Disusun Oleh:
MUH SAYYID
AHMAD FATIH
NABIL FAHREZA
NAUFAL SANUAR
M DZAKWAN
ZASKIA AINUN Q
AMALIA NIRWAN
FEBRIANTY
AHMAD ZAKY
ALIFYAH GISDA A
SAFINATUN NAJAH R
SYAHRANI PUTRI
MUH ALFIAN
SHEELIA IYEKASHIMA
AULIA
RAHMAT
MUH GALANG
JELITA LESTARI
PROGRAM STUDY TOUR
SEJARAH X.5 SMAN 11 MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunianya sehingga dapa tmenyelesaikan
tugas makalah yang di berikan kepada kami. Ucapan teima kasih kepada guru permintaan
maaf apabila terdapat kesalahan dalam pemilihan.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kebagindanabikita Muhammad
saw.semogakita ,orang tuakitaguru,dan orang terdekatkitamendapatsyafaatbeliau di
yaumilmahsyarkelak.Aminyarabbalalamin.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 lokasibenteng fort rotterdam
II.2 asalusulnama fort rotterdam
III.3 petapersebaranbentengabadke 16-17 di Sulawesi Selatan
II.3 sejarahbenteng fort Rotterdam
II.3.1 masa Kerajaan gowa (1545-1667)
II.3.2 denahbentengujungpandang
Latar belakang
Kota Makassar merupakan kota metropolitan yang dikenal letak wilayah yang
strategis dengan kondisi pemandangan yang sangat indah dan memiliki catatan
sejarah panjang pada masa Hindia Belanda. Dalam perkembangan pembangunan,
kota makassar dikenal memiliki banyak bangunan-bangunan bersejarah kuno yang
terdapat nilai-nilai sejarah didalamnya. Dari beberapa bangunan, salah satunya
yaitu benteng pertahanan yang disebut Benteng Ujung Pandang atau Fort
Rotterdam. Benteng pertahanan ini merupakan peninggalan kerajaan Gowa-Tallo
pada masa belanda dan sampai saat ini menjadi tempat wisata budaya. Benteng
Pada saat ini Fort Rotterdam cukup dirawat dan terbuka untuk umum. Namun
masih banyak wisatawan dari luar Provinsi Sulawesi Selatan yang belum
mengetahui maupun berkunjung ke wisata budaya Fort Rotterdam yang
merupakan bangunan sejarah yang menjadi saksi perlawanan masyarakat
Makassar terhadap bangsa kolonial Belanda.
Dengan melihat latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka penulis
merumuskan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
a) Bagaimana cara agar benteng Fort Rotterdam dapat dikenal dan diketahui
serta di kunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun mancanegarA
LOKASI
Benteng Ujung Pandang yang disebut juga dengan Fort Rotterdam berada dalam wilayah
Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang atau tepatnya terletak dipinggir pantai
pertengahan jalan Ujung Pandang yang membujur dari Utara ke Selatan Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas areal 28.595,55 meter persegi atau kurang lebih 3 Ha
dengan batas-batas sebagal berikut:
Sebelah Utara terletak stasiun/studio RRI Nusantara III
Ujung Pandang
Sebelah Selatah terletak Kantor Perindustrian dan Perdagangan serta Kantor Veteran RI
Provinsi Sulawesi selatan
Sebelah Barat terletak Selat Makassar/JI. Ujung Pandang Sebelah Timur terletak Kantor Pos
Indonesia
Benteng Ujung Pandang dinamakan demikian karena letaknya yang berada disebuah
"Tanjung yang dalam bahasa Makassar disebut "Ujung dan pada masa lampau disekitar
benteng banyak ditumbuhi hutan Pandang dari sinilah cikal bakal penamaan Benteng yang
kemudian dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang. Selain nama tersebut juga terdapat
nama lain yakni:
bentuknya yang menyerupai penyu, penyu oleh masyarakat Gowa dijadikan simbol yang
mengandung makna dan cita-cila kerajaan. Penyu hewan yang dapat hidup di dua alam di
darat dan di laut ini memberi pengertian bahwa Kerajaan Gowa ingin memegang hege.noni di
daral dan dilaut.
B. Fort Rotterdam
Fort Rotterdam adalah nama yang diberikan Belanda penandatanganan perjanjian Boengaya
18 Nopember 1667, setelah memenangkan perang perubahan nama tersebut merupakan
penghargaan atas jasa-jasa Comelis Speelman memimpin perang ke Makassar dimana Kola
Rotterdam adalah Kota Kenangan tempat kelahiran bagi Comelis Speelnian di Negeri
Belanda. yang berakhir dengan
Kota Towaya adalah nama Makassar yang diartikan sebagai Kota Tua/Kota Lama,
penyebutan ini disebabkan karena pada masa lalu pemah menjadi pusat Pemerintahan.
SEJARAH
-Benteng Ujung Pandang dibangun oleh Raja Gowa IX, Daeng Matanre Karang Manguntungi
Tumspar Kallonna, dan diselesaikan oleh Putranya Raja Gowa XI Manriwa Gau Daeng
Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng pada Tahun 1545 M, dengan arsitektur
Benteny Gaya Portugis, di dalam Benteng terdapat bangunan-bangunan khas tradisional
Makassar yang berliang tinggi setelah dikuasai VOC/Belanda bangunan tradisional Makassar
diganti dengan bangunan gaya Gotik/Eropa abad 17.
Benteng Ujung Pandang berfungsi sebagai salah satu Benteng Pengawal, untuk melindungi
Benteng Induk Semba Opu, yang juga sebagai Pertanahan dan pemungkiman Pembesar-
pembesar kerajaan.
Pada masa Pemerintahan Sultan Hasanuddin pernah membasuh panji-panji dengan darah
dalam menghadapi dijadikan sebagai pusat VOC/Belanda. Perang berakhir dengan
penandatanganan persiapan perang dan upacara perjanjian Bungaya 18 Penyerahan Benteng
Ujung Pandang ke Pihak VOC). Nopember 1667 (Pasal II
Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1667-1942) Fort Rotterdam sebagai markas komando
Pertahanan, Pusat Perdagangan, Pemerintahan dan pemukiman Pejabat-pejabat Belanda serta
tahanan bagi penentang Belanda. Tahun pemah ditawan di dalam Benteng Ujung Pandang.
1834-1855 Pangeran Diponegoro
Benteng Ujung Pandang dijadikan sebagai Kantor Pusat Penelitian Pertanian dan Bahasa di
Bastion Mandrsyah Jepang Membangun gedung mirip bangunan yang telah ada.
Masa KNIL (1945-1950) Benteng dijadikan sebagai pusat pertahanan dalam menumpas
gerakan perlawanan TNI dan pejuang Republik Indonesia.
Tahun 1950 - 1969 menjadi tempat pemukiman tentara dan sipil, tahun 1970 Benteng
dikosongkan dan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk
pemeliharaan dan pelestariannya.
Tahun 1974 ditetapkan sebagai pusat budaya Sul- Sel, sarana wisata budaya dan pendidikan
sekarang di dalam Benteng terdapat Kantor Balai Pelestarian Peninggalana Purbakala
Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah dan Kanter Museum Negeri Prov. Sul-Sel La. Galigo.