Anda di halaman 1dari 12

SYIRIK

Dosen Pengampu :
Zainal Mukhlis, M.Fil.I.

Oleh :
Kelas A2/Kelompok 4
1. Nur Annisa Fitria (07020120045)
2. M. Ubaid Abdul Aziz (07040120082)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Tauhid dengan pembahasan tentang Syirik.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami di mata kuliah ini atas
materi yang telah beliau sampaikan, sehingga kami dapat memahami materi untuk pembuatan
makalah ini dengan baik. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 28 maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................1
KATA PENGANTAR……………………………………………...………………..2
DAFTAR ISI…...……………………………………………………………….........3
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ………………………………………………………………........
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………….......
c. Tujuan……………………………………………………………………….........
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Syirik...................................................................................................
b. Pembagian syirik...................................................................................................
c. Bahaya dalam syirik..............................................................................................
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………........
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-
jahlu (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-
buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam
disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana
yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat
syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat
syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi
rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak
tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-
ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang
yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat.
Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai
diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan
jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena
ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi
presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap
memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang
yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti
jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman,“Dan apabila mereka melakukan perbuatan
keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu,
dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).
Bangsa Arab dulu sebelum datangnya Islam memiliki kepercayaan kepada Tuhan
yang menguasai alam semesta ini, dan mengatur seluruh alam dengan kekuasaannya.
Keyakinan ini terus diwarisi sejak diprakarsai oleh Nabi Ibrahim yang telah memberantas
kemusyrikan6. Ketundukan orang arab jahiliyah pada kepercayaan mereka sampai kepada
Nabi Muhammad diutus, jika seorang pemuka agama sebelum Islam mempercayai akan
datang seorang Nabi yang akan memberikan pencerahan terhadap kehidupan masyarakat arab
dan menjadi utusan pamungkas. Namun, ironisnya kepercayaan mereka telah bercampur aduk
dengan prilaku menyimpang yakni kemusyrikan dan tahayul. Menyembah kepada selain
Allah menjadi marak seperti menyembah berhala, matahari, bulan, batu, air dan sebagainya7.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An nisa ayat 117. Yang mereka sembah selain
Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain
hanyalah menyembah syaitan yang durhaka8. Kemusyrikan yang terjadi pada bangsa Arab
sebenarnya tidak serta merta, melainkan melalui beberapa tahap, yakni meyakini keyakinan
yang ada pada diri mereka merupakan pengantar pada Tuhan yang maha kuasa. Berhala yang
disembah diyakini sebagai anak-anak tuhan, bintang-bintang dan tumbuhan sebagai anasir
yang dapat memberikan pengaruh terhadap alam semesta ini 9. Tentu bukti sejarah tentang
kehidupan bangsa Arab dulu memang benar dan terjadi, tapi ironisnya sekarang realitas
prilaku syirik masih bisa dijumpai dalam Masyarakat Indonesia.
Dengan bentuk syirik yang lebih variatif. Walaupun mereka sudah rajin melakukan
ibadah mahdah seperti shalat dan puasa, tapi tak jarang orang yang masih terlenalena dengan
keindahan dunia, sehingga terjurumus dalam jurang kemusyrikan dengan menduakan
tuhannya pada urusan dunia. Ini merupakan perilaku yang harus dihindari bahkan tidak boleh
ada dalam keyakinan umat Islam untuk menjaga keorisinilan atau kaffah dalam beragama10
Konsekwensi dari perilaku syirik yang terjadi pada mereka, Allah dengan tegas melarang
mereka bahkan mengancam dengan tidak mengampuni dosa-dosa syirik mereka. Hal ini
tertuang dalam beberapa ayat antara lain:

‫ك ِبهٖ َو َي ْغفِ ُر َما ُد ْو َن ٰذل َِك لِ َمنْ َّي َش ۤا ُء ۚ َو َمنْ ُّي ْش ِركْ ِباهّٰلل ِ َف َق ِد ا ْف َت ٰ ٓرى ا ِْثمًا‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫اِنَّ َ اَل َي ْغفِ ُر اَنْ ُّي ْش َر‬
‫َعظِ ْيمًا‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik),


dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”11

‫هّٰلل‬ ‫هّٰللا‬
ۢ ‫ض ٰلاًل‬ َ ِ‫ك ِبهٖ َو َي ْغفِ ُر َما ُد ْو َن ٰذل‬
َ ‫ك لِ َمنْ َّي َش ۤا ُء ۗ َو َمنْ ُّي ْش ِركْ ِبا ِ َف َق ْد‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫اِنَّ َ اَل َي ْغفِ ُر اَنْ ُّي ْش َر‬
‫َب ِع ْي ًد ا‬
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan “
Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali”12

Syirik adalah satu-satunya dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah sebagaimana
dalam ayat diatas, karena syirik merupakan suatu bentuk pengingkaran tertinggi pada
akidah13. Dosa selain syirik akan diampuni oleh Allah tetapi hamba yang melakukan harus
minta ampunan. Ini merupakan ancaman berat yang harus diperhatikan lebih ekstra oleh
manusia, agar tidak terjerumus dalam jurang kesyirikan. Karena, praktek syirik tidak bisa
dipungkiri banyak ditemukan dalam kehidupan Muslim, mulai dari syirik yang
mengindikasikan ringan seperti riya’, pada syirik yang lebih berat dengan menyekutukan
.Allah dengan selain-Nya14
Perbedaan penafsiran terhadap ayat yang menjelaskan tentang ampunan dosa syirik ini
mempunyai daya tarik tersendiri untuk dibahas lebih dalam, walaupun pada prinsinya dalam
ayat 48 surat al-Nisa’ Allah dengan jelas tidak mengampuni dosa syirik. Setiap dosa yang
dilakukan oleh manusia akan mendapatkan ampunan dari Allah, ketika dengan ikhlas dalam
melakukan taubat nasuha dan bermaksud tidak akan mengulangi dosa tersebut. Tentu ini
sebagai implementasi dari janji Allah akan kemurahannya dalam pengampunan (al-
Zumar:53). Kaitannya dengan ini, bentuk dosa bermacam-macam dari dosa yang dianggap
ringan sampai pada dosa yang berbobot besar15
Berbicara dosa besar akan mengarah pada dosa yang bernama syirik, yakni menyekutukan
atau menyamakan Allah dengan yang makluk-Nya. Ini yang dalam al-Nisa’: 48 dijelaskan
akan dahsyatnya dosa syirik bagi sesorang sehingga Allah tidak akan mengampuni dosa
tersebut. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi orang yang di kehendaki-Nya16

_________________________________________________
7
Asal makna Ina>than ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab Jahiliyah itu biasanya
diberi nama dengan Nama-nama perempuan sebagai Laata, Al Uzza dan Manah. dapat juga berarti di sini orang-
orang mati, benda-benda yang tidak berjenis dan benda-benda yang lemah. Lihat Depag RI, Al-Qur’an dan
.Terjemahannya (Jakarta: Departemen Agama, 2001), 175
.9Muhammad Solihan, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Tri Bakti, 1990), 45-46
10
Muhammad Solihan, Sejarah Kebudayaan Islam...,56
.11Al-Qur’an dan Terjemahannya, An Nisaa’: 48
.12Al-Qur’an dan Terjemahannya, An Nisaa’: 116
,13M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
.445
.14Mansur Said, Bahaya Syirik dalam Islam (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996), 9
,.15Ibid
16
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,445

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian syirik?


2. Apa saja tingkatan atau macam- macam dalam syirik?
3. Bagaimana bahaya syirik?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian syirik
2. Untuk mengetahui macam-macam syirik
3. Untuk mengetahui dan memahami bahaya syirik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirik
Syirik berasal dari kata syarika, yasyraku, syarikan artinya bercampur, bergabung atau
mempersekutukan sedangkan secara terminologi adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain1. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang
musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang
seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain
Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau
melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
syirik dalam asma-asmanya dan sifat-sifatnya adalah pendustaan terhadap Allah AWT.
Karenanya syirik itu termasuk kufur, jika dalam ibadah kepada Allah terdapat unsur
ibadah selain-Nya, ibadah tersebut dianggap kekufuran dan pendustaan kepada-Nya
Sudah sangat jelas bahwa syirik merupakan perbuatan manusia yang menyimpang
dari jalan Allah, di mana dia tidak merasakan kepuasaan yang betul-betul nyata dengan
apa yang telah diberikan oleh Allah dengan memperserikatkan sesuatu hal atau benda
selain Allah, dikarenakan bisa memberikan suatu hal yang luar biasa yang betul-betul bisa
dirasakan oleh manusia. Perbuatan syirik ini, bagaikaan khayalan yang tak berdasarkan
pada bukti secara rasional. Perbuatan ini termasuk perbuatan yang sangat bathil yang
sekaligus ditentang oleh Islam secara keras dan digolongkan sebagai perbuatan dosa yang
paling besar dan tiada ampunan bagi pelakunya2.
Hal ini termasuk syirik Akbar, karena beritikad bahwa ada yang selain Allah yang
mampu memberi bekas dan lebih terasa dalam diri manusia itu sendiri daripada bekasan
yang diberikan dan lebih terasa dalam diri manusia itu sendiri daripada bekasan yang
diberikan olah Allah. Misalnya manusia sudah mempercayai ada kekuatan gaib diluar
kemampuan makhluk yang selain Allah dan mampu menyembuhkan sesuatu penyakit atau
menolak sesuatu bencana, atau dengan kata lain, mencari bantuan atau melakukan upaya
di luar dari yang diberikan oleh syari’at. Perbuatan syirik akan selalu dada dalam diri
manusia yang sekiranya meragukan akan kekuasaan Allah yang telah diberikan kepada
manusia dan sebetulnya bahwa ke-Esaan Allah yang telah menciptakan alam semesta
beserta isinya sudah jelas bahwa Allah adalah segala-galanya untuk tempat meminta
pertolongan. Sehingga, hanya perbuatan seperti itulah yang dapat menghancurkan dan
menghilangkan keimanan dalam diri manusia kepada Allah SWT.
Sebetulnya dalam akidah Islam telah dijelaskan bahwa betapapun besar suatu
penderitaan dan kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi, maka hal itu hal dipandang suatu
peristiwa yang sangat kecil. Sebab dengan ketentuan Allah-Lah sesuatu bisa berubah dan
hanya ketentuan yang sudah ditetapkan akan bersih jiwanya dan menggerakan jiwa kepada
teladan hidup yang setinggi-tinginya dan menjadi dasar pendirian yang tidak bisa goyah
oleh siapapun yang menimpanya3. Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah
mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik.
_____________________________________
1
Tim Penyusun, Akidah Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008), 28.
2
Afif Sabdul Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al-Qur’an, (Bandung: Gema Risalah, 1993), Cet. IX,
hlm. 69
3
A. Malik Ahmad, Akidah, (Jakarta: Al Hidayat, 1980), hlm. 16

B. Macam-Macam dan Bentuk dalam Syirik


Kekuatan yang lebih besar untuk menghindarkan diri dari godaan syetan adalah
dengan cara beriman sepenuh hati tanpa ada keraguan. Sedikitpun dan tidak pernah ada
kekuatan yang bisa menandingi-Nya kecuali hanya kepada Allahlah semata-mata kita
menyembah. Hanya rasa keimanan yang teguh telah tertancap dalam dada yang betu-
betul yakin bahwa semua keadaan manusia Allahlah yang menentukan. Maka, dengan
demikian faktor segala kemusyrikan akan hilang dan bahkan tidak akan sedikitpun
timbul dalam diri manusia.
Menurut Prof. Dr. Hasbi Ash-Shiddieqy dalam bukunya Al-Islam pada dasarnya syirik
itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Syirik akbar :
Yakni mempersekutukan sesuatu makhluk dengan Allah baik mempersekutukan dalam
beribadah kepada Allah, syirik ini mengeluarkan orang yang bersyirik dengannya dari
agama, tidak ada ampunan daripadanya selain taubat melepaskan diri dari padanya4
Jelaslah syirik yang mengiktiqodkan bahwa ada selain Allah yang mempunyai bekasan
lebih dari yang telah diberikan Allah dengan melalui sebab-sebab yang nyata dan
bahwa ada sesuatu yang mempunyai kekuatan gaib yang diluar dari Qudrat makhluk
yakni seperti berobat dengan bukan obat-obat yang telah ditunduki Allah (obat-obat
yang diterima akal) dan seperti mencari pertolongan dengan yang selain dari yang
telah disyaratkan oleh Allah. Seperti dalam surah Al-Maidah ayat 72 :

‫ۗ ِا َّن ٗه َمنْ ُّي ْش ِركْ ِباهّٰلل ِ َف َق ْد َحرَّ َم هّٰللا ُ َع َل ْي ِه ْال َج َّن َة َو َمأْ ٰوى ُه ال َّنا ُر‬
“Bahwasanya orang yang memperserikatkan sesuatu dengan Allah maka sungguh
Allah mengharapkan surga atasnya, tempatnya ialah neraka”.

Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang
bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.
Macam-macam syirik akbar:

 Syirik saat berdoa, Yakni orang yang meminta, memohon, dan memanjatkan
hajatnya dalam doa dengan tujuan kepada selain Allah SWT. Padahal tiada yang
kuasa mengabulkan semua doa kecuali Allah SWT.
 Syirik dalam sifat Allah
Salah satu sifat wajib pada dzat Allah SWT adalah Allah Maha Mengetahui.
Segala sesuatu yang ada di jagat raya, baik yang kecil maupun besar, terlihat
maupun tak nampak, Allah mengetahui kesemuanya. Ketika seseorang percaya
bahwa peramal bisa melihat masa depan dan ia mempercayainya, maka itu adalah
syirik. Sama halnya kita seseorang memercayai bahwa Nabi dan Rasul
mengetahui perkara-perkara ghaib yang tidak bisa diketahui oleh manusia seperti
halnya Allah SWT. Padahal, sudah jelas ditegaskan bahwa sifat wajib Allah
berarti hanya Allah SWT yang memilikinya. Tidak pada Nabi, maupun Rasul.

__________________________________________
4
Prof. Dr. Tim. Hasbi Ash Shidieqy, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 224

 Syirik dalam Kecintaan, Allah itu pencemburu sehingga Ia tidak menyukai jika


hama-Nya mencintai selain kepada-Nya. Baik itu orang tua, saudara, suami, istri,
sahabat, pimpinan, atau siapapun. Janganlah mencintai secara berlebihan selain
kepada Allah. Cinta kepada sesama mahkluk ciptaan Allah tidak boleh disetarakan
apalagi kurang dibandingkan dengan kecintaan kepada Allah SWT.
 Syirik dalam ketaatan, Yakni patuh dan tunduk kepada selain Allah SWT, baik itu
ilmuan, ulama, atau siapapun. Tindakan seperti ini sangat mirip dengan perbuatan
menyembah berhala.
 Syirik khauf (takut), Ketakutan yang dimaksud tentu adalah takut kepada selain
Allah SWT misalnya takut pada mayat, kuburan, setan, dan menganggap bahwa
kesemua itu bisa menyebabkan bahaya atau mudharat pada dirinya. Termasuk
juga takut pada seseorang secara berlebihan sampai menyebabkan kelalaian
terhadap kewajibannya sendiri. Hal ini biasa terjadi pada seorang yang bekerja
dan takut pada atasannya, sampai meninggalkan shalatnya.

2. Syirik ashghor
Merupakan semua perbuatan maupun ucapan yang oleh syara’ dinyatakan sebagai
perbuatan syirik namun tidak sampai menyebabkan keluar daripada agama Islam,
namun bisa menjadikan sebagai pengantar daripada dosa syirik akbar. Berikut macam-
macam syirik asghar :

 Zhahir (nyata)

Yakni ketika seseorang mengucap sumpah atas selain karena Allah SWT. Nabi

Muhammad SAW bersabda yang artinya;


“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah
berbuat syirik”. (H. R. Ahmad, Shahih). Selain itu, menggunakan benda-benda
atau jimat seperti gelang atau kalung yang dipakai dengan niatan sebagai
penangkal bahaya atau penyakit juga termasuk dalam syirik asghar.

 Khafi (tersembunyi)
Syirik jenis ini sumbernya berada di dalam hati seseorang, bisa saja berupa niatan
semata atau memang kepercayaan namun tak ditunjukkan oleh perbuatan (hanya di
dalam hari), misalnya riya’ yang tersembunyi dalam hati.

Orang yang berbuat syirik adalah benar-benar sudah buta mata hatinya. Padahal, Allah SWT
memiliki tiga kekhususan yang tidak boleh disetarakan, disejajarkan, ataupun dibandingkan
dengan makhluk, benda, serta apapun. Yaitu bentuk syirik sebagai berikut :

Syirik di dalam Al-Uluhiyyah, yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain
Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Sebagaimana
Firman Allah Swt: “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu
Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.”
(QS.Al Baqarah : 21-22)

Syirik di dalam Ar-Rububiyyah, yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah
yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya
dari sifat-sifat ar-rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek
daripada orang-orang kafir terdahulu. Oleh sebab itu, segala bentuk ibadah yang kita lakukan
baik itu shalat wajib lima waktu, puasa, zakat, shalat sunnat, sedekah, dzikir, doa, dan lain
sebagainya hanya boleh kita tujukan ke hadirat Allah SWT saja.
Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka
menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta
alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti
kuburan Latta. Maka orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah
Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, tentu
yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.

Syirik di dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifat, yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian


makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya,
meyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Sebagaimana
Firman Allah Swt: (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. (QS. Al-Jin : 26)

C. Bahaya dari Perbuatan Syirik

Syirik Akbar
 Merupakan perkara pertama yang diharamkan oleh Allah SWT. Firman Allah SWT
yang artinya;

“Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-
runkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Araaf : 33).

 Merupakan sebuah tindakan zhalim yang teramat besar yang menghancurkan seluruh
amal ibadah. Allah SWT berfirman yang artinya; “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang
besar.” (Q. S. Luqman : 13).

 Merupakan dosa besar yang tak terampuni oleh Allah SWT sehingga apabila
meninggal dalam keadaan syirik besar, maka ia akan diharamkan untuk masuk surga. Allah
SWT berfirman yang artinya;
“Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah
(surga) baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu
seorang penolong pun.”  (Q. S. Al-Maidah : 72).

 Orang yang berbuat syirik akbar akan kekal di neraka sesuai dengan firman Allah
SWT yang artinya;

“Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk.” (Q. S. Al-Bayyinah: 6).
Yang melakukan perbuatan syirik akbar merupakan orang-orang yang termasuk ke dalam
golongan yang kotor akidahnya. Allah SWT berfirman yang artinya; “Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis.” (Q. S. At-Taubah : 28).

Syirik Ashghar
 Amal ibadahnya rusak ;Sungguh rugi orang yang berbuat syirik karena sesungguhnya
amal ibadah yang telah ia kerjaan menjadi rusak akibat perbuatan syiriknya. Adapun firman
Allah yang artinya;

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi) sebelummu jika kamu
berbuat syirik niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-
orang yang merugi”. (Q. S. Az-Zumar : 65 ).

 Syirik asghar atau bisa juga disebut syirik kecil tetap akan terkena dampak daripada
dalil-dalil mengenai perbuatan syirik sehingga orang yang berbuat hanya akan terus
menumpuk dosa jika tidak segera bertaubat.

Menjadikan jembatan menuju perbuatan dosa besar yang tak akan termaafkan (syirik akbar).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga
mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut dinamakan
Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang mempersekutukan.
Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui adanya
Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat, Sifat, ataupun
perbuatan-Nya.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam
kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah menjadi
syirik besar.
Barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah berarti ia meletakan ibadah tidak
pada tempatnya dan memberikan kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kedzaliman
yang palig besar. Sebaiknya kita kalau melakukan do’a hanyalah kepada Allah saja, agar
tidak terjerumus ke dalam kesesatan. Syirik ada dua macam, pertama Syirik Besar adalah
menjadikan bagi Allah sekutu (niddan) dia berdoa kepada hanya seperti berdoa kepada Allah.
Ia takut, harap, dan cinta kepadanya seperti ibadah kepada Allah

DAFTAR PUSTAKA

Subhani, Ja’far, Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996).


Wahhab, Muhammad Bin Abdul, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2000).
https://almanhaj.or.id/3262-syirik-dan-macam-macamnya.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/syirik-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai