Anda di halaman 1dari 24

Tugas Mata Kuliah Metode Analisis Perencanaan

REKREASI

Oleh:

Kelompok II

Rizka Annisa Dewi Purnomo D101171002


Muh Hasan Faharuddin D101171005
Ovianti Mallisa D101171012
Regina Arasy Agung D101171306
Moh. Adhy Fachrudin D101171312
Cici Rahmayanti D101171319
Gianne Aprilia T. Koerniawan D101171507
M. Fibian Anggara D101171512
Said Mahadir Al Mahdaly D101171522

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul “REKREASI guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Analisis Perencanaan.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Ihsan, ST.,MT ,dosen-dosen
Departemen Perencanaan Wilayah Kota lainnya, orang tua kami yang selalu mendukung
kami dalam hal apapun, teman-teman dari Departmen Perencanaan Wilayah dan Kota
angkatan 2017, kakanda-kakanda PWK, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para
pembaca.

Gowa, 3 November 2018

Penulis
1. Pendahuluan
Rekreasi adalah sebuah kawasan aktivitas yang kiranya cukup terlantar oleh
perencana penggunaan lahan. Semua topik yang dibahas dalam buku ini adalah salah
satu standar metodologi prediksi terjauh. Rekreasi tidak mudah diartikan sebagai satu
kesatuan, melainkan berisi pembagian aktivitas yang dilakukan di daerah yang luas.
Burton (1971) berpendapat bahwa lebih mudah untuk membagi apa yang tidak
bekerja/bekerja ataupun “personal dan sosial” dibandingkan kewajiban seperti tidur
dan mandi. Bagaimanapun ini bukan pekerjaan alternatif, melainkan pelengkap
sebagai syarat bekerja. Karakteristik dari tujuan rekreasi adalah sebagai kegiatan
untuk beristirahat, hiburan, pengembangan personal dan sosial. Ketidaktertarikan
terhadap pendidikan dan kemajuan keterampilan terutama pada kasus terakhir,
perbedaanlah yang menjadi masalahnya.
Beberapa penulis telah membedakan antara rekreasi dengan kesenangan.
Namun, belakangan ini lebih pasif. Bagaimanapun untuk mempertahankan bahwa
“rekreasi berskala luas mirip dengan kesenangan”. Namun, perbedaan yang lebih
tepat adalah antara rekreasi dengan pariwisata, yang mengikutsertakan jarak dari
rumah sehingga berimplikasi pada penyediaan akomodasi bahkan di sini
pembagiannya tidak begitu jelas dan perbedaannya seperti tergantung pada topik
studi. Di taman nasional, perbedaan mungkin sangat signifikan, tetapi tidak bagi
penyediaan lapangan olahraga.
Komsumen rekreasi terus meningkat stabil sebanding dengan peningkatan
pendapatan, kemajuan transportasi, peningkatan kepemilikan monil, peningkatan
edukasi, dan peningkatan jam bebas kerja. Struktur konsumen menjadi lebih rumit
dengan adanya perubahan ini, serta peningkatan pengangguran mengubah pola
konsumen dan kebutuhan.
Burton (1971) mengatakan bahwa rekreasi dapat dikategorikan menjadi tipe,
waktu, dan lokasi. Penggambarannya ditampilkan pada tabel 7.1. termasuk mendaki
di daerah pedesaan, bermain skuas di lapangan pusat olahraga lokal, mengunjungi
teater, perpustakaan dan museum. Kebanyakan waktu rekreasi dihabiskan di rumah,
di mana kegiatan menonton TV dan berkebun adalah hal yang paling popouler bagi
orang yang tidak bekerja. Waktu sangatlah terbatas, sehingga semua kegiatan rekreasi
saling bersaing satu sama lain dalam beberapa hal.
Banyaknya jumlah pengunjung yang terlibat dalam penetapan fasilitas rekreasi
biasa dibagi atas beberapa kategori, yaitu: pemerintahan (nasional dan lokal),
perusahaan komersil, klub, dan grup sukarelawan. Taman dan perpustakaan adalah
penyediaan publik, sedangkan golf dan lapangan tenis bisa jadi publik atau privat klub
yang di dalamnya terdapat pembayaran anggota. Untuk pertandingan, bioskop adalah
perusahaan komersil, sedangkan teater merupakan perusahaan publik/privat, namun
sering membutuhkan subsidi dan sektor sukarelawan yang melibatkan kegiatan seperti
organisasi anak muda. Aksesnya bisa jadi terbuka untuk umum, namun terdapat
pembayaran atau gratis, ataupun hanya terbuka untuk member.

Tabel 1.1

Tipe Aktif/Pasif
Terorganisasi/Belum
Grup/Personal
Membutuhkan fasilitas/Tidak Butuh Fasilitas
Menyertakan keterampilan/Tidak Menyertakan Keterampilan
Menyertakan Harga/Gratis
Waktu Pulang Pergi/Menginap
Lokasi Di Luar Ruagan/Di Dalam Ruangan
Urban/Rural
Dekat Rumah/Jauh dari Rumah
Dekat Kanto/Jauh dari Kantor

Dalam sektor publik, terdapat banyak orang dengan tanggung jawab aktivitas
berbeda. Angka departemen pemerintahan pusat punya tanggung jawab sama dengan
angka di dewan olahraga ke dewan seni dan komisi ilmu kehutanan. Level nasional
tidak terdapat struktur organisasi yang terintergrasi, sedangkan di level lokal sering
terdapat fungsi yang terpisah dari departemen perencanaan.
Perencaan kota selalu memiliki perhatian kepada rekreasi, contohnya
ketentuan tentang runag terbuka. Ruang Terbuka Hijau seharusnya memiliki substansi
fungsi rekreasi, baru-baru ini taman nasional dan akses ke desa 1949 desa skotlandia
1967 dan desa 1968 telah terlibat perencanaan dibanding rekreasi.
Pada tingkat nasional, pemerintah telah mencoba membuat rencana untuk
rekreasi, di saat aktivitas biasa. Untuk tingkat lokal, banyaknya variasi aktivitas
memiliki maksud bahwa kebijakan perencanaan berbeda.
Perencanaan lebih terlibat di tempat khusus rekreasi dan sering kali di lokasi
perdesaan. Pada umumnya, rekreasi cenderung lebih dilihat sebagai pelayanan sosial,
dengan ketentuan yang berdasar pada norma/aturan. Pada satu sisi ketetapan tersebut
digunakan sebagai pembantu untuk mengontrol “perilaku anti sosial”. Menurut
tradisi, ketentuan daerah pemerintah menitikberatkan pada taman, area bermain, dan
kolam renang.
Torkildsen (1983) mengemukakan bahwa, kenyataanya perencana cenderung
mengabaikan fasilitas rekreasi dan lebih berkonsentrasi pada transportasi, perumahan,
dan perbelanjaan. Profesi di bidang rekreasi/hiburan juga telah mengabaikan
perencanaan dan lebih tertarik pada pengelolaan fasilitasnya saja.
Masalah pada perencanaan untuk hiburan, yaitu secara umum, perencana
hanya mengetahui sedikit sekali tentang hiburan, sedangkan pekerja di bidang
rekreasi/hiburan mengetahui sedikit tentang perencanaan (dikutip dalam Torkildsen,
1983, Veal, 1982).
Rencana struktur yang berkonsentrasi pada masalah kepentingan strategis
jarang mempertimbangkan ketentuan rekreasi secara mendalam. Konsentrasi utama
mereka lebih kepada konservasi yang lebih luas dan situs turis pada area perdesaan.
Perencanaan lokal hanya memberikan sedikit perhatian pada rekreasi. Survei yang
dilakukan tahun 1979 di Inggris dan Wates (Henry, 1980) memperhatikan bahwa 33%
tidak memiliki ulasan mengenai fasilitas rekreasi dan 20% hanya memiliki
pertimbangan terbatas. Survei ini menyimpulkan bahwa bahkan rencana yang
digunakan untuk mempertimbangkan isi ini masih dikategorikan lemah dalam segi
metodologi, kurangnya cangkupan yang komperehensif, kedangkalan, dan
pengaplikasian yang ketinggalan zaman, serta penggunaan standar yang tidak tepat.
Hanya di mana departemen rekreasi terpisah dengan adanya bagian penelitian adalah
analisis yang memadai. Di Skotlandia, perencanaan rekreasinya sedikit lebih
terkoordinasi, dengan bimbingan atau pedoman dari kantor Skotlandia melalui
panduan perencanaan nasional dan sejumlah studi nasional terperinci yang
memberikan dasar bagi perencanaan rekreasi dan pariwisata dalam struktur dan
rencana lokal. Meskipun begitu, hal ini tidak bisa diklaim komprehensif.
2. Kebutuhan Rekreasi
2.1. Struktur Permintaan

Dalam literatur permintaan, rekreasi memiliki 2 makna (Wilkinson, 1973). Yang


pertama, yaitu penggunaan popular yang mengacu pada jumlah pengunjung atau
pengguna. Tepatnya merupakan konsumsi atau permintaan dan banyak teknik
peramalan untuk mengukurnya. Kedua, terdapat definisi ekonomi yang ketat yang
menghubungkan antara volume atau kuantitas dengan harga. Konsumsi atau
pemakaian adalah pengaruh timbal balik dari permintaan dengan penyediaan. Jika
tidak terdapat harga, maka memungkinkan untuk mengenali hubungan harga
permintaan (Burton, 1971). Dalam hal seperti itu, perubahan konsumsi merupakan
perubahan pasokan. Sehingga, pasokan biasanya menciptakan konsumsi (Efek serupa
diamati pada Bab 5, yaitu penyediaan jalan baru).

Karena banyak kegiatan rekreasi yang tidak memiliki harga tiket masuk dan
biaya lainnya untuk peserta yang mungkin tidak bisa dianggap sebagai biaya
(contohnya seperti biaya perjalanan/biaya travel). Konsep dari ekonomi permintaan
mungkin memiliki makna terbatas. Permintaan sering digunakan sebagai istilah untuk
menggambarkan konsumsi dengan sedikit atau tanpa referensi harga. Penggunaan
seperti itu akan diadopsi pada bab ini kecuali jika dinyatakan secara eksplisit lain.

Telah diusulkan (Burton, 1971; Gratton dan Taylor, 1985; Roberts, 1974)
bahwa ketika mempertimbangkan rereasi, maka perlu untuk mempertimbangkan
komponen permintaan. Untuk tujuan ini, populasi suatu wilayah dapat dibagi ke
dalam kategori berikut:

1. Permintaan yang ada, yaitu yang saat ini menggunakan fasilitas (hal ini
mungkin sulit diukur, di mana tidak ada harga atau aktivitas yang tidak terbatas,
seoerti berjalan).
2. Permintaan laten (permintaan yang belum terlihat), yaitu dapat disebut juga
sebagai permintaan yang belum terealisasi dan terbagi menjadi 2 kategori sebagai
berikut:
a. Tangguhan/tertunda, yaitu mereka yang ingin berpartisipasi, memiliki
alat/sarana, dan waktu. Namun, tidak ada fasilitas atau tidak ada pengetahuan
tentang fasilitasnya.
b. Potensi, yaitu mereka yang tidak memiliki sarana dan waktu, tapi jika kondisi
memungkinkan mereka akan mengambil bagian.
3. Tidak ada permintaan, yaitu mereka tidak berpartisipasi karena usia, masalah
kesehatan/sakit, atau kurang berminat.

Dengan demikian, fasilitas baru mungkin memiliki satu atau lebih efek sebagai
berikut:

a. Memungkinkan permintaan laten untuk terwujud


b. Mendorong permintaan dari mereka yang tidak memiliki permintaan,
misalnya dengan menciptakan ketertarikan
c. Mengalihkan permintaan dari lama ke fasilitas baru
d. Permintaan pengganti dari berbagai jenis aktivitas atau fasilitas

Penyediaan fasilitas baru, keduanya mengubah volume permintaan absolut dan


distribusi partisipasi yang ada. Hal ini mungkin melibatkan perubahan jumlah orang
yang berpartisipasi dan perubahan dalam jumlah partisipasi peserta yang ada. Ketika
meramalkan perubahan, permintaan penting untuk menyadari struktur di atas dan
dampak terpentingnya.

