Anda di halaman 1dari 7

PENINGGALAN BANGSA PORTUGIS

BENTENG TOLUKKO

Benteng yang satu ini mulanya dikenal dengan nama Tolukko, hingga akhirnya banyak orang
meyebutnya dengan nama Benteng Hollandia. Benteng peninggalan bangsa Portugis di Indonesia
ini dibangun pada tahun 1540 oleh Fransisco Sereo, seorang panglima Portugis.
Banyak yang mengatakan bawa nama Tolukku merupakan nama dari penguasa ke sepuluh yang
berada di kesultanan Ternate. Namun, berdasarkan catatan sejarah Belanda di tahun 1610
benteng Portugis ini diperbaiki oleh Pieter Both yang merupakan pria berkebangsaan Belanda.

Tujuan memperbaiki benteng tersebut yaitu untuk menjadikan benteng sebagai tempat
perlindungan atau pertahanan terhadap bangsa Spanyol yang kala itu tengah menyerang Ternate.
Pada tahun 1864 benteng itu dikosongkan karena seluruh bangunan sudah rusak parah.Memasuki
tahun 1996, benteng tersebut direnovasi oleh masyarakat setempat. Sayangnya setelah direnovasi
justru keaslian dari bangunan seperti terowongan bawah tanah yang berhubungan langsung
dengan laut malah menjadi hilang. Benteng Tolukko ini berada di Kelurahan Sangadji, Kota
Ternate, Provinsi Maluku Utara.
PENINGGALAN BANGSA PORTUGIS

BENTENG ORANJE

Benteng Oranje ini dulunya adalah sebuah peninggalan dari bangsa Portugis yang dihuni oleh
orang-orang Melayu. Namun, oleh Belanda benteng tersebut dipugar kembali dan dijadikan
sebagai pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh Gubernur
Jenderal VOC Pieter Both, Laurenz Reaal, Herald Reyist dan J.C Coum.
Namun kini, benteng Oranje ini menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat Ternate dan
pengunjung dari daerah lain untuk sekedar melepas penat. Dulunya kondisi benteng tersebut
rusak parah, setelah mengalami revitalisasi oleh pemerintah setempat maka Benteng Oranje ini
kembali menjadi salah satu tempat menarik di Ternate yang banyak dikunjungi pada hari libur
dan musim liburan.

Benteng Oranje ini terletak di Jalan DR Hasan Boesoiri, Kelurahan Gamalama, Kecamatan
Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.
PENINGGALAN BANGSA INGGRIS

TUGU THOMAS PARR.

Tak sampai 10 menit Anda bisa berjalan kaki dari Gedung Daerah, Anda akan menjumpai
sebuah bangunan kecil yaitu Tugu Thomas Parr. Peninggalan Inggris di Indonesia yang satu ini
berbetuk segi delapan dan terdapat beberapa pilar yang beratapkan kubah membulat. Karena
bentuk kubah yang bulat tersebut banyak orang yang menyebutnya dengan kuburan bulek yang
artinya kuburan bulat. Mengapa kuburan?.

Menurut definisi monument atau tugu merupakan suatu bentuk bangunan dibangun untuk
memperingati suatu peristiwa bersejarah. Dan tugu bernama kuburan bulek tersebut memang
menjadi  monumen makam atau mausoleum untuk Thomas Parr.

Thomas Parr sendiri merupakan seorang residen dari pasukan Inggris di Bengkulu. Dahulu,
rakyat Bengkulu melakukan pemberontakan menentang kesewenang-wenangan para penjajah
dan Thomas Parr pun tewas di tahun 1807. Setahun kemudian, pihak Inggris pun membuat
bangunan mausoleum Thomas Parr.

Di bagian pintu masuk, terdapat tiga buah pintu yang terdapat di bagian depan, samping kanan,
dan samping kiri. Untuk dindingnya, terdapat sebuah prasasti yang sudah tidak bisa dibaca lagi
karena rusak oleh para tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

Untuk masyarakat Bengkulu sendiri, tugu tersebut dijadikan sebagai bukti bahwa mereka pernah
takluk pada kolonialisme, akan tetapi mereka berusaha untuk melawan dengan sekuat tenaga
terhadap penjajah. Dan peninggalan Inggris di Indonesia dalam bentuk kuburan bulek inilah
yang menjadi perjuangan rakyat Bengkulu terhadap penjajahan oleh bangsa asing.
PENINGGALAN BANGSA INGGRIS

GEDUNG DAERAH RUMAH RAFLESS

Kota Bengkulu mempunyai sebuah rumah mewah dulunya pernah dihuni ole gubernur Jenderal
Inggris yang sangat terkenal yaitu Thomas Stamford Rafless. Berada bangunan ini berada di
Pasar Jitra. Apabila Anda akan berkunjung dengan menggunakan angkot maka cari saja jurusan
Kampung dan turun di bangunan bersejarah ini.

Tak hanya menjadi nama sebuah gedung saja, bahkan nama Raffles juga tercatat dalam sejarah
di Indonesia. Nama tersebut disematkan untuk bunga padama raksasa yang diberi nama Rafflesia
Arnoldii. Seperti diketahui bawa tersebut sangat identic dengan propinsi Bengkulu. Oleh karena
itu, Bengkulu juga memilki julukan sebagai Bumi Rafflesia.

Tidak hanya itu saja, bahka Raffles pun menghasilkan buku sejarah terkenal dengan nama The
History of Java. Peniggalan Inggris di Indonesia dalam bentuk rumah bekas yang ditinggali
Raffless sampai sekarang masih terlihat kokoh dan terawat setelah tentunya mendapatkan
renovasi. Rumah tersebut berubah fungsi menjadi rumah dinas gubernur yang dinamakan
Gedung Deara Balai Raya Semarak.

Gedung yang mengambil konsep putih dengan halaman luas tersebut akan ramai oleh
pengunjung pada sore hari. Pengunjung yang datang bisa juga melihat rusa tutul axis yang
merupakan rusa jinak. Pengunjungpun bisa juga memberikan makan rusa-rusa tersebut berupa
makanan dijual oleh pedagang.
PENINGGALAN BANGSA BELANDA

LAWANG SEWU – SEMARANG

Lawang Sewu memberikan kesan paling megah jika dibandingkan bangunan peninggalan
Belanda lainnya. Berdiri kokoh di Bundaran Tugu Muda, Semarang, Lawang Sewu dibangun
tahun 1904 dan digunakan untuk kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Dulunya bangunan yang memiliki seribu pintu tersebut terkenal angker dan menjadi destinasi
wisata mistis yang paling terkenal. Seiring pemugaran yang dilakukan Pemerintah Semarang
secara besar-besaran, Lawang Sewu seakan telah menanggalkan kesan mistisnya dan berubah
menjadi objek wisata yang mengagumkan dan wajb dikunjungi di Semarang.
PENINGGALAN BANGSA BELANDA

GEREJA KATEDRAL – JAKARTA

Gereja yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga merupakan sebuah
gereja katolik yang diresmikan tahun 1901 oleh Pemerintah Belanda. Untuk membuat
kemegahan bangunan Gereja Katedral, ditunjuklah seorang arsitek ulung Belanda yang bernama
Marius Hulswit.

Gereja yang berdekatan dengan Masjid Istiqlal ini dibangun dengan gaya arsitektur neo-gotik
khas bangunan gereja di Eropa. Awalnya bagian menara gereja akan dibuat bentuk kubah oleh
Marius Hulswit. Namun karena faktor geografis Indonesia yang sering dilanda gempa, kubah itu
diganti dengan bentuk menara dari logam. Kini bangunan ini masih kokoh berdiri dan menjadi
tempat ibadah pemeluk Agama Katolik.
PENINGGALAN BANGSA SPANYOL

BENTENG TAHULA

Benteng Tahula adalah salah satu benteng buatan Spanyol yang berdiri di Pulau Tidore. Letak
tepatnya adalah di desa Soa Siu, tidak jauh dari Kedaton Tidore dan Pusat Kota. Benteng Tahula
atau Tohula yang berarti Kota Hula merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Spanyol
ketika menduduki wilayah Tidore di awal abad ke-16. Pembangunannya dimulai pada tahun
1610 dan menjadi properti pertahanan Spanyol hingga tahun 1662. Benteng ini memang
dibangun di atas batuan karang yang merupakan titik tinggi yang sangat baik untuk mengamati
wilayah perairan maupun daratan Tidore. Persaingan Spanyol dengan Portugis juga menjadi
salah satu alasan dibangunnya benteng ini.

Namun setelah kepergian Spanyol dari Tidore di tahun 1707, Benteng ini sempat diusulkan
untuk dibongkar oleh penguasa baru Belanda. Tetapi usul ini disanggah oleh Sultan Tidore
Hamzah Fahroedin yang pada saat ini berkuasa. Sultan ini mengajukan usul lain untuk
menjadikan Benteng Tahula sebagai tempat tinggal keluarga Kesultanan Tidore. Benteng ini
akhirnya tidak jadi dirobohkan dan menjadi tempat tinggal keluarga Sultan dibawah pengawasan
Belanda tentunya.

Anda mungkin juga menyukai