perekonomian rakyat, bahkan rakyat disuruh kerja paksa (dalam istilah Banjar
disebut irakan).
Sesuai dengan harapan sanak keluarganya yang menginginkan Abdurrahman
meneruskan pendidikannya ke Mekkah, maka untuk mewujudkan cita-citanya
tersebut, ia terlebih dahulu berniaga untuk memperoleh biaya pendidikan. Selain
berniaga, bahkan beliau sempat menuntut ilmu agama dan menamatkan
pendidikannya di Padang pada tahun 1882.
Akhirnya setelah 2 tahun beliau pulang pergi Padang Tapanuli, ia berhasil
mengumpulkan uang. Dari hasil perniagaan yang diperolehnya ternyata melebihi
target yang direncanakan semula. Sebelum menuju ke Tanah Suci, beliau terlebih
dahulu singgah di Mentok (Bangka) dari ayahandanya yang telah lama bermukim
di sana. Atas bantuan pamanya, Haji Mohammad Saad, Abdurrahman bisa
berangkat ke Mekah. Beliau berangkat menuju ke Tanah Suci dalam usia 25 tahun.
Aktivitas dan Karya
1. Aktivitas
Aktivitas dan perjalanan Syekh Abdurrahman Shiddiq sebagai ulama dan diakui
keulamaannya oleh masyarakat di mana ia berada, dapat penulis paparkan sebagai
berikut:
a. Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah
Setelah sampai ke Tanah Suci Abdurrahman mulai belajar dengan tekun, seluruh
waktu dimanfaatkannya untuk mengaji di Masjid al-Haram dan rumah-rumah
ulama yang terkenal alim pada masa itu. Menurut buku catatan yang pernah beliau
sampaikan kepada murid-muridnya - guru-guru beliau antara lain: Syekh Said
Bakri Syatha, Al-Syah Muhammad Said Babasyil dan Nawawi Banten. Sedang
kanteman yang seangkatan dengan beliau sama-sama mengaji di Mekkah pada
masa itu diantaranya: Ahmad Chatib (Minangkabau), Ahmad Dhamyati (Mufti
Mekkah tahun 1912), Syekh Abdullah Zawawi, Syekh Said Yamani, Syekh
Mukhtar, Abdul Qadir Mandahiling, Syekh Umar Sumbawa, Awang Kenali
(Kelantan Malaysia), Hasyim Asyari (Jombang), Syekh Jamil Jaho (Sumatra
Barat), Abdul Karim Amrullah (Sumatra Barat), Syekh Sulaiman Arrasuli
(Candung-Bukittinggi) dan Syekh Thahir Jalaluddin.
Ketekunan Abdurrahman selama menuntut ilmu di tanah suci Makkah alMukarramah disertai dengan sifat-sifatnya yang mulia dan senantiasa memuliakan
guru-gurunya, mencatat pelajaran dan pengetahuan yang diperoleh dengan teliti,
kemudian mendiskusikan pada teman-teman maupun pada halaqah-halaqah yang
diikuti selanjutnya mengamalkan apa yang sudah diperoleh. Di akhir masa
studinya Syekh Abdurrahman mendapat gelar kehormatan "Al Shiddiq" dari
gurunya Syekh Sa'id Bakri Syatha'. Sejak itu nama beliau dilengkapkan dengan
panggilan Abdurrahman Shiddiq.[1]
Setelah genap 5 tahun lamanya menuntut ilmu di Mekkah, kemudian beliau pergi
ke Madinah dan melanjutkan pelajaran selama 2 tahun. Selain itu Abdurrahman
Siddiq juga giat mengaji agama di halaqah-halaqah yang ada di Masjid Nabawi
Madinah sambil mengambil berkah beribadah di Masjid Nabawi serta berziarah ke
makam Rasulullah SAW. Teman akrab beliau yang sama-sama belajar di Madinah
adalah Syekh Mustafa.[2]
Sesudah menuntut ilmu selama 2 tahun di Madinah , beliau kembali ke Mekkah
(1897). Di Mekkah beliau mendapat izin mengajar (tauliyah) berbagai disiplin ilmu
di Alqah Masjid al-Haram dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Arabia,
diantaranya: Tafsir, Tauhid, Tasawuf, dan lain-lain.
Syekh Abdurrahman dikenal dimana-mana, bahkan sejak beliau di kota Mekkah.
Karena beliau mengajar di Masjidil Haram atas kepercayaan dari pemerintah Arab
Saudi sehingga murid-murid beliau tersebar sampai Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Singapura dan Malaysia.
