Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENELITIAN

Benteng Kalimo’ok, Jejak Kolonialisme Belanda


di Pulau Madura

Disusun Oleh :
Rahmat Hidayat (20040284013)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Benteng Kalimo’ok, Jejak Kolonialisme
Belanda di Pulau Madura" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PLK Tematik. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Benteng Kalimo’ok sebagai cagar budaya
peninggalan Belanda bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Wisnu, M.Hum selaku Dosen pengampu
Mata Kuliah PLK Tematik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 01 Oktober 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I


DAFTAR ISI............................................................................................................................. II
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
2.1 Sejarah Berdirinya Benteng Kalimo’ok ...................................................................... 3
2.2 Tujuan pendirian Benteng kalimo’ok .......................................................................... 3
2.3 Pemanfaatan Benteng Kalimo’ok................................................................................ 4
2.4 Upaya pelestarian Benteng Kalimo’ok ....................................................................... 4
2.5 Nilai yang dapat diambil dari pendirian Benteng Kalimo’ok ..................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 5
3.2 Saran ........................................................................................................................ 5
LAMPIRAN GAMBAR ............................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 7

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa Kolonialisme dan Imperialisme merupakan salah satu periodisasi dalam
kesejarahan Indonesia. Berawal dari penjelajahan Samudra yang dilakukan oleh bangsa
Eropa untuk mencari daerah penghasil rempah – rempah di daerah timur membuat
Bangsa – Bangsa Eropa; seperti Portugus,Spanyol, Inggris, dan Belanda datang ke
Indonesia. Negara – negara tersebut silih berganti datang ke Indonesia dengan tujuan
yang sama, yaitu mencari rempah – rempah di mulai dari Portugis melalui Alfonso
D’Albuquerque sampai pada Belanda melalui Cornelis de Houtman. Kedatangan bangsa
– bangsa Eropa tersebut sudah tentu memberikan pengaruh diberbagai bidang kehidupan,
tak terkecuali di bidang arsitektur bangunan. Pengaruh di bidang arstektur bangunan ini
dapat dilihat melalui benteng – benteng yang dibangn oleh bangsa – bangsa Eropa, salah
satunya Benteng Kalimo’ok.
Benteng Kalimo’ok merupakan benteng peninggalan Belanda yang ada di pulau
madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep. Posisi benteng ini berada jauh dari Pelabuhan
Kalianget dan juga pusat kota, kira-kira 7 Km dari pelabuhan Kalianget dan 7 Km
dari keraton Sumenep, Atau 1 Km dari Bandar Udara Trunojoyo. Benteng Kalimo’ok
berdiri di atas tanah seluas 15.000 m2, panjang 150 m, lebar 100 m dengan tinggi tembok
kurang lebih 3 m. Benteng Kalimo’ok mempunyai area persegi dengan empat bastion
dengan lebar 5 meter dibangun dari bata dengan dua pintu masuk, masing-masing ada di
sisi utara dan sisi selatan. Penulis merasa perlu mengangkat topik ini karena di Era
Millenial ini sering kali generasi muda melupakan sejarah dan kurang memanfaatkan
peninggalan sejarah untuk dilkaji secara lebih mendalam untuk perkembangan di masa
yang akan datang, termasuk pemanfaatan dan upaya pelestarian Benteng Kalimo’ok ini.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam isi Bab pembahasan. Beberapa masalah tersebut antara lain:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Benteng Kalimo’ok ?
2. Bagaimana tujuan pendirian Benteng Kalim’ok ?
3. Bagaimana pemanfaatan Benteng Kalimo’ok ?
4. Bagaimana upaya pelestarian Benteng Kalimo’ok ?
5. Bagaimana nilai yang dapat kita ambil dari pendirian Benteng Kalimo’ok ?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini sabagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Benteng Kalimo’ok.
2. Untuk mengetahui tujuan pendirian Benteng Kalimo’ok.
3. Untuk mengetahui manfaat pendirian Benteng Kalimo’ok.
4. Untuk mengetahui upaya pelestarian Bneteng Kalimo’ok.
5. Untuk mengetahui Nilai yang dapat diambil dari pendirian Benteng Kalimo’ok.

1.4 Manfaat
Penulis telah merumuskan manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui sejarah berdirinya Benteng Kalimo’ok.
2. Agar dapat mengetahui tujuan dan pemanfaatan Benteng Kalimo’ok.
3. Agar dapat mengetahui upaya pelestarian Benteng Kalimo’ok.
4. Agar dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian berikutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Benteng Kalimo’ok
Berawal dari perjanjian antara VOC dengan Pakubowono I Raja Mataram Tahun
1705 silam. Dalam perjanjian tersebut, dua wilayah bagian Madura timur diberikan
kepada kuasa VOC. Meski dibawah kuasa VOC, perjanjian tersebut rupanya memberikan
dampak yang cukup besar bagi Sumenep di kemudian hari. Para Bupati dari dua wilayah
ini diwajibkan untuk senantiasa mengadakan kontrak-kontrak dalam kurun waktu
tertentu. Kontrak atau perjanjian yang dibuat cukup beragam, mulai dari penyediaan
bahan pokok hingga menyediakan ribuan orang untuk kepentingan pertahanan VOC.
Sebagai kawasan transit dengan bandar terbesar di Pulau Madura, Perairan Kalianget
selalu ramai dilintasi kapal-kapal dagang yang hendak berlabuh ke perairan Indonesia
Timur. Untuk mengawasi keluar masuknya perdagangan di wilayah Madura, VOC
membangun sebuah Benteng di Desa Kalimo’ok, Kecamatan kalianget, Kabupaten
Sumenep yang berlokasi sekitar 7 Km dari Pelabuhan Kalianget sehingga Benteng
tersebut dinamakan Benteng Kalimo’ok. Nama kalimo’ok sendiri berasal dari kata kali
mogok (kali yang tidak mengalir) karena pada saat itu pemerintah VOC sengaja membuat
sebuah kali yang mengelilingi benteng untuk menghambat upaya serangan yang
dilakukan oleh musuh. Benteng kalimo’ok didirikan pada tahun 1785 dengan luas 1.500
m2 (Panjang 150 m2, Lebar 100 m2, dan Tinggi 3 m), dibangun dengan Bata dan memiliki
2 pintu masuk serta memiliki 4 bastion yang ditempatkan disetiap sudut benteng.
Sebelumnya Pemerintah VOC juga pernah membangun sebuah benteng di Kawasan timur
yang sekarang disebut Lojhi Kantang. Nama Loji Kanthang sendiri berasal dari dua kata
yaitu Loji yang artinya Benteng dan kanthang yang artinya ditinggal. Benteng tersebut
ditinggal karena dirasa memiliki lokasi yang kurang strategis, akhirnya pemerintah VOC
membangun benteng lagi yang sekarang dikenal dengan Benteng Kalimo’ok.
Diluar benteng terdapat komplek pemakaman yang diidentifikasi sebagai pemakaman
Belanda, namun pemakaman tersebut merupakan pemakaman baru yang dibangun sekitar
1930-an. Menurut keterangan juru pelihara benteng, pemakaman tersebut didominasi oleh
etnis tionghoa dan hanya terdapat satu makam yang merupakan makam jenderal penjaga
benteng tersebut. Didepan kompleks pemakaman tersebut dibuat sebuah monument atau
gapura sebagai penghargaan terhadap jenderal penjaga benteng tersebut. Pemakaman
orang – orang Belanda yang lama terletak di selatan atau sekarang ini Desa Kertasada,
tepatnya dikampung Kerkop. Nama tersebut diambil dari bahasa Belanda Kerkhof yang
bermakna mati.

2.2 Tujuan pendirian Benteng kalimo’ok


Perairan Kalianget yang sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang serta menjadi
akses untuk masuk ke wilayah Indonesia timur membuat pemerintah VOC akhirnya
membangun benteng (Benteng Kalimo’ok) untuk mengawasi keluar masuknya
perdagangan di wilayah Madura. Benteng tersebut digunakan untuk melakukan
pemantauan terhadap pedagang yang akan menuju kawasan perairan kalianget maupun
sebaliknya.

3
Namun mendekati masa kemerdekaan, benteng yang semula berfungsi sebagai tempat
pemantauan perdagangan di wilayah Madura beralih fungsi menjadi benteng pertahanan.
Benteng tersebut merupakan pertahanan terakhir pemerintah VOC di Madura. Terdapat
empat Bastion yang diletakkan pada tiap sudut benteng untuk mengawasi pergerakan
musuh serta diletakkan pula Meriam di setiap Bastion. Sekarang Meriam tersebut
ditempatkan di Museum Sumenep dengan alasan keamanan.

2.3 Pemanfaatan Benteng Kalimo’ok


Benteng kalimo’ok ini dibangun sebagai markas pemerintah VOC dalam melakukan
monopoli perdagangan di Madura. Benteng tersebut dimanfaatkan sebagai tempat
pemantauan dan sebagai simbol pendudukan pemerintah VOC di wilayah Madura. Tak
hanya itu, benteng ini juga kerap kali dijadikan tempat tahanan bagi penduduk lokal yang
membangkang dan melawan pada pemerintah VOC. Disudut belakang bagian timur
terdapat bangunan berbentuk mirip cungkup yang difungsikan sebagai tempat
penyimpanan obat – obatan untuk tentara VOC. Sayangnya, saat ini benteng tersebut
dimanfaatkan sebagai tempat karantina peternakan sapi dan terlihat kurang terawat. Hal
tersebut terjadi karena Bupati Sumenep memberikan hak kelola benteng tersebut pada
Dinas Peternakan sejak 1930-an silam. Namun masih ada beberapa masyarakat yang
menggunakan benteng tersebut sebagai sarana wisata dan edukasi.

2.4 Upaya pelestarian Benteng Kalimo’ok


Hak Kelola benteng yang diberikan kepada Dinas Peternakan dan pengalih fungsian
benteng membuat upaya pelestarian terhadap Benteng Kalimo’ok belum maksimal.
PBCB (Badan Perlindungan Cagar Budaya) Trowulan Jawa Timur dan organisasi pecinta
sumenep tempo dulu sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Setempat untuk
menindaklanjuti upaya pelesatarian benteng tersebut namun tetap mengalami jalan buntu
karena hak kelola benteng sudah ada pada Dinas Peternakan. Sekarang ini, upaya yang
dapat dilakukan untuk melestariakan benteng ini adalah melalui PBCB Jawa Timur
dengan menempatkan seorang petugas juru pelihara dan melakukan pemantauan secara
berkala terhadap kondisi benteng. Tak hanya itu, pihak pemelihara benteng juga
melakukan kerja sama dengan organisasi pecinta sumenep tempo dulu serta mahasiswa
yang peduli akan cagar budaya dan peninggalan sejarah untuk bersama sama
berkontribusi dalam pelestarian benteng ini sehingga Benteng Kalimo’ok ini dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

2.5 Nilai yang dapat diambil dari pendirian Benteng Kalimo’ok


Dengan mengetahui bahwa pemerintah Belanda melalui VOC sudah melakukan
kolonialisme di Indonesia Khususnya di Pulau Madura, seharusnya kita harus bisa
memiliki rasa kecintaan terhadap Tanah Air kita. Kita harus lebih bijak dalam menilik
perjuangan pendahulu kita dalam melepaskan belenggu penjajahan di negeri ini. Selain
itu, melalui keberadaan benteng tersebut seharusnya dapat meningkatkan kepekaan kita
terhadap sejarah bangsa kita serta harus mejadi pribadi yang pandai bersyukur terhadap
nikmat yang telah Allah berikan kepada masyarakat Indonesia ini.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benteng Kalimo’ok merupakan benteng yang didirikan oleh pemerintah VOC pada
tahun 1785 di Desa Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep dengan luas
1.500 m2. Tujuan didirikannya benteng ini adalah untuk memantau perdagangan dan
sebagai basis pertahanan pemerintah VOC di wilayah Madura. Pada awalnya, benteng ini
dimanfaatkan sebagai tempat pemantauan aktivitas perdagangan serta tempat tahanan
penduduk lokal yang menentang pemerintah VOC. Namun, untuk sekarang benteng
tersebut dimanfaatkan sebagai tempat karantina peternakan sapi karena hak kelola
benteng tersebut diberikan kepada Dinas Peternakan. Mengingat kondisinya saat ini yang
tidak terawatt, maka PBCB Trowulan Jawa Timur, Dinas Pariwisata, serta Organisasi
pencinta Sumenep tempo dulu dan mahasiswa yang peduli akan cagar budaya melakukan
upaya pelestarian dengan cara menempatkan petugas juru pelihara serta rutin melakukan
pemantauan terhadap kondisi Benteng Kalimo’ok demi pelestariannya dimasa yang akan
datang. Banyak nilai yang dapat kita ambil dari pendirian Benteng Kalimo’ok ini,
misalnya menguatnya sikap cinta tanah air dengan menilik perjuangan bangsa Indonesia
dalam melawan belenggu penjajahan Belanda serta meningkatnya rasa syukur kita pada
nikmat Allah SWT.

3.2 Saran
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, maka menulis merasa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna sehingga kritik yang bersifat
membangun serta perbaikan dalam bentuk apapun sangat diharapkan dari pembaca.

5
LAMPIRAN GAMBAR

6
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi. 2021. Benteng Kalimo’ok: Jejak Kejayaan VOC di Sumenep. Diakses dari
https://mamira.id/benteng-kalimook-jejak-kejayaan-voc-di-sumenep/2/ pada tanggal 01
Oktober 2021.
“Mengukir Imajinasi Di Wisata Benteng Kalimo’ok”. 2020. Diakses dari
http://sumenepkab.go.id/berita/baca/mengukir-imajinasi-di-wisata-benteng-kalimook# pada
tanggal 01 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai