OLEH:
ALAMANDA
4516013031
AKUNTANSI-II/A
PRODI AKUNTANS1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
TA 2016/2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ..
D. Benda-Benda Bersejarah..
A. Kesimpulan ..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan
yang boleh dianggap megah dan menawan.Seorang wartawan New York Times,
Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai the best preserved
Dutch fort in Asia.Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung
Pandang). Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa, Kesultanan
ini pernah Berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar.
Benteng ini dibangun tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-X yang bernama Imanrigau
Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Pada awalnya
bentuk benteng ini adalah segi empat, seperti halnya arsitektur benteng gaya Portugis.
Bahan dasarnya campuran batu dan dan tanah liat yang dibakar hingga kering.
Armada perang Belanda pada waktu itu dipimpin oleh Gubernur Jendral Admiral
Cornelis Janszoon Speelman.Selama satu tahun penuh Kesultanan Gowa diserang,
serangan ini pula yang mengakibatkan sebagian benteng hancur.Akibat kekalahan ini
Sultan Gowa dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18
November 1667.
Di setiap sudut dan pintu utama dibuat benteng pertahanan yang menonjol ke
luar dalam bentuk berlian, membuat benteng sulit ditundukkan sehingga Belanda dapat
bertahan di sana selama ratusan tahun.
Benteng ini memiliki bentuk yang unik. Jika kita perhatikan di maket yang
terdapat di dalam benteng, bentuknya menyerupai kura-kura. Terdapat empat bastion
utama yang seolah-olah menjadi kaki untuk sang kura-kura. Sedangkan pintu masuk
utamanya terdapat di bagian kepala. Karena bentuknya itu lah orang Makassar sering
menamainya Benteng Panyyua. Pada masa kerajaan Gowa, benteng ini dijadikan
markas Pasukan Katak.
Tembok di Fort Rotterdam. Tiap bastion di benteng ini dihubungkan oleh tembok
kokoh yang konstruksinya disusun menggunakan batu padas yang diambil dari daerah
Maros. Di sepanjang tembok ini terdapat jalur menyerupai parit yang digunakan oleh
pasukan penjaga benteng untuk berlindung dan berpindah antarbastion. Pengunjung
bisa menaiki dan menyusuri tembok ini untuk merasakan sensasi menjadi prajurit
penjaga benteng.
D. BENDA-BENDA BERSEJARAH
Di dalam Rotterdam terdapat museum yang disebut La Galigo ini memiliki koleksi
sebanyak kurang lebih 4999 buah yang terdiri dari koleksi prasejarah, numismatik,
keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi etnografi terdiri dari berbagai
jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan
digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Museum juga memiliki
benda-benda yang berasal dari kerajaan-kerajaan lokal dan senjata yang pernah
digunakan pada saat revolusi kemerdekaan.
1. Koleksi Nusantara
Disalah satu ruangan museum La Galigo anda dapat jumpai replika dari
beberapa situs atau cagar budaya di Indonesia, seperti bangunan candi , Arca,
dan bentuk bentuk nisan yang banyak ditemukan pada makam - makam kuno.
2. Koleksi Keramik
Diruangan Koleksi Keramik terdapat berbagai jenis keramik kuno dari
berbagai dinasti seperti Dinasti Sung abad 13-14 Dinasti Swaton abad 16-18,
Dinasti cing abad 17-19, Dinasti Yuan terjan abad 14-16, Dinasti Annamese
abad 14-16 Keramik - keramik ini berasal dari China, Vietnam, Thailand ,Siam
dan Jepang. Dan ada juga, keramik yang berisi tulisan arab.
3. Alat-alat Tradisional Perikanan dan Kelautan
Pada bangunan lain Museum Lagaligo anda akan menjumpai koleksi
Perangkat Tradisional para pelaut dan nelayan bugis Makassar terdapat replika
Perahu Pinisi yang terkenal sampai ke manca negara berbagai jenis peralatan
nelayan untuk mengkap ikan yang umumnya masih dapat dijumpai dalam
kehidupan masyrakat pesisisr hingga saat ini.
7. Alat Senjata
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam Makassar (Jum Pandang) adalah sebuah
benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai
sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke IX yang bernama I
manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini
berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke XIV Sultan
Alauddin konstruksi benteng ini diganti batu padas yang bersumber dari Pegunungan
Karst yang ada di daerah Maros.