feri kendaraan seperti KMP.
Pada masyarakat suku batak siklus kehidupan seseorang dan lahir kemudian
dewasa, berketurunan sampai maninggal, melalui beberapa masa dan peristiwa yagn
dianggap penting. Karenanya pada saat-saat peristiwa penting agama. Uapacara-upacara
tersebut antara lain upacara turun mandi, pembarian nama, potong rambut dan sebagainya
pada masa anak-anak, upacara mengsah gigi, uapcara perkawinan, upacara kematian dan
lain-lain.
Meskipun kini sebagian besar penduduk sudah memeluk agama Islam dan Keisten,
tetapi kepercayaan lama yang bersifat animisme atau pelbegu, masihterlihat dalam
upacara-upacara yang dilakukan, misalnya upacara memenggil roh leluhur kerumah
keluarga yang masih hidup dengan perantaraan sibasa atau dukun wanita. Sibasa nanti
akan kemasukan roh.sehingga setiap upacaranya dianggap arwah leluhur yang meninggal.
Daerah batak toba upacara ini disebut Sigale-gale.
Karena peninggalan sejarah dan kebudayaan yang telah ada mempunyai nilai-nilai
yang tinggi baik nilai instrinsik maupun nilai ekstrinsik. Para pelajar yang berada pada
jenjang pendidikan merupakan harapan bangsa, diman sangat dibutuhkan elajaran yagn
kreatif yaitu salah satunya dengan menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah dan
kebudayaan yang telah ada. Banyak sekali sejarah dan budaya yang perlu kita ketahui
mengenai perapat dan sekitarnya, yagn lebih jelasnya akan di bahas pada Bab II yaitu isi
pembahasan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada subbab sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah asal-usul suku batak?


2. Bagaimanakah sejarah unsur budaya suku batak?
3. Bagaimanakah kota parapat?
4. Bagaimanakah legenda batu gantung?
5. Bagaimanakah asal-usul danau toba dan pulau samosir?
6. Bagaimanakah kampung tomok?
7. Bagaimanakah makam Raja Sidabutar?
8. Bagaimanakah sejarah Tor-tor Sigale-gale?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut.

1. Menjelaskan tentang asal-usul suku batak.


2. Menjelaskan tentang sejarah unsur budaya suku batak.
3. Menjelaskan tentang kota parapat.
4. Menjelaskan tentang legenda batu gantung.
5. Menjelaskan tentang asal-usul danau toba pulau samosir.
6. Menjelaskan tentang kampung tomok.
7. Menjelaskan tentang makam Raja Sidabutar.
8. Menjelaskan tentang sejarah Tor-tor Sigale-gale.

1.4. Manfaat Penulisan


Dalam manfaat dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut.

1. Mengetahui sejarah dan budaya daerah tanah batak.


2. Mengeahui daerah parapat, tomok dan sekitarnya.
3. Dapat menambah pengetahuan.
4. Dapat lebih mengerti tentang peninggalan sejarah yang ada disana.
5. Dapat menumpuk rasa cinta terhadap tanah air dengan adanya peninggalan sejarah
yang melimpah.
6. Dapat memenuhi atau mengisi nilai pada pelajaran bahasa indonesia.

2
BAB II
ISI PEMBAHASAN

2.1. Asal-Usul Suku Batak

Ada banyak versi yang


berkembang di masyarakat tentang asal
usul Suku Batak itu sendiri. Salah satu
hal yang menyebabkan hal ini adalah
kurangnya informasi sejarah yang dapat
diteliti dikarenakan banyak dari benda
benda sejarah suku Batak hilang pada
saat penjajahan Belanda dan Perang
melawan Padri (atau lebih dikenal
dengan tingki ni par padiri ). Dalam
artikel ini penulis mencoba mengambil
jalur historis dimana disebutkan bahwa
asal usul Bangsa Batak adalah dari
daerah Asia.
Suku Bangsa Batak semula adalah satu dari Suku Melayu Pegunungan (orang
pendalaman yang tinggal dan terisolir di pegunungan) di pegunungan perbatasan Burma /
Siam (Thailand). Disana suku Bangsa Batak tinggal dengan suku suku Bangsa Suku
Melayu Pegunungan lainnya seperti Suku Bangsa Karen, Igorot, Toraja, Bontok, Ranau,
Meo, Tayal, Waco. Suku bangsa ini selama ribuan tahun terpisah dari pengaruh dunia luar
( splendid isolation), mereka seluruhnya adalah orang orang pegunungan yang
cenderung mengurung diri di pegunungan dan menolak segala hubungan dengan dunia
luar terutama orang orang pesisir ( Suku Melayu Pesisir).
Pada + 3000 SM Bangsa Mongol melakukan pelebaran wilayah kekuasaan mereka
ke arah Selatan, sepanjang Sungai Irwandi, Salween, serta Mekong. Situasi ini mendesak
orang orang yang bukan hanya dari kalangan Suku Melayu Pesisir (orang pesisir) tetapi
juga Suku Palae Mongoloid (nenek moyang orang orang Siam, Kamboja, Laos, Viet, dan
Dayak. Akibat expansi ini, suku Siam mulai mendapat terpengaruh agama Budha. Berbeda
dengan Suku Dayak yang terlanjur jauh berpindah ke pendalaman hutan Kalimantan.
Desakan yang dilakukan suku Mongol terhadap Palae Mongoloid memaksa Palae
Mongoloid mendesak pula ke atas naik ke pegunungan meninggalkan daerah pesisir, ke
wilayah Suku Melayu Pegunungan. Inilah yang disebut dengan desakan secara
Transcendental . Akibat desakan ini, kalangan Suku Melayu Pegunungan sebagian besar
terdesak hingga ke tepi laut di Teluk Martaban dan berlahan lahan terkena pengaruh
budaya Hindu dimana dapat dipahami banyak istilah istilah Hindu yang mereka adopsi

