Muhamad Faiq N D300140028 Melly Juliani D300140040 Dwi Adi H D300140046 Iseh Purwanto D300140084 Latar Belakang
Revitalisasi merupakan salah satu langkah konservasi yang bertujuan
menghidupkan kembali kawasan, bangunan-bangunan, jalan-jalan, dan lingkungan kuno dengan menerapkan fungsi baru dalam penataan arsitektural aslinya, untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial, pariwisata dan budaya. Surakarta juga memiliki sejumlah kawasan kuno bersejarah dengan karakter yang spesifik. Salah satunya adalah Kawasan jayengan yang merupakan kawasan identik dengan kampung permata Salah satunya rumah jayengan. Rumah jayengan sendiri adalahUntuk mengembalikan nilai-nilai budaya sebagai rumah pengasah permata, maka perlunya untuk mengemalikan fungsi awal bangunan, yaitu selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat usaha mengasah permata mura. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebagai sebuah destinasi wisata, Jayengan Kampoeng Permata
(JKP) masih berada pada tahap awal penciptaan wisata kreatif. Pada tahapan ini, JKP sudah memenuhi beberapa komponen penting wisata kreatif. Komponen yang telah dipenuhi adalah memiliki daya tarik industri kreatif berupa pengolahan permata dan kuliner; memiliki keberagaman budaya lokal sebagai atraksi; memiliki beberapa sarana prasarana wisata kreatif seperti sarana akomodasi, sarana transportasi, dan prasarana yang lengkap (listrik, air bersih, komunikasi); serta memiliki forum JKP sebagai pengelola wisata. JKP berada pada lokasi strategis pengembangan pariwisata berbasis industri kreatif di Kota Surakarta. Selain itu, JKP juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah dalam pelaksanaannya menjadi destinasi wisata kreatif. SASARAN Berdasarkan tujuan diatas maka, sasaran yang disusun dalam penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi komponen kesiapan Jayengan Kampoeng Permata sebagai destinasi wisata kreatif. 2. Menganalisis tingkat kesiapan komponen wisata kreatif Jayengan Kampoeng Permata berdasarkan stakeholder. Pengertian Konservasi
Ada beberapa pengertian Konservasi dari berbagai sumber,
diantaranya yaitu: Menurut Undang-undang Cagar Budaya No 11 Tahun 2010 Pengertian Konservasi adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara Melindungi, Mengembangkan, dan Memanfaatkanya. Menurut ahli Larsen (1994) Konservasi adalah suatu tindakan untuk memiliki memelihara sebanyak mungkin secara utuh suatu bangunan bersejarah yang ada melalui cara perbaikan tradisional atau modern. Jenis-jenis Konservasi
Preservasi: Upaya mempertahankan bahan sebuah tempat dalam kondisi
eksisting dan memperlambat pelapukan atau pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya tanpa ada perubahan, termasuk didalamnya ada usaha pencegahan penghancuran. RESTORASI/REHABILITASI : Mengembalikan suatu tempat persis seperti keadaan semula dengan mengilangkan tambahan-tambahan memasang komponen semula tanpa menggunakan bahan baru. REKONSTRUKSI : Mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan keadaan semula dengan menggunakan bahan lama maupun baru, mengembalikan suatu tempat pada keadaan semula sebagaimana yang diketahui dan dibedakan dari restorasi dengan menggunakan material baru sebagai bahan. ADAPTASI/REVITALISASI: Perubahan suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai dengan tidak menutup kemungkinan perubahan drastis atau hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Memodifikasi suatu tempat untuk disesuaikan pemanfaatan eksisting atau pemanfaatan yang diusulkan. REPLIKASI : Membuat bangunan atau kawasan dengan bentuk lama yang ada sebelumnya. Diterapkan antara lain padabangunan baru sebagai fasilitas pendukung kawasan. DEMOLISI : Penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan REVITALISASI Revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat. Karena latar belakang dari Kampung Permata yang merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kota Solo, maka konservasi jenis revitalisasi lah yang akan kita gunakan untuk mengkonservasi Rumah Tinggal Ma’Amah Banjar. Dengan maksud untuk mengembalikan nilai- nilai budaya yang pernah ada, yaitu sebagai rumah pengasah permata. Diharapkan dari sau rumah yang konservasi dapat membangkitkan kembali budaya yang memang pernah ada di Kampung Permata, Jayengan. Rumah Tinggal Ma’Amah Banjar kini merupakan rumah tinggal Bapak Muhammad yang merupakan anak dari pemilik rumah pertama, yaitu Ibu Salamah binti Haji Umar Said. DATA BANGUNAN
Pemilik : Usman Murtar
Alamat : Jayengan Kidul no. 4 RT 03 RW 08 Surakarta Tahun Pendirian : 1861 Tahun Renovasi : 1865 Kampung Permata jayengan, Solo. Kampung ini terletak di selatan Matahari Singosaren. Penghuninya sebagian besar keturunan Banjar Martapura banjarmasin. Sekarang merupakan generasi ke 10, jadi mereka bercokol di kampung ini sudah sangat lama, sejak jaman kerajaan. Sebagian besar warga bergerak di bidang jasa mengasah intan dan permata. Di kampung itu ada 500 orang yang bergerak di bidang berlian atau batu permata. Ada 50 orang ahli penggosok intan dan berlian, ada 75 ahli emas. Selain itu di kampung ini juga ada bubur banjar, soto banjar dan jenang samin. Potensi ini sangat luar biasa, sehingga masyarakat tergerak untuk mendongkrak menjadi Kampung Permata. Pak Yusuf, ketua paguyuban emas dan berlian mengemukakan hal ini dalam rapat bersama FEDEP Solo, tadi siang. Di sana ada 10 tempat penggosokan berlian, tetapi hingga kini yang masih aktif tinggal 2 tempat. Yang paling mengagumkan adalah Pasar Berlian. Ini tidak seperti pasar pada umumnya. Pedagang tidak membuka kios, tetapi duduk duduk di sekitar masjid jayengan. pembelinya pun juga tidak begitu menonjol. Ini seperti pasar tertutup. Karena barang yang dijual tidak diperlihatkan di etalase atau di kios, tetapi cukup di kanTongi. Ini merupakan pasar yang paling unik, dan tentu sangat menarik. Transaksinya pun tidak pakai kwitansi, nggak pakai sertifikat, seperti layaknya berlian dari toko. Walaupun nilainya sangat tinggi. Semoga segera lahir sebagai destinasi wisata yang baru dan mempunyai daya tarik tinggi.....KAMPUNG PERMATA....JAYENGAN DENAH TAMPAK DEPAN 3 DIMENSI INTERIOR Potongan kiri Potongan kanan Gaya Arsitektur : Pada tampak depan rumah yang memiliki arsitektur khas Banjar harus dipertahankan, mungkin sedikit dibersihkan dan dicat ulang akan membuat tampak lebih menjadi lebih baik.
Kondisi Bangunan Sekarang : Bangunan kurang terawat oleh
sang pemilik Gagasan Konservasi :
Revitalisasi : Revitalisasi adalah kegiatan
pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat. MEKANISME KONSERVASI PELAKSANAAN KONSERVASI BANGUNAN JAYENGAN
Pada tampak depan rumah yang memiliki arsitektur khas
Banjar harus dipertahankan, mungkin sedikit dibersihkan dan dicat ulang akan membuat tampak lebih menjadi lebih baik. Beberapa kerusakan, seperti atap bocor diperbaiki tanpa mengubah bentuk dari arsitektur aslinya. Struktur masih cukup kuat sehingga tidak perlu penambahan struktur. Perlu dilakukan upaya pengembalian ke material asli sesuai dengan data yang ada. Pengembalian ini disesuaikan dengan data kondisi lapangan, literatur, analogi bangunan, sumber foto kuno dan data hasil wawancara dengan narasumber. Fungsi Bangunan Sekarang dan Ke Depan Fungsi Bangunan Sekarang
Fungsi Bangunan Sekarang
Rumah Tinggal Ma’Amah Banjar kini merupakan rumah tinggal Bapak Muhammad yang merupakan anak dari pemilik rumah pertama, yaitu Ibu Salamah binti Haji Umar Said. Fungsi Bangunan ke Depan Untuk mengembalikan nilai-nilai budaya sebagai rumah pengasah permata, maka perlunya untuk mengemalikan fungsi awal bangunan, yaitu selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat usaha mengasah permata mura.