Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 1 TANJUNG

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Semester : XII/I

Materi Pokok : Kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas

Alokasi Waktu : 1 minggu x 4 JP

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan


rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

Menerapkan strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di


tengah-tengah pengaruh globalisasi

4.4 Merancang, melaksanakan dan melaporkan aksi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan
nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi

Indikator Pencapaian Kompetensi

Mendefinisikan pengertian kearifan lokal

Mendefinisikan pengertian pemberdayaan komunitas

Mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat

Mengidentifikasi strategi pemberdayaan komunitas yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di


tengah pengaruh globalisasi

Menganalisis strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal


ditengah-tengah pengaruh globalisasi

Memaparkan hasil kajian/analisis strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan kearifan


lokal ditengah-tengah pengaruh globalisasi

Tujuan Pembelajaran

Melalui kajian buku sumber atau internet, peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian kearifan
lokal
Melalui kajian buku sumber atau internet, peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian
pemberdayaan komunitas

Peserta didik dapat mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal

Peserta didik dapat mengidentifikasi strategi pemberdayaan komunitas yang mengedepankan nilai-nilai
kearifan lokal di tengah pengaruh globalisasi

Peserta didik dapat menganalisis dan mengkaji strategi pemberdayaan komunitas dari salah satu
kearifan lokal yang ada di Indonesia

Peserta didik menyajikan hasil kajian/analisis dan diskusi tentang strategi pemberdayaan komunitas dari
salah satu kearifan lokal di Indonesia dalam bentuk presentasi.

Materi/Bahan Ajar

Definisi kearifan lokal

Definisi kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan
lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka
local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.

Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi
yang bersifat empirik dan pragmatis. Bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal
berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena
seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk
pemecahan masalah sehari-hari.

Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu (budaya lokal)
dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan
lokal bersemayam pada budaya lokal (local culture). Budaya lokal (juga sering disebut budaya daerah)
merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk membedakan suatu budaya dari budaya nasional
(Indonesia) dan budaya global. Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang
menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang
berada di tempat yang lain.

Menurut Keraf (2010: 369) bahwa kearifan lokal adalah:

Yang dimaksud dengan kearifan tradisional di sini adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan,
pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam
kehidupan di dalam komunitas ekologis.

Menurut I Ketut Gobyah kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg
dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan
berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat
maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut
secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meski pun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di
dalamnya dianggap sangat universal.

Secara umum, kearifan lokal (dalam situs Departemen Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan ilmu
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dengan pengertian-
pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai
tradisi yang mempunyai daya-guna untuk untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang
juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia.

Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang
dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan
pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi
ke generasi.

Pengertian pemberdayaan komunitas


Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu
pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife
(1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti
memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien
mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan
dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial
dalam melakukan tindakan.. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui
kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka
sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan
tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya
memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya
dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan
sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti
“kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua
atau banyak”.

Berikut ini pengertian Komunitas menurut Para Ahli:

George Hillery Jr

Komunitas adalah sekumpulan orang yang hidup di satu wilayah dan memiliki ikatan untuk melakukan
interaksi satu sama lain

Christensson dan Robinson

Komunitas ialah orang-orang yang hidup di suatu darah yang secara geografis itu terbatas, mereka
melakukan komunikasi satu dengan yang lain dan memiliki ikatan batin antar sesama yang tinggal disitu
dan dengan wilayah tempat tinggalnya tersebut

Fairi
Komunitas merupakan sebuah hasil dari berkumpulnya masayarakat dalam jumlah kecil dan terlibat
dalam tempat yang sudah ditentukan

Vanina Delobelle

Komunitas merupakan sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan minat, komunitas
dibentuk berdasarkan 4 faktor yaitu:

Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi antar anggota sesuai dengan kesamaan minat

Basecamp atau wilayah tempat dimana mereka biasa berkumpul

Berdasarkan kebiasaan dari antar anggota yang selalu hadir

Adanya orang yang mengambil keputusan atau menentukan segala sesuatunya

Menurut beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa komunitas adalah sekumpulan orang-orang
yang punya tujuan sama dan ingin berbagi satu sama lain.

Pemberdayaan komunitas disebut juga sebagai community development . yaitu proses pembangunan
jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung program
pembangunan berkelanjutan, pengembangan kualitas hidup masayarakat. Pemberdayaan ini tidak
hanya mencari dan menetapkan solusi, struktur penyelesaian masalah atau memberi pelayanan bagi
masyarakat. Komunitas ini bekerjasama dengan masyarakat sehingga dapat memahami dan menangani
masalah, dan terbuka untuk menyatakan kepentingan-kepentingannnya sendiri dalam proses
pengambilan keputusan.

Secara umum, gambarannya adalah proses pembangunan dimana masyarakat dapat berinisiatif
memulai proses kegiatan social untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai “pemberdayaan masyarakat” apabila kelompok komunitas
atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek
merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau obyek saja.

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, menurut Kartasasmita (1996:159-160), harus dilakukan melalui


beberapa kegiatan : Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empowering). Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi, di sinilah letak titik tolaknya
yaitu bahwa pengenalan setiap manusia, setiap anggota masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu
dapat terus dikembangkan. artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak berdaya, karena kalau
demikian akan mudah punah.

Pemberdayaan merupakan suatu upaya yang harus diikuti dengan tetap memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh setiap masyarakat. dalam rangka itu pula diperlukan langkah-langkah yang lebih positif
selain dari menciptakan iklim dan suasana. perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) serta membuka akses kepada berbagai peluang
(upportunities) yang nantinya dapat membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.

Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai
dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai
dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu:

Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke


depan)

Mampu mengarahkan dirinya sendiri

Memiliki kekuatan untuk berunding

Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan

Bertanggungjawab atas tindakannya.


Nilai-nilai kearifan lokal

Jenis-jenis kearifan local, antara lain;

Tata kelola,berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kelompok sosial (kades).

Nilai-nilai adat, tata nilai yang dikembangkan masyarakat tradisional yang mengatur etika.

Tata cara dan prosedur, bercocok tanam sesuai dengan waktunya untuk melestarikan alam.

Pemilihan tempat dan ruang.

Kearifan lokal yang berwujud nyata, antara lain;

Tekstual, contohnya yang ada tertuang dalam kitab kono (primbon), kalinder.

Tangible, contohnya bangunan yang mencerminkan kearifan lokal.

Candi Borobodur, batik.

Kearifan lokal yang tidak berwujud;

Petuah yang secara verbal, berbentuk nyanyian seperti balamut.

Fungsi kearifan lokal, yaitu;

Pelestarian alam,seperti bercocok tanam.

Pengembangan kebudayaan pengetahuan.

Mengembangkan SDM.

Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.


Strategi pemberdayaan komunitas yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal adalah:

Mampu bertahan terhadap budaya luar dan memfilter budaya luar

Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar

Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli mempunyai
kemampuan mengendalikan

Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

Mengendalikan pengaruh globalisasi

Globalisasi

Pengertian globalisasi: proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal-hal baru khususnya yang
menyangkut informasi secara duniawi melalui media cetak dan elektronik.

Dampak positif globalisasi :

Mempercepat keberhasilan pembangunan di bidang sumber daya manusia

Pertumbuhan ekonomi antarnegara tanpa batas

Dampak negatif globalisasi :

Goncangan budaya (culture shock),

Pergeseran nilai-nilai budaya, dan

Ketertinggalan budaya (cultural lag)

Pengaruh Globalisasi

Pengaruh positif :
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan
dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

Globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan


meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

Globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif:

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

Globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya
produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.


Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara
yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

Contoh kearifan lokal serta pemberdayaan komunitasnya

Salah satu contoh kearifan lokal di Cimahi yang masih bertahan hingga saat ini yaitu terdapat di
masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Sejak tahun 1912 masyarakat disana telah mengonsumsi RASI
(beras ampas singkong) sebagai pangan pokok pengganti beras. Pola makan seperti ini sudah menjadi
budaya yang dipertahankan hingga saa tini. Budaya mempertahankan kearifan lokal ini menjadikan
masyarakat adat Cireundeu tidak bergantung pada beras, sehingga ketahanan pangan di wilayah ini
tidak terganggu oleh kondisi penurunan produksi beras nasional sebagai akibat bencana alam, gagal
panen atau alih fungsi lahan.
RASI tersebut dijadikan makanan pokok yang dihasilkan dari ampas singkong racun (karikil) yang telah
diambil acinya. Sebelum menentukan singkong kerikil sebagai bahan pilihan makanan pokok mereka,
para warga masyarakat telah mencoba berbagai jenis bahan makanan, seperti jagung, hanjeli, talas,
ganyol, dan sorgum. Dalam mengonsumsi singkong, mulanya mereka hanya merebus. Belakangan
mereka menemukan keterampilam untuk membuat bahan mirip nasi dari bahan singkong racun. Saat
ini, warga Kampung Adat Cireundeu terutama para ibu-ibu mengembangkan kemampuan mereka untuk
mengolah bahan baku singkong racun menjadi berbagai penganan yang banyak diminati orang seperti
cemilan yang berbahan dasar singkong.

