Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari setiap
usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan dalam
segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha bathin juga perlu dilaksanakan,
karena kita tau bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah SWT yang akan
menentukan hasilnya.
Pentingnya moral atau akhlaq dalam kehidupan diberbagai aspek sangat
diperhitungkan. Dalam dunia bisnis, dalam akhlaq merupakan faktor utama bagi
kesuksesan seseorang dalam mempertahankan usahanya. Begitu juga dalam hal
kepemmpinan sesorang,menjaga kredibilitas dan kepercayaan akhlaq pribadi akan
menjadi sorotan bagi banyak orang.
Namun tidak jarang kita humpai di liku kehidupan ini kemrosotan moral dan
akhlaq. Mulai dari pelajar hingga para pejabat negara,salah satunya adalah
perilaku tidak jujur. Mereka tidak jujur dalam berbuat ataupun berucap sehingga
melanggar nilai-nilai agama yang seharusnya dijunjung tinggi dimanapun dan
kapanpun. Al Qur’an dan Assunah sendiri banyak yang menyinggung masaah
demikian.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari jujur
2. Pembagian sifat jujur
3. Ayat- ayat Alquran Hadis Tentang perilaku jujur
4. Apa Manfaat dari Prilaku jujur

C. Tujuan
Agar Para Pembaca mengetahui Tentang bagaimana Mempertahankan
Kejujuran Sebagai Cermin Kepribadian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sifat Jujur


Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau
“shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah
dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu
bermakna:
(1) Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2) Kesesuaian Antara Informasi Dan Kenyataan;
(3) Ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4) Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur
harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari
cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau
bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan
perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu
sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara
satu golongan dengan golongan yang lain.Dampak dari sifat jujur adalah
menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa tertipu dengan sifat
yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa senang dan percaya
terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada mengatakan “berani karena benar,
takut karena salah”.

Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan
sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa,
karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan
bersikap benar serta jujur.
2
Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak
orang. Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu
yang penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan
merasa aman dan tenang.
Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-
benar bersih. Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita
temui, kejujuran sekarang ini menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan
teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan
amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling
baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu
Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang
yang berilmu.

B. Pembagian Sifat Jujur


Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung
yang membahana. Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah
karena seringnya ber dusta dan kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah
karena seringnya kita dibohongi sehingga kita menjadi heboh dengan “kejujuran.”
Padahal, melakukan dan mengucapkan kebenaran telah diajarakan dalam Al-
qur'an. Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh kejujuran telah diungkap
oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal, mengamalkan dan
melontarkan kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".
Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di
semua ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan
hidup, dan di semua lini kedudukan.”
Jujur bukan hanya dalam perkataan, namun kejujuran juga dinilai mulai
dari niat seseorang, perbuatan, bahkan pikiran seseorang.
Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima Bentuk Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan

3
Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan
mengandung kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah. Jujur dalam
perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran
karna hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan
demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika Istri
memuji suaminya atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang dicari tidak
ada ketika orang tersebut hendak dihakimi namun tidak bersalah, dan ketika
menyalahi kejujuran untuk mendamaikan orang yang sedang berselisih hingga
damai kembali.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau
diam.” (HR. Bukhari-Muslim)

2. Jujur dalam berniat


Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan
perbuatan di lapangan kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak diiringi
dengan kemauan dan kejujuran bahwa dirinya akan berupaya sekuat tenaga
mewujudkan niatnya tersebut. Allah Swt. Mengingatkan orang-orang yang
berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka berniat mendapatkan Ridha-Nya,
mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya Agama Islam berarti dia telah
mempersembahkan yang terbaik bagi agama, dunia, dan akhirat mereka.
Misalnya jika seseorang telah berniat dan berikrar bahwa ia senantiasa
menyembah kepada Allah SWT., namun ternyata ia jarang mengingat Allah
karna kepentingan Duniawinya maka dikatakan orang tersebut tidak jujur
dalam niatnya.

4
3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya
Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-
kesalahan dalam menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak sebelum
bertindak, menimbang baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur
dalam kemauan ini.
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia
gapai selain melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kemauan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang,
“jika Allah memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”. Keinginan
seperti ini adakalanya benar-benar jujur dan ada kalanya pula masih diselimuti
kebimbangan. Kejujuran dalam merealisasikan keinginan, seperti apabila
seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah. Tekad tersebut bisa
terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba ia memiliki kebutuhan mendesak,
sehingga tekadnya hilang. Atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya.
Berkaitan dengan hal ini Allah Swt. Berfirman:
”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah Swt. Dan diantara itu ada yang gugur, dan ada
pula yang menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikitpun mengubah
(janjinya).” (Al-Ahzab 33/23).

4. Jujur dalam menepati janji


Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena hutang,
maka wajib untuk dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan
sembarang sikap. Menepati janji berarti mempertaruhkan harkat dan martabat
dirinya di hadapan orang lain demi memberi keyakinan pada orang tersebut
bahwa ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai
dan amanah akan dijalankan.

5
5. Jujur dalam perbuatan
Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan perkataan,
pada traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggaris bawahi agar
kita melengkapi diri dengan jujur dalam perbuatan.
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud
amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu
apa-adanya. Tidak berbasa-basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah dan
mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan
dengan keyakinan kuat bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala bersama orang-
orang yang benar-benar sebenar-benarnya.

C. AYAT-AYAT Al-QUR’AN DAN HADIS TENTANG PERILAKU JUJUR


Perilaku jujur bukan hanya diatur oleh aturan duniawi, namun di dalam
Al-Qur’an Allah Swt. Sudah secara khusus berfirman tentang kewajiban untuk
berperilaku jujur. Nabi Muhammad SAW. Juga mengungapkan perilaku jujur
dalam Ucapan-ucapan dan perbuatannya dalam bentuk Hadis. Diantaranya
Sebagai berikut :

1. Surat At-Taubah Ayat 119

َّ ْ‫ص ِدقِينَ ََيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُوا‬


‫ٱّلل‬ َّ ‫َو ُكونُواْ َم َع ٱل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklahkamu bersama orang-orang yang benar (Q.S. At-Taubah: 119)
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar bertaqwa,
yaitu menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Kemudian Allah memerintahkan agar bersama dengan orang-orang yang benar.
Artinya bahwa dalam mencari teman, kita juga harus memilih mana teman yang
baik yang nantinya membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat, dan mana
teman yang menyesatkan. Jadikanlah orang baik sebagai teman dan tinggalkan
orang yang menyesatkan.
6
Ibarat kata jika kita bergaul dengan orang baik, maka kita akan sedikit
demi sedikit menyesuaikan diri dengannya, sebaliknya jika kita bergaul dengan
orang jahat.

2. Surat Az-Zumar ayat 33

َٰٓ
َ‫صدَّقَ ِب ِ َٰٓۦه أ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬ ِ ‫َوٱلَّذِي َجا َٰٓ َء ِب‬
ِ ‫ٱلص ۡد‬
َ ‫ق َو‬

Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan


membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Q.S. Az-Zumar: 33)

Orang yang bertaqwa menurut ayat ini adalah orang yang membenarkan apa
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Cara membenarkannya yaitu dengan
mengikuti jejak-jejak rasulullah, melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi
semua yang dialarang oleh beliau. Karena secara hakekat, perkataan Rasulullah
saw. yang saat ini disebut sebagai hadis itu merupakan perkataan (wahyu) Allah
swt. Rasulullah dibimbing oleh Allah baik itu secara langsung atau melalui
malaikat jibril. Sehingga perkataan dan perilaku beliau selalu terjaga dari hal-hal
yang buruk.

3. Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra


Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda :

7
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran,
dan kebenaran menuntunmu ke surge.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan
selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan
hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan mununtumu pada kejahatan,
dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan
selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R.
Muslim)
Kandungan Hxadist :
Kandungan hadist di atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka
gazwah (penyerangan) ke Tbuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-
orang Kristen di Syam.

D. MANFAAT PRILAKU JUJUR


Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yan
melaksanakannya, diantaranya yaitu :
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang
karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW
bersabda, ‘’Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak
meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah
keraguan.’’ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
2. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah
SAW bersabda, ‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah
akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia
mati di atas kasurnya.’’ (HR Muslim) .
3. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa
berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
Rasulullah SAW telah bersabda, ‘’Berperangailah selalu dengan kejujuran!
Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia

8
merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin
Mu’tamir).
4. Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
‘’Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk
surga: jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah
jika engkau diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu,
dan jagalah tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat ‘Ubadah bin Ash-Shamit).
5. Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika engkau
ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi
amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang
sekelilingmu.’’ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali,
terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta.
Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol
profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.
6. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga
tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa
beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
7. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila
kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam
hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan
yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan
mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal perbuatan tidak ada
yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat bebas melakukan
sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.
8. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan
sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat
walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan
dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena dapat sebagai ukuran
kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat
mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan,

9
hubungan keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan banyak
lagi.
9. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa
dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti akan tidak ada
lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada pemilihan
pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati hingga sampai
pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar memenangkan
dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama dengan yang
menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka dengan terpaksa harus
memilih yang sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan bukan dari hati
nurani sendiri.

10. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan


sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah,
dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk
mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di inginkan.
Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka ia akan
mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya
kepada seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan mempermudah
menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat tanggap dengan segala masalah-
masalah yang menghadang.

10
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur
harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari
cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau
bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang melaksanaknnnya.
Dan Allah Swt. Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku jujur dalam Ayat-
Ayat Al-Qur’an maupun dalam Hadis Rasulullah Saw.
Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui
perbuatannya. Sehingga kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari kita juga.

B. SARAN
Perilaku jujur sangat penting bagi kehidupan kita dalam berbagai aspek
sehingga perilaku jujur wajib menjadi sikap setiap orang. Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, kita dapat membuat beberapa solusi sebagai perubahan
perilaku kita, diantaranya:
1.Menanamkan pentingnya perilaku jujur
2.Senantiasa melaksanakan kejujuran dimanapun dan kapanpun
3.Mempertahankan kejujuran dalam keadaan apapun
Dengan melaksanakan Kejujuran kita akan merasakan kasih dan Ridha Allah Swt.
Karna sesungguhnya Allah Swt. Mencintai orang-orang yang jujur.

11
DAFTAR PUSTAKA

www.ggamenez.blogspot.com
http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/
https://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/491625004212737
http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-
makna.html
https://elhubeyyublog.wordpress.com/tag/manfaat-jujur/
http://tipstriksib.blogspot.co.id/2013/07/cerita-kisah-teladan-Nabi-Muhammad-
Rasulullah-SAW-dan-pemuda-yang-bertaubat.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai