Anda di halaman 1dari 7

CORE ISSUE DESA WISATA KAMPUNG RAFFLESIA BATANG PALUPUH

JUDUL : DESA WISATA KAMPUNG RAFFLESIA BATANG PALUPUH

NAMA : AULIA PUTRI UTAMI

KELAS : MBS-A 22
Daftar isi

Pendahuluan. Sejarah dan profil

Bab 1. Meringkas jurnal

Bab 2. Analisis permasalahan, solusi, dan kesimpulan Objek

Bab 3. Analisis urgency, seriousness, dan growth (USG)

Bab 4. Analisis fishbone

Bab 5. Analisis tabel kreatif

Bab 6. Analisis matriks SWOT dan QSP


Pendahuluan. Sejrah dan profil

1. Sejarah
Memiliki luas area 3,4 hektare, Cagar Alam Batang Palupuh, Nagari Koto
Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan rumah
besar bagi beragam flora dan fauna langka di Ranah Minang. Berada sebelah utara
dari kota Padang dengan jarak tempuh sekitar 104 kilometer dari kota Padang, Cagar
Alam Batang Palupuh di Kecamatan Palupuh itu merupakankawasan konservasi flora
langka, khususnya rafflesia arnoldi, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1930.
Sejak ditemukan bunga langka di lokasi tersebut kawasan itu kemudian ditetapkan
sebagai Cagar Alam Batang Palupuh oleh pemerintahan Belanda lewat Gubernur
Besluit No 3 STBL No 402 pada 14 November 1930.
Dari tahun 1932 kawasan Cagar Alam Batang Palupuh sudah mulai banyak
dikunjungi wisatawan. Rata-rata pengunjung adalah peneliti dan pejabat pemerintahan
Hindia Belanda kala itu. Hingga masa pendudukan Jepang cagar alam batang palupuh
tetap menjadi tempat kunjungan edukasi bagi pemerhati dan penelit rafflesia. Dengan
kondisi tersebut masyarakat Batang Palupuh sudah terbiasa dengan orang asing yang
berkunjung ke cagar alam batang palupuh.
Dalam kawasan cagar alam juga hidup jenis flora dan fauna yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan rafflesia arnoldi. Hal itu dapat dilihat pada
areal yang terdapat rafflesia yang ditumbuhi oleh flora jenis daun jilat (villebrunea
rubenscens), tumbuhan pirdot (sauraia vulcanica), jenis kayu bangkal (nauclea
purpurascsns), jelatang (clonea sigun), durian tupai (commersonia batramia), udu
(litsea velutina), tumbuhan pemanjat/liana jenis tetrassigma sp, dan jenis endo parasit
rafflesia arnoldi.
2. Profil
Berlokasi di Jorong Batang Palupuh, Nagari Koto Rantang, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat, Desa Wisata Kampung Rafflesia Batang Palupuh tidak hanya
terkenal danga rafflesianya, disini para pengunjung juga bisa menikmati langsung
kopi luwak rafflesia yang diolah langsung oleh kelompok masyarkat di desa ini serta
salah satu masyarakat juga telah membuka rumahnya sebagai outlet bagi para
pengunjung yang ingin menikmati kopi luwak. Ampas dari kopi luwak ini juga bisa
digunakan untuk masker pembersih wajah bagi pengunjung yang ingin mencobanya.
Dirumah ini, masyarakat juga menyediakan produk wisata seperti paket belajar
memasak berbagai olahan varian rendang.

Bab 1. Meringkas jurnal

Judul : “Strategi Pengembangan Pariwisata Budaya yang Berkelanjutan Pada Kampun Lawas
Maspati, Surabaya”

1.1. Permasalahan jurnal


1. Modernisasi perkotaan dan pembangunan kota yang mengancam eksistesnsi dari
kampung lawas maspati.
2. Masyarakat kampung menjual lahannya kepada para investor.
3. Kondisi bangunan yang menjadi ikon sudah rusak dan kurang terawat
4. Kurangnya pemahaman warga terhadap nilai sejarah pada kampung
5. Kurangnya kepedulian dalam pengembangan perekonomian lokal oleh warga.
6. Kualitas produk hasil home based enterprises yang rendah

1.2. Solusi jural


1. Melakukan sebuah atraksi khas dari daerah kampung tersebut agar menjadi daya tarik
yang menarik dan unik.
2. Mengajak masyarakat yang mempunyai lahan tersebut untuk mengelola lahannya agar
dimanfaatkan untuk menambah fasilitas di kampung lawas tersebut.
3. Memperbaiki dan mebersihkan bangunan yang sudah rusak dan yang kurang terawat.
4. Memberikan sosialisasi kepada warga agar mengetahui nilai sejarah dari kampung.
5. Mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian lokal.
6. Pengadaan pelatihan, pengarahan, dan pendampingan secara berkala serta pemberian
modal bagi pelaku usaha rumah tangga dan peningkatan kualitas produk lokal.