Setelah kurang lebih setahun lamanya beliau mengajar di Masjid al-Haram
Mekkah, beliau mengambil keputusan untuk kembali ke tanah air (Indonesia),
mengingat di tanah air pada masa itu masih kekurangan guru agama. Apalagi
selama beliau berada di Mekkah, ia banyak menerima surat dari teman-temannya
agar beliau pulang, karena pemerintah Kolonial Belanda sedang giat-giatnya
memecah belah ummat Islam dengan politik adu domba yang bertujuan
menghancurkan aqidah ummat Islam.[3]
Manuskrip ini berisi tentang berbagai macam doa dan bacaan wirid yang diambil
dari ayat-ayat al-Quran, Hadits Rasulullah SAW, sahabat Rasulullah serta dari
tokoh tokoh sufi terkenal seperti al-Junayd al-Baghdadi, al-Ghazali, Abdul Qadir
al-Jaylani, dan lainnya.[13]
2. Bayal-Hayawan Li al-Kafirin
Kitab ini telah diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1335
H. Kitab ini ditulis karena adanya kasus di Indragiri, dimana sebagian besar
masyarakat (ummat Islam) tidak mau menjual hasil ternaknya kepada orang-orang
Belanda dan Cina karena beredar anggapan bahwa menjual hewan kepada orang
Kafir tidak dibolehkan agama Islam. Di dalam kitab ini Tuan Guru menguraikan
berbagai pendapat ulama mengenai hal ini disamping mengutarakan pendapatnya
sendiri. Beliau membolehkanb menjual hewan yang halal kepada orang kafir jika
tidak ada orang Islam yang mau membelinya.[14]
3.
Kitab al-Faraidh
Kitab ini diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1338 H.
Kitab ini dicetak denganb menggunakan aksara Arab Melayu. Tujuan penulisan
dan penerbitannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan praktis bagi
ummat Islam dalam memahami masalah faraidh. Di dalam kitab ini, beliau
menguraikan tentang hal-hal yang berkenaan dengan dengan pembagian harta
waris, seperti: zawi al-furudl, hijab, ashabahdan lainnya.[15]
4. Tarjamah Kumpulan Khuthbah al-Muthallaqah
Kitab ini sebenarnya karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang berisi
kumpulan khuthbah yang ditulis dalam bahasa Arab, kemudian dikumpulkan dan
diterjemahkan oleh Syekh Abdurrahman Shiddiq, diterbitkan oleh Mathbaah
Ahmadiyah Singapura pada tahun 1938 H.[16]
5. Tuhfat al-Raghibin fi Bayan Haqiqat al-Muminin
Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu dengan menggunakan aksara Arab Melayu
(Jawi) yang menjelaskan tentang berbagai macam aliran pemikiran dalam bidang
Ilmu Kalam, seperti: Jabariyah, Qadariyah, Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah dan Ahl
al-Kasyf. Diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura tahun 1342 H.[17]
Kitab ini merupakan kitab fiqih yang menjelaskan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan shalat, baik yang wajib maupun yang sunat serta
kaifiyat maupun rahasia yang terkandung di dalamnya. Kitab ini dicetak untuk
pertamakalinya pada bulan Zulqaidah 1349 H bersamaan dengan 2 April 1931 M
oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura. Selama lima tahun, kitab ini telah dicetak
ulang sebanyak 7 kali oleh percetakan yang sama. [22]
10. Tadzkirah li Nafsi wa li Amtsali
Kitab ini diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1354 H dan
dicetak ulang oleh Toko Buku Usaha Bersama Kalimantan Selatan. Isinya berbagai
peringatan bagi kaum muslimin agar menyadari akan makna yang paling dalam
dari hakikat hidup yang dianugrahkan Allah kepada setiap manusia. Dalam kitab
ini Tuan Guru memberikan tekanan bahwa tasawuf Islam dapat memberikan nilai
tambah bagi upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
penghayatan yang mendalam terhadap makna hakikat hidup manusia.[23]
11. Thariqat Khalwatiyah al-Samaniyah
Kitab ini diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1354 H,
berisikan uraian tentang keberadaan thariqat Khalwatiyah dan al-Samaniyah dari
segi sejarah, amalan serta maqam-maqam yang harus dilalui. Di dalam uraiannya
tampak Tuan Guru menggabungkan inti ajaran kedua thariqat tersebut.[24]
12. Majmu al-Ayat wa al-Ahadits fi Fadhail al-Ilm wa al-Mutaallimin wa alMustamiin li Khadim al-Thalabah
Diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1354 H. Kitab ini
berisi ayat-ayat dan Hadits yang penting-penting (berupa kamus
ringkas/ensiklopedi sederhana) untuk kepentingan orang-orang yang mempelajari
ilmu agama.[25]
13 Kitab al-Hukama
Diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1354 H. Berisi
tentang ilmu syariat dan ilmu hakikat. Kedua ilmu mempunyai hubungan erat.