3
masuk ke dalam bahasa bahasa Suku Melayu Pegunungan antara lain ke dalam Bahasa
Batak. Istilah istilah seperti ; Debata, Singa, Surgo, Batara, Mangaraja dan lain lain.
Masyarakat Suku Melayu Pegunungan yang aslinya adalah orang orang
pegunungan tentu tidak merasa nyaman berada di daerah pinggiran mengingat banyaknya
ancaman dari pengaruh luar yang bisa datang mempengaruhi. Sangat jauh berbeda dari
kebiasaan mereka yang suka menutup diri di pegunungan dari pengaruh luar. Akhirnya
kelompok ini terpecah. Suku Bangsa Bontok, Igorot dan suku Suku Melayu Pegunungan
lain yang kecil sangat banyak pergi ke daerah Filiphina dan membentuk kelompok baru
(seperti Bangsa Tagalog) dan hingga kini masih berada disana dan menolak masuknya
agama luar.
Suku Bangsa Tayal pergi ke puncak puncak gunung gunung di Taiwan
(Formosa). Sejak 3.000 tahun hingga sekarang tidak terpengaruh oleh perebutan tanah di
daerah pesisir dan tanah datar Taiwan oleh bangsa bangsa dari Tiongkok, Belanda dan
Jepang. Namun setelah Perang Dunia kedua, mereka dikristenkan oleh pendeta dari
Kanada yang datang membawa modern medical science .
Suku Bangsa Toraja mendarat di Sulawesi. Dan disana mereka berbaur dengan
suku suku bangsa Bugis dan Makasar hingga sekarang. Agama islam sendiri sudah ada
disini sejak 400 tahun sebelumnya namun suku bangsa Toraja dengan gigih menolak
pengaruh islam. Pada abad ke-20 Agama Kristen masuk ke Toraja oleh Pendeta pendeta
yang datang dari Belanda membawa modern medical science . Lain pula dengan Suku
Bangsa Karen yang tetap bertahan di Pegunungan Burma. Hingga sekarang kabarnya
masih sering bersengketa dengan suku bangsa lainnya yang sudah membentuk Republik
Burma. Suku Bangsa Karen tetap menolak agama Budha yang menjadi agama mayoritas
di Burma yang kemudian pada abad ke-19 di Kristenkan oleh Pendeta Pendeta Inggris.
Suku bangsa Ranau mendarat di Sumatera Selatan dan mengurung diri dari
pengaruh luar di sekitar Danau Ranau selama kurang lebih 2500 tahun. Lepas dari segala
pengaruh Kerajaan Sriwijaya, Darmasraya dan kerajaan- kerajaan lain yang silih berganti
muncul dan lenyap di Sumatera Selatan. Banyak dari suku Ranau dibunuh oleh
Kesultanan Banten yang membutuhkan sekitar Danau Ranau untuk penanaman merica
untuk di ekspor.
Suku Bangsa Meo juga sama seperti Suku Karen yang memilih bertahan di
pegunungan. Mereka terdesak ke seberang lautan dan secara tak terduga menjadi terkenal
disana oleh bisnis candu yang memang tumbuh subur di daerah itu. Candu ini kemudian
dijual ke hampir seluruh penjuru dunia. Namun tetap terisolir dari pengaruh modernisasi.
Sementara untuk suku Wajo mereka memilih lautan. Mereka menetap disana dan menjadi
Sea-Nomads. Orang orang Wajo tersebar di lautan mulai dari Lingga Archipelago
sampai ke Filiphina.
Suku Bangsa Batak mendarat di Pantai Barat Pulau Andalas. Disana suku Batak
sudah segera terpecah menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Kelompok Pertama Melanjutkan pelayaran dan mendarat di Simalur, Nias, Batu,


Mentawai, Siberut dan lain lain hingga ke Enggano.
2. Kelompok Kedua mendarat di Muara Sungai Simpang (Singkil Sekarang) Masuk
ke pendalaman dan menetap di Kutacane. Dari sana mereka menduduki seluruh

4
pendalaman Aceh. Inilah yang kemudian menjadi Suku Batak Gayo dan Batak
Alas. Walau berada di wilayah Aceh namun kelompok ini tidak pernah
terpengaruh oleh Aceh. Tulisan dan Bahasa tetaplah Batak.
3. Kelompok Ketiga mendarat di Muara Sungai Sorkam (antara Barus dan Sibolga).
Masuk ke pendalaman mencari daerah yang terisolir dan bermukim di kaki gunung
Pusuk Buhit. Inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal orang Batak sekarang.

Suku Batak di Tanah Batak mendirikan permukiman yang pertama di tepi Danau
Toba di kaki Gunung Pusuk Buhit yang bernama Sianjur Sagala Limbong Mulana .
Tempat ini sangat terjamin dimana jika dilihat dari segi geografisnya sendiri, permukiman
ini berada di ketinggian 900 meter berada jauh dari pinggir danau Toba dan memiliki
sumber air untuk irigasi yang sangat banyak.

2.2. Unsur Budaya Batak


Adapun unsur-unsur budaya batak adalah sebagai berikut:

A. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa
logat, ialah:

1. Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo;


2. Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak;
3. Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun;
4. Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok
tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal
itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama
mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan
satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada
persetujuan pesertanya.

C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang
dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak
(tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-
sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit
(sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak),
podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan
kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

D. Organisasi Sosial

5
Adapun organisasi sosial suku batak adalah sebagai berikut:

1. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang
berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari
marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari
suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara
tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas
penduduk Batak beragama Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita
yang sudah menikah.

2. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang
disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga
dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok
pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu
misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam
dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar
sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama
marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya.
Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu :

a) perbedaan tigkat umur,


b) perbedaan pangkat dan jabatan,
c) perbedaan sifat keaslian dan
d) status kawin.

E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan
didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi
tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan.
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau,
sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk
disekitar danau Toba. Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan,
ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.

F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan .
Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara.
Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih
mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi
bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan
bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan
kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan
maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus.
Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu :

6
Tondi: jiwa atau roh;
Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang;
Begu : Tondinya orang yang sudah mati.
Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.

G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat
hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak
adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan
rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan
upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek
moyang.

Tarian adat: gerakan tangan Ukiran: corak hitam, merah dan putih

2.3. Kota Parapat

Parapat (disebut pula Prapat ),


adalah sebuah kelurahan di kecamatan
Girsang Sipangan Bolon , Kabupaten
Simalungun , Sumatera Utara . Di
kelurahan ini merupakan salah satu akses
menuju ke Danau Toba berjarak sekitar 48
km dari Kota Pematangsiantar. Parapat
menjadi salah satu titik persinggahan
penting dari Jalan Raya Lintas Sumatera bagian barat yang menghubungkan Medan
dengan Padang.

7
Dari Parapat sendiri ada pelabuhan feri yang melayani perhubungan air ke Pulau
Samosir tepatnya ke pelabuhan Ajibata. Bila tidak melalui Parapat, maka untuk mencapai
Pulau Samosir lewat perhubungan darat seseorang harus mengitari tepian Danau Toba
sampai ke Pangururan karena di sanalah Pulau Samosir berhubungan dengan daratan
Pulau Sumatera.
Parapat sangat terkenal dengan keindahan danau tobanya. Kota ini menjadi objek
wisata terkenal di Sumatera Utara . Bahkan, di era 1990-an, tepatnya sebelum tahun 1997,
kota ini menjadi destinasi favorit para turis-turis luar negeri, terutama berasal dari
Belanda, Malaysia, Singapura , Jerman , Jepang, Korea, bahkan ada juga yang berasal dari
Amerika.

2.4. Legenda Batu Gantung

Pada jaman dahulu kala di sebuah desa


kecil di tepi Danau Toba hiduplah sepasang
suami istri dengan seorang anak perempuannya
yang cantik jelita bernama Seruni. Selain cantik,
Seruni juga tergolong sebagai anak yang rajin
karena selalu membantu kedua orang tuanya
ketika mereka sedang bekerja di ladang yang
hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan
hidup sehari-hari.
Suatu hari, Seruni harus bekerja di ladang
seorang diri karena kedua orang tuanya sedang
ada keperluan di desa tetangga. Ia hanya ditemani
oleh anjing peliharaannya yang diberi nama Si
Toki. Sesampainya di ladang Seruni hanya duduk
termenung sambil memandangi indahnya alam
Danau Toba. Sementara anjingnya, si Toki, ikut
duduk disamping sambil menatap wajah majikannya yang tampak seperti sedang
menghadapi suatu masalah. Sesekali sang anjing menggonggong untuk mengalihkan
perhatian Seruni apabila ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar ladang.
Sebenarnya, beberapa hari terakhir Seruni selalu tampak murung. Hal ini
disebabkan karena sang Ayah akan menjodohkannya dengan seorang pemuda yang masih
tergolong sepupunya sendiri. Padahal, ia telah menjalin hubungan asmara dengan seorang
pemuda di desanya dan telah berjanji pula akan membina rumah tangga. Keadaan ini
membuatnya menjadi bingung, tidak tahu harus berbuat apa, dan mulai berputus asa. Di
satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, namun di sisi lain ia juga tidak
sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya.
Setelah merenung beberapa saat dan tanpa menghasilkan apa-apa, Seruni beranjak
bangkit dari tempat ia duduk. Dengan berderai air mata ia berjalan perlahan ke arah Danau
Toba. Rupanya ia sudah sangat berputus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara
menceburkan diri ke Danau Toba. Sementara si Toki yang juga mengikuti majikannya
menuju tepi danau hanya bisa menggonggong karena tidak tahu apa yang sedang
berkecamuk di dalam benak Seruni.

8
Saat berjalan ke arah tebing di tepi Danau Toba, tiba-tiba ia terperosok ke dalam
sebuah lubang batu besar hingga masuk ke dasarnya. Dan, karena berada di dasar lubang
yang sangat gelap, membuat gadis cantik itu menjadi takut dan berteriak minta tolong
kepada anjing kesayangannya. Namun karena Si Toki hanyalah seekor binatang, maka ia
tidak dapat berbuat apa-apa kecuali terus-menerus menggonggong di sekitar mulut lubang.
Akhirnya gadis itu pun semakin putus asa dan berkata dalam hati, Ah, lebih baik
aku mati saja.
Setelah berkata seperti itu, entah mengapa dinding-dinding lubang tersebut mulai
merapat. Parapat! Parapat batu! seru Seruni agar dinding batu semakin merapat dan
menghimpit tubuhnya.
Melihat kejadian itu Si Toki langsung berlari ke rumah untuk meminta bantuan.
Sesampainya di rumah Si Toki segera menghampiri orang tua Seruni yang kebetulan
sudah berada di rumah. Sambil menggonggong, mencakar-cakar tanah dan mondar-mandir
di sekitar majikannya, Si Toki berusaha memberitahukan bahwa Seruni dalam keadaan
bahaya.
Sadar akan apa yang sedang diisyaratkan oleh si anjing, orang tua Seruni segera
beranjak menuju ladang. Keduanya berlari mengikuti Si Toki hingga sampai ke tepi
lubang tempat anak gadis mereka terperosok. Ketika mendengar jeritan anaknya dari
dalam lubang, sang Ibu segera membuat obor sebagai penerang karena hari telah senja.
Sementara sang Ayah berlari kembali menuju desa untuk meminta bantuan para tetangga.
Tak berapa lama kemudian, sebagian besar tetangga telah berkumpul di rumah
ayah Seruni untuk bersama-sama menuju ke lubang tempat Seruni terperosok. Mereka ada
yang membawa tangga bambu, tambang, dan obor sebagai penerangan.
Sesampainya rombongan di ladang, sambil bercucuran air mata Ibu Seruni berkata
pada suaminya, Pak, lubangnya terlalu dalam dan tidak tembus cahaya. Saya hanya
mendengar sayup-sayup suara anak kita yang berkata: parapat, parapat batu
Tanpa menjawab pertanyaan isterinya, Ayah Seruni segera melonggok ke dalam
lubang dan berteriak, Seruniii! Serunii!
Serunianakku! Kami akan menolongmu! sang Ibu ikut berteriak.
Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni.
Hanya suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu di sekelilingnya untuk
merapat dan menghimpitnya.
Warga yang hadir di tempat itu juga berusaha untuk membantu dengan
mengulurkan seutas tambang hingga ke dasar lubang, namun sama sekali tidak disentuh
atau dipegang oleh Seruni.
Merasa khawatir, sang Ayah memutuskan untuk menyusul putrinya masuk ke
dalam lubang, Bu, pegang obor ini! Saya akan turun menjemput anak kita!

Jangan gegabah, Pak. Lubang ini sangat berbahaya! cegah sang istri.
Benar Pak, lubang ini sangat dalam dan gelap, sahut salah seorang tetangganya.
Setelah ayah Seruni mengurungkan niatnya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan
bumi pun berguncang dahsyat yang membuat lubang secara perlahan merapat dan tertutup
dengan sendirinya. Seruni yang berada di dalam lubang akhirnya terhimpit dan tidak dapat
diselamatkan.
Beberapa saat setelah gempa berhenti, di atas lubang yang telah tertutup itu
muncullah sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah
menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Orang-orang yang melihat kejadian
itu mempercayai bahwa batu itu adalah penjelmaan dari Seruni dan kemudian
menamainya sebagai Batu Gantung.

9
Dan, karena ucapan Seruni yang terakhir didengar oleh warga hanyalah parapat,
parapat, dan parapat, maka daerah di sekitar Batu Gantung kemudian diberi nama
Parapat. Kini Parapat telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi
Sumatera Utara.

2.5. Asal-Usul Danau Toba dan Pulau Samosir

2.5.1. Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah


danau vulkanik dengan ukuran panjang
100 kilometer dan lebar 30 kilometer
yang terletak di Provinsi Sumatera
Utara, Indonesia. Danau ini merupakan
danau terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara. Di tengah danau ini terdapat
sebuah pulau vulkanik bernama Pulau
Samosir. Danau Toba sejak lama
menjadi daerah tujuan wisata penting di
Sumatera Utara selain Bukit Lawang,
Berastagi dan Nias, menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara.
Diperkirakan Danau Toba terjadi
saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun
yang lalu dan merupakan letusan
supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari
Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang
dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km, dengan 800 km batuan ignimbrit dan 2.000
km abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu
vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika
Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di
atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti
kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia
sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta
manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli
masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan
menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang
belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah
ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan
dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan
sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan

10
bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber
letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek
ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang
mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata
hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim
menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung
berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh
dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan
mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang
sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga
3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran
debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa
dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

2.5.2. Pulau Samosir

Pulau Samosir adalah sebuah


pulau vulkanik ditengah Danau Toba
di provinsi Sumatera Utara . Sebuah
pulau dalam pulau dengan ketinggian
1.000 meter di atas permukaan laut
menjadikan pulau ini menjadi sebuah
pulau yang menarik perhatian para
turis. Tuktuk adalah pusat konsentrasi
turis di Pulau samosir. Dari Parapat ,
Tuktuk dapat dihubungkan dengan feri
penyeberangan. Selain perhubungan
air, Pulau Samosir juga dapat dicapai lewat jalan darat melalui Pangururan yang menjadi
tempat di mana Pulau Samosir dan Pulau Sumatera berhubungan. Pulau Samosir sendiri
terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari
bekas Kabupaten Toba-Samosir. Di pulau ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai
daerah wisata yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang mendapat julukan
"danau di atas danau".

2.6. Kampung Tomok

Jika anda sudah sampai di Parapat, sayang sekali jika Anda tidak mengunjungi
Tomok, sebuah desa kecil di pesisir timur Pulau Samosir. Sebagai gerbang timur Pulau
Samosir, banyak atraksi dan keelokan Tomok yang menjadi potensi wisata dan menarik
perhatian wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Banyaknya makam dan benda-benda

11
peninggalan dari zaman megalitikum dan zaman purba menjadikan lokasi ini sebagai salah
satu situs kebudayaan Batak yang sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan.
Jika perjalanan dari Medan menuju Parapat memakan waktu sekitar 4 5 jam,
maka dari Parapat menuju Tomok sendiri akan menempuh waktu kurang lebih 1 jam
untuk menyeberang ke pesisir Pulau Samosir ini. Bila Anda membawa kendaraan roda
empat, Anda bisa menyeberang ke Pulau Samosir menggunakan ferry. Sedangkan yang
berencana berkeliling dengan berjalan kaki atau hendak menyewa motor nantinya, Anda
bisa menumpang kapal dengan cukup membayar Rp 5.000,- saja (2014). Lokasi di mana
Tomok berada sangat mudah dijangkau karena posisinya berada di tepi dermaga. Dari
dermaga ini, Anda cukup berjalan sebentar untuk menemukan Desa Tomok.

Turun dari kapal penumpang dan berhasil menjejakkan kaki di tanah Samosir,
Anda akan memasuki Desa Tomok. Memasuki gerbang Desa Tomok, Anda harus
membayar tiket masuk sebesar beberapa ribu rupiah saja. Tidak perlu merogoh kocek
terlalu dalam. Beberapa langkah dari pintu masuk, sebuah tugu putih berdiri kokoh
menyambut kedatangan para pengunjung. Spot yang bagus untuk mengabadikan
kedatangan Anda di gerbang Pulau Samosir ini. Dibaliknya, terdapat bangunan besar
beratapkan khas rumah Batak Selamat Datang di Tomok.

Bergerak lagi beberapa langkah, Anda


sudah resmi memasuki Desa Tomok. Kios-kios
pedagang aneka cendera mata dan oleh-oleh
dari Tomok siap menyambut Anda. Kios-kios
yang berjajar di kiri kanan jalan ini menjual
aneka macam barang dagangan, mulai dari
pakaian, aksesoris, selendang, tas, dan bahkan
ukir ukiran khas daerah setempat yang bisa
Anda beli dan bawa pulang sebagai buah
tangan. Tips ketika Anda mau berbelanja
cendera mata di sini adalah jangan ragu
menawar. Biasanya, para pedagang akan memberikan tawaran harga yang cukup tinggi.
Kalau Anda pintar bernegosiasi, Anda bisa mendapat harga bahkan sepertiga dari harga
yang ditawarkan.
Ada tiga objek wisata wajib ketika Anda berada di desa Tomok ini, terutama bagi
para wisatawan yang memiliki keterbatasan waktu. Tiga objek wisata ini adalah Museum
Batak, makam Raja Sidabutar, dan rumah adat orang Batak beserta patung Sigale-gale.
Setelah berjalan menyusuri kios-kios pedagang cendera mata tersebut, maka Anda
akan sampai di lokasi di mana terdapat rumah adat orang Batak. Rumah adat ini berbentuk
rumah panggung yang terbuat dari kayu. Bangunannya masih berdiri dengan gagah,
ditopang tonggak-tonggak kayu yang berfungsi sebagai pilar utama. Rumah adat ini
menggunakan sistem pasak, di mana batang-batang kayu dibuat saling mengunci dengan
pasak yang langsung dipahat pada bagian kayu tersebut sehingga bangunan tersebut bisa
berdiri dengan kokoh.
Ada dua macam rumah adat sesuai fungsinya. Rumah adat berukuran besar
bernama Rumah Bolon, merupakan rumah adat khusus para raja beserta keluarganya.
Sedangkan rumah adat berukuran lebih kecil bernama Siamporik, merupakan kediaman
para bangsawan atau orang-orang kaya. Di depan rumah adat Bolon inilah terdapat patung
Sigale-gale. Sigale-gale merupakan nama sebuah boneka kayu yang bisa digerakkan untuk
menari. Jika Anda datang pada saat yang tepat, Anda bisa menonton pertunjukan tari
patung Sigale-gale ini dengan tariff seikhlasnya.

12
Setelah mampir dan melihat-lihat rumah adat Batak beserta patung legendaris
Sigale-gale, Anda bisa mengunjungi makam raja kuno Sidabutar. Ketika memasuki
kompleks makam, terlihat beberapa batu berukirkan kepala manusia. Batu tersebut
merupakan peti atau kubur yang tidak dimasukkan ke dalam tanah, melainkan berada di
permukaan tanah. Di dalam peti tersebut telah dimakamkan raja-raja keturunan Sidabutar.
Di sinilah letak keunikan dari makam tersebut yang menarik untuk diketahui lebih jauh
lagi.
Setelah mengunjungi makam raja kuno Sidabutar, Anda bisa melanjutkan wisata
sejarah dan budaya di Desa Tomok ini dengan menuju ke Museum Batak. Museum ini
dibangun menyerupai rumah adat Batak. Museum ini memiliki sejumlah koleksi
diantaranya adalah beberapa peninggalan seperti senjata, pakaian adat, dan alat rumah
tangga orang Batak kuno. Jika Anda ingin mengabadikan gambar sebagai kenang-
kenangan, Anda diperkenankan memakai pakaian adat Batak yang tersedia. Untuk
mengunjungi museum ini, Anda tidak akan dipungut biaya apa pun.

2.7. Makam Raja Sidabutar


Inilah pintu masuk ke makam orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau
Samosir dan menjadi raja disana, Raja Sidabutar :

Pada bagian kanan kirinya, ada bentukan 2 cecak yang berhadapan dan
ditengahnya ada 4 buah dada wanita:

13
Tapi jangan berpikiran negatif dahulu. Hiasan itu adalah hiasan khas Batak yang
penuh makna.
Buah dada itu adalah lambang dari seorang Ibu, lambang kasih sayang, lambang
kehidupan, sekaligus lambang kesuburan. Untuk itulah orang Batak selalu menjunjung
dan mengikuti apapun kata Ibunya. Karena itulah dulu wanita idaman pria Batak (konon)
berpinggul & buah dada besar. Wanita seperti itu, disebut TOMOK, alias denok, alias
bahenol, alias semok.
Sedangkan cicak adalah simbol Batak. Orang Batak diharapkan bisa seperti Cicak,
mampu hidup di rumah manapun ia berada, mampu menempel, melekat dan merayap.
Dalam keadaan genting tetap mampu menyelamatkan diri dengan mengecoh musuh
memanfaatkan kecerdasannya dan ada dimana-mana.
Untuk memasuki objek wisata sejarah ini, pertama-tama Anda harus mengenakan
ulos. Ulos adalah sebuah kain dengan corak khas etnis Batak. Ya, memakai ulos di
kawasan ini adalah pertanda kesopanan bahwasanya setiap wisatawan yang masuk ke
kawasan ini harus menghormati dan menghargai leluhur etnis Batak. Cara memakainya
adalah dengan menyelempangkannya di bahu secara silang.
Ulos tersebut sudah disediakan oleh keluarga keturunan dari Raja Sidabutar bagi
para wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata sejarah ini, tepat berada di depan
gerbang pintu masuk. Kemudian ulos tersebut harus dikembalikan setelah selesai
berkunjung ke objek wisata sejarah yang terdapat di kawasan ini.
Namun jangan khawatir, untuk memasuki kawasan objek wisata sejarah di Tomok
ini sama sekali tidak dikenakan retribusi ataupun biaya untuk kain ulos, sebab pihak
pengelola sudah membuka objek wisata sejarah ini secara gratis untuk para wisatawan.
Sekilas cara seperti ini hampir sama ketika masuk Candi Borobudur di Magelang, dimana
wisatawan wajib menggunakan sarung batik yang telah di sediakan oleh pihak pengelola.

Dan, inilah makam Raja Sidabutar itu:

Diantara makam-makam yang terdapat di Pulau Samosir, ada sebuah makam yang
cukup populer karena merupakan makam dari seorang tokoh masyarakat Batak yang
pernah berkuasa di sekitar Pulau Samosir, tepatnya di daerah Tomok. Makam tersebut
adalah Makam Raja Sidabutar, yang kini telah dijadikan objek wisata sejarah di Tano
Batak oleh Dinas Pariwisata.

14
Menurut catatan sejarah, Raja Sidabutar adalah orang pertama yang bermukim di
Tomok dari Gunung Pusuk Buhit, yang dikenal oleh masyarakat sebagai daerah asalnya
nenek moyang etnis Batak. Raja Sidabutar mulai membangun pemukiman di daerah ini
sekitar ratusan tahun yang lalu dan seiring dengan berjalannya waktu pemukiman di
daerah Tomok ini pun semakin luas dengan perkembangan generasi-generasinya.
Menurut informasi, dahulunya Raja Sidabutar juga merupakan seorang penguasa
di daerah Tomok, namun daerah kekuasaannya tidaklah sebesar Raja-Raja di daerah
lainnya. Sebab dalam adat Batak, kekuasaan seseorang yang bergelar Raja diibaratkan
seperti seorang kepala desa ataupun seorang pemuka adat yang cukup terpandang,
sehingga Raja Sidabutar tidak mempunyai kekuasaan yang absolut seperti raja-raja pada
umumnya.
Kini, daerah Tomok sendiri masih dipadati oleh pemukiman masyarakat beretnis
Batak maupun masyarakat pendatang dari berbagai daerah di Sumatera Utara, bahkan
beberapa generasi dari keturunan dari Raja Sidabutar pun masih sering dijumpai di daerah
ini.
Sekedar informasi, di kawasan ini antara satu situs sejarah dengan situs sejarah
lainnya letaknya memang sangat berdekatan. Dan untuk mempermudah wisatawan yang
berkunjung, kawasan ini juga dijadikan sebuah kompleks wisata sejarah di Pulau Samosir.
Namun, diantara semua objek wisata tersebut tampak Makam Raja Sidabutar memang
paling mencolok selain Batu Parsidangan dan Ruma Batak.
Tentunya Anda tidak perlu menjelajah terlalu jauh dari satu lokasi ke lokasi
lainnya seperti yang terdapat di beberapa situs sejarah yang lainnya, sebab di kawasan ini
Anda sudah dapat melihat semua situs sejarah tersebut. Bahkan apabila Anda ingin
mengetahui lebih jelas tentang cerita dari situs sejarah tersebut, Anda juga dapat
menggunakan jasa pemandu perjalanan yang terdapat di sekitar Pulau Samosir. Bahkan
para pemandu perjalanan pun juga mengetahui cerita-cerita tentang sejarah raja-raja Batak
yang pernah berkuasa di Pulau Samosir dan sekitarnya.
Makam Raja Sidabutar bentuknya memang cukup unik dengan petinya yang
terbuat dari batu pahatan berupa sarkofagus. Namun batu tersebut terlihat menyambung
antara satu sama lain, sebab batu yang digunakan untuk membuat peti tersebut memang
bentuknya sangat besar.
Di bagian depan peti batu terdapat pahatan wajah Raja Sidabutar, pahatan tersebut
pun tampak menyambung dengan peti batu. Di atas peti tersebut terdapat sebuah pita yang
berwarna merah, putih dan hitam yang menghiasinya, bahkan pita-pita tersebut juga
terlihat di beberapa situs sejarah lainnya di kawasan ini.
Tak hanya itu, di sebelah makam Raja Sidabutar juga terdapat makam dari
beberapa orang keluarga Raja Sidabutar, seperti Raja Tomok kedua yang bentuk petinya
hampir menyerupai peti batu Raja Sidabutar, hanya saja ornamennya sedikit berbeda. Dan
kemudian terdapat makam Raja Tomok ketiga yang bernama Solompoan Sidabutar, yang
letaknya persis di sebelah makam Raja Sidabutar.
Namun uniknya, makam Solompoan Sidabutar ini berbeda dengan makam-makam
lainnya yang memiliki ornamen berupa pahatan wajah, sebab di salah satu bagian peti dari
Solompoan Sidabutar terdapat ornamen berbentuk salib yang diyakini masyarakat sekitar
bahwa Solompoan Sidabutar telah memeluk agama Kristen.

15
2.8. Sejarah Tor-Tor Sigale-Gale

Sigale gale adalah sejenis patung


yang diukir menyerupai manusia yang
terbuat dari kayu, yang dapat digerakkan
seperti cara seseorang dalang untuk
memainkan wayang golek dalam suku
jawa, tetapi permainannya hanya dalam
gerak ( tortor / tari ) diiringi oleh musik
gondang sabangunan.
Kayu yang sudah siap diukir
menyerupai manusia ini di buatlah di
setiap persendiannya seperti ikatan dari
benang misalnya di leher, lutut tangan
dan kaki dan jari jemari tangan tersebut
lalu dirangkai dengan sedemikian rupa,
dan tali temali tersebut disambungkan
dengan seseorang atau beberapa orang
dalang yang akan memainkannya namun
sebelumnya bahwa patung tersebut telah
diberi berpakaian lengkap seperti pakaian
adat suku batak, sehingga si gale gale ini
dapat menari adalah tergantung kepada
orang yang mengatur tali temali yang
menggerakkan bagian bagian tertentu
dari Sigale gale itu yang disesuaikan
dengan irama gendang ( gondang ).

Hal ini dilakukan adalah


menggambarkan keadaan yang terjadi
pada masyarakat suku batak dan aspek
aspek lain yang berhubungan dengan
kebudayaan masyarakat suku batak pada
jaman dahulu kala. Konon menurut
legenda suku batak, sejarah Sigale gale
dapat dikisahkan sebagai berikut, pada
jaman dahulu kala hiduplah satu keluarga
yang menyandang gelar Raja di kampungnya yang bernama Raja Rahat dan Raja ini
sudah terkenal dimana mana karena memiliki harta yang berlipat ganda, namun hanya
memiliki keturunan seorang anak laki laki.
Pada suatu hari anak satu satunya ini di timpa suatu penyakit yang aneh dan tidak
ada salah satu orangpun dukun ( datu ) yang dapat mengobati penyakit sianak ini,
sehingga anaknya ini menghembuskan napasnya yang terakhir membuat sang raja sangat
berduka.
Sang Raja pun menyuruh para pengawalnya ( ulubalang ) untuk mencari para
tukang ukir kayu keseluruh penjuru kampung, agar dapat membuat patung dari kayu yang
menyerupai anaknya yang telah pergi meninggalkannya itu. Tidak beberapa lama
kemudian datanglah salah seorang tukang ukir kayu yang sangat terkenal di daerah itu
bernama Rahat Bulu dengan gelar Datu Manggeleng , sehingga sang raja pun

16
menceritakan niatnya agar tukang ukir kayu tersebut dapat mengukir sebuah patung
manusia yang menyerupai anaknya dalam waktu selama tiga hari saja, sang tukang ukir
kayu ini pun dapat menyanggupi permintaan sang raja. Dalam pencariannya, sang kudun (
tukang ukir kayu ) ini melihat sebatang pohon yang tidak bercabang dan tidak berdaun dan
besarnya sebesar tubuh manusia di dalam hutan, sang dukun pun menebang kayu tersebut
karena sesuai dengan pesanan sang raja, lalu sang dukun melukis pohon itu dan
mengukirnya berbentuk manusia, seolah olah seperti manusia yang hidup dan
bentuknyapun bertambah cantik setelah diberi berpakaian lengkap dengan perhiasannya.
Alangkah gembiranya hati sang raja Rahat setelah melihat patung itu, karena benar
benar mirip dengan anaknya yang sudah meninggal, rasa sedih hati sang raja pun dapat
terobati maka dilaksanakanlah acara adat pemberangkatan dengan menabuh gendang
untuk memberangkatkan anaknya ke pekuburan untuk dikebumikan, dan patung tersebut
digerak gerakkan tukang ukir kayu inilah sambil menari nari dengan mengikuti irama
gendang ( ogung ) tadi, Usai acara penguburan anaknya, sang raja Rahat pun berpesan
kepada penduduk yang menyaksikan acara penguburan anaknya itu, dan Raja Rahat
mengatakan apabila suatu saat nanti saya telah meninggal dunia, patung yang kalian ukir
inilah teman kalian untuk menari nari di dekat saya, karena saya tidak memiliki anak
lagi, dan patung ini saya beri nama SIGALE GALE , dan seluruh harta yang saya
miliki ini dapat dihabiskan semuanya untuk makan dan minum warga, dan kalaupun ada
seperti saya ini agar sigale gale inilah untuk disuruh menari nari dan dapat
menghabiskan hartanya, agar jangan ada lagi kejadian seperti ini di kampung kita ini
untuk di kemudian hari. Ujar sang raja.
Beberapa tahun kemudian, meninggallah raja Rahat ini tampa memiliki keturunan
lagi, sehingga para warga sekampung berembuklah untuk melaksanakan pesan ( tona )
sang raja semasih hidupnya kepada penduduk kampung, maka diputuskanlah untuk
melaksanakan acara pemakaman seperti yang dipesankan sang raja. Dan Sigale gale pun
di mainkanlah dengan menari nari oleh sang dukun dan seluruh harta sang raja di
habiskan untuk membeli makanan dan minuman, usai acara adat dilaksanakan maka
diantarkanlah sang raja Rahat bersama Sigale gale ke pekuburan untuk di kebumikan
bersama sama. Demikianlah kisah / legenda Sigale gale dibuat menjadi patung yang
diukir menyerupai manusia, bagi masyarakat suku batak kisah ini merupakan pesan atau
tona berupa permohonan kepada Ompu Mulajadi Nabolon ( Tuhan Yang Maha Esa ) agar
warga masyarakat suku batak yang membentuk rumah tangga baru dapat dikaruniai
keturunan dan diberi kehidupan yang lebih baik, Horas.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam terutama
budaya batak. Semua suku batak memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat
istiadat, salam khas yang digunakan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa
masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di
Sumater Utara. Walaupun begitu banyak keanekaragaman suku batak yang ada di Sumatra
Utara tidak membuat perbedaan antar suku dalam bermasyarakat karena tiap suku dapat
berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik.
Daerah Sumatra Utara juga memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor
pariwisata, baik alam, budaya maupun sejarah. Diantaranya kota parapat yang memiliki
keindahan panorama yang menakjubkan, Danau toba dengan sejarah, Pulau Samosir,
makam Raja Sidabutar, Kampung Tomok, Batu Gantung, Patung Sigale-Gale dan masih
banyak lagi.

3.2. Saran

Setelah melakukan perjalanan dan pengamatan, saya memberikan saran sabagai berikut.
1. Menjaga kelestarian peninggalan sejarah agar tidak dimakan oleh perkembangan zaman.
2. Menanamkan keyakinan terhadap norma yang baik yang berlaku dalam adat istiadat
daerah setempat dalam rangka menjaga kelangsungan tatanan kehidupan budaya setempat.
3. Lebih menjolokan sikap saling menghargai dan cinta tanah air terutama pada daerah-
daerah wisata.
4. Menciptakan lingkungan yang serasi dan selaras dengan menaati dan menjalankan
peraturan yang ada pada stiap lokasi peninggalan sejarah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sinaga. Alianda. 2013. Sejarah makam raja sidabutar. Tomok : wawancara

2014. Kota Parapat. id.wikipedia.org/wiki/Parapat : internet

______.2014. Danau Toba. www.kumpulansejarah.com/2013/02/sejarah-asal-

usul-legenda-danau-toba.html : internet

______.2014. Legenda Batu Gantung. kisahlawas.blogspot.com/2013/09/legenda-

batu-gantung.html : internet

______.2014. Kampung tomok. www.google.com : internet

______.2014. Makam Raja Sidabutar. jalan2.com/city/parapat/makam-raja-

sidabutar : internet

______.2014. Tor Tor Sigale Gale.indoparsada.blog.com/2011/10/06/legenda

sigale-gale : internet

______.2014. Sejarah Budaya Batak. id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak: internet

19

Anda mungkin juga menyukai