Anda di halaman 1dari 10

Proposal PKM-K UM MATARAM 1

RINGKASAN
Alat Pendingin sayuran dan buah-buahan dari gerabah ini merupakan terobosan
baru untuk menciptakan eksistensi gerabah. Untuk menciptakan produk gerabah yang
beranekaragam sehingga daya saing gerabah menjadi meningkat. Untuk itu memerlukan
inovasi. Fungsi gerabah saat ini terbatas pada pemanfaata untuk hiasan atau wadah.
Melalui penelitian ini akan dilakukan inovasi produk gerabah yaitu sebagai wadah
pendingin sayuran dan buah-buahan. Manfaat dari produk ini selain menjajikan keuntungan
juga meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Banyumulek dalam memanfaatkan
potensi Sumber Daya Alam. Selain itu juga mendukung program pemerintah dalam upaya
memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pelatihan membuat alat pendingin sayuran
dan buah-buahan dari gerabah.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lombok merupakan salah satu pulau yang memiliki keragaman dan keunikan
budaya. Lombok dikenal dengan keindahan alamnya, pantainya, gunungnya, dan
hutannya. Hampir setiap daerah di pulau ini memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri
yang menjadi ikon pulau lombok. Sesuai konsep pembangunan koridor di Indonesia
bahwa Lombok merupakan koridor Gerbang Pariwisata (RTRW Nasional ). Lombok
terdiri dari beberapa kabupaten yaitu kabupaten Kota Mataram, Lombok Timur, Lombok
Tengah, Lombok Utara dan Lombok Barat yang memiliki potensi yang berbeda-beda
sesuai dengan RTRW kabupaten masing-masing.
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten yang berada di pulau
Lombok yang memiliki tujuan penataan ruang wilayah yaitu terselenggaranya
pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai
dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam rangka
mendorong wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagai kawasan pengembangan
agroindustri, pariwisata dan pertambangan untuk meningkatkan daya saing daerah.
Dalam Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Lombok Barat juga
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan berbasis potensi yang ada serta mengembangkan
peran dan fungsi pusat pertumbuhan yang ada untuk mempercepat pertumbuhan
Proposal PKM-K UM MATARAM 2

ekonomi wilayah Kabupaten Lombok Barat.(RTRW Lobar ; 2010-2031). Lombok barat
secara administrasi terbagi dalam 10 Kecamatan, 124 desa dan 785 dusun.
Kecamatan Kediri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Barat
yang terdiri dari 10 desa salah satu desanya yaitu Desa Banyumulek, Desa Banyumulek
dalam RTRW Kabupaten Lombok Barat tahun 2010 2031 ditetapkan sebagai Desa
Wisata Budaya. Desa yang hampir sebagian masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin
gerabah. Pembuatan gerabah dimulai di Dusun Banyumulek Barat dan Dusun
Banyumulek Timur sebagai pusat gerabah, pekerjaan membuat gerabah dari tanah liat
dimulai sekitar tahun 1860, yaitu sejak zaman Kepala Desa I (1860-1890) yang berasal
dari Karang Asem, Bali, berdasarkan pengangkatan Raja Bali yang berkuasa di Lombok
pada saat itu. Menurut keterangan, pekerjaan membuat gerabah dimulai oleh pendatang
dari Pulau Jawa, dan penduduk asli Jawa yang memberi nama desa ini dengan nama
Banyumulek. Nama Banyumulek itu sendiri berarti air yang mengalir dari Sungai Babak
ke barat Desa Perampuan, kemudian ke Desa Gapuk dan kembali lagi ke Sungai Babak.
Air tersebut mengalir berputar di wilayah ini saja, sehingga desa ini disebut
Banyumulek.
Gerabah merupakan kerajinan yang terbuat dari tanah liat dicampur tanah sari atau
pasir. Setelah melewati suatu proses, terbentuk adonan untuk dibentuk suatu produk
yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dan pembakaran pada
tingkat suhu berkisar antara 700-800C. Awalnya, pembuatan gerabah hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari sebagai alat-alat dapur, seperti ; tungku, anglo,
periuk, alat penggorengan, alat untuk bakar dupa/kemenyan dan membakar sate, dan ada
juga yang digunakan untuk kendi/ceret, dan bubungan atap rumah. Seiring dengan
meningkatnya laju pertambahan penduduk, kebutuhan akan alat dapur semakin
meningkat, sehinggga kerajinan gerabah mulai diperdagangkan. Pada awalnya,
perdagangan hanya meliputi sekitar wilayah Desa Banyumulek, tetapi sejak tahun 1985
meluas keluar Desa Banyumulek. Perdagangan produk gerabah mengalami pasang surut
dimana mulai tahun 1985-2004 jumlah penjualan gerabah mengalami
peningkatan,bahkan penjualan sampai keluar negeri. Namun semenjak terjadinya Bom
bali pada tahun.dan meletusnya gunung merapi pada tahun .penjualan produk
gerabah semakin menurun secara drastis. Hal ini di akibatkan para investor asing yang
sudah tidak mau kembali ke Indonesia untuk menanamkan sahamnya, sehingga
mempengaruhi aktifitas produksi gerabah. Untuk itu perlu adanya suatu inovasi produk
tersebut dapat lebih menarik minat konsumen. Pada kegiatan program kreativitas
Proposal PKM-K UM MATARAM 3

mahasiswa ini, kami mencoba menciptakan inovasi gerabah sebagai alat pendingin
sayuran dan buah-buahan dapat berdaya saing di pasar.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dari uraian di atas yaitu sebagai berikut :
1.Bagaimana cara pembuatan inovasi gerabah sebagai alat pendingin sayuran dan buah-
buahan ?

1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah ini ada untuk membatasi lingkup permasalahan yang akan di bahas
yaitu:menciptakan alat pendingin sayuran dan buah-buahan dari gerabah dengan
memanfaatkan potensi kerajinan gerabah di Desa Banyumulek

1.4 Tujuan Dan Manfaat
Tujuannya yaitu untuk menciptakan inovasi gerabah sebagai alat pendingin sayuran dan
buah-buahan.
Manfaat yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :
1.Membangun jiwa wirausaha bagi mahasiswa, sehingga dapat melihat peluang dan
memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
2.Untuk mempublikasikan Desa Banyumulek sebagai desa Wisata Budaya pusat
kerajinan gerabah
3.Meningkatkan penghasilan masyarakat pengrajin gerabah di Desa Banyumulek dengan
menciptakan bentuk gerabah yang inovatif yaitu Pendingin Gerabah tanpa listrik.

1.5 Luaran
Diharapkan melalui kegiatan ini, pendingindari gerabah ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal sehingga dapat meningkatkan daya saing Kerajinan gerabah dengan
dihasilkan barang komersial serta dapat menjadi salah satu peluang usaha yang memiliki
prospek yang baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan.




Proposal PKM-K UM MATARAM 4

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Administrasi Desa Banyumulek
Desa Banyumulek berada di kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat
pada lampiran peta Lombok Barat dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
Batas utara : Desa telaga waru
Batas timur : Desa lelede
Batas selatan : Desa dasan baru
Batas barat : Desa suka makmur
Desa Banyumulek sebagai pusat industri kerajinan gerabah sangat strategis, dekat
dengan wilayah Kota maka daya pusat Kabupaten Lombok Barat ( 5 tahun mendatang ).
Selain itu Desa Banyumulek memiliki jarak + 1 Km dengan jalur utama untuk menuju
BIL (Bandara Internasional Lombok) dan berjarak + 24 Km dari Pelabuhan Lembar.
Dengan posisi tersebut untuk akses transportasi sangat mudah dijangkau. sehingga
mempunyai peluang untuk menjadi gerbang atau ikon kabupaten Lombok Barat dalam
bidang industri kerajinan gerabah.

2.2 Kondisi Sumber daya Alam
Berdasarkan Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1 : 1.000.000,
jenis tanah di kawasan ini termasuk kompleks regosol, klasifikasi tanah udipsamments
dan eutrudepts, dengan bahan induk volkanik, sub landform dataran volkan, pada
relief datar berombak. Dibawah ini dapat dilihat jenis dan sifat tanah regosol yaitu
sebagai berikut :
1) Bahan induk : abu volkan, bahan sedimen
2) Berada : di daerah miring, bergunung, bergelombang
3) Solum : dangkal sampai dalam
4) Horizon : A sampai C
5) Warna : kelabu hingga kuning
6) Tekstur : pasir dan debu (>60%)
7) Konsistensi : gembur hingga lepas
8) Kadar bahan organik : rendah
9) Permeabilitas : baik
10) Kepekaan erosi : peka
Proposal PKM-K UM MATARAM 5

11) Unsur hara : beragam
Bahan baku untuk membuat gerabah adalah tanah liat. Dari data yang didapat, tanah
regosol dengan tekstur pasir dan debu (>60%) kurang baik untuk pembuatan gerabah.
Pada tanah dengan keadaan liat tinggi yang mempunyai bahan organic akan selalu
gembur, mudah pecah dan mudah diolah. Bahan organik dapat membuat daya lekat liat
menurun, distribusi dan memegang air yang efektif serta membuat terjadinya penetrasi
akar (Herujito dan Djojoprawiro 1985). Dari data tanah yang ada, tanah regosol kurang
baik untuk pembuatan gerabah, sehingga bahan baku untuk produksi gerabah di peroleh
dari tempat lain, yaitu di wilayah Kecamatan Gerung, kurang lebih tiga kilometer
disebelah barat Desa Banyumulek yang memiliki sifat tanah yang baik untuk produksi
gerabah, yaitu bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu
maksimum 1000C.

2.3 Desain Pendingin Sayuran dan Buah Dari Gerabah
Pendingin sayuran dan buah-buah ini berbentuk kotak dan mempunyai ruang
berbentuk segi empat di dalamnya yang merupakan ruang penyimpanan sayuran dan
buah-buahan dengan di buatkan penutup yang sesuai dengan ukuran badan pendingin.
Desain pendingin untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran 2.
1.Bahan Baku
- Tanah liat
- Pasir
- Kayu
- Daun bambu
- Jerami
- Asam untuk pewarnaan,
- Rotan untuk hiasan
- Lem kayu
- Kain penutup,
- Air secukupnya,
- Dan stereofom
2. Peralatan
Beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam pembuatan gerabah antara
lain adalah :
1. Cetakan yang dibuat dari tanah liat disebut rembagan. Dipergunakan sebagai
cetakan untuk membentuk pola dasar gerabah yang akan dibuat.
2. Alas cetakan, terbuat dari tanah liat seperti gerabah, disebut lelanggong.
3. Pengkerikan, sejenis pisau untuk mengerik bagian luar benda yang sudah dibentuk
supaya lebih baik dan sempurna bentuknya.
Proposal PKM-K UM MATARAM 6

4. Potongan sabut kelapa, untuk menghaluskan bagian dalam benda yang sudah
dibentuk.
5. Pengolahan, dibuat dari batok kelapa, dipergunakan untuk menghaluskan bagian
dalam benda yang setengah jadi.
6. Leladikan/Pengerab, dibuta dari pipihan bambu atau kayu yang diraut, untuk
menghaluskan ba gian bibir benda yang sedang dibentuk.
7. Pemeretan; sobekan-sobekan kain untuk menghaluskan bagian bibir benda yang
sedang dibentuk.
8. Penepong, dibuat dari buluh (bambu kecil), untuk melubangi bagianbagian
benda yang perlu dilubangi.
9. Batu penggosok, untuk menggosok bagian luar benda yang sudah dibentuk
sehingga permukaan benda menjadi rata.
10. Batu bolek , berwarna hitam, untuk menggosok benda agar mengkilap.
3. Proses Pembuatan mesin pendingin dari Gerabah
1) Proses Pembuatan gerabah bentuk kotak dengan ukuran besar 100 cm dan kecil 60
cm,proses pembuatan gerabah bekerja sama dengan industry kerajinan gerabah di
desa Banyumulek dan cara pembuatannya terdapat pada bagan pada bagian
lampiran 3.
2) Setelah dua gerabah berbentuk kotak jadi maka pastikan gerabah berbentuk kecil
itu masuk didalam gerabah yang berukuran besar sesuai dengan yang di
harapkan,serta jangan sampai terdapat celah atau lubang diantara kedua gerabah
tsb.
3) Kemudian tempelkan bagian bawah gerabah kedua gerabah yang berbentuk kotak
tersebut menggunakan Lem sehingga menyatu.
4) Siapkanlah pasir atau bahan yang dapat dibahasi lainnya seperti pasir laut dsb.
5) Masukkan pasir ke dalam ruang antara gerabah besar dan gerabah kecil sampai
penuh, basahi pasir mengguanakan air dan kemudian tutuplah ruangan tersebut
menggunakan stereofom.
6) Air dalam pasir tersebut akan mengalami evaporasi, sehingga efek evaporasi ini
akan mendinginkan ruangan di dalam gerabah berbentuk kotak tersebut.
4. Pameran Produk
Pameran Produk ini sangat di perlu untuk memamerkan produk yang di hasilkan
kepada masyarakat, dengan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta agar
produk lebih di kenal masyarakat. Kegiatan Pameran ini bisa saja dilakukan dilokasi
Proposal PKM-K UM MATARAM 7

pembuatan gerabah yaitu di Desa Banyumulek, sehingga inovasi gerabah sebagai
alat pendingin sayuran dan buah-buahan bisa digunakan oleh masyarakat.

2.4 Peluang usaha dan kelayakan
1. Peluang usaha
Produk hasil inovasi ini sangat di butuhkan oleh masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan yang menginginkan sayuran dan buah-buahan yang dimiliki tetap dalam
keadaan dingin atau segar. Alat Pendingin sayuran dan buah-buahan dari gerabah ini
dapat bertujuan menggantikan kulkas, dan masyarakat yang menginginkan kehidupan
yang sehat dan hemat energy listrik dan masih alami. Selain itu juga dapat
memperkenalkan kerajinan gerabah di kalangan masyarakat dengan bentuk yang lebih
inovatif. Dengan mempergunakan tanah liat yang berada di Kecamatan Gerung dan
Desa Banyumulek di bagian barat sebagai bahan utama dan dengan proses pembuatan
yang alami dengan daya dukung bahan organik dalam proses produksi akan
menghasilkan barang yang berdaya saing, Sehingga meningkatkan daya beli masyarakat
terhadap kerajinan gerabah. Berikut adalah beberapa pertimbangan factor SWOT yang
bisa ditemukan dalam menganalisis keberlangsungan usaha pendingin dari gerabah.
Dimana terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), ancaman (Threath) adalah sebagai
berikut :
FAKTOR SWOT
Usaha pembuatan Pendingin dari
gerabah
Kekuatan (Strength) Harga produk yang terjangkau
Bahan Baku yang melimpah
Keunikan produk
tanpa Listrik
lebih sehat dan sederhana
Kelemahan (Weakness) Kurangnya promosi Baik dari
instansi dan pihak swasta
Peluang (Opportunity) Kesempatan untuk memperkenalkan
kerajinan gerabah
Kesempatan menguasai pasar
kerajinan
Proposal PKM-K UM MATARAM 8

Ancaman (Threath) Standarisasi mutu
Kemungkinan pesaing skala besar
persaingan dengan alat Modern

2. Kelayakan Usaha
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahu apakah suatu usaha tersebut
layak atau tidak didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan untuk
menganalisis kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menghitung BEP dan B/C
Ratio serta R/C Ratio.
a) BEP
BEP (Break Even Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali, bisa dalam
bentuk jumlah produk maupun dalam bentuk uang.
b) B/C Ratio
Merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya produksi. Usaha dapat
dikatakan menguntungkan dan layak jika B/C Ratio lebih besar dari 0 (>0).
Untuk penjualan alat pendingin sayuran dan buah-buahan dari gerabah ini
Kami menetapkan harga harga perbuah yaitu Rp 300.000, maka dalam satu kali
produksi alat pendingin yang di hasilkan maksimal 30 buah / Produksi.Sehingga
dalam 1x Produksi dihasilkan 300.000 x 30 buah = Rp 9.000.000, dan untuk
Produksi Selanjutnya hanya butuh mengeluarkan biaya bahan baku habis pakai
hanya sebagaian karena masih terdapat sisa bahan.Kami kisarkan Rp 2.000.000 +
biaya makan dan transportasi serta biaya gaji pengrajin(karyawan) dan biaya
penyususnan laporan yang terdapat dalam rincian justifikasi anggaran maka biaya
yang di keluarkan Rp 5.850.000,maka dalam satu kali Produksi keuntungan kotor
yang di dapat sekitar Rp 9.000.000 5.850.000 = Rp 3.150.000. Apabila alat
pendingin ini di Produksi selama 30 x Produksi maka uang kita akan menjadi Rp
3.150.000 x 30 produksi = 94.500.000 ,jika kita melakukan pengembalian modal
dalam keadaan tsb maka sisa penghasilan Rp 94.500.000 11.750.000 = Rp
82.750.000. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kelayakan Usaha ini
menguntungkan karena B/c ratio lebih besar dari 0.


Proposal PKM-K UM MATARAM 9

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Area pelaksanaan
Area Pelaksanaan berada di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Lombok Barat yang memiliki Luas kawasan 2,43 km2 menjadi
tempat produksi.
3.2 Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan yang kami gunakan yaitu Pengumpulan data Sekunder,
Analisis Data, dan Observasi,untuk mengamati serta melakukan tahap uji coba.
3.3 Tahapan Pelaksanaan
1) Persiapan bahan baku
Adalah rangkaian kegiatan mulai dari proses pembuatan gerabah dari tanah liat
berbentuk kota, yang didapat dari industry kerajinan gerabah. Selanjutnya bahan baku
setengah jadi yang telah diperoleh kemudian di sortasi untuk menghilangkan bahan
baku yang dianggap kurang baik untuk diolah, misalnya terdapat lubang,rusak dan
sebagainya.
2) Perancangan Pendingin dari gerabah
Yaitu tahap pembuatan pendingin dari gerabah dengan mulai menyatukan bahan
baku yang sudah di siapkan menjadi satu dan menghasilkan alat pendingin yang
di inginkan.
3) Pengecatan atau pewarnaan
Merupakan tahap yang penting untuk membuat pendingin menjadi lebih terlihat
unik dan menarik konsumen.
4) Tahap pengujian pendinginan dari gerabah yang di hasilkan
Tahapan ini merupakan tahap yang pengning untuk mengetahui standar mutu
pendingin yang di hasilkan,sebelum di pasarkan sehingga konsumen merasa
puas.hasil pengujian pendingin gerabah ini memiliki suhu 19,4
0
C dalam waktu
13 jam.





Proposal PKM-K UM MATARAM 10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL

4.1 Anggaran Biaya
Untuk memproduksi alat Pendingiun dari gerabah ini kami membutuhkan anggaran
Biaya sebesara Rp 11.750.00, lebih jelas dari penggunaan anggaran biaya terdapat
pada lampiran 5. justifikasi anggaran Kegiatan.

4.2 Jadwal kegiatan
Kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan di desa Banyumulek,untuk penjelasan
tahapan kegiatan terdapat pada lampiran 6. jadwal kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://yusufandriana.com/tag/teknologi-tepat-guna-sederhana/.Tanggal Pengaksesan
dari internet 1 oktober 2013
RTRW NASIONAL
http://handiri.wordpress.com/kimia-tanah/. Tanggal Pengaksesan 2 oktober 2013
http://geografi-geografi.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-tanah-di-indonesia.html.
Tanggal Pengaksesan dari internet 2 Oktober 2013.
RTRW Kabupaten Lombok barat 2010-2031
Kodariyah, rinrin. 2005. perencanaan laskap kawasan wisata budaya berbasis industri
kerajinan gerabah di desa banyumulek, kecamatan Kediri. Institut Teknik pertanian
Bogor. Bogor

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000. Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi
Indonesia 1 : 1.000.000. Departemen Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Herjito, D. dan D. Djojoprawiro. 1985. Fisika Tanah Dasar. Bagian Konservasi Tanah
dan Air. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai