Puji dan syukur kita penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
NYA lah saya dapat menyelesaikan malakah ini dengan sangan baik. Tak lupa juga saya ucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekalian yang sudah menmbantu saya dalam menherjakan
makalah ini. Dalam makalah ini saya membahas tentang peninggalan kota kolonial berupa
bangunan dan juga peninggalan kota tradisional berupa bangunan, yaitu bangunan gedung bale
juang dan Masjid istiqomah gampong teungoh. Saya menyadari bahwa dalam penilisan makalah
ini sangatlah tidak mudah,saya berterimakasih kepada teman-yang sudah membantu saya untuk
mengumpulkan sumber.saya juga sebagai penulis sadar, bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saya sangat berharap kepada pembaca agar memberi saran dan
masukannya terhadap makalah yang saya buat. Agar kedepannya menjadi motivasi untuk
menciptakan malakah yang lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Fransiska situmorang
170401025
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kota Langsa merupakan salah satu kota yang menjadi saksi bisa dari kekejaman
penjajah kolonialisme. Yang dimaksut disini bangsa kolonial adalah Hindia Belanda.
Kota Langsa juga menjadi salah satu bukti dari sejarah, karena pada masa itu kota langsa
merupakan bentukan dari pemerintah kolonial. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya
bangunan yang beraksitektur belanda. Sejumlah bangunan yang bersejarah, bukti dari sisa
peninggalan zaman masa penjajahan kolonial belanda. Antara lain, Seperti gedung bale
juang, kantor pendopo walikota, kantor pos, kantor PLN, menara air PDAM, dan
lapangan. Bangunan-bangunan tersebut masih dioperasikan sampai sekarang dan
difungsikan sebagai kantor, untuk kepentingan pemerintahan serta kebutuhan instansi
terkait di Kota Langsa.
Dalam makalah ini saya akan membahas peninggalan kota kolonial berupa bangunan,
yaitu bangunan gedung bale juang yang dulunya dijadikan sebagai pusat pemerintah.
Sebagai peninggalan kota tradisional saya akan membahas tentang masjid is di Kota
Langsa istiqomah gampung teungoh.
2.1.Rumusan masalah
a) Letak dan Sejarah pembagunan Gedung Bale Juang dan Masjid Istiqomah Gampung
Teungoh.
b) Kegunaan dan alih fungsi gedung balee juang massa colonial dan massa kemerdekaan.
Untuk megetahui sejarah gedung balee juang dan kegunaan gedung pada massa colonial
dan massa kemerdekaan.
Untuk megetahui sejarah mesjid pertama di kota langsa yaitu mesjid istiqamah gampong
teungoh.
BAB II
PEMBAHASAN
Gedung bale juang merupakan bangunan peninggalan Belanda yang didirikan sekitar
tahun 1920. Kini setelah Indonesia merdeka, gedung ini menjadi salah satu tempat wisata sejarah
di Kota Langsa. Memiliki gaya arsitektur yang menarik khas Eropa. Seperti pada bangunan
peninggalan Belanda lainnya, Gedung Balee Juang memiliki arsitektur khas Belanda yang
menarik. Dinding berwarna putih mendominasi pada sebagian besar bangunan, yang hingga kini
masih dipertahankan. Bentuk asli bangunan pun masih terjaga, dan tak diubah demi
mempertahankan nuansa kolonial dari gedung.
Sebelum dikenal sebagai Gedung Balee Juang, bangunan ini dinamai oleh Belanda Het
Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar. Didalam gedung ini, konon
terdapat sebuah lorong bawah tanah yang besarnya hanya seukuran tubuh manusia. Lorong ini
dipercaya menghubungkan pada suatu tempat lain, dan memiliki kisah-kisah mistis yang
menyelimutinya. Namun pintu lorong tersebut digembok, dan kuncinya pun telah hilang. Gedung
balee juang merupakan bangunan bertingkat dua, serta memiliki gaya arsitektur Belanda yang
bisa dilihat dari bentuk pintu yang tinggi besar berteralis, jendela-jendela, serta tiang-tiang besar
nan kokoh. Pada halaman luar Gedung Balee Juang, terdapat sebuah air mancur yang berhiaskan
tanaman air serta dinding berukirkan relief.
Alasan dibagunnya gedung balee juang atau Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-
Maatschappij Te Langsar ( penamaan belanda untuk gedung balee juang ) di dasari atas
kebutuhan belanda pegadaan kantor perusahaan perkebunan milik belanda dan markas belanda,
maka didirikanlah gedung balee juang sebagai kantor perusahaan perkebunan dan markas
Belanda. Dahulu juga gedung balee juang mempunyai peran penting terhadap ekonomi belanda
dimana baleee juang berfungsi untuk mendata hasil-hasil bumi dari kota langsa sebelum diangkut
ke kapal dan dibawa ke belanda .
Pada era kemerdekaan tepatnya pada tahun 1945 gedung ini digunakan sebagai salah
satu gedung tempat melakukan rapat-rapat guna megatur perlawanan terhadap jepang dan
belanda dan pada saat itu juga diberikan nama gedung balee juang, sesudah tahun 1945, gedung
difungsikan oleh perusahaan pupuk pusri dan juga dipakai banyak organisasi kemahasiswaan,
dan tahun 1980-an, gedung ini juga sempat digunakan sebagai kantor percetakan uang yang
dikenal dengan “bon kontan” bernilai Rp. 100, gedung ini resmi diambil alih pemkab. Aceh
timur menjadi gedung perkantoran bappeda aceh timur, kemudian pada tahun 2014 lalu pemkab
aceh timur menghibahkan gedung ini ke pemko langsa dan pada 22 januari 2019 gedung ini
diresmikan bapak walikota langsa bpk. Tgk. USMAN ABDULLAH, SE sebagai gedung museum
kota langsa.
Dalam prespektif sejarah, kota-kota tua di masa lalu di nusantara sering dijumpai bahwa
kota-kota di massa lalu di bangun disekitaran aliran sungai, misalnya kerajaan peureulak,
mataram dan lain-lain. Kepentigan ini didasari pada kenyataan bahwa, pada massa lalu salah satu
tranportasi terpenting adalah selalu berkenaan dengan air baik air laut atau sungai, sebagian
pendapat juga menyatakan bahwa pusat pemerintahan langsa pada awalnya adalah gampong
teungoh, yang oleh perkembagan gampong teungoh adanya sungai sebagai jalan atau jalur
transportasi pada massa itu, indikasi inilah menjadi alasan masjid istiqamah menjadi masjid
pertama di kota langsa karena pada massa itu gampong teungoh dipecaya menjadi pusat
pertama kota langsa dan setelah itu kemudian pusat kota berpindah ke lokasi yang baru yaitu
lokasi yang sekarang di jadikan sebagai pusat kota langsa.
Sejak dibangun tahun 1901, masjid ini tidak hanya digunakan untuk sarana ibadah. Tetapi
sering juga digunakan sebagai tempat peringatan hari besar Islam, duek pakat (musyawarah)
yang berkenaan dengan keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Hal ini dilakukan sebelum
Indonesia Merdeka dan seterusnya hingga sekarang. Pada tahun 1970 tokoh masyarakat
Gampong Teungoh mengadakan rapat dengan kesepakatan antara lain; masjid ini diberi
nama Masjid Istiqamah.
Pada awal Pembagunan masjid ini Diprakarsai oleh Ulee Balang Ampon Chik Langsa,
yaitu Tgk Banta Berdan dan berapa tokoh masyarakat lainnya pada tahun 1323 Hijriah/1901
Masehi, dengan luas bagunan 11 x 11m pada . Awalnya Masjid Istiqamah ini belum
bernama Masjid Istiqamah Gampong Teungoh. Tapi dengan nama Masjid Gampong Teungoh. Ini
sesuai dengan daerah asal pendiriannya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah jamaah yang shalat di
masjid ini, mau tak mau Masjid Istiqamah beberapa kali direnovasi, termasuk perluasan.
Renovasi pertama dilakukan tahun 1968 dengan luas bangunan 11×11 m2, dan tahun 1998 luas
bangunan masjid menjadi 21×21 m2, Pada 1992 masjid tersebut kembali dilebarkan. Terasnya
menjadi 9×8 m2. Sekarang luas bangunan Masjid Istiqamah keseluruhanya sudah 30×30 m2
dengan kapasitas shalat 1.000 jamaah.
Desain bangunan Masjid Istiqamah Gampong Teungoh, tak jauh beda dengan masjid-
masjid di Aceh umumnya. Ada sedikit gaya Arab/Turki. Pada bagian depan terutama tiang bagian
teras, terukir gambar seperti gerbang atau jendela menyerupai motif hiasan Turki dan ciri khas
yang Keramik lantai dipilih warna putih, juga tiangnya. Kubah bagian terdepan diwarnai hijau,
putih, dan berapa warna lainya. Kubah ini sekaligus berfungsi sebagai tempat diletakan pengeras
suara. Halaman depan masjid ini luas dan ditanami berapa pohon rindang, termasuk ada
bangunan balee sebagai tempat untuk pengajian anak-anak, dan keperluan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepentigan ini didasari pada kenyataan bahwa, pada massa lalu salah satu tranportasi
terpenting adalah selalu berkenaan dengan air baik air laut atau sungai, sebagian pendapat juga
menyatakan bahwa pusat pemerintahan langsa pada awalnya adalah gampong teungoh, yang oleh
perkembagan gampong teungoh adanya sungai sebagai jalan atau jalur transportasi pada massa
itu, indikasi inilah menjadi alasan masjid istiqamah menjadi masjid pertama di kota langsa
karena pada massa itu gampong teungoh dipecaya menjadi pusat pertama kota langsa dan
setelah itu kemudian pusat kota berpindah ke lokasi yang baru yaitu lokasi yang sekarang di
jadikan sebagai pusat kota langsa.
B. SARAN
SUMBER INTERNET :