2.2 Pengaruh Dalam Permintaan

Permintaan untuk menggunakan fasilitas atau untuk berpartisipasi dalam


kegiatan/aktivitas dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks. Hal ini dapat dibagi
menjadi 3 kategori (Cheung,1972, Roberts, 1974)

1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan sebagi individu


a. Jumlah orang dalam sebuah area atau tempat;
b. Penyebaran geografisnya;
c. Rata-rata pendapatan dan pengeluaran dari pendapatan mereka;
d. Rata-rata waktu liburan dan penyebaran waktu liburan;
e. Penyebaran usia dan jenis kelamin dan populasi;
f. Karakteristik sosial-ekonomi, seperti pekerjaan, pendidikan, fasilitas pengetahuan,
pengalaman dan aktivitas;
g. Kemampuan individu, motivasi, dan pilihan yang lebih disukai atau disenangi
Harus jelas bahwa banyak dari karakteristik di atas yang sangat berhubungan, seprti
pendapatan dan kelas ekonomi.

2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan fasilitas rekreasi atau tempat rekreasi


a. Daya tarik dari fasilitas atau sebuah tempat dalam hal kuantitas dan kualitas dari
fasilitas;
b. Manajemen dari fasilitas tempat rekreasi;
c. Kapasitas dari tempat atau fasilitas;
d. Ketersediaan dari penggantiatau alternatif.

Seperti sebelumya, karakteristik ini mungkin sangat berhubungan

3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi (1) dan (2) diatas


a. Jarak atau waktu atau biaya dari perjalanan antara perumahan atau tenpat kerja
dan tempat kerja dan tempat rekreasi atau fasilitas. Ada yang disebut “distance
decay” atau “kerusakan jarak”, yang mana efeknya bervariasi secara substansial
untuk berbagai aktivitas yang berbeda. Ini sama halnya dengan berbelanja, tapi
sementara itu, dalam beberapa pengertian, pembelanja harus berbelanja, orang
atau individu tidak perlu berpartisipasi dalam kegiatan hiburan/liburan tertentu.
Dengan demikian, karena jarak yang jauh , tidak hanya proporsi
penduduk/populasi yang menggunakan fasilitas yang menurun , tapi frekuensi dari
pengguna individual juga menurun.
b. Periklanan dari Tempat atau Fasilitas Rekrasi
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi generasi dan distribusi dari
permintaan dan lokasi serta tingkat penggunaan fasilitas. Perencanaan utuk
rekreasi, oleh karena itu mengakibatkan tidak hanya penilaian untuk level
konsumsi/pemakaian masa depan, tetapi juga harus mempertimbangkan distribusi
spasial dari konsumsi dan maksudnya untuk ketentuan. Bagaimanapun, untuk
beberapa aktivitas seperti mendaki gunung, sangat sedikit kontrol yang isa
diberikan di lokasi dan kontrol itu juga lebuh susah bila fasilitas disediakan oleh
pihak/sektor swasta.

Ada keterkaitan yang jelas antara permitaan dan berbagai faktor yang tercantum
diatas. Namun sulit untuk mengidentifikasi struktur sebab-akibat. Selain itu, parameter/tolak
ukur sering kali sangat tidak stabil sepanjang waktu. Ini adalah sebuah masalah yang sangat
penting dalam perkiraan rekreasi, jauh lebih banyak daripada perkiraan lainnya. Kegiatan
rekreasi sangat rentan terhadap perubahan dalam mode/gaya. Naik turunnya “ten-pin
bowling” dan naiknya popularitas “squas” saat ini hanyalah dua contoh. Seperti volatilitas
yang membuat perkiraan, untuk semua hal. Selain untuk waktu yang singkat, terutama yang
satu untuk berbagai jenis rekreasi.

2.3 Pengembangan Dari Perkiraan

Dengan perluasan rekreasi selama 6 tahun 1950 an dan 1960an, kebutuhan akan
perencanaan terus meningkat dan dengan itu dibutuhkan akan perencanaan terus meningkat
dan dengan itu dibutuhkan suatu perkiraan. Burton 1971 mengatakan bahwa ada 4
tingkatan /tahapan dalam pengembangan perkiraan rekreasi pertama adalah periode
keputusan dari kenyataan bahwa banyak variable kausal (faktor sebab-akibat) yang penting
yang terukur. Bahkan yang daooat diukur tidak bisa diperkirakan dengan tungkat akurasi
apapun dan perkiraan rekreasi tidak memiliki nilai praktis. Kemudian dilanjutkan dengan
periode dimana perkiraan hanya sedikit dari pada penilaian berdsarkan informasi dan
pengalaman. Ini dianggap sebagai pendekatan yang terbaik. Tetapi merupakan campuran dari
harapan perkiraan dan perencanaan yang normativ (berdasarkan norma atau kaidah).
Tingkatan yang ketiga adalah lebuh bersifat optimis dan cenderung didasarkan pada
ramalan/perkiraan. Dari tahapan ini, tahapan yang keempat dikembangkan selama yang mana
model prediktif dibangun, diadopsi dan diadaptasi dari bidang lain seperti teknik lalu lintas
dan ekonometri.

Sejak Burton menerapkan analisis ini, subjek telah berkembang awalnya dengan
pengembangan dengan model yang lebih rumit nilai yang mana, juga dapat dimengerti atau
dipelajari, mungkin masih diperdebatkan. Baru-baru ini telah ada pendekatan yang lebih
berhati-hati terhadap kontruksi dan penerapan model matematika yang kompleks. Perkiraan
dapat mencakup atau aktivitas kegiatan disuatu wilayah atau diberbagai kegiatan. Mereka
dapat berupa lokasi yang spesifik atau untuk seluruh “pasar”, atau mereka dapat berupa
jangka panjang atau jangka pendek. Perkiraan dapat digunakan untuk menilai permintaan
akan suatu aktivitas atau fasilitas di masa depa dan juga dapat membimbing kebijakan
penyediaan atau untuk menilai dampak proposal tertentu. Dalam sektor swasta perkiraan
permintaan dapat digunakan untuk menilai kelauakan finansial suatu proyek, berbagai macam
kemungkinan subjek membuat cakupan yang komprehensif tidak mungkin dan generalisasi
menjadi sulit. Selain itu, matematika yang terlibat dalam banyak model jauh melampaui
cakupan buku ini. Namun perlu dicatat bahwa banyak model yang lebih kompleks adalah
elaborasi dari struktur dasar yang dipaparkan disini. Diskusi dibagi menjadi tiga bagian
perencanaan normatif, permalan untuk kegiatan , peramalan untuk situs atau daerah.

3.Perencanaan Normatif

3.1 Standar

Ketika digunakan, perkiraan permintaan adalah sebaik-baiknya sebuah tambahan


untuk perencanaan rekreasi, bukan persyaratan mendasar.

Ketergantungan berat pada standar, seperti yang ditunjukkan di tabel 7.2, hasil dari
tradisi adalah paternalism dalam ketentuan, ketidakmampuan teknik peramalan. Perkiraan
tidak mungkin bernilai untuk periode , untuk lebih dari 10 tahun dan bahkan mereka mungkin
tidak ada diandalkan. Dalam banyak kasus ini seperti bahwa supply untuk fasilitas lebih
mungkin untuk mempemgaruhi konsumsi dari pada perubahan faktor penetu permintaan ini
bisa dijelaskan dari faktor seperti yang terdapat pada permintaan bagian 7.2 di atas.

Hubungan antara konsumsi dan menyediaakan adalah lebih lanjut dan rumit , dengan
cara dimana kebijakan saat ini (seperti ketentuan untuk belajar berenang). Permintaan masa
depan mempengaruhi . dengan artinya kesulitasn tersebut tidak mengherankan perencanaan
itu memilih untuk menggunakan standar nasional. Ada bagaimanapun masalah sebagi standar
yang paling tidak teliti. Meskipun begitu melalui penggunaan konstan mereka telah diterima
secara luas dan sedikit tertantang. Biasanya mereka diterapkan pada keseluruhan populasi
meskipun pola preperensi konsumsi berada anatara kelas sosial dan dari area ke area.

Keuntungan utama untuk perencanaan berbasis normatif untuk rekreasi itu seperti
arahan/pedoman untuk sebuah tindakan. Dan lebih dari standar konservatif ini, tidak seperti
untuk memimpin untuk lebih dari penyediaan fasilitas. Standar dapat digunakan untuk
mengidentifikai daerah relatif dibawah ketentuan standar, tapi bahkan penyebaran geografis
fasilitas untuk satu fasilitas berbasis hirarki , tidak perlu memimpin untuk kesetaraan akses.
Meskipun begitu dengan mempertimbangkan keadaan dan fleksibelitas setempat suatu daerah
lokal biasa memberikan permulaan untuk kebijakan otoritas daerah dalam penyediaan
rekreasi. Mereka terakit erat dengan tingkat partisipasi, yang mana diskusi pada bagian 7.4.1.
Satu yang berbahaya dari kebijakan yang terpengaruh dari kebutuhan yang diungkapkan dan
dengan demikian gerakankelompok lokal mendapat perhatian.
3.2 Kebutuhan

Perencanaan berdsarkan menggunakan standar definisi untuk perlunya pembuat


kebijakan, kebutuhan juga dapat didefinisikan dan dikur dalam 3 cara yaitu: merasa,
menyatakan, komparatif.

Kebutuhan akan pengekpresian untuk contoh pada tekanan kelompok dan


kemungkinan besar akan cenderung ke yang terorganisir dan yang lebih utama kebutuhan
komparatif perlu mempertimbangkan pada penyediaan dan distribusi fasilitas untuk
mengidentifikasi kekurangan. Masing- masing dapat digunakan sebagai masukan untuk
kebijakan perhatikan bahwa walaupun terminology yang berbeda ada kesamaan
konseptual untuk masing-masing situs. Tujuannya bagaimanapun tidak jelas.

4. Teknik Prediksi Tingkat Partisipasif

4.1 Participant rate

Teknik partisipan yaitu mewakili proporsi orang yang berpartisipasi dalam suatu
kegiatan, sehingga :

N
R=
p

Jadi:

N = Jumlah yang berpartisipasi

P = Populasi

P = Tingkat partisipasi

Dengan tingkat partisipasi dan prediksi populasi yang diketahui , itu mungkin untuk
menghitung perkiraan jumlah peserta.

Contoh : Jika r = 0,05 untuk sepak bola P = 100.000

Maka :

N = r.P

N = 0,05 x 100.000 = 5.000


Tabel 3. Metode Partisipasi Kelompok

Usia Tingkat Proyeksi Peserta (3) =


Partisipasi (1) Populasi (2) (1)x(2)
5 – 14 0,10 10.000 1.000
15 – 19 0,15 8.000 1.200
20 – 24 0,10 7.500 750
30 – 44 0,05 8.000 400
3.350

Catatan :

Perkiraan r = 0, untuk laki-laki < 5 dan > 45 untuk perempuan

r = Tingkat Populasi

N = rP
(7.2)

N = 0,005 X 100.000
(7.3)

= 5000

Sebuah penggabungan dari metode dasar ini menggunakan tingkat partisipasi


usia/jenis kelamin spesifik yang dipakai pada proyeksi cohort ketahanan hidup populasi
contohnya dapat dilihat di table 7.3

Tabel 7.3

Kelompok umur Tingkat Proyeksi Peserta (3) =


(laki-laki) Partisipasi (1) Populasi (2) (1)x(2)
5 – 14 0,10 10.000 1.000
15 – 19 0,15 8.000 1.200
20 – 24 0,10 7.500 750
30 – 44 0,05 8.000 400
3.350
Namun perlu untuk mengubah jumlah partisipan menjadi sesuatu yang diperlukan
sebagai fasilitas untuk melakukan hal itu, perlu untuk memperkirakan tingkat partisipan
yaitu, intensitas kegunaan yang akan dilakukan oleh tiap partisipan. Contohnya, telah
diperkirakan (dewan olahraga, 1968) bahwa tiap pemain sepakbola bermain rata-rata
sekali seminggu dan tiap lapangan digunakan dua kali seminggu. Sehingga, aka nada 44
partisipan tiap lapangan per minggu, dan dari tabel 7.3

3.350
Jumlah lapangan yang di perlukan = = 76
400

Kalkulasi sederhana ini bias diadaptasikan untuk kebanyakan aktivitas dan bisa
digunakan untuk menemukan kebutuhan bagi fasilitas dalam sebuah area perencanaan
yang baru, atau untuk mengidentifikasi celah yang ada ataupin yang aka nada
sedepannya dalam ketentuan. Namun, hal itu bukan tanpa kendala :

1. Permasalahan mendasar dengan teknik ini adalah kalkulasi dan tingkat partisipasi
biasanya hal ini berasal dari survey nasional, yang di asumsikan sebagai konstan, dan
penghitungan mungkin dapat diperoleh dari perbedaan kelas sosial atau geografis.
Namun, penggunaan ‘standar’ tingkat partisipasi dapat merubah apa yang tampaknya
sebgai sebuah proyeksi menjadi sebuah versi perencanaan baku yang lebih teliti (lihat
7.3). lebih lanjut lagi, sangat sulit untuk memproyeksikan tingkat partisipasi untuk
olahraga yang lebih mapan seperti sepak bola, dapat diasumsikan sama dengan
konstan, tapi untuk olahraga yang masih dalam perkembangan seperti squash, sebuah
proyeksi diperlukan cara yang paling sederhana untuk melakukan ini adalah dengan
melakukan proyeksi trendline.
2. Sementara dengan masalah proyeksi rekreasi adalah hubungan antara supplay dan
partisipasi, karena partisispasi bias saja supplaynya terbatasi (lihat 7.2). sehingga
syarat/ketentuan tambahan bias merealisasikan demand yang sudah terakomodir
seperti sepak bola hal ini tidak akan jadi masalah. Bahkan mungkin aka nada
pengganti orang-orang yang berubah ke squash mungkin akan lebih kurang main
tennis badminton, dengan konsekuansi terhadap fasilitas lainnya
3. Perubahan dalam pengelolahan bias mengakomodasikan demand yang menungkat
dengan, contohnya jam buka yang lebih lam, mendorong penggunaan pada jam
puncak, memperbaiki kualitas fasilitas (seperti lampu sorot) dan lain-lainnya akan
tetapi, dampaknya adalah bias saja untuk menghilangkan supplay yang terbatas
(seperti pada gambar 2)
4. Tingkat partisipasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor besar selain dari pada usia jenis
kelamin, seperti pemasukan, jam kerja, tingkat pendidikan, dan mobilitas. Beberapa
penelitian telah menunjukan bahwa kelompok sosial tidak menyediakan dasar yang
dapat dipercaya untuk proyeksi partisipasif ( lihat Field dan O’leary (1973), meskipun
Snepenger dan Crompton (1984) telah menyempurnakan teknik ini dengan beberapa
keberhasilan. Daripada memproduksi tingkatan yang sangat terpilah- pilah, regresi
ganda telah digunakan (lihat 7.4.3)

4.2 Trend Line


Trend Line merupakan metode perkiraan aktivitas individu di suatu tempat
menggunakan informasi yang ada di tempat tersebut dengan kurun waktu tertentu yang
melibatkan 1 variabel terikat dengan 1 variabel bebas.
Trend lines telah didiskusikan secara penuh dalam konteks proyeksi populasi di Chapter
2, sebagaimana telah di garis luarkan disana, asumsi dasar bahwa variable dependen
proyeksi akan mengikuti sebuah pola yang dapat di prediksi, dan kemudian waktu adalah
variable independen. Trend lines bias digunakan untuk angka partisispasi atau tingkat
partisipasi. Teknik ini sederhana dan untuk rekreasi mungkin memiliki manfaat untuk
beberapa periode dari beberapa tahun. Untuk periode yang lebih panjang teknik ini
kurang dapat diandalkan. Lebih lagi, informasi tentang partisipasif sering tidak tersedia
informasi tentang uang yang habis untuk olahraga sejatinya tersedia tetapi sulit untuk
mengubah jumlah ini menjadi jumlah partisipan. Berdasarkan ini, kegunaan teknik ini
terbatas.

4.3 Regresi Ganda

Dalam kajian tentang rekreasi, teknik regresi ganda telah digunakan pada model
tingkatan partisipasi. Model ini dapat di aplikasikan untuk tempat yang sama pada waktu
yang akan datang atau ke tempat yang berbeda. Tingkat partisipasi adalah variabel tak bebas,
sedangkan variabel bebaas termasuk proporsi penduduk khususnya pada kelompok umur,
struktur sosial-ekonimi, status pernikahan, ukuran rumah singgah, waktu luang, kepemilikan
kendaraan, dan lain-lain. Pemilihan variabel bebas bukanlah proses yang ketat. Ini tidak
hanya tergantung pada aktivitas yang sedang di pertimbangkan, tetapi juga pada ketersediaan
data. Oleh karena itu sulit untuk menyamaratakan.
Penjabaran dari metode ini diproduksi oleh Cichetti et al (1969) yang memperkenalkan
variabel supply (x) sebagai tambahan variabel demand (d).

n
P=∑ n Bi Di +cS
i=1 i
()

Dimana a, bi, ...bn, c adalah konstanta (untuk lebih lengkap lihat pada gratton and Taylor
(1985)

Regresi berganda yang memiliki banyak keterbatasan pada konteks prakiraan rekreasi yang
paling bermasalah adalah bahwa hubungan antara variabel bebas dan tak bebas apakah
konstan selama prakiraan. Ini sepertinya tidak untuk jenis rekreasi. Bahkan banyak variabel
yang mungkin saling beerkolerasi (Clawson and Knetsch 1966; Wilkinson, 1973).

4.4 Metode The Dhelpi

Metode Dhelpi di yunani kuno berarti tempat para peramal atau seorang yang
sempurna sebagai sumber pengetahuan. Dalam membuat keputusan dan perkiraaan Metode th
Delphi adalah nama yang di berikan untuk teknik yang mengandalkan suatu informasi dan
pandangan para ahli, bahkan pada pendekatan numeric yang lebih formal Struktur sebenarnya
dari teknik ini bervariasi, tergantung tentang keadaan dan topiknya.

Tapi menurut Graton and Taylor (1985) metode dasarnya hasil pada tahap berikut:

1. Sebagian besar para ahli di minta sebagai contoh menyatakan probabilitas kesejumlah
perihal atau menilai jumlah peserta dalam suati kegiatan
2. Pandangan para ahli dikumpulkan dan di susun untuk menghaasilkan distribusi
frekuensi
3. Frekuensi distribusi serta uraian singkat tentang penularan individu di didstribusikan
ke para ahli
4. Para ahli diminta untuk mengajukan revisi penilaian atau untuk menyatakan alasan
mereka untuk tidak mengubah pandangannya
5. Prosesnya kemudian bisa diulang
5. Teknik Prediksi Situs atau Area

5.1 Trend Line


Trend Line lebih berguna untuk sebuah situs atau lokasi daripada untuk kegiatan.
Karena data kehadiran akan lebih mudah di akses. Informasi dapat dikumpulkan
setiap tahun atau setiap bulan. Dalam kebanyakan kasus sederhana tren garis lurus
dapat digunakan kecuali jika data jelas mengindikasikan bahwa beberapa alternative
lebih tepat. Untuk suatu situs dengan jumlah aktivitas , perbedaan tipe pengguna,
pengunjung siang dan malam, dll,jumlah pengunjung mungkin saja terseleksi dan
terpisah pada trendline yang dihasilkan. Dua kasus tertentu yang patut
dipertimbangkan:
 Kapasitas
 Musim Tertentu

A. Kapasitas

Situs atau resort manapun memiliki batas atau kapasitas untuk mengakomodasi
rekreasi seperti kapasitas yang bisa ditingkatkan dengan perbaikan atau peningkatan fasilitas
atau dengan memperpanjang jam buka (jam operasional). Memang, tindakan seperti itu bisa
menjadi respon terhadap perkiraan permintaan diatas. Dalam keadaan seperti itu, disarankan
(Butler, 1974) agar kurva logistic (lihat chapter 2) paling tepat mewakili pola pertumbuhan.
Ada periode dimana awal pertumbuhan yang lambat, yang kemudian diikuti oleh tingkat
pertumbuhan yang cepat dan kemudian pada tingkatan yang jauh berkurang saat kapasitas
tercapai yang membuat orang orang mencari alternative. Khusus untuk model ini telah
digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan resor wisata.

Meskipun pola ini dapat menggambarkan pertumbuhan resort, namun ini tidak akan
berguna saat digunakan untuk situs yang lebih kecil. Untuk situs semacam itu, periode
peningkatan kapasitas mungkin singkat atau muungkin telah tercapai, dan ketertarikannya
terletak pada tren sesudahnya. Untuk situs ini, keputusan manjemen dapat mengembangkan
kapasitas atau menarik pengunjung dengan beriklan. Sebagai metode tersebut lebih
menggambarkan pola pertumbuhan daripada menjelaskan hubungan kasual yang mungkin
bernilai kecil.

Untuk resor yang lebih besar, model ini penggunaannya terbatas, pada saat mulai
mencapai akhir semua berubah dikarenakan adanya perubahan prefensi yang membawa
pengunjung ke tempat lain. Seperti halnya situs yang lebih kecil, masalah selanjutnya adalah
hubungan antara kapasitas dan penyediaan, sebagian resort yang fasilitasnya berkembang,
dapat pula mempengaruhi jumlah pengunjung, secara umum metode ini mengabaikan
kompleksitas factor kasual.

B. Seasonality

Banyak situs, terutama yang terkait dengan kegiatan diluar pedesaan, biasanya
ditandai oleh pengunjung atau pengguna. Biasanya tren musiman seperti yang terdapat pada
gambar 7.3. dalam hal ini, tren sebenarnya ialah terjadi kenaikan. Pada varian yang lebih
kompleks, melibatkan komponen siklis terhadap tren sebenarnya atau tren non linier. Ini tidak
dipertimbangkan disini. Metode yang diuraikan dibawah ini melibatkan perhitungan variasi
musiman, rata-rata dan menghilangkan hal ini dan data untuk memproduksi garis lurus
trendline. Dari sini prediksi dapat diproduksi dan penyesuaian musim kembali diterapkan
untuk meramalkan gambaran masa depan dengan komponen musim

Contoh soal ada dirabel 7.6

Tahap-tahapnya :

a) Dari jumlah pengunjung yang tidak berubah (kolom 1) diperoleh gambaran tahunan
(kolom 2)
b) Dari (2) diperoleh besar jumlah 5 kuarter
c) Dari (3) diperoleh perpindahan rata-rata
d) Total fluktuasi adalah (5) = (1) - (4)
e) Fluktuasi musim didapat dari penataan ulang kolom (5) pada bagian kedua table 7.6
untuk mendapatkan nilai rata-rata fluktuasi musim (6)
f) Gambaran penyesuaian musim didapat dari mengurangi fluktuasi musim dari gambar
yang tidak berubah ((7) = (1) – (6))
g) Sisa fluktuasi didapat dari pengurangan perpindahan rata-rata dari penggambaran
penyesuaian musim (8) = (7) – (4)

Dari metode ini gambaran pasti dibedakan menjadi 3 komponen : sebuah trendline
(perpindahan rata-rata)(T) : fluktuasi musim (s) dan sisa fluktuasi (R) maka :

A=T+S+R

Komponen fluktuasi sisa (R) berasal dari berbagai factor, sehingga peramalan bisa
berasal dari trendline dan komponen musim. Trendline mungkin dapat ditemukan dari
berbagai metode yang dijelaskan pada bagian 2, dan dibuat penyesuaian musim pembaca
sekarang tahu peramalan gambar pengunjung untuk quarter tahun 1988.

Teknik ini memudahkan untuk semua masalah sebelumnya dijelaskan untuk


peramalan tredline. Dengan tambahan, bahwa asumsi level tetap dari fasilitas tidak berlaku.
Beberapa masalah bisa ada mungkin karena metode ini mengabaikan harga penggunaan
fasilitas, yang mana dipertimbangkan di bagian mengikut, meskipun begitu hal itu bisa
menjadi hasil untuk menetapkan fasilitas dengan signifikan variasi umum.

5.2. Metode Clawson


Metode ini dengan tegas mempertimbangkan biaya yang terpakai di kunjungan
rekreasi, metode ini bertujuan menjelaskan volume kunjungan dari harga yang diperoleh dari
kunjungan, pengaruh perubahan harga dari pengunjung kemudian bisa diramalkan. Hal itu
mungkin bias menjadi hasil prakiraan penggunaan dari sebuah usulan proyek baru
berdasarkan situs yang mirip. Metode Clawson telah digunakan secara luas di studi akademik
dari taman, waduk dan lain-lain tetapi jarang di gunakan saat praktek.

Table 7.6

Tahu Quarte Angka ∑4 ∑8 Perpin Total Fluktua Penyesuaia Sisa


n r pengunjun dahan fluktua si n musim fluktua
g yang rata- si musim si
tidak rata
berubah
I 256 -730 986
II 992 3584 +134 858
1981
III 1984 3648 7232 904 +1080 +1249 744 -160
IV 352 3872 7520 940 -588 -644 996 +56
I 320 4288 8160 1020 -700 -730 1050 +30
II 1216 4384 8672 1084 +132 +134 1082 -2
1982
III 2400 4544 8928 1116 +1284 +1240 1160 +44
IV 448 4608 9152 1144 -596 -644 1092 -52
1983 I 480 4762 9280 1160 -680 -730 1210 +50
II 1280 4704 9376 1172 +108 +134 1146 -26
III 2464 4672 9376 1172 +1292 +1240 1224 +52
IV 480 4832 9504 1188 -708 -644 1124 -64
I 448 4928 9760 1220 -772 -730 1178 -42
II 1440 5024 9952 1244 +196 +134 1306 +62
III 2560 5088 1011 1264 +1296 +1240 1320 +56
1984
IV 576 5056 2 1268 -692 -644 1220 -48
1014
4
I 512 5248 1030 1288 -776 -730 1242 -46
II 1408 5280 4 1316 +92 +134 1274 -42
1985
III 2752 1052 +1240 1512
IV 608 8 -644 1252
Metode ringkasnya membutuhkan perhitungan kurva permintaan. Informasi
dikumpulkan dengan survey pada jumlah pengunjung selama periode waktu tertentu dan asal
perjalanan mereka. Tarif pengunjung dihitung untuk sejumlah zoba dan hubungan antara
tingkat ini dan biaya.

Hasil akhir kurva permintaan kemudian diproduksi dengan mempertimbangkan efek pada
uang masuk dari angka pengunjung. Saat harga nol terdapat 500 pengunjung. Jika uang
masuk seharga £1 dibuat, total harga atau hasil zona A meningkat menjadi £2 dan
pengunjung turun ke 0.3, memberikan 150 pengunjung. Serupa dengan pengunjung dari zona
B.C.D.E menjadi 120,40,15,o, total 325 (pembaca harus tau gambaran pengunjung untuk
uang masuk dari £2, £3, £4, £5). Informasi ini kemudian digrafikkan untuk melihat hasil
kurva permintaan. Ditampilkan pada gambar 7.6. Respon pengunjung untuk biaya masuk
mungkin bisa dinilai.

Terdapat angka permasalahan yang serius dan beruhubungan dengan teknik ini :

1. Memperkirakan harga jalan-jalan tidak secara langsung. Biaya perjalan dapat


termasuk harga bahan bakar, dengan tambahan dapat berisi biaya umum operasional
mobil dan elemen penyusutan. Selanjutnya sebagai zona awal yang digunakan perlu
kiranya untuk menghitung jarak rata-rata dari zona tersebut (chapter 5). Perbedaan
jumlah pengunjung pada setiap produksi mobil mengakibatkan perbedaan pendapat
pendapatan individu. Untuk mengatasi beberapa makalah ini mungkin dapat pengguna
motor berapa biaya yang dirasakan. Bagaimanapun R.J. Smith telah memperlihatkan
perbedaan harga dari perjalanan yang menghasilkan kurva permintaan yang berbeda.
2. Keslitan lebih lanjut adalah pengunjung cenderung merasa uang masuk lebih penting
dari uang perjalanan dan menambahkan hal ini untuk membuat kurva permintaan
mungkin dapat menimbulkan masalah.
3. Bahkan jika masalah diatas dapat diselesaikan dan poin-poinnya dapat
diidentifikasikan terkait kurva permintaan mana yang harus cocok R.J. Smith
menunjukkan bahwa bentuk dari kurva pemintaan dapat mempengaruhi secara
signifikan proyeksi permintaan.
4. Secara tradisional dalam model transportasi, waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan
dianggap sebagai biaya (chapter 6). Namun dalam rekreasi, perjalanan itu sendiri
mungkin bagian dari total pengalaman rekreasi sehingga mendapat keuntungan
ketimbang biaya.
5. Permintaan tidaklah homogen. Terdapat banyak perbedaan, tergantung komponennya
contohnya : panjang atau lamanya berkunjung. Perecanaan liburan sangat tidak
terpengaruh oleh biaya perjalanan dari tempat mereka tinggal ke lokasi.
6. Metode ini berasumsi bahwa pengunjung dalam perjalanan menggunakan mobil.
Moda transportasi lain memberikan masalah seperti, adanya batas tekniknya. Tidak
mungkin diatasi dengan disagregasi.
7. Asumsi utama dari model, bahwa pengunjung ditentukan oleh biaya sendiri
merupakan masalah besar. Faktor seperti pendapatan, umur kepemilikan mobil, dan
sebagainya mempengaruhi nilai pengunjung untuk menyelesaikan masalah ini
beberapa studi membagi studi area menjadi zona dengan karakteristik sosial ekonomi.
Membagi zona mungkin dapat membentuk prosedur khusus. Dan tidak ada kelompok
yang pusat populasinya jelas. Dizona lain, zona menyalurkan ciri khas zona dengan
teralih ke karakteristik rata-rata, namun tujuan dalam produksi zona serupa adalah
memperhitungkan factor permintaan lainnya yang diasumsikan beroperasi pada
tingkat individu.
8. Masalah selanjutnya tumbuh karena mengabaikan kaum petisi fasilitas yang mungkin
menjadi penting untuk menentukan tingkat suku bunga.

Masalah utama dalam perencanaan rekreasi adalah hubungan antara penyesuaian dan
konsumsi juga menerapkan metode ini. Akhirnya ada masalah sekarang dalam meramalkan
asumsi bahwa hubungan antara independen lebih besar dari dependen variabel adalah
konstan. Dengan masalah substansial seperti itu, metode clawson memberikan keterbatasan
praktik. Hal itu harus digunakan dengan hati-hati dan hanya dalam bentuk yang sederhana.
5.4 Model Gravitasi

Model gravitasi telah didiskusikan dengan detail di chapter 5 dan 6 dan diskusi
disini trebata. Persamaan dasar dari model gravitasi di tampilkan dibawah ini:

Vij: GpiAj

Dbij

Dimana Vij = jumlah pengunjung dari zona i ke fasilitas j

Pi = populasi zona i

Aj = Daya pikat fasilitas J

Dij = Jarak antar zona

G b = konstan

Setelah kerangka model gravitasi telah terbangun, dampak dari sebuah


pembangunan baru dapat dinilai seperti pada bagian shopping (liat chapt 6). Estimasi
tingkat kegunaan dan dampaknya terhadap fasilitas lainnya dapat dikalkulasikan.
Lokasi alternatif juga bisa di tes informasi dapat dikalkulasikan pada kemungkinan
generasi lalu lintas. Namun, dengan segala proyeksi rekreasi, faktor – faktor seperti
latent demand (liat section 7.2) tidak dapat diambil sebagai perhitungan.

Varian dari model gravitasi telah dipergunakan dengan beberapa keberhasilan


untuk mendeskripsikan pola perjalana pada taman – taman dan danau – danau
mancing dari sejumlah kota (boyd----) di Amerika Utara. Penggunaan pada negara
populasi padat seperti inggris dapat lebih sulit.

Beberapa permasalahan yang timbul dengan metode ini:

1. Perlunya untuk memiliki sebuah sistem OD (Origin Destination) tertutup


yang membutuhkan penelitian terdahulu mengenai pola perjalanan
2. Zona “kepemilikan” seperti jarak menuju sebuah fasilitas terletak pada
satu titik apabila zona – zonanya besar maka asumsi itu menjadi tidak
rasional lagi (Londoners Utara lebih tidak mungkin dari londoners selatan
dalam mengunjungi kent untuk perjalanan sehari karena keperluannya
untuk menyebrangi London dan lebih sedikitnya pengetahuan terhadap
fasilitas)
3. Mendefinisikan daya tarik rekreasi itu sangat sulit karena hal ini
tergantung banyak pada persepsi dan pengetahuan terhadap fasilitas yang
ada. Beberapa penelitian telah menggunakan pengukuran sederhana pada
area permukiman, tetapi untuk fasilitas – fasilitas yang lebih rumit hal ini
tidak memadai
4. Jarak memiliki pengaruh beragam dan sehingga pada jarak yang lebih
kompleks faktor kerusakan mungkin diperlukan sebuah faktor seperti D^-5
menaksir terlalu tinggi jumlah permintaan untuk perjalanan pendek dan
menaksir terlalu rendah permintaan untuk perjalanan jauh.

KESIMPULAN

Masalah lebih lanjut tentang ini adalah asumsi “masa depan seperti masa kini” pada
kebanyakan teknik. Telah diasumsikan bahwa hubungan antara, contohnya, tingkat
pendapatan dan tingkat partisipasi akan konstan. Hal ini umumnya sedikit tidak memadai
untuk rekreasi, namun tanpa “kemampuan memproyeksikan” sepertinya tidak terdapat
alternatif yang nyata. Pada umumnya struktur kompleks lepas yang termasuk kedalam
rekreasi sangat tidak dipahami. Bahkan beberapa dari asumsi yang paling menarik bisa saja
sangat cacat. Kepemilikan mobil pada dasarnya dianggap sebagai sebuah alasan dari asumsi
rekreasi. Namun bisa juga adalah dampaknya mobil memiliki sebuah fungsi rekreasi penting
sehingga dapat diperoleh untuk memfasilitasi partisipasi. Melalui proyeksi rekreasi terdapat
pula sebuah asumsi bahwa nilai rekreasi kelas menengah akan dipindahkan ke kelas – kelas
lainnya karena kenaikan tingkat pendapatan.

Memproyeksikan dan merencanakan seharusnya saling berkaitan namun, dengan


model – model yang tidak dapat diandalkan yang mana tingkat akurasinya rendah, tidaklah
mengejutkan bahwa hal ini jarang terjadi. Pada skala lokal, dimana model – model lebih sulit
untuk digunakan dan dimana keterbatasan data lebih parah, seringnya terdapat jalan lain
untuk merencanakan berdasarkan standar. Proyeksi terbatas yang mengambil tempat mungkin
dapat digunakan untuk mengesahkan sebuah kebijakan. Untuk memilih antara rencana –
rencana, atau untuk menaksir dampak dari sebuah rencana ajuan. Ketika, sebagaiamana
seringnya terjadi, supply yang tersedia didesak, hal ini mungkin saja bukan sebuah masalah.
Untuk kebanyakan kebijakan – kebijakan lokal, sebuah fokus pada isu – isu pokok
atau aktivitas – aktivitas pada penduduk akan menjadi sebuah titik awal yang rasional.
Tingkat partisipasi dan sebuah inventaris dari fasilitas – fasilitas ini akan membentuk sebuah
dasar sederhana untuk pengerjaan pendekatan komprehensif sejatinya akan menjadi jalan
yang efisien atau efektif.

Anda mungkin juga menyukai