Anda di halaman 1dari 28

PENYULUHAN PERLINDUNGAN DAN

PELESTARIAN LINGKUNGAN GUNA


PEMANFAATAN SECARA LESTARI

KEPULAUAN KAPOPOSANG
KABUPATEN PANGKEP
PROV. SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN KAPOPOSANG

Memiliki alam yang asli dan khas


Merupakan kepulauan dan memiliki terumbu karang
yang indah
Terdapat burung Maleo
90 % mata pencaharian sebagai nelayan
Sangat berpotensi dikembangkan ekowisata
Sejarah Kepengelolaan Kepulauan Kapoposang

12 September 1996
SK Menteri Kehutanan No. 588/Kpts-VI/1996 menetapkan Kepulauan
Kapoposang sebagai Taman Wisata Perairan dengan luasan sebesar 50.
000 hektar dan memiliki panjang batas 103 km. Posisi geografis
kawasan ini berada di 118o54’ 00 BT – 119o 10’ 00’’ BT dan 04o37’00’’ LS
– 04o 52’ 00’’ LS.

4 Maret 2009
BA 01/Menhut-IV/2009 dan BA 108/Men.KP/III/2009,
diserahterimakan pengelolaannya kepada Departemen Kelautan dan
Perikanan

Dan selanjutnya dirubah nomenklatur menjadi Taman Wisata


Perairan (TWP) Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya melalui
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 66/MEN/2009
Latar Belakang

Potensi Sumber Daya Pengelolaan, Peningkatan kualitas


Alam dan Sumber Pemanfaatan Lestari Lingkungan dan
Daya Manusia menjadi produk Peningkatan Tingkat
Kapoposang perlu ekowisata dengan Kesejahteraan
pengelolaan yang melibatkan partisipasi Masyarakat Desa
tepat masyarakat Karang Waru
Tujuan

 Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai


kelestarian alam dan lingkungan hidup.
 Dapat membuka secara luas kesempatan bagi
masyarakat untuk mengembangkan jasa ekowisata.
 Mengembangkan dan mendorong bentuk usaha koperasi
dalam pengusahaan pariwisata.
 Dapat meningkatkan pemasaran produk ekowisata
melalui badan-badan atau lembaga yang bergerak di
bidang pariwisata.
 Terbentuknya masyarakat yang mempunyai kekuatan
dan kemampuan organisasi yang mandiri dan mampu
mengelola serta memanfaatkan potensi alam yang ada
untuk meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
TARGET PENYULUHAN (3M)

• MENGETAHUI
• Masyarakat menjadi mengetahui pentingnya pengelolaan dan menjaga lingkungan agar

1 lestari

• MAU
• Masyarakat mau dengan sukarela dan penuh kesadaran untuk melakukan pengelolaan

2 lingkungan secara berkelanjutan untuk diterapkan menjadi pola hidup bermasyarakat

• MANDIRI
• Setelah mendapat materi penyuluhan dan praktek langsung diharapkan masyarakat
mandiri dalam pengelolaan lingkungannya sesuai materi penyuluhan ini untuk jangka
3 panjang dan tidak menutup kemungkinan selalu ada inovasi baru dari masyarakat
Ekowisata

Ekowisata memiliki dua arti yaitu sebagai


perilaku dan sebagai industri
Sebagai Perilaku
• Kunjungan ke daerah-daerah yang masih bersifat
alami.
Sebagai Industri
• suatu industri telah mengambangkan pemahaman
bahwa kegiatan-kegiatan wisata di wilayah yang
masih alami harus dilakukan dengan membangun
kerjasama antara seluruh pelakunya termasuk
usaha-usaha untuk melestarikan wilayah tersebut
dan mensejahterakan masyarakat
Prinsip Ekowisata

Konservasi

Edukasi

Partisipasi Masyarakat

Ekonomi
Produk Ekowisata

Penduduk membuat Home Stay untuk


wisatawan
Mancing Tradisional
Naik perahu
Wisata Pulau
Penanaman Mangrove dan Transplantasi
trumbu karang
Souvenir khas
Sarana dan Prasarana

 Perahu hias, sampan atau perahu wisata yang akan digunakan untuk memancing
dan berkeliling pulau.
 Perlengkapan memancing dan pelampung keselamatan (life jacket).
 Dermaga untuk naik turunnya wisatawan.
 Rumah terumbu karang dan mangrove sebagai pusat kegiatan edukasi lingkungan.
 Penangkaran maleo sebagai upaya pelestarian
 Pendopo tempat diadakannya pertunjukan tari, kesenian musik tradisional dan
wayang.
 Bangunan gazebo untuk wisatawan bernaung
 Kamar kecil dan kamar ganti
 Bangunan semi permanen dengan arsitektur tradisional Khas jepara sebagai
kantin dan ruang tunggu.
 Menara pengawas pantai dan radio komunikasi untuk menjamin keselamatan dan
keamanan wisatawan.
 Tempat sampah
Kompetensi yang harus dimiliki masyarakat pelaku
ekowisata

 Nelayan tradisional : pengetahuan yang terkait dengan


pariwisata, bersifat ramah tamah kepada wisatawan, mampu
melakukan tindakan penyelamatan kepada wisatawan bilamana
terjadi kecelakaan, dan memiliki pengetahuan mengenai
kesehatan lingkungan.
 Pemandu wisata : masyarakat lulusan SLTP atau SLTA (namun
tidak menutup kemungkinan untuk lulusan yang lain), memiliki
keterampilan berbahasa asing terutama bahasa Inggris, memiliki
pengetahuan mengenai lingkungan dan adat istiadat setempat
agar bisa menjelaskan kepada wisatawan mengenai lingkungan
sekitarnya dan mampu menginterpretasi wisatawan mengenai
lingkungan setempat. Mereka juga harus memiliki kemampuan
dalam memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan.
Lanjutan..

Penari dan pemusik tradisional : pemuda pemudi dan


anak yang dilatih untuk menjadi penari dan pemusik
tradisioanal. Kemudian juga kelompok seni setempat
Ibu-ibu desa dan kaum wanita : memproduksi dan
menjajakan makan tradisional setempat
Nelayan dan kaum remaja terutama laki-laki sebagai
agen transplantasi trumbu karang dan pembudidayaan
mangrove : memiliki pengetahuan mengenai trumbu
karang dan mangrove serta memiliki keterampilan
dalam transplantasi mangrove dan terumbu karang
Aspek Lingkungan yang Harus Diperhatikan

Kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah


Berikut ini adalah kondisi dimana pantai tidak dijaga
kebersihannya,,
Transplantasi Terumbu Karang

Pemilihan induk terumbu karang Persiapan rangka paralon untuk


merekatkan terumbu karang

Terumbu karang di letakkan di lubang yang Paralon yang telah terisi terumbu karang di
tersedia dan direkatkan menggunan semen letakkan ke tengah laut agar terumbu
karang berkembang
Pembudidayaan mangrove

Pembibitan mangrove jenis Bibit mangrove siap tanam


Rhizopora

Mangrove yang di tanam


Metode Pengembangan Produk Ekowisata

Produk ekowisata yang telah direncanakan akan


dipasarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke
Kepulauan Kapoposang memalui Dinas Pariwisata
akan mempromosikan produk ini dengan :
promosi seni budaya dan wisata daerah dan melalui
pameran-pameran baik dalam dan luar negeri.
Promosi produk juga dilakukan melalui agen-agen
wisata seperti penyedia jasa travel, hotel dan resort .
Media pemasaran juga dapat dikemas menarik dalam
brosur, leaflet, website, iklan Koran dan majalah, serta
pembuatan video untuk promosi.
tempat dimana manusia tinggal
Lingkungan
dan berinteraksi

Lingkungan Sehat Manusia Sehat

Manusia Sehat Pemikiran Sehat cerdas


Pengelolaan Sampah Organik

Sumberdaya/bahan baku sampah organic melimpah


dan gratis
Sampah Organik -> pupuk organik -> lebih
bermanfaat
Pupuk organik berdasar sumber bahan baku
terbagi menjadi 3 (tiga) :
Pupuk Organik

Kompos
100 % sisa tumbuhan

Pupuk Organik
100 % kotoran ternak

Campuran
kombinasi sisa tumbuhan dan kotoran ternak
PEMBUATAN KOMPOS SEDERHANA

Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-


50 hari
Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos
dengan metode ini
Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan
kelembaban kompos saat proses pengomposan
berlangsung
Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik
untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya.
Berikut ini cara membuat kompos aerob :

1. Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan.


Lebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk
menghindari hujan.
2. Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1
meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-
40 cm.
3. Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, sampah sisa dapur
(Organik), bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan
organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin
kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai
terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat
pengomposan berlangsung. Komposisi = sampah organik : kotoran
ternak (1:1)
4. Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu,
kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
Lanjutan pembuatan kompos...
 Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses
pengomposan bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan
bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.
 Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya
untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari.
Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos
akan lebih lama matangnya.
 Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan
pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan
untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa
menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.
 Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu
letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut
sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah
kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap
3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.
 Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses
pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
 Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat
tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya
yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
 Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos
diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.
Proses penyiraman, penumpukan, pembalikan
PEMANFAATAN KOMPOS

Kompos dapat dimanfaatkan untuk program


penghijauan lingkungan
Mandiri sayur mayur setiap KK
Dengan membuat kompos dimasing-masing rumah
dengan pemanfaatan sampah sisa dapur, hasil kompos
dapat dijadikan media tanam sayur mayur
Kesimpulan

Kemauan, Pengetahuan, Kerjasama, Kegigihan


dan rasa memiliki lingkungan serta sadar
terhadap upaya menjaga kelestarian
lingkungan dapat berbuah meningkatnya
kesejahteraan hidup masyarakat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai