Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di
daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak
geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak
geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini
ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain
bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu
kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur
sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan
fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat
berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan
fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
Kata Kunci: kondisi geografis, letak geografis, letak astronomis, kondisi musim, persebaran
jenis tanah, persebaran flora dan fauna, kondisi penduduk.
Keterangan Warna:
1) Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi. Tanah ini
terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya
mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan
tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis tanah ini sangat subur.
Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.
2) Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan pasir
halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan sekungan
sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai kandungan unsur hara
yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung pada tanah induknya.
Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan
letaknya berada di daerah rendah.
3) Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan. Tanah
laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak dijumpai di daerah
pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi
(tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera diadakan penghijauan atau
reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan menanami kembali supaya tanah tersebut dapat subur
kembali. Tanah ini dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
4) Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk karena
pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau kandungan unsur haranya sangat
rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif
dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.
5) Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik yang
terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat kurang dan proses
penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur hara.
Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di Indonesia,
seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan
Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera, Sulawesi dan Papua; dan sebagainya.
G. Penutup
Dengan mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita dapat mengetahui bahwa
Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, baik dari segi keadaan alamnya, maupun
keadaan sosialnya. Kondisi alam Indonesia yang bervariasi mengakibatkan kondisi penduduk yang
bervariasi keadaan sosialnya.
Di mana berbagai varian keadaan sosial juga mengandung potensi konflik yang besar. Namun,
yang patut disyukuri betapa pun majemuknya bangsa Indonesia, kehidupan di dalamnya tetap bisa
berjalan harmonis (Bhineka Tunggal Ika) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah mempelajari kondisi fisik, wilayah dan penduduk Indonesia kita juga diharapkan dapat:
Menunjukkan pada peta dengan tepat letak Astronomis Indonesia; Menjelaskan hubungan posisi
geografis dengan perubahan musim di Indonesia agar dapat bersikap yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya;
Mendeskripsikan wilayah daratan Indonesia agar dapat bersikap yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik bangsanya; Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan
berlangsungnya musim hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga memiliki tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan
didengar; Mengemukakan informasi persebaran flora dan fauna di Indonesia agar dapat bertindak
mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar
dirinya; Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak
yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan
tatanan) di sekitar dirinya; dan Menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat
bersikap saat memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat,
adat, budaya, suku dan agama.
DAFTAR PUSTAKA