1. Primary Agritourism
Dalam Primary Agritourism dapat dikembangkan aktivitas demonstrasi menanam dan memanen
hasil tani yaitu padi dan sayuran holtikultura. Namun berdasarkan hasil lapangan, aktivitas ini
hanya memungkinkan untuk dikembangkan bagi tanaman sayur sawi, stroberi, dan padi. Jenis
aktivitasnya adalah:
c) Menanam dan memanen padi, dan melakukan proses produksi padi menjadi beras.
Untuk menambah tingkat pengalaman dan edukasi, maka wisatawan dapat langsung terlibat
didalam aktivitas pertanian tersebut. Untuk proses panen, dapat menyesuaikan dengan kalender
agraris Suku Lio, dimana musim panen untuk padi jatuh di Bulan Mei –Juli. Sedangkan untuk
sayuran holtikultura dan stroberi pada dasarnya panen sepanjang tahun karena tidak ada
pengaruh musim pada perkebunan sayur holtikultura dan stroberi ini. Dalam aktivitas pada
Primary Agritourism ini, wisatawan dapat ikut terlibat didalam aktivitasnya seklaigus
mendapatkan interpretasi dari petani yang bertugas sebagai pemandu atau interpreter.
2. Agritainment/Agri-recreation
Pada aspek ini dapat direkomendasikan untuk dilakukan pengemasa aktivitas berupa:
a) Garden Tour. Aktivitas ini mengajak wisatawan untuk mengelilingi hamparan perkebunan
masyarakat dengan menyusuri irigasi dan jalan setapak pesawahan. Aktivitas ini akan ditemani
oleh petani sebagai pemandu untuk menjelaskan substansi dari perkebunan yang dilalui. Garden
tour akan diakhir dengan mengunjungi Pemandian Air Panas Alami Kolorong‟o.
b) Pengembangan aktivitas makan siang dikebun bersama dengan menyediakan pakanan lokal
dan sederhana, seperti nasi ubi atau nasi merah dan beragam jenis lauk hasil olahan sendiri yang
berbahan dasar dari kebun.
3. Agri-sport
b) Pengembangan aktivitas jungle-tracking menuju arah utara dari pintu masuk Desa Waturaka.
Aktivitas ini akan mengunjungi Uap Panas Mutulo‟o dan berakhir di Air Terjun Murukeba.
Wisatawan akan dijamu makan siang di Kawasan Air Terjun ini.
4. Agri-theraphy
a) Pada pengembangan aktivitas agri-theraphy antara lain adalah pemanfaatan Pemandian Air
Panas Kolorong‟o menjadi daya atrik terapi karena kandungan belerang didalamnya. Lokasinya
yang berada ditengah pesawahan menjadikan pemandian air panas ini menjadi sangat alami dan
dapat memberikan nuansa relaksasi yang sempurna bagi wisatawan.
5. Sanggar
3. Fasilitas Kegiatan
Terdapat beberapa fasilitas yang direkomendasikan untuk dibangun dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan sebagai berikut.
2) Pembanguan pintu masuk utama Desa Waturaka dan pintu masuk agrotourism. Pintu masuk
utama Desa Waturaka dibangun dengan mengunakan tiang bambu dan atap rumbia. Terdapat
kreasi masyarakat di sekitar pintu gerbang yang berbentuk orang-orang sawah lengkap dengan
topi tani. Pintu masuk ini akan memberikan kesan bahwa wisatawan telah masuk ke wilayah
agrowisata.
3) Gerbang masuk menuju ke kawasan agrotourism. Gerbang masuk ini akan ditempatkan
sebelum wisatawan memasuki kawasan perkebunan. Selayaknya gerbang utama Desa Waturaka,
gerbang masuk agrotourism ini juga akan dilengkapi kreasi masyarakat yang bertemakan
perkebunan dan pertanian.
4) Pembangunan stan kayu atau bambu untuk digunakan sebagai tempat berjualan hasil kebun
bagi masyarakat tani kepada wisatawan (direct sales). Stan memiliki desain tradisional dan tidak
ada unsur semen, melainkan hanya bambu, kayu, atau atap rumbia.
Untuk pementasan sanggat budaya, memiliki kendala terhadap jadwal latihan yang belum
memiliki rutinitas. Sehingga, para anggota sanggar akan berlatih jika hanya akan tampil
Membentuk jadwal rutinitas latihan untuk sanggar budaya. Jadwal latihan tersebut bisa menjadi
daya tarik bagi wisatawan.
4. Pengelolaan Kegiatan
Bentuk pengelolaan yang melibatkan masyarakat yaitu sebagai berikut. Keanggotaan pengelola
yang terdiri dari Pembina, penasehat, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi ketertiban
dan keamanan, seksi kebersihan, seksi daya tarik wisata dan kenangan, seksi humas dan SDM,
seksi pengembangan usaha, seksi homestay, seksi pemandu lokal, dan seksi pemasaran dan
promosi.
1. Masyarakat tani dapat menyediakan lahan tani untuk kebutuhan aktivitas wisatawan
tanpa mengganggu aktivitas keseharian pertanian.
2. Masyarakat tani berperan sebagai interpreter dalam menjelaskan dan mendemonstrasikan
kegiatan menanam, memanen, dan mengolah hasil pertanian.
3. Masyarakat Des Waturaka bisa berperan sebagai pemandu lokal bagi wisatawan.
4. Masyarakat bisa tergabing dalam keanggotaan seksi keamanan dan kebersihan.
5. Masyarakat yang berkeinginan dan mampu, dapat mendaftarkan rumahnya untuk menjadi
homestay.
6. Masyarakat dapat terlibat menjadi anggota
7. sanggar dan dapat menampilkan tarian dihadapan wisatawan.