1.3. Kesimpulan jurnal


1. Dengan melakukan sebuah atraksi khas yang unik dan menarik dari daerah tersebut
maka itu dapat memberikan pengalaman yang mengesankan bagi wisatawan.
2. Memanfaatkan lahan tersebut menjadi fasilitas desa seperti menjadikan lahan tersebut
menjadi tempat parkir atau tempat istirahat bagi wisatawan yang lelah. Dengan ini
pemasukan masyarakat bertambah.
3. Memperbaiki dan membersihkan bangunan sehingga wisatawan akan datang kembali
jika bangunannya dalam kondisi yang baik dan terawat.
4. Dengan memberikan sosialisasi tentang nilai sejarah dari kampung, sehingga
masyarakat tahu dan dapat membantu mempromosikan kampung tersebut kepada
wisatawan yang datang.
5. Setelah melakukan pelatihan dan didampingi, masyarakat dapat meningkatkan
perekonomia lokal dengan cara yang sudah diajarkan dalam pelatihan tersebut.
6. Dengan memberikan modal kepada pelaku usaha rumah tangga, maka mereka dapat
meningkatkan dan mengembangkan kualitas produk lokal. Karena mereka sudah
melakukan pelatihan dan telah dapat pengarahan yang tepat.

Bab 2. Analisis Permasalahan, Solusi, dan Kesimpulan Objek

Judul : “Desa Wisata Kampung Rafflesia Batang Palupuh”

2.1. Permasalahan objek

1. Kondisi pagar yang sudah rusak.


2. Kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian
lingkungan dan budaya setempat.
3. Kurangnya pengamanan di sisi jalan yang ada jurangnya
4. Wisatawan hanya datang ketika bunga mekar saja.
5. Akses jalan setapak yang dipenuhi oleh rumput dan ilalang yang tinggi-tinggi.
6. Kurangnya faasilitas penginapan.
7. Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat lokal terhadap pelestarian objek
wisata.
8. Kurangnya promosi dan pemasaran.
9. Infrastruktur sarana dan prasarana yang kurang memadai.
10. Masih adanya oknum yang melakukan penebangan pohon sembarangan.
2.2. Solusi jurnal

1. Penanggung jawab dari tempat wisata tersebut harus memperbaiki atau mengganti
pagar dengan yang baru.
2. Mengadakan pelatihan, pengarahan, dan lokarya untuk warga lokal dan memiliki
regulasi yang jelas dan tegas.
3. Membuat pagar di sisi jalanyang ada jurangnya.
4. Mengadakan event dan atraksi budaya khas.
5. Membersihkan sisi jalan yang ditumbuhi oleh rumput dan ilalang.
6. Menambah penginapan lebih banyak lagi.
7. Mengadakan penyluluhan, seminar, dan lokarya yang berkaitan dengan pelestarian
lingkungan dan budaya.
8. Memperbanyak promosi di media sosial dengan cara membuat video singkat atau
foto yang menarik terkait objek wisata tersebut.
9. Meningkatka sarana dan prasarana seperti menyediakan tempat parkir yang
memadai, tempat istirahat, dan fasilitas lain yang dibutuhkan oleh wisatawan.
10. Pemerintahan setempat dan dinas terkait harus menetapkan aturan dan sanksi yang
tegas terhadap oknum yang melakukan penebangan pohon secara liar atau
sembaranga.

2.2. Kesimpulan jurnal

1. Dengan mengganti pagar dengan yang baru maka bunga dan tumbuhan yang
lainnya terlindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh hewan maupun manusia.
2. Dengan mengadakan pelatihan, pengarahan, dan lokarya dapat membuat
msayarakat lokal mengetahui pentingnya menjaga keseimbangan antara
pembangunan dan pelestarian lingkungan dan budaya. Dan dengan memiliki
regulasi yang jelas dan tegas sangat bermanfaat karena dapat memastikan
keselamatan ppengunjung, menjaga keberlanjutan lingkungan, meningkatkan
kualitas objek wisata.
3. Dengan membuat pagar di sisi jalan yang ada jurangnya dapat menghindari resiko
kecelakaan pada para wiisatawan yang datang berkunjung.
4. Dengan mengadakan event dan atraksi budaya khas dapat menarik minat
wisatawan atau pengunjung untuk datang dan melihat, maka wisatawan datang
tidak hanya ketika bunga rafflesia arnoldi mekar saja.
5. Dengan membersihkan rumput dan ilalang yang ada di pinggir jalan tersebut para
wisatawan dapat merasa nyaman saat melewati jalan setapak tersebut.
6. Dengan menambahkan penginapan lebih banyak lagi, wisatawan tidak akan susah
mencari penginapan yang jauh dari lokasi wisata.
7. Setelah mengikuti penyuluhan, seminar, dan lokarya yang berkaitan dengan
pelestarian lingkungan dan budaya. Maka masyarakat lokal dapat memahami dan
menyadari pentingnya pelestarian wisata itu.
8. Dengan melakukan promosi diberbagai media sosisal orang-orang akan
mengetahui lokasi wisata tersebut dan akan dattang untuk berkunjung.
9. Dengan ditingkatkannya sarana dan prasarana maka wisatawan akan merasa puas
dan nyaman dengan fasilitas yang ada dan yang sudah ditingkatkan.
10. Dengan adanya pemerintahan setempat dan dinas terkait yang turun tangan untuk
menetapkan aturan dan sanksi yang tegas terhadap oknum yang melakukan
penebangan pohon secara liar atau sembaranga. Maka tidak akan ada lagi oknum
yang berani melakukan tindakan yang dilarang dalam aturan yang sudah
ditetapkan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai