Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 1


ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA

DI SUSUN OLEH :
ANDI MUHAMMAD YUSUF
03420190032
A1

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2019/2020
Arsitektur Kolonial Belanda Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Arsitektur
Kolonial Belanda ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan
Arsitektur 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Arsitektur Kolonial Belanda bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT., selaku
Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 29 maret 2020

Arsitektur Kolonial Belanda Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 6
2.1 Arsitektur Kolonial ............................................................................................................................ 6
2.1.1. Pengertian Arsitektur Kolonial .................................................................................................. 6
2.2 Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia ............................................................................... 7
2.3 Periodesasi Arsitektur Kolonial ......................................................................................................... 7
2.3.1 Abad 16 sampai tahun 1800-an ................................................................................................. 7
2.3.2 Tahun 1800-an sampai tahun 1902 ............................................................................................ 8
2.3.3 Tahun 1902 sampai tahun 1920-an ............................................................................................ 8
2.3.4 Tahun 1920 sampai tahun 1940-an ............................................................................................ 9
2.4 Beberapa Aliran yang Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia ................... 9
2.4.1 Gaya Neo Klasik (the Empire Style / the Dutch Colonial Villa) (tahun 1800) .............................. 9
2.4.2 Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis (sesudah tahun 1900) ... 10
2.4.3 Gaya Neogothic ( sesudah tahun 1900) ................................................................................... 10
2.4.4 Nieuwe Bouwen / International Style( sesudah tahun 1900-an).............................................. 11
2.4.5 Art Deco ................................................................................................................................... 11
2.5 Bangunan Arsitektur Kolonial Belanda ............................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

Arsitektur Kolonial Belanda Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur kolonial merupakan sebutan singkat untuk langgam arsitektur
yang berkembang selama masa pendudukan Belanda di tanah air. Masuknya unsur
Eropa ke dalam komposisi kependudukan menambah kekayaan ragam arsitektur di
nusantara.
Sejarah mencatat, bahwa bangsa Eropa yang pertama kali datang ke
Indonesia adalah Portugis, yang kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan
Belanda. Pada mulanya kedatangan mereka dengan maksud berdagang. Mereka
membangun rumah dan pemukimannya di beberapa kota di Indonesia yang
biasanya terletak dekat dengan pelabuhan.
Namun karena sering terjadi konflik mulailah dibangun benteng. Hampir di
setiap kota besar di Indonesia. Dalam benteng tersebut, mulailah bangsa Eropa
membangun beberapa bangunan dari bahan batu bata. Batu bata dan para tukang
didatangkan dari negara Eropa. Mereka membangun banyak rumah, gereja dan
bangunan-bangunan umum lainnya dengan bentuk tata kota dan arsitektur yang
sama persis dengan negara asal mereka. Dari era ini pulalah mulai berkembang
arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Setelah memiliki pengalaman yang cukup
dalam membangun rumah dan bangunan di daerah tropis lembab, maka mereka
mulai memodifikasi bangunan mereka dengan bentuk-bentuk yang lebih tepat dan
dapat meningkatkan kenyamanan di dalam bangunan.

Arsitektur Kolonial Belanda Page 4


1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Arsitektur Kolonial?


2. Bagaimana Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia?
3. Bagaimana Periodesasi Arsitektur Kolonial?
4. Apa yang mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia?
5. Bagaimana penerapan Arsitektur Kolonial dalam Rumah Sakit?

1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui arti dari Arsitektur Kolonial Belanda.


2. Untuk mengetahui Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia
3. Periodesasi Arsitektur Kolonial.
4. Untuk mengetahui Aliran yang mempengaruhi Perkembangan Arsitektur
Kolonial di Indonesia.
5. Contoh Gambar yang mempermudah penjelasan tentang Arsitektur Kolonial
Belanda.
6. Penelitian ini diharapkan melengkapi berbagai hasil penelitian arsitektur
kolonial yang telah dilakukan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah
mengetahui dan mengerti apa itu Arsitektur Kolonial. Diharapkan dapat
memberikan manfaat teoritis keilmuan dan manfaat praktis arsitektur.

