Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pembiayaan Pembangunan Wilayah dan Kota

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Proyek Kereta Api Ekspress SHIA
(Soekarno Hatta International Airport)

Oleh:

GIANNE APRILIA TRIASNITA KOERNIAWAN

NIM: D101171507

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Makassar
2020
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur di Indonesia penting untuk dilakukan
mengingat pembangunan infrastruktur sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
perekonomian negara dimana pertumbuhan perekonomian juga akan berpengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat negara itu sendiri. Namun, dari 100% anggaran negara
Indonesia, hanya sekita 4,9% anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Melihat adanya
keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah sehingga perlu adanya kerjasama antara pihak
swasta untuk membangun infrastruktur dalam memenuhi kebutuhan msyarakat. Pemerintah
dituntut untuk menggunakan beberapa alternatif pendanaan, salah satunya mengunakan
skema kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta atau dikenal sebagai Public
Private Partnership (PPP).
PPP merupakan bentuk perjanjian antara sektor publik (Pemerintah) dengan sektor
privat (Swasta) untuk mengadakan sarana layanan publik yang diikat dengan perjanjian, terbagi
menjadi beberapa bentuk tergantung kontrak dan pembagian resiko. Di Indonesia, PPP dikenal
sebagai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), KPBU didefinisikan sebagai
kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur bertujuan untuk
kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara
para pihak.
Lembaga-lembaga yang berperan langsung dalam pelaksanaan KPBU antara lain
Kementerian PPN/BAPPENAS sebagai koordinator KPBU, Kementerian Keuangan melalui
DJPPR dalam memberikan Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah, dan
Kementerian/Lembaga/Daerah/BUMN/BUMD sebagai PJPK. Selain itu untuk mempercepat
tahapan KPBU juga dibentuk lembaga-lembaga pendukung , seperti Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) yang diganti menjadi Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang dapat
berperan sebagai Badan Penyiapan dalam pendampingan dan/atau pembiayaan kepada PJPK,
dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) sebagai instrumen penjaminan
pembangunaninfrastruktur.
Dengan adanya pihak swasta yang masuk ke dalam proyek pemerintah hal tersebut
menyebabkan munculnya kontrak-kontrak antara pihak swasta dan pemerintah. Dengan
munculnya kerjasama tersebut diharapkan memberikan hasil yang diharapkan dalam
peningkatan kualitas pelayanan negara. Tetap terkadang realitanya, kerjasama antar keduanya
tidak selalu berdampak postif karena memiliki kepentingan yang beberbda. Kepentingan
pemerintah lebih besifta sosial sedangkan kepentingan pihak swasta lebih sifatnya cenderung
berorientasi pada keuntungan perusahaan. Maka dari itu, dalam menjalin kerjasama antar
keduanya, diharapkan pemerintah yang bertanggung jawab dalam sebuah proyek lebih
memperhatikan dampak positif dan negatif dengan sebisa mungkin meminimalisir dampak
negatif yang akan ditimbulkan agar tidak terjadi masalah-masalah lebih besar kedepannya.
Trasnportasi merupakan bagian dari infrastruktur atau prasarana. Transportasi adalah
perpindahan orang atau barang dari satu tempat ketempat yang lainnya atau dari tempat asal ke
tempat tujuan dengan menggunakan wahana digerakan manusia, hewan atau mesin (Zulfiar
Sani,2010:2). Tujuan orang menggunakan alat transportasi adalah agar lebih cepat dan lebih
mudah dalam perpindahan orang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuannya. Fungsi
transportasi ini tidak hanya dilihat secara perorangan tapi juga dilihat dari kepentingan
masyarakat luas.
Di samping itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992
pada pasal penjelas, transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak
bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya
peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. Sistem transportasi nasional
secara terpadu, dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan
tingkat kebutuhan pelayanan yang aman, nyaman, cepat, tepat, teratur dan dengan biaya yang
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai moda
transportasi dengan memperhitungkan karakteristik dan keunggulan moda yang bersangkutan,
dalam kaitannya dengan jenis dan volume yang diangkut serta jarak tempuh yang harus
dilayani.
Salah satu infrastruktur trasportasi yang menjadi proyek strategis pemerintah adalah
perkeretaapian. Perkeretaapian merupakan salah satu modal transportasi yang memiliki
karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik
penumpang maupun barang secara masal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang,
mempunyai faktor keamanan yang tinggi, dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih
efisien dibanding dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk
daerah yang padat lalu lintas, seperti angkutan kota. Ada 19 proyek kereta api yang menjadi
proyek strategis nasional dibangun pemerintah. Semua proyek tersebut tertuang dalam laman
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan proyek
Strategis Nasional. Proyek-proyek kereta api cepat tersebut tersebar di Sulawesi, Sumatera,
Jawa dan Kalimantan. Beberapa proyek sudah selesai, salah satunya Proyek Kereta Api
Ekspress SHIA (Soekarno Hatta International Airport).
Gambar: Kereta Api Ekspress SHIA

Proyek Kereta Ekspres Bandara merupakan pembangunan moda transportasi alternatif


menuju Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Pada tahun 2013, Menteri Perhubungan
telah menetapkan trase Kereta Ekspres SHIA melalui Halim – Manggarai – Dukuh Atas –
Tanah Abang – Pluit – SHIA. Akan tetapi, pada tahun 2015 terdapat rencana untuk perubahan
trase menjadi melewati Gambir. Kereta Ekspres SHIA menyediakan stasiun-stasiun di dalam
kota yang mudah diakses melalui jalan dan moda transportasi lainnya serta berlokasi dekat
dengan pusat-pusat kegiatan komersial dan wilayah-wilayah permukiman padat serta
terhubung dengan sistem transportasi MRT Jakarta dan jalur kereta lainnya. Stasiun di Bandara
diharapkan akan berlokasi dekat dengan terminal-terminal penumpang dimana lokasinya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki dari stasiun kereta ke terminal keberangkatan atau dari tempat
pengambilan bagasi dan terminal kedatangan. Kereta Ekspres SHIA akan mengutamakan
kenyamanan dengan kapasitas untuk menyimpan bagasi penumpang, mempersingkat waktu
tempuh, dan dapat diandalkan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Tarif akan
bersaing dengan moda transportasi lainnya. Kereta akan memiliki kecepatan yang lebih cepat
dibandingkan dengan Kereta Jalur Komuter dan dengan pemberhentian yang lebih sedikit
(Laman resmi KPPIP.go.id ).

Kereta Api Ekspress SHIA merupakan moda trasnportasi alternatif dari dan ke Bandara
Soekarno Hatta dengan cepat dan nyaman dengan waktu tempuh hanya 30 menit dari pusat
kota. KA tersebut memiliki rute sepanjang 37 Km dengan 10 rangkaian gerbong. Kereta
Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah layanan kereta api ekspres yang
dioperasikan oleh Railink dari dan menuju Stasiun Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta sebagai Airport Railink Station, dan Stasiun Sudirman Baru serta Stasiun
Bekasi sebagai City Railink Station. Setiap satu perjalanan kereta ekspres ini menggunakan
rangkaian KRL seri EA 203 buatan PT INKA dan Bombardier Transportation. Untuk sistem
ticketing dilakukan secara non tunai. Sedangkan untuk turis mancanegara dapat menggunakan
kartu kredit untuk sistem pembayaran.

Sedangkan untuk kapasitas penumpang, KA Ekspress SHIA dapat memuat sebanyak


274 penumpang. Adapun pengaruh dari pmbangunan Kereta Api Ekspress SHIA yaitu dapat
mereduksi kemacetan dengan mengurangi 30% volume mobil menuju bandara dan secara
langsung juga mereduksi polusi udara.

Proyek Kereta Api Ekspress SHIA (Soekarno Hatta International Airport) mulai
kontruksi atau pembangunan sejak tahun 2015 yang kemudian telah selesai pada tahun 2017.
Kereta Api Ekspress SHIA kemudian resmi beroperasi pada tahun 2018. Adapun nilai investasi
pada proyek ini senilai Rp. 24,5 Triliun dengan skema pendanaan KPBU dan BUMN.
Sedangkan lembaga yang bertanggung jawab penuh dalam proyek ini adalah Kementerian
Perhubungan.

Adapun untuk Stasiun KA Bandara Soekarno-Hatta memiliki kapasitas peron 2.000


penumpang dan kapasitas bangunan 1.500 penumpang dengan beberapa fasilitas yang dimiliki
antara lain:

1. Vending machine, mesin check-in mandiri, papan informasi jadwal kedatangan dan
keberangkatan kereta dan pesawat, free wi-fi
2. Waiting lounge, gerai makanan, minimarket, medical assistance, smoking area, toilet,
musholla, ruang menyusui (nursery)
3. Konektivitas ke APMS (Skytrain)

Bedasarkan salah satu contoh proyek kerjasama badan usaha dan pemerintah yang telah
dijelaskan sebelumnya, sampai saat ini belum ada data yang ditemukan kendala ataupun
kerugian yang dirasakan kedua belah pihak terutama pihak pemerintah dalam pengoperasian
KA Ekspress SHIA. Justru dalam pengoperasian KA Ekspress SHIA menjadi solusi dari
berbagai masalah perkotaan terlebih dalam masalah kemacetan. KA Ekspress SHIA dapat
dinilai telah berhasil beroperasi sesuai dengan rencana yang dilakukan oleh pemerintah dan
pihak swasta. Melihat keberhasilan proyek dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat seperti
kemudahan dalam aksesbilitas dan mobilitas, diharapkan bahwa proyek-proyek seperti KA
Ekspress tidak hanya diterapkan di ibu kota negara saja, tetapi juga kota besar lainnya yang
mempunyai aktivitas mobilitas yang cukup tinggi. Hal ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi
masalah-masalah perkotaan di daerah lainnya.
Daftar Pustaka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan proyek
Strategis Nasional

Pratama, Dewangga Putra, and Agus Widiyarta.2016."Kualitas Pelayanan Perum Damri


Pemerintah Kota Surabaya (Study Kasus Transportasi Pada Bus Trans Sidoarjo)." Dinamika
Governance: Jurnal Ilmu Administrasi Negara 6.2

Laman Resmi

https://kppip.go.id/proyek-prioritas/kereta-api/kereta-api-ekspres-shia/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/11824/Mengenal-Kerjasama-Pemerintah-
dengan-Badan-Usaha-KPBU-Skema-Public-Private-Partnership-PPP-di-Indonesia.html

https://www.railink.co.id/train/id

Anda mungkin juga menyukai