Syariat tanpa hakikat adalah hampa hakikat tanpa syariat adalah sesat. Antara
keduanya, ilmu hakikat dalam hal ini yang merupakan ilmu bathin dari ilmu
syariat atau ilmu lahir.[26]
14 Risalah fi Aqaid al-Iman
Kitab ini selesai ditulis oleh Tuan Guru pada 16 Rabiul Awwal 1334 H di Parit
Hidayat (Sapat) dan dicetak pada tanggal 18 Syaban 1355 H/2 November 1936 M
di Mathbaah Ahmadiyah Singapura. Berisi tentang ilmu Ushuluddin disertai
dengan argumen Kalam baik yang bersifat aqliyah maupun naqliyah.
Inti yang dibicarakan adalah: (1) Hal-hal yang merupakan kewajiban muslim untuk
meyakinkannya (ma yajib al-itiqad bih); (2) Hal hal yang merupakan kewajiban
muslim untuk mengetahuinya (ma yajib marifatuh); (3) Hal-hal yang merupakan
kewajiban muslim untuk mengamalkannya (ma yajib al-amal bih).[27]
15. Risalah Amal Marifah
Rangkaian isi kitab ini mulai ditulis oleh Tuan Guru sejak beliau masih berada di
Bangka, kemudian diselesaikan setelah beliau menetap di Hidayat pada tahun 1332
H. Kitab ini merupakan kitab beliau yang paling banyak tersebar di kalangan
ummat Islam, karena selain diterbitkan di Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada
tahun 1355 H, juga beberapa kali dicetak ulang oleh Toko Buku Kitab Usaha
Bersama Kotabaru Kalimantan Selatan. Isinya tentang syariat, thariqat, hakikat
dan marifat. [28]
16 Risalah Takmilah Qawl al-Mukhtashar
Kitab ini diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1356 H.
Berisi tentang tanda-tanda hari qiyamat yang bersumber dari Hadits Nabi
Muhammad saw, yang dinuqilkan kembali oleh Syekh Abdurrahman Shiddiq dari
tulisan kakeknya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dari kitab: Hujat Allah ala
al-Alamin fi Mujizat Sayyid al-Mursalin karangan Syekh Yusuf al-Nabhaniy. Ia
juga menukilkan kitab: Al-Isyaah li Asyrath al-Saat karangan Sayyid Muhammad
Abd al-Rasul al-Husainiy al-Barzanjiy al-Madaniy. [29]
17 Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar
Kitab ini merupakan karya semi-sejarah yang menguraikan sejarah perkembangan
Islam di wilayah kerajaan Banjar dan sejarah kerajaan Banjar itu sendiri. Walaupun
kitab ini belum bersifat hystorical factual secara sistematis secara menyeluruh,
namun catatan peristiwa dan kejadian yang terdapat di dalamnya dapat dijadikan
rujukan awal untuk mengetahui perkembangan Islam dan sejarah kerajaan Banjar.
Diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura pada tahun 1356 H dan
beberapakali dicetak ulang oleh Toko Buku Kitab Usaha Bersama Kotabaru
Banjarmasin. [30]
18 Risalah Syajarah al-Arsyadiyah wa ma Ulhiqabiha
Latar belakang Syekh Abdurrahman Shiddiq menulis kitab ini adalah karena
banyaknya permintaan dari zuriyat dan murid-murid Syekh Muhammad Arsyad alBanjari dan murid-muridnya sendiri. Kitab ditulis selama 14 tahun, selesai ditulis
pada hari Jumat 12 Syawal 1350 H dan baru diterbitkan oleh Mathbaah
Ahmadiyah Singapura pada tahun 1356 H. Kemudian dicetak dan diterbitkan ulang
oleh Toko Buku Kitab Usaha Bersama Kotabaru Kalimantan Selatan. Kitab ini
berupa biografi mini tentang sejarah hidup Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
dan silsilah keturunannya serta hubungannya dengan para Sultan kerajaan Banjar.
[31]
19 Mauizatun li Nafsi wa li Amtsali min Ikhwan
Karangan ini merupakan kumpulan brosur-brosur dakwah yang pernah
disampaikan oleh Syekh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari, isinya merupakan
nasehat dan peringatan keagamaan bagi ummat Islam, seperti: (1) memantapkan
keimanan atas landasan tauhid, (2) menjunjung tinggi segala perintah dan menjauhi
segala larangan dengan penuh keikhlasan serta senantiasa bertaubat kepada Allah,
(3) senantiasa berbaik sangka kepada Allah, (4) memperbanyak zikir dan (5)
berbudi pekerti dengan akhlaq mulia. Diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah
Singapura pada tahun 1355 H.[32]
20 Nahw wa Dhamm wa Sharf
Kitab ini merupakan petunjuk praktis pelajaran bahasa Arab untuk panduan di
dalam pengajaran dan pendidikan di Madrasah yang dipimpinnya. Ditulis dalam
bahasa Arab, tetapi terdapat terjemahan dalam bahasa Melayu yang menggunakan
aksara Arab Melayu di bawah tulisan bahasa Arabnya. Kitab ini diperkirakan
ditulis pada tahun 1313 H dan diterbitkan oleh Mathbaah Ahmadiyah Singapura
pada tahun 1357 H.[33]
Berbicara mengenai keberadaan Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq sebagai
Mufti. Tuan Guru pernah beberapakali ditawarkan menjadi Mufti, yaitu:
a). Tawaran Mufti Batavia
Berdasarkan kesepakatan itu, pada tahun 1918 M, Tuan Guru Syekh Abdurrahman
Shiddiq diangkat menjadi Mufti Kerajaan Indragiri. Walaupun beliau sudah resmi
menjabat sebagai Mufti, namun beliau masih menetap di Parit Hidayat (Sapat)
memimpin dan menjadi guru serta menerima murid-murid yang berasal dari
berbagai daerah yang juga menetap di Hidayat selama belajar dengan beliau.
Pernah suatu ketika pihak kerajaan mengirimkan gaji beliau sebagai Mufti, pihak
kerajaan berharap Tuan Guru bersedia menerima dan tidak mengembalikannya.
Gaji tersebut beliau bagi bagikan kepada orang orang yang memerlukannya,
adapun untuk biaya hidup sekeluarga beliau dapat dari hasil kebun dan pertanian
beliau sendiri, bahkan dari hasil itu banyak murid murid yang beliau tanggung
biaya hidupnya.
Wafat beliau
Setelah beliau pergi ke Martapura Kalimantan Selatan untuk ziarah ke makam
datuknya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,tak berapa lama setelah kembali ke
Sapat Indera Giri beliau pun jatuh sakit,maka pada hari senin tanggal 4 Sya'ban
1356 H ,bertepatan dengan tanggal 10 Maret 1939 M roh nya yang mulia kembali
ke Rahmatullah dalam usia 82 tahun,jasadnya dimakamkan di kampung Hidayat
Sapat Indera Giri.
Kepergian beliau ke Hadirat Sang Khaliq membawa amal bakti yang tak ternilai
harganya,karena dimasa hidupnya yang hanya menuntut ilmu dan beribadah serta
mengajak orang orang ke jalan Allah SWT. Subhanallah ...mudah mudahan kita
semua dikumpulkan dengan orang orang sholeh di akhirat nanti...amiin Ya Robbal
Alamin...
Adapun beberapa wasiat / pesan-pesan beliau diantaranya:
1.
Hendaklah anak-anak serta juried-juriad hamba menuntut ilmu agama yang betul-betul
ahlusSunnah waljamaah dengan ulama-ulama memakai Al-Qran, Hadist, Ijmak dan kias.
2.
Hendaklah seorang ulama itu beradap sepeti adap para ambiya (Nabi)
3.
janganlah mengambil upah atau gaji dalam mengajar atau menguraikan ilmu agama,
siapa-siapa yang mengambil gaji dalam mengajarkan agama tidaklah berkat ilmunya.
4.
sepanjang pendapat dan kajian hamba tidak ada pangkat yang lebih tinggi pankat derajat
selain ulama (ilmu yang saheh / benar bermanfaat).
5.
hendaklah engkau berusaha dalan menuntut kehidupan, semata-mata untuk ilmu dan
ibadah seperti brkebun dan berhumma.
6.
kurang lebih 15 tahun hamba di bangka dan 29 tahun di Indragiri mengajar ilmu agama,
namun tak pernah menunutut gaji, meminta upah kepada murid, hanya hamba berusaha sendiri
berkebun dan berhumma.
SYAIR-SYAIR PUJIAN KEPADA ALMUL ALLAMAH SYEKH ABDULRAHMAN SHIDDIQ BIN
MUHAMMAD AFIF AL-BANJARI FUFTI KERAJAAN INDRAGIRI SUMATERA RIAU
1.
2.
8.
9.
12. marilah kita tuntut ilmunya yang sudah ada di sajikannyaamal marifat aqaidul-imannya itulah salah satu
karya nya
13. Iman dan yakin adalah kuncinya untuk menangkap ilmu amalnya handai dan tolan pada umumnya
terhadap keturunan yang utamanya
14. sibuk dan mengajar selama hidupnya kepada umat pada numumnya terhadap anak yang utamanya
sebagai penerus risalahnya
15. banyaklah orang mengambil berkahnya bermacam suku mendatangi nya yakin da nyata kemuliaan nya
ramailah orang yang menjiarahinya
16. makan dan minum dijamin dijaminnya tamu yang datang dijamunya selama menuntun ilmu amalnya
tiada lepas dari perhatian nya
17. tiada mengambil upah gajinya selama menjabat mufti rajanya di negeri Rengat kedudukan nya kampung
hidayat tempat tinggalnya
18. banyak jasanya tiada kiranya khususnya di Inhil bumi tempat tinggalnya marilah kita kenang jasanya
mengadakan haulan salah satunya
19. ikhlas Ilmu ikhlas Amalnya ikhlas harta ikhlas jiwanya sungguh mulia jasad dan rohnya menghadap
tuhan yang menciptakan nya
20. marilah kita ulurkan tangan membangun Agama di negeri tinggalnya untuk mengenang jasa-jasanya
sebagai peneus perjuangan nya
21. janganlah ragu janganlah bimbang untuk terus memperjuankannya tuhan yang kasai dan maha saying
akan selalu menyertainya
22. menyesal akhir tiada gunanya menyesal sekarang banyak untungnya coba pikirkan untung ruginya hidup
didunia sebentar masanya
23. Sumatra ria nama pulaunya indragiri nama kerrajaan nya hidayat sapat bumi tinggalnya sekaligus
tempat wafatnya
24. terimakasih atas perhatian nya syair dikarang mengenang jasanya tiada terhingga riwayat hidupnya
kalau diceritakan tiada habisnya
25. hamba ucapkan akhir kalamnya kepada hadirin sekaliannya hilap dan salah itu tempatnya kepada
manusia wadah letaknya
ya Allah ya Tuhan kami bentangkan bau harum kridhoanmu kepada Syech Abdurrahman Siddiq Albanjari dan anugrahkanlah kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya
wa sholallahu ala syyidina muhammdin wa ala alihi wasahbihi ajmain walhamdulillahirrabil alamiin
Syekh Abdurrahman Shiddq Al-Banjari Sapat Indra Giri dilahirkan ditahun 1857
M,di desa Dalam Pagar martapura kalimantan Selatan,beliau lahir di akhir masa
pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq billah bin sultan Sulaiman AlMu'tamidillah,ayah beliau adalah Syekh Muhammad Afif (Datu Landak)bin Anang
Mahmud bin H.Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin Pardi (Pangeran
Diponogoro),sedang ibunya adalah Syafura binti Mufti H.Muhammad Arsyad
Lamak Pagatan bin Mufti H.Muhammad As'ad putra Syarifah binti Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjari,ketika beliau berusia 3 bulan ibunya meninggal
dunia dan kemudian diasuh oleh saudari ibunya yang bernama Sa'idah,didalam
asuhan bibinya dan juga nenek kakeknya (Syekh Muhammad Arsyad
Lamak),kakeknya ini meinggal ketika usianya baru sekitar satu tahun dan mulai
saat itu hingga dewasa beliau diasuh oleh neneknya yang bernama Ummu
Salamah,neneknya ini adalah seorang perempuan sholeh yang berilmu
pengetahuan dan suka beribadah,maka dalam pemeliharaannya itu Abdurrahman
kecil di didik serta diajari membaca Al-Qur'an,kemudian setelah dewasa barulah
beliau disuruh belajar ilmu agama ke Dalam Pagar Martapura,guru guru beliau di
Dalam Pagar antara lain -KH.Muhammad Said Wali
-KH.Muhammad Khatib
-KH.Abdurrahman Muda
setelah sekian lama belajar dikampung halaman maka beliau berkeinginan
menuntut ilmu ketanah suci,menurut riwayat sebelum beliau pergi ke Tanah Suci
Mekkah beliau berdagang emas perak dan permata hingga keluar daerah hingga ke
Pulau Bangka,Sumatera Selatan,padang Sumatera Barat,setelah dirasa cukup oleh
beliau untuk melaksanakan cita cita beliau menuntut ilmu ke Tanah Suci dengan
ijin dari orang tua dan keluarganya akhirnya pada tahun 1887 M beliau berangkat
ke Tanah Suci Mekkah,diantara guru guru beliau di Mekkah adalah
-Sayyid Bakri Syatha
BISMILLAHIRRAMANIRRAHIM
Syekh abdulrahman siddiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan tuan guru adalah seorang ulamak
besar yang lahir pada tahun 1857 M disebuah desa yang bernamaDalam pagar martapura kalimantan
selatan.beliau lahir di masa pemerintahan sultan Adam Al wastiq billah bin sultan sulaiman Al
mutamadillah yang memerintah di kerajaan banjar sejak tahun 1825 s.d.1857 M .