Adapun faktor-faktor pendukung dan penghambat tetap bertahannya nilai-nilai kearifan budaya local di
masyarakat Kampung Cirendeu yaitu:

Faktor pendukung

Kepala adat dan penduduk adat yang masih ada.

Kondisi lingkungan yang masih belum terlalu terbawa arus industri.

Kondisi tanah yang lumayan subur dan agraris untuk di tanami singkong sebagai sumber makan pokok
kampung cireundeu.

Peninggalan-peninggalan leluhur yang masih di jaga dan di rawat dengan baik.

Penduduk adat yang masih teguh memegang aturan adat.

Faktor penghambat

Palsafah hidup yang diwariskan oleh nenek moyang.

Perkembangan zaman atau pengaruh moderenisasi.

Letak wilayah kampung adat ini yang sangat strategis.

Regenerasi yang mengalami perkembangan dan penurunan.

Upaya pemberdayaan masyarakat Kampung Cireundeu dapat melalui pengembangan dari masyarakat
itu sendiri, yang perlu dikembangkan yaitu potensi atau kemampuannya yang dimiliki oleh masyarakat
setempat. Kemampuan masyarakat Cireundeu dapat meliputi kemampuan untuk bercocok tanam
singkong, melakukan wirausaha, atau. ketrampilan-ketrampilan membuat home industri yang berbahan
dasar singkong. Potensi kegiatan pengolahan singkong yang dilakukan oleh warga Kampung Cireundeu
dapat memberikan manfaat, salah satunya dapat meningkatkan perekonomian warga kampung yang
secara signifikan jika dibandingkan dengan hanya menjual singkong dalam kondisi bahan mentah.

Dengan adanya salah satu kearifan lokal yang ada di Kampung Cireunde yaitu mengonsumsi RASI (beras
ampas singkong) sebagai pangan pokok pengganti beras dapat memberdayakan masyarakat setempat
untuk menjaga dan melestarikan budaya atau kearifan lokal yang ada disana agar tidak luntur serta
dapat membuat masyarakat kampung Cireundeu menjadi mandiri karena tidak ketergantungan dengan
bahan makanan pokok yaitu nasi tetapi mereka mengolah sendiri bahan makanan pokok itu yaitu
rasi(beras singkong)

Sumber bahan ajar:

http://ncofies.blogspot.com/2012/10/makalah-kearifan-lokal.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat

http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/konsep-definisi-dan-teori-pemberdayaan.html

http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2009/03/perubahan-sosial.html

Alokasi Waktu

1 minggu x 4 JP

Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific

Model Pembelajaran : Cooperative Learning

Metode Pembelajaran : Kajian Pustaka, Diskusi dan Presentasi

Media dan Sumber Pembelajaran

Media

Power Point

Laptop

Infokus

Sumber

Internet

Artikel-artikel

Buku sumber Sosiologi SMA Kelas XII


Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan § Mengucapkan salam kemudian berdoa.

§ Guru menyiapkan dan mengkondisikan kelas untuk berjalannya proses belajar mengajar, absensi,
menyediakan alat peraga mengajar dan buku yang diperlukan dalam mengajar.

§ Guru melakukan apersepsi awal kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan agar siswa dapat
mengingat dan memahami alur pembelajaran.

§ Guru memberikan topik materi yang akan dipelajari mengenai strategi pemberdayaan komunitas
dengan mengedepankan kearifan lokal ditengah-tengah pengaruh globalisasi

§ Guru memberikan gambaran manfaat dan tujuan dari mempelajari topik materi yang akan diajarkan.

§ Guru membagi kelompok siswa menjadi 7 kelompok untuk menganalisis strategi pemberdayaan
komunitas dari salah satu kearifan lokal di Indonesia

20 menit

Inti § Mengamati

Peserta didik mengamati tayangan/gambar yang berkaitan dengan materi

§ Menanya

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau mencari tahu tentang tayangan
yang diberikan guru

§ Mengeksplorasi
Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang telah ditentukan sejak awal

Peserta didik mengkaji dan mengeksplorasi materi mengenai strategi pemberdayaan komunitas yang
mengedepankan nilai-nilai dari salah satu kearifan lokal di Indonesia yang bersumber pada tayangan
sebelumnya.

§ Mengasosiasikan

Peserta didik mengolah data/informasi yang diperolh, kemudian menganalisis serta merancang strategi
pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal

Peserta didik menuliskan hasil analisis kelompok mereka dalam bentuk laporan sederhana

§ Mengkomunikasikan

Guru memanggil salah satu nomor kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

Peserta didik yang lainnya menyimak dan memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor
kelompok lain untuk mempresentasikan selanjutnya

§ Konfirmasi

Guru memberikan konfirmasi dengan mengoreksi pendapat yang kurang tepat dan memberikan
penegasan dalam menyimpulkan hasil presentasi.

