3 Bahasa
4. Pakaian
5 Kesenian
6. Kuliner
C Geografi Regional
1. Lokasi Administratif
2. Jarak
3. Akses
4. Pola Perwilayahan
(Pemukiman, Perkantoran)
5. Bentuk Wilayah
6. Pola Kota
7. Keunggulan Kota
8. Kota Sekitar
9. Ciri Wilayah
10 Keterkaitan Dengan Kota
Sekitar
a. Geografi Fisik
Geografi fisik bagian ilmu geografi yang mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan studi tentang proses dan pola dalam lingkungan alam di muka
bumi. Berikut merupakan geografi fisik dari Pulau Nusa Lembongan.
1. Letak Geografis
Pantai Nusa Lembongan terletak di Kabupaten Klungkung, provinsi Bali.
Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang luasnya terkecil kedua setelah
Kota Denpasar dari 9 (sembilan) kabupaten dan kota yang berada di Bali yakni
dengan luas wilayah sebesar 315 km². Secara astronomis, Kabupaten Klungkung
terletak di antara 115°21'28" BT – 115°37'43" BT dan 8°27'37" LS – 8°49'00" LS.
2. Topografi
Secara topografis, wilayah Kabupaten Klungkung memiliki ketinggian muka
tanah yang beragam. Berdasarkan ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klungkung
didominasi oleh wilayah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500 mdpl yang
luas wilayahnya sebesar 227,48 km² atau 72,22% dari total luas wilayah
Kabupaten Klungkung, kemudian disusul oleh dataran rendah dengan ketinggian
antara 0-100 mdpl yang luas wilayahnya adalah 86,27 km² atau 27,38% dari total
luas wilayah Kabupaten Klungkung, dan terakhir diikuti oleh dataran tinggi
dengan ketinggian lebih dari 500 mdpl yang luasnya hanya 1,25 km² atau 0,4%
dari total luas wilayah Kabupaten Klungkung.
3. Iklim
Wilayah Kabupaten Klungkung beriklim tropis dengan tipe iklim tropis basah
dan kering (Am) yang memiliki dua pola musim yang diakibatkan oleh
pergerakan angin monsun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan di wilayah Kabupaten Klungkung terjadi akibat hembusan angin
monsun baratan yang bersifat basah, lembap, serta banyak membawa uap air dan
biasanya berlangsung pada periode November hingga April.
4. Cuaca
Kabupaten Klungkung memiliki musim kemarau di wilayah ini terjadi karena
hembusan angin monsun timuran yang bersifat kering dan umumnya berlangsung
pada periode Mei hingga Oktober. Jumlah hari hujan di wilayah Kabupaten
Klungkung berkisar antara 100 hingga 160 hari hujan per tahunnya. Suhu udara di
wilayah Kabupaten Klungkung berkisar antara 22 °C hingga 34 °C dengan tingkat
kelembapan relatif berada pada angka 60% hingga 90%.
5. Tumbuhan
Kawasan Desa Nusa Lembongan terpilih sebagai lokasi Pusat Konservasi Eco
Park Mangrove karena kawasan tersebut memiliki potensi menurut Peraturan
Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 pada pasal 12 huruf b, yaitu
memantapkan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dalam rangka
pelestarian ekosistem hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, perikanan
lestari serta potensi DTW bahari. Selain digunakan sebagai kawasan pariwisata,
kawasan Eco park Mangrove yang akan dirancang merupakan sebuah sebuah
fasilitas yang memiliki tujuan utama untuk melestarikan ekosistem mangrove di
Nusa Lembongan. Dengan fasilitas-fasilitas yang berada di tengah ekosistem
mangrove. Keberadaan Eco Park Mangrove Nusa Lembongan diharapkan mampu
memberikan kesadaran bahwa ekosistem mangrove sebagai bagian penting dari
kehidupan di daerah Nusa Lembongan. Selain itu juga menciptakan wadah yang
dapat memberikan informasi dalam berbagai bentuk tidak hanya melalui proses
pembelajaran literatur saja akan tetapi sebagai wadah yang menampung berbagai
kegiatan dalam tahap pembelajaran yang lebih efektif melalui pelestarian
mangrove, menciptakan bangunan dengan menciptakan ruang yang aman, nyaman
secara sirkulasi dan kualitas ruang bagi wisatawan dan masyarakat lokal.
6. Satwa
Mola Mola menghabiskan sebagian besar hidupnya di kedalaman kurang dari
200 meter, jadi saat ia muncul kembali, khususnya dari Juli hingga akhir
November, wisatawan dapat melihatnya. Saat MolaMola muncul, terkadang
wisatwan bisa melihat angel fish menunggu untuk membersihkannya di jarak
antara 25 dan 50 meter. Mola Mola dapat ditemui sekitar pulau Nusa Lembongan
dan Nusa Penida.