Nim : 2022143167
Kelas : 1.E
Awalnya lokasi bangunan tersebut ada di Kuta Lama, sebagai istana sultan
Muhammad Badaruddin I di tahun 1724-1758. Namun kemudian dihancurkan oleh
kolonial Belanda sebagai hukuman kepada Kesultanan Palembang. Hukuman tersebut
tidak hanya membuat hancur bangunan tersebut, namun juga sebagai bentuk
penyerangan Belanda terhadap pemerintahan lokal.
Satu tahun setelahnya, sebuah bangunan dibangun lagi dengan mengadopsi gaya
Eropa dan arsitek tropis khas Hindia. Dengan gaya kombinasi rumah baru tradisional,
bangunan tersebut selesai dibuat tahun 1825 dan digunakan sebagai kantor kolonial
untuk mengelola pemerintah kolonial.
Pada masa perang Dunia II dan dibawah pemerintahan Jepang, bangunan ini
digunakan sebagai markas militer dan berlanjut hingga Indonesia merdeka. Setelah Indonesia
merdeka, bangunan ini menjadi markas besar TNI bernama Kodam II Sriwijaya. Nantinya
setelah dirasa keamanan Palembang terjaga dengan baik, di tahun 1984 bangunan ini
kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kota Palembang untuk digunakan sebagai museum.
Di tahun tersebut, pengambilan benda benda pusaka untuk museum juga dilakukan, begitu
pula dengan pemindahan koleksi wisata dari rumah bari ke cikal bakal museum ini.
Seiring dengn berjalan waktu dan dinamika sejarah yang terjadi di Kota Palembang,
fungsi bangunan ini sudah silih berganti, mulai dari markas tentara jepang pada masa
pendudukan, Teritorial Kodam II Sriwijaya diawal kemerdekaan, beralih pengelolaan ke
Pemerintah Kota Palembang sampai akhirnya menjadi museum. Nama museum diambil dari
nama Pahlawan asal Palembang, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II karena semasa
hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa dalam
melawan penjajah.
Nah dari sejarah tersebut museum milik masyarakat palembang ini juga menyimpan
koleksi sejarah. Berbagai koleksi ini tentu saja menjadi daya tarik utama dari museum ini.
Dari koleksi-koleksi ini, pengunjung dapat mengetahui banyak ilmu sejarah dibalik benda-
benda sejarah ini. Ada berbagai koleksi yang ada di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
sebagai berikut:
Sejak secara resmi menjadi bagian dari koleksi museum ini, artefak-artefak ini
terawat sangat baik. Selain melihat-lihat berbagai jenis koleksi museum di atas, kita juga
dapat mengabadikan setiap momen di sini dengan kamera. Setiap sudut bangunan
museum pasti ada beberapa spot menarik untuk diabadikan via kamera. Seperti di
Museum Ullen Sentalu, Kaliurang, yang juga memiliki banyak spot luar ruangan yang
sangat estetik untuk difoto. Demikian juga dengan museum ini. Kebetulan di halaman
depan museum terdapat taman cantik dengan hiasan artefak bekas peninggalan Kerajaan
Sriwijaya.
5. Fasilitas Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Di kawasan museum ini sendiri, tersedia beberapa fasilitas umum, sebut saja area parkir
yang luas dan sangat memadai. Kemudian di halaman depan museum, terdapat sebuah
taman yang bisa digunakan untuk bersantai. Ada juga fasilitas toilet umum dan mushola
yang bebas tanpa ada pungutan biaya.
Setelah puas keliling di area museum, kini saatnya isi perut anda dengan makanan khas
Palembang yang terkenal lezat. anda tak perlu jauh-jauh untuk berburu kuliner. Sebab
khusus untuk fasilitas tempat makan dan sentra oleh-oleh khas Palembang, bisa anda
jumpai dengan mudah di luar area wisata museum ini.
Terkait dengan jam operasional, museum ini buka setiap hari, dari Senin hingga Minggu
dengan jam operasional yang berbeda. Senin buka dari jam 13.00 sampai jam 15.00 WIB.
Sedangkan Selasa hingga Jumat buka dari jam 08.00 sampai jam 16.00 WIB. Dan hari Sabtu
dan Minggu, jam operasionalnya dari jam 09.00 sampai jam 15.00 WIB.