135 menit
Penutup § Guru mengulas kembali materi pembelajaran yang dipelajari serta mengemukakan
hasil pembelajaran agar siswa dapat mengambil manfaat darinya.

§ Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa untuk mengetahui kecapaian indikator
dalam pembelajaran

25 menit

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Tes Tertulis

No Daftar Pertanyaan Kunci Jawaban Skor

1. Jelaskan yang dimaksud dengan kearifan lokal secara filosofis! kearifan lokal dapat diartikan
sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi yang bersifat empirik dan pragmatis. Bersifat
empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling
kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir
dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari. 25

2. Jelaskan yang dimaksud dengan pemberdayaan komunitas dan 2 ciri-ciri masyarakat berdaya !
Pemberdayaan komunitas yaitu proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka
meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung program pembangunan berkelanjutan,
pengembangan kualitas hidup masayarakat.

Ciri-ciri masyarakat berdaya:

· Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke


depan)
· Mampu mengarahkan dirinya sendiri

· Memiliki kekuatan untuk berunding

· Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan,
dan

· Bertanggungjawab atas tindakannya.

35

3. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 strategi pemberdayaan komunitas yang mengedepankan nilai-
nilai kearifan lokal! · Mampu bertahan terhadap budaya luar dan memfilter budaya luar

· Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar

· Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli mempunyai
kemampuan mengendalikan

· Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

· Mengendalikan pengaruh globalisasi

40

Jumlah skor maksimal = 100

Keterangan:

Nilai = × 100
Rubric Penilaian Diskusi kelompok

No Nama Siswa Aspek Penilaian Diskusi Kelompok Jumlah skor Nilai Ket

Tanggung jawab Kerjasama Kedisiplinan

Kriteria penskoran :

Aspek penilaian Skor Kriteria penskoran

Tanggung jawab 4

3
2

Sangat Bertanggung jawab dan antusias tinggi

Bertanggung jawab dan antusias biasa

Kurang bertanggung jawab dan kurang antusias

Tidak bertanggung jawab dan tidak antusias

Kerjasama 4

Sangat kooperatif dan serius dalam menyumbangkan pemikirannya

Kooperatif dan sedikit menyumbangkan pemikirannya

Kurang kooperatif dan asik sendiri


Tidak kooperatif dan asik sendiri

Kedisiplinan 4

Menjaga ketertiban dan kenyamanan kelas

Tertib dan sesekali menganggu temannya

Kurang tertib dan terkadang menganggu temannya

Tidak tertib dan sering mengganggu temannya

Jumlah skor maksimal = 12

Kriteria nilai

A = 89-100 : baik sekali

B = 77-88 : baik

C = 65-76 : cukup

D = 53-64 : kurang
E = 41-52 : sangat kurang

Nilai = × 100

Rubric Penilaian presentasi

No Nama Siswa Aspek Penilaian Presentasi Jumlah skor Nilai Ket

Kemampuan berkomunikasi Pemahaman materi Keaktifan menjawab peetanyaan


Penampilan

2
3

Kriteria penskoran

Aspek penilaian Skor Kriteria penskoran

Kemampuan berkomunikasi 4

Ketepatan penggunaan kata, sistematika komunikasinya lancar

Penggunaan kata benar dan mudah dipahami, intonasinya datar

Menggunakan bahasa prokem dan kurang dapat dipahami

Sistem komunikasi yang berbetel-tele sehingga susah untuk dipahami

Pemahaman materi
4

Sistematika berpikir sesuai dengan materi dan tidak melihat teks

Sistematika berpikir sesuai dg materi tetpi sesekali masih melihat teks

Sistematika berpikir kurang sesuai dg materi dan menjelaskan dengan terpatah-patah sehingga kurang
dapat dipahami

Sistematika berpikir tidak sesuai dengan materi dan melihat teks secara terus-menerus

Keaktifan menjawab pertanyaan 4

2
1

Sangat aktif dalam menanggapi bahasan diskusi yang dipresentasikan

Sesekali menanggapi (lebih dari 3x) dalam diskusi

Kurang aktif (kurang dari 3x) menanggapi

Tidak menanggapi sama sekali

Jumlah skor maksimal = 12

Nilai = × 100

Kriteria nilai

A = 89-100 : baik sekali

B = 77-88 : baik

C = 65-76 : cukup

D = 53-64 : kurang

E = 41-52 : sangat kurang

Anda mungkin juga menyukai