Arsitektur Kolonial Belanda Page 5


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur Kolonial


2.1.1. Pengertian Arsitektur Kolonial

Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda yang dikembangkan di


Indonesia selama Indonesia masih dalam kekuasaan Belanda sekitar abad 17
sampai tahun 1942 (Sidharta, 1987 dalam Samsudi)

Menurut Muchlisiniyati Safeyah (2006) Arsitektur kolonial merupakan


arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur. Arsitektur ini hadir
melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal
di Indonesia, pada masa sebelum kemerdekaan.Arsitektur yang hadir pada awal
masa setelah kemerdekaan sedikit banyak dipengaruhi oleh arsitektur kolonial
disamping itu juga adanya pengaruh dari keinginan para arsitek untuk berbeda dari
arsitektur kolonial yang sudah ada (arsitektur jengki).

Arsitektur kolonial Belanda berupa aspek fisik, bergaya kemaharajaan yang


disesuaikan dengan kondisi setempat, bangunan menekankan pada fungsi. Tentu
saja arsitektur tersebut telah berubah menjadi sesuatu yang baru karena proses-
proses adaptasi dan akulturasi dengan konteks lingkungan dan budaya Indonesia

Wujud atau bentuk pada arsitektur kolonial Belanda adalah terdapat dinding
tembok dari pasangan batu bata tebal dua batu atau lebih, kolom bulat gaya neo
klasik bahan dari besi tuang, pintu dan jendela yang lebar dan tinggi.

Asitektur kolonial banyak terdapat di negara-negara lain di luar Indonesia


karena arsitektur kolonial merupakan arsitektur cangkokan dari negeri Eropa ke
daerah koloni. Arsitektur kolonial Belanda di Indonesia adalah fenomena yang
unik karena tidak terdapat di lain tempat juga pada negara-negara bekas koloni,
kaena terdapat pencampuran budaya penjajah dengan budaya Indonesia. (Haris,
Cyil M dalam Samsudi)

Arsitektur Kolonial Belanda Page 6


2.2 Perkembangan Arsitektur Kolonial di Indonesia
Sejarah mencatat, bahwa bangsa Eropa yang pertama kali datang ke
Indonesia adalah Portugis, yang kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan
Belanda. Pada mulanya kedatangan mereka dengan maksud berdagang. Mereka
membangun rumah dan pemukimannya di beberapa kota di Indonesia yang
biasanya terletak dekat dengan pelabuhan. Dinding rumah mereka terbuat dari
kayu dan papan dengan penutup atap ijuk. Namun karena sering terjadi konflik
mulailah dibangun benteng. Hampir di setiap kota besar di Indonesia. Dalam
benteng tersebut, mulailah bangsa Eropa membangun beberapa bangunan dari
bahan batu bata. Batu bata dan para tukang didatangkan dari negara Eropa. Mereka
membangun banyak rumah, gereja dan bangunanbangunan umum lainnya dengan
bentuk tata kota dan arsitektur yang sama persis dengan negara asal mereka. Dari
era ini pulalah mulai berkembang arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Setelah
memiliki pengalaman yang cukup dalam membangun rumah dan bangunan di
daerah tropis lembab, maka mereka mulai memodifikasi bangunan mereka dengan
bentuk-bentuk yang lebih tepat dan dapat meningkatkan kenyamanan di dalam
bangunan.

2.3 Periodesasi Arsitektur Kolonial


2.3.1 Abad 16 sampai tahun 1800-an

Waktu itu Indonesia masih disebut sebagai Nederland Indische (Hindia Belanda) di
bawah kekuasaan perusahaan dagang Belanda, VOC. Arsitektur Kolonial Belanda
selama periode ini cenderung kehilangan orientasinya pada bangunan tradisional di
Belanda. Bangunan perkotaan orang Belanda pada periode ini masih bergaya
Belanda dimana bentuknya cenderung panjang dan sempit, atap curam dan dinding
depan bertingkat bergaya Belanda di ujung teras. Bangunan ini tidak mempunyai

Arsitektur Kolonial Belanda Page 7


suatu orientasi bentuk yang jelas, atau tidak beradaptasi dengan iklim dan
lingkungan setempat.
Kediaman Reine de Klerk (sebelumnya Gubernur Jenderal Belanda) di Batavia.

2.3.2 Tahun 1800-an sampai tahun 1902

Pemerintah Belanda mengambil alih Hindia Belanda dari VOC. Setelah


pemerintahan tahun 1811-1815 wilayah Hindia Belanda sepenuhnya dikuasai oleh
Belanda. Pada saat itu, di Hindia Belanda terbentuk gaya arsitektur tersendiri yang
dipelopori oleh GubernurJenderal HW yang dikenal engan the Empire Style, atau
The Ducth Colonial Villa: Gaya arsitektur neo-klasik yang melanda Eropa
(terutama Prancis) yang diterjemahkan secara bebas. Hasilnya berbentuk gaya
Hindia Belanda yang bercitra Kolonial yang disesuaikan dengan ingkungan lokal,
iklim dan material yang tersedia pada masa itu. Bangunan-bangunan yang berkesan
grandeur (megah) dengan gaya arsitektur Neo Klasik dikenal Indische Architecture
karakter arsitektur seperti :
1. Denah simetris dengan satu lantai, terbuka, pilar di serambi depan dan
belakang (ruang makan) dan di dalamnya terdapat serambi tengah yang mejuju ke
ruang tidur dan kamarkamar lainnya.
2. Pilar menjulang ke atas (gaya Yunani) dan terdapat gevel atau mahkota di
atas serambi depan dan belakang.
3. Menggunakan atap perisai.

2.3.3 Tahun 1902 sampai tahun 1920-an

Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di Indonesia pada tahun
19001920-an :
1. Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan
2. Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable,
gambrel gable, pediment (dengan entablure). 3. Penggunaan Tower pada
bangunan

Arsitektur Kolonial Belanda Page 8


4. Tower pada mulanya digunakan pada bangunan gereja kemudian diambil
alih oelh bangunan umum dan menjadi mode pada arsitektur kolonial Belanda pada
abad ke 20.
5. Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, segiempat ramping, dan ada
yang dikombinasikan dengan gevel depan. 6. Penggunaaan Dormer pada
bangunan
7. Penyesuaian bangunan terhadap iklim tropis basah seperti membuat Ventilasi
yang lebar dan tinggi.

2.3.4 Tahun 1920 sampai tahun 1940-an

Gerakan pembaharuan dalam arsitektur baik di tingkat nasional maupun


internasional. Hal ini mempengaruhi arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Pada
awal abad 20, arsitek-arsitek yang baru datang dari negeri Belanda memunculkan
pendekatan untuk rancangan arsitektur di Hindia Belanda. Aliran baru ini, semula
masih memegang unsur-unsur mendasar bentuk klasik, memasukkan unsur-unsur
yang terutama dirancang untuk mengantisipasi matahari hujan lebat tropik. Selain
unsur-unsur arsitektur tropis, juga memasukkan unsur-unsur arsitektur tradisional
(asli) Indonesia sehingga menjadi konsep yang eklektis. Konsep ini nampak pada
karya Maclaine Pont seperti kampus Technische Hogeschool (ITB), Gereja Poh
sarang di Kediri.

2.4 Beberapa Aliran yang Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Kolonial


di Indonesia

2.4.1 Gaya Neo Klasik (the Empire Style / the Dutch Colonial Villa) (tahun
1800)

Ciri – Ciri dan Karakteristik :


1. Denah simetris penuh dengan satu lanmtai atas dan ditutup dengan atap perisai.
2. Temboknya tebal
3. Langit – langitnya tinggi
4. Lantainya dari marmer
5. Beranda depan dan belakang sangat luas dan terbuka

Arsitektur Kolonial Belanda Page 9


6. Diujung beranda terdapat barisan pilar atau kolom bergaya Yunani (doric, ionic,
korinthia)
7. Pilar menjulang ke atas sebagai pendukung atap
8. Terdapat gevel dan mahkota diatas beranda depan dan belakang
9. Terdapat central room yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan
belakang, kiri kananya terdapat kamar tidur
10. Daerah servis dibagian belakang dihubungkan dengan rumah induk oleh galeri.
Beranda belakang sebagai ruang makan.
11. Terletak ditanah luas dengan kebun di depan, samping dan belakang.

2.4.2 Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis


(sesudah tahun 1900)

Ciri dan karakteristik :

1. Penggunaan gevel(gable) pada tampak depan bangunan


2. Penggunaan tower pada bangunan
3. Penggunaan dormer pada bangunan

Beberapa penyesuaian dengan iklim tropis bsaah di Indonesia:

1. Denah tipis bentuk bangunan rampingBanyak bukaan untuk aliran udara


memudahkan cross ventilasi yang diperlukan iklim tropis basah
2. Galeri sepanjang bangunan untuk menghindari tampias hujandan sinar
matahari langsung 3. Layout bangunan menghadap Utara Selatan dengan orientasi
tepat terhadap sinar matahari tropis Timur Barat

2.4.3 Gaya Neogothic ( sesudah tahun 1900)

Ciri-ciri dan karakteristik

1. Denah tidak berbentuk salib tetapi berbentuk kotak


2. Tidak ada penyangga( flying buttress)karena atapnya tidak begitu tinggi tidak
runga yang dinamakan double aisle atau nave seperti layaknya gereja gothic
3. Disebelah depan dari denahnya disisi kanan dan kiri terdapat tangga yang
dipakai untuk naik ke lantai 2 yang tidak penuh
4. Terdapat dua tower( menara ) pada tampak mukanya, dimana tangga tersebut
ditempatkan dengan konstruksi rangka khas gothic
5. Jendela kacanya berbentuk busur lancip

Arsitektur Kolonial Belanda Page 10


6. Plafond pada langit-langit berbentuk lekukan khas gothic yang terbuat dari besi.

2.4.4 Nieuwe Bouwen / International Style( sesudah tahun 1900-an)

Ciri-ciri dan karakteristik :

1. Atap datar
2. Gevel horizontal
3. Volume bangunan berbentuk kubus
4. Berwarna putih

Nieuwe Bouwen/International Style di Hindia Belanda mempunyai 2 aliran utama :

A. Nieuwe Zakelijkheid
Mencoba mencari keseimbangan terhadap garis dan massa

Bentuk-bentuk asimetris void saling tindih ( interplay dari garis hoeizontal dan
vertical) Contoh ; Kantor Borsumij ( GC. Citroen)

B. Ekspresionistik :
Wujud curvilinie

Contoh : villa Isola ( CP.Wolf ), Hotel Savoy Homann( AF aalbers

2.4.5 Art Deco

Ciri – ciri dan karakteristik :

1. Gaya yang ditampilkan berkesan mewahdan menimbulkan rasa romantisme


2. Pemakaian bahan – bahan dasar yang langka serta material yang mahal
3. Bentuk massif
4. Atap datar
5. Perletakan asimetris dari bentukan geometris
6. Dominasi garis lengkung plastis

Arsitektur Kolonial Belanda Page 11


2.5 Bangunan Arsitektur Kolonial Belanda
Rumah Sakit Darmo adalah salah satu contoh Arsitektur Kolonial di Indonesia.
Rumah Sakit Darmo didirikan di Surabaya oleh sekelompok orang Belanda yang
dipimpin oleh HJ. OFFERHAUS pada tanggal 9 Juni 1897.

Gambar : bagian depan Rumah Sakit Darmo


(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)

Bagian depan Rumah Sakit Darmo yang berbentuk segitiga mengikuti bentuk atap,
khas kolonial. Pada puncak gevel terdapat ornamen menara kayu pendek dengan
penangkal petir di pucuknya. Pada gevel terdapat logo Rumah Sakit Darmo,
dengan tulisan pada bidang lengkung berbunyi “Salus Aegroti Suprema Lex Est”
yang secara harafiah berarti “Kesehatan orang sakit adalah hukum tertinggi”.
Rumah Sakit Darmo memiliki selasar dengan tiga lengkung busur di bagian depan,
dan akses utama yang juga berbentuk lengkung dengan ukuran lebih kecil, dan dua
pasang jendela ganda simetris. Setelah kemerdekaan sempat timbul semacam
penolakan terhadap gaya arsitektur colonial yang memunculkan gaya arsitektur
yang disebut jengki, dengan diantara ciricirinya adalah atap pelana, gevel miring,
adanya teras, kusen jendela asimetris, dan interior yang lebih cair.

Arsitektur Kolonial Belanda Page 12


Gambar : Prasasti pada Rumah Sakit Darmo
(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)

Gambar : Lorong pada Rumah Sakit Darmo


(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)
Lorong masuk utama Rumah Sakit Darmo dengan logo dan tulisan “Salus Aegroti
Suprema Lex Est” di atas gerbang lengkung. Pada lorong ini menggunakan
finising berwarna putih dimana warna putih dominan digunakan pada
bangunan kolonial.

Gambar : Pavilium
(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)
Arsitektur Kolonial Belanda Page 13
Paviliun di bagian depan Rumah Sakit Darmo yang berada di sebelah
kiri dan kanan bangunan.

Gambar : Lanscape pada Rumah Sakit Darmo


(Sumber : rumahcomplit.ga)
Lorong pedestrian Rumah Sakit Darmo diteduhi dengan pohon-pohon
dan di depannya terdapat taman-taman.

Gambar : Desain pintu pada Rumah Sakit Darmo


(Sumber : wisatasurabaya.50webs.com)
Desain pintu pada Rumah Sakit Darmo dimana terdapat lubang-lubang pada pintu
dimana sebagai sirkulasi udara dan terdapat ventilasi pada bagian atas kusen
sebagai penghawaan dan pencahayaan alami.
Arsitektur Kolonial Belanda Page 14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu
Arsitektur kolonial merupakan sebutan singkat untuk langgam arsitektur yang
berkembang selama masa pendudukan Belanda di tanah air. Masuknya unsur
Eropa ke dalam komposisi kependudukan menambah kekayaan ragam arsitektur di
nusantara. Sejarah mencatat, bahwa bangsa Eropa yang pertama kali datang ke
Indonesia adalah Portugis, yang kemudian diikuti oleh Spanyol, Inggris dan
Belanda. Pada mulanya kedatangan mereka dengan maksud berdagang. Aliran
yang mempengaruhi arsitektur colonial di Indonesia di antaranaya Gaya Neo
Klasik, Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis, Gaya
Neogothic, Nieuwe Bouwen / International Style, Art Deco.

Arsitektur Kolonial Belanda Page 15


DAFTAR PUSTAKA

Wirawan. 2019. Arsitektur Kolonial dalam


https://dheavours.wordpress.com/2015/06/11/arsitektur-kolonial/ diunduh pada
Sabtu, 28 Maret 2020 jam 10.15.

2012. Rumah Sakit Darmo dalam


https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Darmo diunduh pada Sabtu, 28 Maret
2020 jam 13.10.

Sarah Bulqis. 2009. Arsitektur Kolonial Belanda dalam https://www.academia.edu/


diunduh pada Sabtu, 28 Maret 2020 jam 16.55.

Renashiru. 2018. Arsitektur Kolonial dalam


https://www.slideshare.net/renashiru/arsitektur-kolonial pada Minggu, 29 Maret
2020 jam 10.30.

Arsitektur Kolonial Belanda Page 16

Anda mungkin juga menyukai