AL-QURAN
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD SAI, MA.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
NAMA : YASRIANA FEBRIANI
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….………......ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…..1
Latar Belakang…………………………….………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………2
Orientasi Dan Sasaran Komunikasi Al-Qur,an………………………..………2
A. Fungsi Dakwah Sebagai Perbaikan (Ishlah)……………………….….…..2
B. Fungsi Dakwah Sebagai Pengembangan………………………………….3
C. Fungsi Dakwah Rekayasa Perubahan Diri…………………...……………5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...7
Kesimpulan………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sebuah kitab dakwah yang memiliki ruh pembangkit,
berfungsi sebagai penguat, menjadi tempat berpijak dan berperan sebagai penjaga,
penerang dan penjelas. Al-Qur’an juga merupakan suatu undang-undang dan
konsep global dan merupakan tempat kembali satu-satunyabagi para penyeru
dakwah dalam mengambil rujukan dalam melakukan kegiatan dakwah dan dalam
menyusun suatu konsep gerakan dakwah selanjutnya.
Apabila kita memperhatikan Al-Qur’an dan As-sunnah maka kita akan
mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama,sentral,
strategis dan menentukan keindahan dan kesucian islam dengan perkembangan
zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat di tentukan oleh kegiatan
dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah maupun metodenya yang tidak
tepat seringmemberikan gambaran (image) dan persepsi yang keliru tentang islam.
Demikian pula kesalah pahaman tentang makna dakwah, menyebabkan kesalah
langkahan dalam oprasional dakwah. Sehingga dakwah sering tidak membawa
perubahan apa-apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat
sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera lahiriyah maupun
batin.
Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah mebawa banyak perubahan bagi masyarakat, baik dalam segi berfikir
maupun tingkah laku.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Orientasi Dan Sasaran Komunikasi Al-Quran
Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat) yang
tepat dan benar. Pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau
kecenderungan. Orientasi adalah bagian awal suatu teks yang memberikan
informasi mengenai situasi yang dialami oleh seseorang, seperti siapa, kapan
dimana, bagaimana, dan lain sebagainya.
Sasaran adalah tingkat-tingkat, poin-poin, suatu penjelasan hal secara
terperinci untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini dalam islam dapat dilakukan
dengan metode Dakwah dan mengkaitkan atau mengkomunikasikan dengan Al-
Quran.
Hal yang perlu diperhatikan dalam orientasi dan sasaran komunikasi Al-
Quran dapat di bagi menjadi 3 sub topik yaitu sebagai berikut :
ِ َْو َم ْن ي َ كْ ِس بْ إ ِ ث ْ ًم ا ف َ إ ِن َّ َم ا ي َ ك
ِ ْس ب ُ ه ُ عَ ل َ ٰى ن َ ف
س ِه ۚ َو كَ ا َن َّللاَّ ُ عَ ل ِ ي ًم ا َح ِك ي ًم ا
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya
untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
ط ي ئ َة ً أ َ ْو إ ِ ث ْ ًم ا ث ُمَّ ي َ ْر ِم ب ِ ِه ب َ ِر ي ئ ًا ف َ ق َ ِد ا ْح ت َ َم َل ب ُ ْه ت َا ن ً ا ِ َْو َم ْن ي َ ك
ِ س بْ َخ
َو إ ِ ث ْ ًم ا ُم ب ِ ي ن ً ا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian
dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah
berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
1. Pintu taubat itu selalu terbuka lebar. Barang siapa melakukan kejahatan atau
menganiaya diri sendiri dengan melakukan maksiat, kemudian memohon
ampun kepada Allah, Allah pasti akan menerima taubat itu dan akan
mengampuni dosanya. Sebab, pengampunan dan kasih saying merupakan
sifat Allah.
2. Akibat buruk perbuatan hanya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Maka,
barang siapa berbuat dosa, berarti telah merugikan diri sendiri dan akan
merasakan sendiri akibatnya. Allah Maha Mengetahui apa yang diperbuat
orang itu dan akan memperlakukannya sesuai kebijakan-Nya. Allah bebas
memberi siksa atau ampunan, sesuai kemahabijaksanaan-Nya.
3. Barang siapa yang melakukan dosa lalu menuduh orang tak bersalah telah
melakukanya, bagaikan orang yang mencuri sesuatu lalu menuduh orang lain
yang melakukannya. Dengan begitu, orang itu telah melakukan dua dosa
sekaligus. Pertama, dosa karena bohong dan menuduh orang lain, dan kedua
dosa karena perbuatan yang dilakukannya.
Al-Isra (17):70:
ت
ِ او ا ِ َاْل ن ْ ِس إ ِ ِن ا سْ ت َط َ ع ْ ت ُ ْم أ َ ْن ت َنْ ف ُ ذ ُوا ِم ْن أ َق ْ ط
َ ار ال س َّ َم ِ ي َ ا َم عْ ش ََر ال ْ ِج
ِ ْ ن َو
ض ف َ ا نْ ف ُ ذ ُوا ۚ ََل ت َنْ ف ُ ذ ُو َن إ ِ ََّل ب ِ س ُ ل ْ طَ ا ٍن
ِ اْل َ ْر
ْ َو
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.
3. Wahai jin-jin dan manusia semua, jika kalian mampu menembus penjuru
langit dan bumi, tembuslah! Kalian tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan dan kekuasaan. Dan sekali-kali kalian tidak akan dapat melakukan
hal itu. (1) (1) Sampai saat ini terbukti betapa besarnya upaya dan tenaga yang
dibutuhkan untuk dapat menembus lingkup gravitasi bumi. Kesuksesan
eksperimen perjalanan luar angkasa selama waktu yang sangat sedikit dan
terbatas jika dibandingkan dengan besarnya alam raya itu saja memerlukan
upaya yang luar biasa di bidang sains dengan segala cabangnya: teknik,
matematika, seni, geologi, dan sebagainya. Belum lagi ditambah dengan biaya
sangat besar. Hal ini membuktikan dengan jelas bahwa upaya menembus
langit dan bumi yang berjarak jutaan tahun cahaya itu mustahil dapat
dilakukan oleh jin dan manusia.
QS Ar-Rad: 11
QS. Al-Nahl
ۖ ً ص ا ل ِ ًح ا ِم ْن ذ َ كَ ٍر أ َ ْو أ ُن ْ ث َ ٰى َو ه ُ َو ُم ْؤ ِم ٌن ف َ ل َ ن ُ ْح ي ِ ي َ ن َّ ه ُ َح ي َ ا ة ً ط َ ي ِ ب َ ة َ َم ْن ع َ ِم َل
َو ل َ ن َ ْج ِز ي َ ن َّ هُ ْم أ َ ْج َر ه ُ ْم ب ِ أ َ ْح سَ ِن َم ا كَ ا ن ُوا ي َ ع ْ َم ل ُ و َن
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Penafsiran :
3. Siapa saja yang berbuat kebajikan di dunia, baik laki-laki maupun wanita,
didorong oleh kekuatan iman dengan segala yang mesti diimani, maka Kami
tentu akan memberikan kehidupan yang baik pada mereka di dunia, suatu
kehidupan yang tidak kenal kesengsaraan, penuh rasa lega, kerelaan,
kesabaran dalam menerima cobaan hidup dan dipenuhi oleh rasa syukur atas
nikmat Allah. Dan di akhirat nanti, Kami akan memberikan balasan pada
mereka berupa pahala baik yang berlipat ganda atas perbuatan mereka di
dunia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan