Anda di halaman 1dari 17

A.

IDENTITAS NEGARA

Profil Negara Indonesia

Berikut ini adalah Profil Negara Indonesia :

 Nama Lengkap : Republik Indonesia


 Bentuk Pemerintahan : Republik Presidensil
 Kepala Negara : Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (sejak 20
Oktober 2014)
 Kepala Pemerintahan : Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (sejak 20
Oktober 2014)
 Ibukota : Jakarta
 Luas Wilayah : 1.904.569 km2
 Jumlah Penduduk : 260.580.739 jiwa (estimasi Juli 2017)
 Pertumbuhan Penduduk : 0,86%
 Bahasa Resmi : Bahasa Indonesia
 Agama : Islam 87.2%, Kristen 7%, Katolik 2.9%, Hindu 1.7%, agama lainnya 0.9%
(Termasuk Buddha dan Kong Hu Cu), (estimasi tahun 2010)
 Suku Bangsa : Jawa 40.1%, Sunda 15.5%, Melayu 3.7%, Batak 3.6%, Madura 3%,
Betawi 2.9%, Minangkabau 2.7%, Bugis 2.7%, Banten 2%, Banjar 1.7%, Bali 1.7%,
Aceh 1.4%, Dayak 1.4%, Sasak 1.3%, Tionghoa 1.2%, suku bangsa lainnya 15%
(estimasi tahun 2010)
 Mata Uang : Rupiah (IDR)
 Hari Nasional : 17 Agustus 1945
 Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
 Kode Domain Internet : .id
 Kode Telepon : 62
 Waktu : GMT +7
 Pendapatan Per Kapita : US$ 11.700,- (2016)
 Pendapatan Domestik Bruto : US$ 3,031 triliun (2016)
B. LETAK WILAYAH INDONESIA

1. Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu tempat atau wilayah atau negara berdasarkan
batas-batas lintang dan bujurnya. Secara Astronomis, Indonesia terletak pada 95 derajat
BT – 141 Derajat BT dan 6 Derjat LU – 11 Derajat LS.
Letak Lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri :

 Memiliki curah hujan yang tinggi


 Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
 Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun
 Banyak terjadi penguapan sehingga kelembaban udara cukup tinggi.

Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu, yaitu :

 Waktu Indonesia Barat (WIB), dengan patokan garis bujur 105 Derajat BT
dengan selisih waktu 7 jam lebiah awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi
sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
 Waktu Indonesia Tengah (WIT), dengan patokan garis bujur 120 Derajat BT dan
selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktu nya meliputi Kalimantan
Selatan, Kalimanatan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil
disekitarnya.
 Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135 Derajat BT dan
selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi kepulauan
Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
2. Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu tempat atau wilayah atau negara berdasarkan
kenyataan di permukaan bumi atau letak ditinjau dengan daerah-daerah disekitarnya.
Secara geografis, Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak Geografis Indonesia menempatkan
Indonesia diposisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi
perdagangan yang ramai. Bahkan sejak Zaman dahulu, perairan Nusantara merupakan
perairan yang ramai dilalui kapal-kapal dagang dari India, Eropa dan Cina. Dampak dari
posisi silang ini menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku
bangsa. Selain itu letak diantara dua benua samudra mempengaruhi kondisi cuaca dan
iklim.

3. Letak Geologis
Letak Geologis merupakan letak suatu tempat atau wilayah atau negara berdasarkan
susunan batuan yang ada dibumi. Letak geologis inilah yang menyebabkan wilayah
Indonesia banyak dijumpai gunung berapi, sehingga banyak wilayah di Indonesia yang
kesuburannya cukup tinggi. Namun perlu disadari pula bahwa letak geologis yang
demikian itu menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan bencana alam seperti
gunung meletus dan gempa bumi.
4. Letak Geomorfologis
Letak Geomorfologis adalah letak suatu tempat berdasarkan tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap permukaan air laut atau dilihat dari bentuk permukaan bumi. Letak
Geomorfologis Indonesia sangat bervariasi. Perbedaan letak geomorfologis mempunyai
pengaruh bermacam-macam, yaitu sebagai berikut :

 Adanya suhu yang berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman


 Menentukan ada tidaknya mineral-mineral yang dikandung oleh batuan tersebut
 Menentukan kepadatan penduduk, misalnya tempat-tempat yang morfologi
daratannya berbukit atau terjal kepadatan penduduknya kecil
 Perlu memperhitungkan morfologi daerah sebelum membangun bangunan-
bangunan, jembatan-jembatan, gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.
5. Letak Maritim
Letak Maritim merupakan letak suatu tempat ditinjau dari keadaan kelautan dan
sekitarnya, yaitu apakah tempat itu dekat atau jauh dari laut serta apakah sebagian atau
seluruhnya dilingkungi oleh laut, dan sebagainya.
Letak maritim atau letak kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang
berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar, yaitu, bagian timur Indonesia
berhadapan dengan samudra pasifik, bagian selatan Indonesia berhadapan dengan
samudra hindia, dan bagian utara Indonesia berhadapan dengan laut Cina Selatan.
Dampak letak maritim bagi Indonesia, yaitu sebagi berikut :

 Adanya usaha atau kegiatan dibidang pelayaran, usaha dibidang perikanan, serta
dibidang pelabuhan di wilayah Indonesia
 Indonesia memipunyai potensi ekonomi besar unuk dikembangkan
 Indonesia memiliki peranan penting dalam suatu percaturan politik dunia.

c. KONDISI ALAM INDONESIA

Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alam. Tidak
heran jika banyak wisatawan dari berbagai negara tertarik dan datang ke Indonesia.
Kegiatan pariwisata pun berkembang di sejumah wilayah seperti Bali, Yogyakarta,
Lombok, dan lain-lain sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak sedikit.
Keadaan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keadaan fisik
wilayah serta keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah terdiri atas keadaan iklim
dan keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi fisografis) yang kemudian akan
menentukan jenis tanahnya. Sementara keadaan flora dan fauna menyangkut jenis
keragaman dan sebarannya.

1. Keadaan Iklim Indonesia


Iklim adalah keadaan ratarata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu
yang relatif lama. Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah tropis
membuat Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang
tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18 derajat Celcius,
yaitu sekitar 27 derajat Celcius. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh
atau berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.

Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim
musim, iklim laut, dan iklim panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah
seperti berikut.

1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode
waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.

2. Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga
banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkanterjadinya hujan.

3. Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi
mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah
hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun.
Walaupun angka curah hujan bervariasi antarwilyah di Indonesia, tetapi pada
umumnya curah hujan tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang
dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk
kegiatan pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan. Hal
yang menarik bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin
yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua.

Pada saat samudra menerima penyinaran matahari, diperlukan waktu yang lebih lama
untuk memanaskan samudra. Sementara itu, benua lebih cepat menerima panas.
Akibatnya, samudra bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan benua, maka
bergeraklah udara dari samudra ke benua.

Pada saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang
bergerak dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya corioli
sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat.

Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik telah
membawa banyak uap air sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia. Perhatikan
Gambar 1.4 pada halaman sebelumnya untuk melihat pola pergerakan angin muson
barat. Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau (Mei sampai September).
Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut angin timur yang
bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum melalui
wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, udara
yang bergerak tadi relatif sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi
hanya melewati wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia sehingga
sedikit pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.

2. Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia


Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi,
bukit, gunung, dan pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan
pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun
gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah
sebagai berikut.

a. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m
di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan
adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas
pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa,
penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi, sehingga pulau
Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia.

Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran
rendah, yaitu seperti berikut.

 Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas


dari satu tempat ke tempat lainnya.

 Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa
tanah hasil endapan yang subur atau disebut tanah alluvial.

 Dataran rendah dekat dengan pantai, sehingga banyak penduduk yang bekerja
sebagai nelayan.
 Daerah dataran rendah memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia
luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah.
Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah
perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di
dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas
pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang
sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya
dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

b. Bukit dan Perbukitan


Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam
seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu
wilayah tertentu.

Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman tidak seperti di dataran rendah.


Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-
kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara
perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki atau lembah perbukitan karena
biasanya di tempat tersebut ditemukan sumber air berupa mata air atau sungai. Daerah
perbukitan umumnya berada di antara daerah dataran rendah pantai dengan
pegunungan. Daerah ini umumnya terbentuk karena adanya gejala pelipatan akibat
gaya tekanan, sehingga menimbulkan lipatan pada permukaan bumi. Daerah perbukitan
juga bisa terjadi karena adanya gejala patahan.

Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan


dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan penanaman, penduduk
menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi
datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.
Pemanfaatan Lahan Pertanian di Perbukitan/ Dataran tinggi menggunakan
Terasering

Aktivitas pertanian di daerah perbukitan, pada umumnya pertanian lahan kering.


Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan
airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama
dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindahpindah
seperti di Kalimantan.

Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman
tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah
perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam.
Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah longsor. Agar kita
terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah
terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah yang
berlereng curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.
 Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada
tanah dan jalan di lingkungan sekitar.
 Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
 Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
 Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air mengalami pecah
atau retak.
 Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng.
 Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru.
 Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
 Suara gemuruh bertambah kuat.
 Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau
suara batu yang saling bertumbukan.

c. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400
meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti
halnya di dataran rendah. Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di
daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang
tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti
tomat dan cabe.

Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan
pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke
daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan
wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya
adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi berpotensi
menimbulkan genangan air.

d. Gunung dan Pegunungan


Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang dalam bentuk puncak-
puncak dengan ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Pegunungan adalah bagian
dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung
dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Indonesia memiliki banyak gunung dan pegunungan. Sebagian gunung merupakan
gunung berapi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi
juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh
gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah
satu alasan bagi penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan
tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian. Gunung berapi di Indonesia umumnya
merupakan gunung berapi bertipe Strato, yaitu gunung berapi berbentuk kerucut yang
tinggi dengan lereng yang curam.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam
kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan
bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung
berapi tersebut dapat meletus.

Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan
gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar
gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara.
Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung
berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat,
yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Walaupun tidak semua gunung berapi merupakan gunung berapi yang aktif, namun kita
perlu mengenal tanda-tanda akan meletusnya gunung berapi, seperti berikut:

 Suhu sekitar kawah naik.

 Sumber air banyak yang mengering.

 Sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik).


 Binatang yang ada di atas gunung banyak yang berpindah menuruni lereng karena
terasa panas.

 Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung.


Tanda-tanda tersebut tidak selalu mudah dikenali oleh masyarakat umum. Oleh karena
itu, pemerintah memantau terus perkembangan gunung berapi dan memberikan
informasi pada masyarakat saat gunung berapi mulai aktif. Agar terhindar dari bahaya
letusan gunung berapi,
sebaiknya kamu melakukan hal-hal berikut ini.
1. Sebelum letusan
 Sediakan kacamata dan masker untuk menghindari debu yang bisa masuk ke mata
dan saluran pernapasan.
 Upayakan untuk tidak tinggal dekat gunung berapi.
 Jika kamu tinggal dekat gunung berapi, upayakan untuk selalu siaga untuk
menyelamatkan diri.
2. Selama letusan
 Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
 Hati-hati dengan aliran lumpur. Lihatlah ke arah hulu sungai kalau-kalau ada aliran
lumpur. Jika ada aliran lumpur yang mendekat, jangan menyeberang jembatan.
 Jauhi lembah sungai dan tempat yang rendah.
 Gunakan masker dan kacamata untuk menghindari debu.
 Dengarkan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau televisi tentang
perkembangan letusan.
 Gunakan celana panjang dan baju tangan panjang untuk menghidari kontak dengan
debu.
 Jauhi tempat di mana angin datang dari arah gunung berapi yang meletus.
 Tetaplah dalam rumah kecuali ada perkembangan yang membahayakan.
 Tutuplah pintu, jendela, dan lubang ventilasi untuk menghindari debu.
 Hindari mengemudi pada saat hujan abu.
3. Setelah letusan
 Bersihkan sisa-sisa debu yang masih mengendap di atas atap.
 Jika telah dievakuasi ke tempat yang aman, jangan kembali ke rumah sebelum
dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
 Pantau terus perkembangan aktivitas gunung berapi melalui berbagai media.
 Berikanlah pertolongan pada mereka yang terkena bencana.
3. Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat
besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia
bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data
dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies
tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah
spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60
reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.

Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia tentunya perlu kita syukuri dengan menjaga
dan melestarikannya. Jika tidak, flora dan fauna tersebut akan terancam punah. Bangsa
Indonesia tentu akan mengalami banyak kerugian karena flora dan fauna tersebut
memiliki fungsi dan peran masing-masing di alam. Di samping itu, manfaat bagi
manusia juga akan hilang jika flora dan fauna tersebut punah. Besarnya
keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi
fisik wilayah.

Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan.
Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang sesuai. Makin banyak air
tersedia makin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu makin banyak
hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.

C. PENDUDUK INDONESIA

Ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku
bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.

Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari
total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul di pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa
telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar
negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Batak, dan Suku Madura adalah
kelompok terbesar berikutnya di negara ini.
Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil
yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam
golongan rumpun bahasa Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di Papua
tergolong dalam rumpun bahasa Papua atau Melanesia.

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan
penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi; sebagai contoh sebagian pihak
berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula,
sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah subetnik dari suku
Jawa secara keseluruhan. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang sementara pihak
menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran
suku bangsa adalah suku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai
suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan
tinggal di Batavia pada era kolonial.

Proporsi populasi jumlah suku bangsa di Indonesia menurut sensus 2010 sebagai berikut

Minangkabau Sumatra Barat, Riau


Suku Arab Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatra
Suku Bali Pulau Bali
Suku Banjar Kalimantan Selatan
Suku Banten Banten
Suku Batak Sumatra Utara
Suku Betawi Jakarta
Suku Bugis Sulawesi Selatan
Suku Cirebon Jawa Barat
Suku Dayak Pulau Kalimantan
Suku Jawa Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung
Suku Madura Pulau Madura
Suku
Sulawesi Selatan
Makassar
Sumatra dan Kalimantan; terutama di Jambi, Bengkulu, Sumatra
Suku Melayu Selatan, Lampung, Sumatra Timur, Riau, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung,
dan Kalimantan Barat
Suku Sasak Pulau Lombok, Pulau Sumbawa
Suku Sunda Jawa Barat
Suku
Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi
Tionghoa
D. BAHASA DI INDONESIA
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu baku yang dijadikan
sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu
Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia
mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini
dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa asing.
Tapi menurut jumlah penuturnya, bahasa yang terbanyak digunakan di Indonesia
adalah:
1. Bahasa Jawa
2. Bahasa Indonesia
3. Bahasa Sunda
4. Bahasa Madura
5. Bahasa Batak
6. Bahasa Minangkabau
7. Bahasa Bugis
8. Bahasa Aceh
9. Bahasa Bali
10. Bahasa Melayu
11. Bahasa Banjar
12. Bahasa Poso-Pamona
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia di bawah ini
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa
Indonesia.

E. AGAMA
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ini
adalah kompromi antara gagasan negara Islam dan negara sekuler. Sejumlah agama di
Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Menurut
hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia
adalah pemeluk Islam (Nusantara merupakan negara dengan
penduduk muslim terbanyak di dunia[6]), 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu,
0,72% Buddha, 0,05% Konghucu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau
tidak ditanyakan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan
kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin
semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau
kepercayaannya".Dalam Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, bagaimanapun, secara resmi hanya
mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan
Khonghucu. Baru-baru ini, aliran kepercayaan (agama asli Nusantara) telah diakui pula
sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tertanggal 7
November 2017.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik
antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia
memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun
golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah
konflik di wilayah timur Indonesia.
F. PEREKONOMIAN
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama
dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ketiga setelah China
dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi
terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G-20. Setelah
mengalami gejolak politik dan sosial yang hebat pada pertengahan 1960an di bawah
Presiden Soekarno, Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soeharto segera melakukan
restrukturisasi tata kelola fiskal yang tercerai berai akibat berbagai kebijakan ekonomi
yang memberatkan perimbangan neraca APBN yang ada dengan berbagai cara, dari
mengadakan renegosiasi terkait pembayaran utang jatuh tempo hingga
meminta IMF untuk mengasistensi pengelolaan fiskal Indonesia yang masih rapuh.
Selama 2 dekade Indonesia membangkitan kembali ekonomi, ekonomi Indonesia yang
ditopang dari kegiatan industri dan perdagangan berbasis ekspormenggerakkan
ekonomi Indonesia masuk sebagai salah satu The East Asia Miracle pada tahun 1990an,
di mana Indonesia mampu menciptakan stabilitas politik, sosial dan pertahanan-
keamanan yang menjadi fondasi ekonomi yang kuat untuk menghasilkan pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan ditopang dari sektor industri
manufaktur berbasis ekspor dan industri pengolahan sumber daya alam.

G. Mata Uang Indonesia


Rupiah Indonesia atau Rupiah saja adalah mata uang resmi Indonesia. Mata uang ini
dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan kode ISO 4217 IDR.
Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama
"perak". Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah membuatnya tidak
digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan di pembukuan bank
Contoh matsa uang indonesia:.
TUGAS IPS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : Ayu Tiara


KELAS : VIII F

SMP NEGERI 10 PANGKALPINANG


TAHUN AJARAN 2019

Anda mungkin juga menyukai