Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“AYAT DAN HADIS TENTANG MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT”


(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat dan Hadis Ahkam)

Dosen Pengampu : Ahmad Fauzi, M.H.I

Disusun oleh kelompok 17 :

1. Delima Abdisma 126103211031


2. Della Febi Wulandari 126103211032
3. Dimas Candra Abdheokta 126103211039

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA III – A


FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Ayat dan Hadis Tentang
Menjauhi Kezaliman dan Kecurangan” ini, salah satu tugas semester ganjil dari mata kuliah
Ayat dan Hadis Ahkam dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat.

Sehubungan dengan selesainya makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung, yang telah memberikan izin untuk menuntut ilmu di
kampus tercinta ini.

2. Bapak Dr. H. Nur Efendi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Universitas Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang turut mendukung atas studi
pembelajaran yang penulis jalani di Fakultas tercinta ini.

3. Bapak Ahmad Gelora Mahardika S.IP., M.H. selaku Koordinator Program Studi
Hukum Tata Negara Universitas Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang selalu
memberi bimbingan penuh selama penulis menjalani studi di Program Studi Hukum
Tata Negara.

4. Ahmad Fauzi, M.H.I. selaku Dosen mata kuliah Ayat dan Hadis Ahkam yang
memberi pengarahan dalam penyusunan makalah ini sampai selesai.

5. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan penulisan makalah ini,
sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga jasa mereka diterima oleh Allah SWT dan tercatat sebagai amal shalih.
Penulis menyuguhkan kepada segenap pembaca dengan mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi perbaikan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah segudang wawasan ilmu serta mendapatkan ridha oleh Allah SWT.
Aamiin.

Tulungagung, 10 September 2022

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii

PEMBAHASAN.................................................................................................................................1

A. AYAT DAN HADIS TENTANG MENJAUHI KECURANGAN.....................................1

1. Ayat.....................................................................................................................................1

2. Hadis....................................................................................................................................2

B. AYAT DAN HADIS TENTANG MENJAUHI KEZALIMAN.........................................2

1. Ayat.....................................................................................................................................2

2. Hadis....................................................................................................................................3

KESIMPULAN..................................................................................................................................4

iii
PEMBAHASAN

A. AYAT DAN HADIST TENTANG MENJAUHI KEDZALIMAN


1. Ayat
1.1 QS. An-Nisa : 168

۟ ‫وا َوظَلَ ُم‬


‫وا لَ ْم يَ ُك ِن ٱهَّلل ُ ِليَ ْغفِ َر لَ ُه ْم َواَل ِليَ ْه ِديَ ُه ْم طَ ِريقًا‬ ۟ ‫ِإنَّ ٱلَّ ِذينَ َكفَ ُر‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman,
Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan
menunjukkan jalan kepada mereka.”
Terjemah Perkata

Tafsir Ayat
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman terhadap
diri mereka sendiri dengan kekufuran mereka dan menghalangi orang lain dari
jalan kebenaran, maka Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa mereka
selagi mereka tetap dalam kekufuran dan Allah juga tidak akan menunjukkan
jalan yang dapat menyelamatkan mereka dari azab, atau perbuatan mereka itu
hanya akan membawa mereka menuju neraka Jahanam.
Fikih Ayat
Orang-orang yang ingkar dan menzalimi diri sendiri dengan kekufuran
mereka, maka Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan
menunjukkan kepada mereka jalan apa pun. Kedzaliman ini merupakan
tambahan atas kekufuran mereka, karena apabila kata kezhaliman dipakai
secara mutlak, maka kufur itu termasuk di dalamnya, dan yang dimaksud
dengan kezhaliman di sini adalah perbuatan-perbuatan kufur dan
pendalamannya. Mereka itu jauh dari ampunan dan petunjuk kepada jalan yang
lurus, dan Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa mereka dan tidak pula
akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke Neraka Jahanam.

1.2 QS. Ali Imron : 108

َ‫َو َما ٱهَّلل ُ يُ ِري ُد ظُ ْل ًما لِّ ْل ٰ َعلَ ِمين‬

1
Artinya: “ Dan Allah tidak berkehendak untuk mendzalimi hamba-hamba-
Nya.”

Terjemah Perkata

Tafsir Ayat
Dan bahwasanya Allah tidaklah menzhalimi hamba-hambaNya, tidak
mengurangi (pahala) dari amlalan-amalan mereka atau menyiksa seseorang
tanpa ada dosa, atau memikulkan seseorang dengan dosa orang lain. Dan ketika
Allah memberitahukan bahwa kepunyaan Allah-lah segala urusan dan syariat,
maka Allah juga menyebutkan bahwa kepunyaanNya lah kesempurnaan
kekuasaan, tindakan, dan kerajaanNya.
Fikih Ayat
Dengan perintah dan larangan tersebut Allah tidaklah berkehendak
menzalimi siapa pun di seluruh alam, tetapi orang-orang kafir itulah yang
menganiaya diri mereka sendiri dengan berpecah belah dan berselisih tentang
kebenaran ajaran agama, sehingga mereka pantas mendapat siksaan yang pedih.
Mahasuci Allah dari perbuatan aniaya karena milik Allah-lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Allah mahasempurna, mahakaya, dan tidak
memerlukan apa pun dari hamba-Nya, dan hanya kepada Allah segala urusan
dikembalikan. Kemudian dia akan mengadakan perhitungan dan memberi
pahala kepada orang yang taat dan menghukum orang yang zalim.

1.3 QS. Qaf : 29

ٰ
‫ى َو َمٓا َأنَ ۠ا بِظَلَّ ٍم لِّ ْل َعبِي ِد‬
َّ ‫َما يُبَ َّد ُل ٱ ْلقَ ْو ُل لَ َد‬
Artinya: “Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak
menganiaya hamba-hamba-Ku.”
Terjemah Perkata

Tafsir Ayat
Ketauhuilah wahai orang-orang kafir, bahwasanya Allah tidak mendzalimi
hambaNya yang tidak berdosa. Karena sebab Allah mengharamkan kedzaliman
atas dirinya dan Allah tidak mungkin memungkiri apa yang telah Ia firmankan
2
dan diberitakannya, sebab tidak ada yang perkataannya paling benar selain
Allah dan Allah akan membalas mereka seduai dengan amalan mereka baik dan
buruknya. Kejelekan mereka tidak ditambah sedikitpun dan kebaikan mereka
tidak dikurangi sedikitpun.
Fikih Ayat
Keputusan yang telah ditetapkan atau dikehendaki oleh Allah dan ancaman
terhadap orang kafir dengan azab yang kekal dalam api neraka tidak dapat
diubah lagi. Allah sama sekali tidak akan menganiaya siapa pun, atau mengazab
orang tanpa kesalahan, atau mengganti seseorang yang diazab dengan orang
lain, dan sebagainya.

2. Hadist
2.1 HR. Al-Bukhori dan Muslim

ُّ ‫ال‬
‫ظ ْل َم ظُلُ َماتٌ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬

Artinya: “Kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.”

Tafsir Hadist dan Fikih Hadist


Para ulama menerangkan, dengan berpatokan pada hadits di atas, bahwa
kedzaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya yang akan
membuatnya tidak bisa lagi menentukan arah/jalan yang akan dituju pada Hari
Kiamat; atau bisa juga ia akan menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi
pelakunya.

B. AYAT DAN HADIS TENTANG MENJAUHI KECURANGAN

1. Ayat
1.1 QS. Al-Muthaffifin : 1

َ‫َو ْي ٌل لِّ ْل ُمطَفِّفِين‬


Artinya: “ Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.”
Terjemah Perkata

Tafsir Ayat

3
Allah memperingatkan manusia dari berbuat curang dalam menunaikan hak
orang lain dalam timbangan dan takaran, dan mengancam mereka dengan
siksaan dan kebinasaan bagi orang-orang yang mengurangi hak orang lain, jika
mereka mengambil barang yang ditimbang atau ditakar dari orang lain maka
mereka akan meminta agar mendapat timbangan dan takaran yang sempurna;
namun ketika mereka menimbang atau menakar untuk orang lain maka mereka
akan mengurangi hak orang tersebut; atau bahkan mereka minta untuk
mendapat lebih dari yang seharusnya mereka dapatkan dari orang lain.
Tafsir Fikih
Kerusakan dan siksa bagi orang-orang yang mengurangi timbangan
meskipun sedikit. Baik mengurangi takaran atau timbangan, juga atau
menambahnya. Diriwayatkan dari An-nasai dan Ibnu Majah dengan sanad yang
sahih dari Ibnu Abbas, berkata: “Ketika Nabi SAW masuk Madinah, diketahui
bahwa penduduknya terkenal akan timbangannya yang paling kecil. Maka Allah
menurunkan ayat: “Kecelakaanlah bagi orang-orang yang mengurangi
timbangan.” Maka setelah itu semua timbangan diperbaiki sesuai takaran.

1.2 QS. Al-Muthaffifin : 7

‫ين‬
ٍ ‫س ِّج‬ َ َ‫كَٓاَّل ِإنَّ ِك ٰت‬
ِ ‫ب ٱ ْلفُ َّجا ِر لَفِى‬
Artinya: “ Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang
durhaka tersimpan dalam sijjin.”
Terjemah Perkata

Tafsir Ayat
Kitab yang mencatat perbuatan orang-orang yang durhaka seperti para
setan, orang-orang kafir dan orang-orang munafik tersimpan di Sijjin. Ada yang
berpendapat, bahwa Sijjin adalah sumur di neraka Jahannam, dan ada pula yang
berpendapat bahwa Sijjin adalah tempat paling bawah di bumi ketujuh yang
merupakan tempat kembali orang-orang yang durhaka. Menurut Ibnu Katsir,
yang benar bahwa Sijjiin diambil dari kata sajn yang artinya sempit. Karena
semua makhluk setiap kali ke bawah, maka tempatnya semakin sempit,
sedangkan jika semakin ke atas, maka (tempatnya) semakin luas, demikian juga
karena tempat kembali orang-orang durhaka adalah ke neraka Jahannam yang
4
tempatnya berada di paling bawah atau rendah. Ayat ini menunjukkan bahwa
neraka berada di bawah, sedangkan surga berada di atas.
Tafsir Fikih
Allah menegur sekali lagi perilaku mereka, 'sekali-kali jangan begitu;
jangan berbuat curang! sesungguhnya catatan perbuatan orang yang durhaka,
berbuat jahat, melanggar aturan agama, dan merugikan orang lain dalam bentuk
apa pun, benar-benar tersimpan dengan baik dalam sijjin.

2. Hadist
2.1 HR. Muslim

َ ‫َم ْن غَشَّ فَلَي‬


‫ْس ِمنِّي‬
Artinya: “Siapa saja menipu (berbuat curang) maka dia bukan dari golonganku.” (HR Muslim)

Tafsir Hadist dan Fikih Hadist

2.2 HR. Ibnu Abbas

Artinya : ”Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah,


mereka (penduduk Madinah) adalah termasuk orang yang paling curang dalam
takaran.”

Tasfsir Hadist dan Fikih Hadist

5
KESIMPULAN

Zalim adalah akhlak yang tercela dan sifat buruk yang dapat merusak agama,
menghilangkan kebaikan, dan mendatangkan keburukan, bahkan bisa memutus tali
silaturahmi. Curang adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk melanggar
aturan demi meraih keuntungan pribadi.

Di dalam al Quran dan al hadis Allah telah melarang sifat curang dan kezaliman adalah
sifat yang tidak disukai oleh Allah SWT dalam surat al muthafifin ayat 1 menjelaskan curang
adalah membuat orang celaka dan QS al qaf ayat 29 telah menyebutkan tentang kezaliman
maka dari itu sifat buruk ini harus di jauhi oleh umat manusia agar tidak terjerumus ke dalam
api neraka.

Anda mungkin juga menyukai