Nama ayah nya syekh Muhammad affif bin ummi sari binti khalifah syekh zainuddin bin maulana syekh
uhammad arsyat Al-bnjari atau yang lebih dikenal dengan sebutan datu kalampayan pegarang kitab
sabilal muhtadin, tuhfaturraghibin , dll. Semasa kacilnya beliau belajar agama kepada nenek beliayau
sendiri bernama ummisalmah setelah bergerag dewasa belajar kepada beberapa orng ulama yang ada
didalam pagar padamasa itu, antaranya: fhadil H. abdurrahman muda ,dll. Kemudian beliau brcita cita
ingin meneruskan pendidikan nya ketanah suci mekkah . sebelum berangkat beliau berkeliling
mengembara ke berbagai negri di wilayah Sumatra dian taranya bangka, palembang, pariaman, singkil,
perlak/ aceh , dll. sambil berdagang batu batu permata sebagai modal untuk melanjut kan studi agama
ketanah haram. Juga sambil mengajarkan ilmu yang di peroleh selama di dalam pagar . dalan
perantauwan itu beliau juga menyempatkan waktubelajar sambil meminta berkah, doa dari beberapa
ulama baik yng masih hidup maupun yang sudah wafat pada masa itu. Setelah berkumpul
segaperbekalan , beliau meminta doarestu kepada orang tuanya dan sanak famil serta guru guru beliau
untuk meneruskan pendidikannya ketanah haram.
Selama di mekkah kurang lebih 7 tahun, banyak lah ilmu serta pengalaman yang didapat atas ketajaman
otak dan kealiman nya yang luarbiasa, ia diberi gelar oleh gurunya siddik artinya benar ilmunya
benar amalnya diantara guruuu beliau selama ditanah haram nyaitu :
1 .syekh muftisaid zainidahlan
2 .syekh nawawi Al-bantani
3 .syekh bahri shatho
4 .syekh m. said babasil
5 . dll
selama di mekah beliau juga dipercayakan untuk mengajar di alqah masjidil haram,berbagai disipplin
ilmu diantaranya : tafsir, hadist, tauhid, tasauf, dll. Setelah dirasa cukup terhadap ilmu yang dituntut ,
beliau di perkenankan untuk pulang ke tanah jwi (Indonesia) diantra sahabat-sahabat beliau selama
dimekah adalah : syekh ahmad khatib minang kabau , syekh umar sumbawa , syekh datuk awing kenail
kelantan malaisia , syekh hasyim Asari jombang yang juga pendiri nahdlatul ulama syekh sulaiman
arrusuli bukittinggi, syekh ali junaid Brao kaliman tan timur , syekh ahmad dimyati (mufti mekkah 1912)
dan lain lain . pulang keindonesia ditemani beberpa orang sahabat diantaranya syekh ahmad khatib
minangkabau , syekh abdulrahman siddiq atau datu sapat terus melanjut kan prjalanan menuju kampung
halaman menemui orang tua sanak fami dan berziarah kemakam datu kelampayan (syekh Muhammad
arsyadAl-banjan) . tidak beberapa lama di kalimantan beliau kembali berazam merantau keber bagai
negri yng ada di jawa dan Sumatra, ketika di jawa beliau di tawarkan menjabat sebagai mufti di Batavia
(jakarta sekarang ) untuk menggan tikan mufti said usman bin Abdullah bin aqil bin yahya , namun
beliau tolak dikesultanan johor malai sia beliau juga di tawarkan sebagai mufti namun juga beliau
tolak . namun ketika beliau bermakam di sapat kuala indragiri setelah kurang lebih 15 tahun di bangka ,
oleh kesultanan indragiri dengan raja pada saat itu sultan mahmud syekh beliau syekh abdulrahman
siddik diminta datang keistanarengat dengan agenda untuk membicarakan mufti (penasehat /pakar huum
dalam bidang keagamaan ) , beliau di mohonkan untuk menjabat sebagai mufti indragiri namun
sebelumnya smpat beliau tolak , tapi atas dasar prtimbangan yang matang untuk kemasalahan umat dan
agaa beliau akhirnya menyatujui diangkat menjadi mufti kerajaan dangan syarat :
1.
tidak mengganggu aktifitas hamba sebagai penyuluh Agama , dalam belajar mengajar yang ber
kedudukan di hidayat sapat .
2.
Akhirnya sultanpun mamperkenankan alas an-alasan tersebut lebib kurabg 27 tahun lamanya menjabat
mufti kesultanan indragiri , dan pada akhirnya beliau memohondiri untuk tidak lagi menjabat sebagai
ufti . beliau tinggal di kampung yang bernama Al- hidayah artinya petunjuk . memiliki sembilan orang
istri , kurang 30 orang anak dan beberapa orang menantu . selama di hidayat sapat ramailah orang
menuntut ilmunya dari berbagai negri, suku mendaanginya untuk menimba ilmu danberkah nya.
Diantara murid yang melanjutkan perjuangannya adalah: Al-fadhil H . abdurrahman yaqub pasar
kembang kota baru AL-fadhil H. abdul patah mumpa , Al fadhil ghazali sungai perak yang juga
menantu beiau ,Al-fadhil H. Abdul ghaffar Bangka dan lain-lain.
Telah banyak tersebar murid-murid beliau (Datu Sapat) diberbagai negeri. Baik di jambi, Tungkal,
Medan, Rengat, Malaisya, Singapura, Dll. Bahkan dari Mekkah, Mesir, Hadral Maut (Yaman) mereka
datang untuk mengunjungi dan menuntut ilmunya sekaligus meminta doa dan berkahnya. Selama lebih
kurang 29 tahun tinggal di Indragiri dengan aktifitas mengajar sambil berkebun mereka yang menuntut
ilmu, makan, minum, bahkan tempat tinggal sekalipun beliau jamin selama mengabdi kepada ilmu dan
amal (agama). Hari demi hari, waktu demi waktu badanpun semakin lemah tenaga semakin berkurang,
penyakitpun tidak kunjung sembuh. Tepat pada hari senin, 4 Syaban 1358 H/10 maret 1939 M, roh yang
mulia itu kembali menghadap kehadirat Alla SWT, dengan di iringi isak tangis dan duka cita yang amat
dalam oleh istri, anak, karib, kerabat serta murid-murid yang mencintainya. Mereka telah kehilangan
seorang maha Guru atau Wali Allah Taala yang selama ini menerangi negeri dengan ilmu dan amalnya
dengan beribu jasa yang tidak ternilai harganya, segala harta, tenaga, pikiran bahkan nyawa sekalipun
hanya ia persembahkan untuk agama, umat dan bangsa. Semoga kita yang tinggal selalu mendapat
berkah dan mampu menghargai atas segala jasa dan keramahannya yang luar biasa, serta meneruskan
segala cita-cita dan perjuangannya amin Allahumma Amin. beberapa karya / jasa-jasa yang di
tinggalkannya diantaranya berupa tulisan kitab-kitab yang disebut dengan Dawah Bil Kitabah
diantaranya.
1.
2.
3.
4.
5.
Berupa monumen sejarah / peniggalan beliau diantaranya: satu buah Mesjid, rumah yang sekarang yang
mengalami beberapa kali renopasi ulang, perkebunan kelapa rakyat, di samping beliau seorang ulama,
ternya beliau juga seorang ekonom, pakar pertanian, budyawan, tujuan agama dan kemerdekaan.
11.
hendaklah engkau berusaha dalan menuntut kehidupan, semata-mata untuk ilmu dan ibadah
seperti brkebun dan berhumma.
12.
kurang lebih 15 tahun hamba di bangka dan 29 tahun di Indragiri mengajar ilmu agama, namun
tak pernah menunutut gaji, meminta upah kepada murid, hanya hamba berusaha sendiri berkebun dan
berhumma.
Ada beberapa penyebab kemuduran agama dan bangsa yaitu:
1.
2.
3.
karena manusia tidak menghayati menuntut ilmu agama dengan cara yang benar.
manusia dengan mudh melupakan sejarah.
mereka tidak menghargai karya-karya ulama yang berjasa terhadap agama dan bangsa.
Dalam kitab Nasahihul Ibad karya Syech Nawawi Al Bantani Rasulullah SAW bersabda selagi akan
datang suatu masa terhadap umat, mereka lahir pengajaran ulama Pukaha maka apabila yang terjadi
yang demikian, Allah SWT akan menimpakan 3 macam balak dan musibah kepada mereka:
1.
segala apa yang mereka usahakan tidak mendapat berkah dan pahala di sisi Allah Taala.
2.
Allah SWT menjadikan raja (pengusa) yang Zholim buat mereka dan akan tertimpa penyakitpenyakit Cinun (Tidak Waras) segala pemikiran selalu tearah kepada maksiat / dosa (Buruk sangka
kepada Allah dan Makhluk.
3.
Allah akan matikan dia dalam keadaan kafir/ tidak beriman(Al Hadist)
Demikian adanya semoga dengan riwayat singkat ini akan menambahkan ahasl yang sempurna untuk
keselamatan kita dunia dan Akhirat, berbagai keramat Syech Abdul Rahman Siddik sengaja tidak di tulis
di sini untuk menyingkat tulisan semoga dalam kesempatan bias dimuat, salah dan Khilaf ohon maaf
semoga bermanfaat dan berkah amin.
1.
2.
8.
9.
12. marilah kita tuntut ilmunya yang sudah ada di sajikannyaamal marifat aqaidul-imannya itulah salah satu
karya nya
13. Iman dan yakin adalah kuncinya untuk menangkap ilmu amalnya handai dan tolan pada umumnya
terhadap keturunan yang utamanya
14. sibuk dan mengajar selama hidupnya kepada umat pada numumnya terhadap anak yang utamanya
sebagai penerus risalahnya
15. banyaklah orang mengambil berkahnya bermacam suku mendatangi nya yakin da nyata kemuliaan nya
ramailah orang yang menjiarahinya
16. makan dan minum dijamin dijaminnya tamu yang datang dijamunya selama menuntun ilmu amalnya
tiada lepas dari perhatian nya
17. tiada mengambil upah gajinya selama menjabat mufti rajanya di negeri Rengat kedudukan nya kampung
hidayat tempat tinggalnya
18. banyak jasanya tiada kiranya khususnya di Inhil bumi tempat tinggalnya marilah kita kenang jasanya
mengadakan haulan salah satunya
19. ikhlas Ilmu ikhlas Amalnya ikhlas harta ikhlas jiwanya sungguh mulia jasad dan rohnya menghadap
tuhan yang menciptakan nya
20. marilah kita ulurkan tangan membangun Agama di negeri tinggalnya untuk mengenang jasa-jasanya
sebagai peneus perjuangan nya
21. janganlah ragu janganlah bimbang untuk terus memperjuankannya tuhan yang kasai dan maha saying
akan selalu menyertainya
22. menyesal akhir tiada gunanya menyesal sekarang banyak untungnya coba pikirkan untung ruginya hidup
didunia sebentar masanya
23. Sumatra ria nama pulaunya indragiri nama kerrajaan nya hidayat sapat bumi tinggalnya sekaligus
tempat wafatnya
24. terimakasih atas perhatian nya syair dikarang mengenang jasanya tiada terhingga riwayat hidupnya
kalau diceritakan tiada habisnya
25. hamba ucapkan akhir kalamnya kepada hadirin sekaliannya hilap dan salah itu tempatnya kepada
manusia wadah letaknya
ya Allah ya Tuhan kami bentangkan bau harum kridhoanmu kepada Syech Abdurrahman Siddiq Albanjari dan anugrahkanlah kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya
wa sholallahu ala syyidina muhammdin wa ala alihi wasahbihi ajmain walhamdulillahirrabil alamiin
ATURAN ATURAN ADAB TATA CARA DALAM MENUNTUT ILMU YANG DIAMBIL DARI BERBAGAI
KITAB , SEKIRANYA ILMU NYANG DITUNTUT ITU MENDAPAT BERKAH, FADHILAT DAN
MANFAAT.
A.
1.
2.
bahwa jangan membanyakan berkata/soal yang sia-sia yang tidak ada sangkut pautnya
terhadap agama
3.
menyenangkan hati guru dengan memberikan/melaksanakan sesuatu yang bermanpaat
dan berpaedah atas dasar kemampuan si murid
4.
5.
jangan membuat isyarat atau hal-hal yang sifatnya dapat menyinggung membebanai
perasaan gurunya
6.
jangan berpaling kekiri dan kekanan , hendaklah duduk sopan dang menghadap gurunya
dengan penuh adab
7.
hendaklah kita menolong membela suka dan duka dengan niat ikhlas karena Allah,
hanya mengharaf ridho darinya
8.
apabila seorang guru datang dan pergi hendaknya kita mentazim memberi hormat dan
adab atau ketika kita berjumpa dan meninggalkan nya
9.
jangan jahat sangka terhadap perkataan,perbuatan gurunya walau menyalahi dalam
pandangan zahir stariat adat sekaligus karena seorang guru itu terlebih mengetahui dan pada si murid
10
anganlah mengayunkan kaki dan berjongkok dan bertengkok dihadapan sang guru karena itu bersalahan
dengan adab
2. jangan mencoret coret mengori kitab kecuali untuk catatan yang ada sangkut pautnya dengan ilmu dan
amal
3. jangan menaruh kitab diatas lantai karena sangat tercela dan menyalahi adab
4. jangan mengunjurkan kaki berjongkok dihadapan kitab karena itu juga jahat adab
5. selalu menghadiahkan Fatehah kepada pengarang kitab, dan mencium akan kitab ketika hendak belajar
atau setelah selesainya
6. mengambil,membuka kitab hendaklah dengan tangan kanan dan janganlah meletakan sesuatu diatas
kitab
7. berpakaian yang bersih,rapi dan menutup aurat dan senantiasa menggunakan minyak harum
Diposkan oleh syam di 10.40
Pemikiran / Pengaruh
Salah satu karya Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq yang sangat terkenal adalah
"Syair Ibarat Khabar Kiamat" yang dikategorikan sebagai karya sastra keagamaan
(Islam).
Ide, gagasan, dan pandangan Syekh Abdurrahman Siddiq banyak tertuang melalui syairsyair yang termaktub di dalamnya.
Salah satunya adalah mengenai eksistensi manusia dan hari kiamat. Menurut syekh
Abdurrahman Siddiq,eksistensi manusia sebagai makhluk tuhan adalah sebagai khalifah
dan sekaligus hamba Allah di muka bumi, yang datang dan akan kembali kepada-Nya.
Konsep eksistensi manusia sebagai khalifah adalah meletakkan manusia sebagai makhluk
( Pustaka Indragiri )