Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indah Permata Sari

Nim : 2022143167

Kelas : 1.E

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : Dr. Yenny Puspita, M.Pd

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) terletak dikawasan Wisata


Benteng Kuto Besak (BKB) di tepi sungai musi. Bangunan megah berukuran panjang
32 meter, lebar 22 meter dan tinggi sekitar 17 meter, berasitektur Eropa dibangun
oleh kolonial Belanda mulai tahun 1823 dan selesai pada tahun 1825. Dalam
sejarahnya, bangunan ini sebelumnya dipakai sebagai rumah dinas Residen Belanda di
Palembang . Sebelum bangunan yang sekarang menjadi museum ini didirikan sebuah
keratin yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau Sultan
Mahmud Badauddin I sekitar tahun 1737 M.

Setelah kekalahan Kesultanan Palembang Darussalam dalam peperangan


melawan Belanda pada tahun 1821 yang ditandai dengan disingkirkannya Sultan
Mahmud Badaruddin II, selanjutnya keraton dihancurkan. Penghancuran ini tentunya
tidak semata-mata dilatari oleh kepentingan untuk mendirikan bangunan bergaya Eropa
tetapi lebih dari itu dengan dihancurkannya bangunan keratin diharapkan kesan
monumental dari ikatan emosional antar pemimpin yang diasingkan dan rakyatnya
segera terputus.

Awalnya lokasi bangunan tersebut ada di Kuta Lama, sebagai istana sultan
Muhammad Badaruddin I di tahun 1724-1758. Namun kemudian dihancurkan oleh
kolonial Belanda sebagai hukuman kepada Kesultanan Palembang. Hukuman tersebut
tidak hanya membuat hancur bangunan tersebut, namun juga sebagai bentuk
penyerangan Belanda terhadap pemerintahan lokal.

Asal muasal hukuman tersebut ternyata karena Kesultanan Palembang


membantai Penginapan Belanda, yakni Sungai Alur. Padahal kemungkinan penyerangan
dan pembantaian tersebut karena adanya gerakan politik yang sudah dipersiapkan oleh
Belanda untuk menyerang dan menghapus kesultanan ini. Setelah dihancurkan, pada
tahun 1823 , di atas Kuta Lama dibangun gedung baru, yang nantinya menjadi cikal
bakal Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Tidak serta merta bangunan tersebut
menjadi bangunan museum, awalnya nama bangunan tersebut adalah Gedung Siput.

Satu tahun setelahnya, sebuah bangunan dibangun lagi dengan mengadopsi gaya
Eropa dan arsitek tropis khas Hindia. Dengan gaya kombinasi rumah baru tradisional,
bangunan tersebut selesai dibuat tahun 1825 dan digunakan sebagai kantor kolonial
untuk mengelola pemerintah kolonial.

Berlanjut di tahun 1920, bangunan tersebut direnovasi kembali dan digunakan


sebagai pusat pemerintahan. Penambahan kaca membuat bangunan tersebut tetap
memiliki desain dan arsitektur khas Hindia dan Eropa sebelumnya.

Pada masa perang Dunia II dan dibawah pemerintahan Jepang, bangunan ini
digunakan sebagai markas militer dan berlanjut hingga Indonesia merdeka. Setelah Indonesia
merdeka, bangunan ini menjadi markas besar TNI bernama Kodam II Sriwijaya. Nantinya
setelah dirasa keamanan Palembang terjaga dengan baik, di tahun 1984 bangunan ini
kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kota Palembang untuk digunakan sebagai museum.
Di tahun tersebut, pengambilan benda benda pusaka untuk museum juga dilakukan, begitu
pula dengan pemindahan koleksi wisata dari rumah bari ke cikal bakal museum ini.

Seiring dengn berjalan waktu dan dinamika sejarah yang terjadi di Kota Palembang,
fungsi bangunan ini sudah silih berganti, mulai dari markas tentara jepang pada masa
pendudukan, Teritorial Kodam II Sriwijaya diawal kemerdekaan, beralih pengelolaan ke
Pemerintah Kota Palembang sampai akhirnya menjadi museum. Nama museum diambil dari
nama Pahlawan asal Palembang, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II karena semasa
hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa dalam
melawan penjajah.

Nah dari sejarah tersebut museum milik masyarakat palembang ini juga menyimpan
koleksi sejarah. Berbagai koleksi ini tentu saja menjadi daya tarik utama dari museum ini.
Dari koleksi-koleksi ini, pengunjung dapat mengetahui banyak ilmu sejarah dibalik benda-
benda sejarah ini. Ada berbagai koleksi yang ada di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
sebagai berikut:

1. Prasasti Talang Tuo


Salah satu koleksi besar dari museum ini adalah Prasasti Talang Tuo. Prasasti ini
merupakan prasasti peninggalan Kesultanan Palembang. Hanya saja prasasti yang
dipamerkan di museum ini adalah versi tiruan atau replikanya saja.
2. Koleksi Berupa Tekstil
Peninggalan lainnya dari Kesultanan Palembang yang juga terpajang di museum ini
adalah benda-benda tekstil, seperti kain, kerajinan tangan, dll. Salah satu produk tekstil
yang sering mendapat sorotan dari para pengunjung museum adalah pakaian adat
Palembang.
3. Koleksi Logam
Pengunjung lainnya juga dapat menjumpai koleksi lainnya seperti uang logam,
kerajinan besi, dan masih banyak koleksi lainnya. Koleksi-koleksi ini ada yang berasal
dari Kesultanan Palembang dan ada juga dari kerajaan luar Palembang.
4. Artefak Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Di area luar museum, terdapat beberapa koleksi yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya.
Contohnya adalah koleksi patung Ganesha dan patung Budha yang yang dulu pertama
kali ditemukan di Bukit Siguntang.

Sejak secara resmi menjadi bagian dari koleksi museum ini, artefak-artefak ini
terawat sangat baik. Selain melihat-lihat berbagai jenis koleksi museum di atas, kita juga
dapat mengabadikan setiap momen di sini dengan kamera. Setiap sudut bangunan
museum pasti ada beberapa spot menarik untuk diabadikan via kamera. Seperti di
Museum Ullen Sentalu, Kaliurang, yang juga memiliki banyak spot luar ruangan yang
sangat estetik untuk difoto. Demikian juga dengan museum ini. Kebetulan di halaman
depan museum terdapat taman cantik dengan hiasan artefak bekas peninggalan Kerajaan
Sriwijaya.
5. Fasilitas Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Di kawasan museum ini sendiri, tersedia beberapa fasilitas umum, sebut saja area parkir
yang luas dan sangat memadai. Kemudian di halaman depan museum, terdapat sebuah
taman yang bisa digunakan untuk bersantai. Ada juga fasilitas toilet umum dan mushola
yang bebas tanpa ada pungutan biaya.
Setelah puas keliling di area museum, kini saatnya isi perut anda dengan makanan khas
Palembang yang terkenal lezat. anda tak perlu jauh-jauh untuk berburu kuliner. Sebab
khusus untuk fasilitas tempat makan dan sentra oleh-oleh khas Palembang, bisa anda
jumpai dengan mudah di luar area wisata museum ini.

Terkait dengan jam operasional, museum ini buka setiap hari, dari Senin hingga Minggu
dengan jam operasional yang berbeda. Senin buka dari jam 13.00 sampai jam 15.00 WIB.
Sedangkan Selasa hingga Jumat buka dari jam 08.00 sampai jam 16.00 WIB. Dan hari Sabtu
dan Minggu, jam operasionalnya dari jam 09.00 sampai jam 15.00 WIB.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sangat recommended untuk anda yang


menyukai situs-situs peninggalan dan cerita dibalik situs-situs tersebut.

Anda mungkin juga menyukai