Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KESIMPULAN .............................................................................................................. 11
PENGANTAR ARSITEKTUR KOLONIAL
Pintu masuk bisa di bangun pada bagian tengah fasad, bArsitektur kolonial lebih
banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya yang berorientasi pada gaya
arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri khas arsitektur kolonial yang paling
nampak adalah penggunaan roof, Selain itu, tampilan muka rumah Belanda eksterior
atau fasad yang cenderung simetris, meski ada juga beberapa rumah Belanda yang
mengaplikasikan fasad asimetris tersendiri. Fasad biasanya berupa segi empat, segi
lima, atau segi enamisa juga berada di tepi kanan. Ciri lain dari desain arsitektur
kolonial ini adalah biasanya mempunyai dinding yang cukup tebal.Tak jarang, desain
inilah yang membuat secara tak langsung memberikan kesan dingin ketika masuk di
dalamnya, meskipun kondisi cuaca saat itu panas yang cukup terik.
Denah ruangan pada rumah Belanda tak jauh bedanya dengan denah ruangan pada
rumah biasa, di mana terdapat area makan, area keluarga, kamar tidur, dan kamar
tamu. Lantai atas biasa digunakan untuk kamar anak. Di tengah – tengah ruangan,
terdapat area sentral yang langsung mengarah ke ruang – ruang utama dalam rumah
tersebut.
Rumah Belanda sendiri juga mempunya nilai seni yang terpampang di beberapa
sudut ruangan. Salah satunya adalah lukisan dari cat minyak, karena di tempo dulu
Belanda tengah gemar sekali melakukan eksplorasi ke berbagai tempat di dunia lewat
jalur laut, tak jarang dalam hal karya seni pun pemandangan laut paling sering
ditemukan pada lukisan – lukisan Belanda. Tak heran, lukisan yang paling populer
kala itu adalah lukisan bertema maritim.
Waktu itu Indonesia masih disebut sebagai Nederland Indische (Hindia Belanda)
di bawah kekuasaan perusahaan dagang Belanda, VOC. Arsitektur Kolonial Belanda
selama periode ini cenderung kehilangan orientasinya pada bangunan tradisional di
Belanda. Bangunan perkotaan orang Belanda pada periode ini masih bergaya Belanda
dimana bentuknya cenderung panjang dan sempit, atap curam dan dinding depan
bertingkat bergaya Belanda di ujung teras. Bangunan ini tidak mempunyai suatu
orientasi bentuk yang jelas, atau tidak beradaptasi dengan iklim dan lingkungan
setempat. Kediaman Reine de Klerk (sebelumnya Gubernur Jenderal Belanda) di
Batavia.
Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di Indonesia pada tahun 1900-
1920-an :
Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan
Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable, gambrel
gable, pediment (dengan entablure).
Penggunaan Tower pada bangunan
Tower pada mulanya digunakan pada bangunan gereja kemudian diambil alih oleh
bangunan umum dan menjadi mode pada arsitektur kolonial Belanda pada abad ke
20.
Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, segiempat ramping, dan ada yang
dikombinasikan dengan gevel depan.
Penggunaaan Dormer pada bangunan
Penyesuaian bangunan terhadap iklim tropis basah -> Ventilasi yang lebar dan
tinggi. -> Membuat Galeri atau serambi sepanjang bangunan sebagai antisipasi
dari hujan dan sinar matahari.
Gaya Neo Klasik (the Empire Style / the Dutch Colonial Villa) (tahun 1800)
Ciri – Ciri dan Karakteristik :
Denah simetris penuh dengan satu lanmtai atas dan ditutup dengan atap perisai.
Temboknya tebal
Langit – langitnya tinggi
Lantainya dari marmer
Beranda depan dan belakang sangat luas dan terbuka
Diujung beranda terdapat barisan pilar atau kolom bergaya Yunani (doric, ionic,
korinthia)
Pilar menjulang ke atas sebagai pendukung atap
Terdapat gevel dan mahkota diatas beranda depan dan belakang
Terdapat central room yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan
belakang,
kiri kananya terdapat kamar tidur
Daerah servis dibagian belakang dihubungkan dengan rumah induk oleh galeri.
Beranda belakang sebagai ruang makan.
Terletak ditanah luas dengan kebun di depan, samping dan belakang.
B. Ekspresionistik ;
Ciri-ciri dan karakteristik ;
Wujud curvilinie ,Contoh : villa Isola ( CP.Wolf ), Hotel Savoy Homann( AF
aalbers
Art Deco
Ciri – ciri dan karakteristik :
Gaya yang ditampilkan berkesan mewahdan menimbulkan rasa romantisme
Pemakaian bahan – bahan dasar yang langka serta material yang mahal
Bentuk massif
Atap datar
Perletakan asimetris dari bentukan geometris
Dominasi garis lengkung plastis
CONTOH BANGUNAN KOLONIAL DI INDONESIA