Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SIYASAH MALIYAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Siyasah
Dosen pengampu : Nurush Shobahah, S.H.I.,M.H.I.

Di susun Oleh :

1. Bella Norma Diana Putri (126103211024)


2. Dimas Candra Abdheokta (126103211039)
3. Dinni Erie Pratiwi (126103211040)
4. Miftakhur Rofiq (126103211099)

HUKUM TATA NEGARA 3A


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Fiqih Siyasah”ini dengan
lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhhammad
SAW. Yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester ganjil mata kuliah Sosiologi
Hukum.Pada kesempatan ini, penyusun berterimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Maftukin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberi izin penulis untuk menimba ilmu di
kampus tercintaini.
2. Dr. H. Nur Efendi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang mendukung dan
memberi izin atas studi yang penulis jalani di fakultas ini.
3. Ahmad Gelora Mahardika S.IP, M.H Selaku ketua program study Hukum Tata
Negara Universitas Islam Negri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang selalu
memberi bimbingan dan dukungan selama penulis menjalani study di Jurusan
Hukum Tata Negara.
4. Nurush Shobahah, S.H.I.,M.H.I. Selaku dosen Fiqih Siyasah yang telah memberi
pengarahan dalam penyusunan makalah ini sampai selesai.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna menjadi acuan untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
dan membawa wawasan lagi pembaca pada umumnya

Tulungagung, 04 September 2022

Kelompok 10
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Siyasah Maliyah 3
B. Konsep Keuangan Indonesia 4
C. Konsep Keuangan Dalam Ketatanegaraan Islam 5

BAB III PENUTUP 8


A. Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam Fiqif iyasah Dusturiyah dan Fiqih Dauliyah, di dalam fiqih Siyasah
Maliyahpun pengertiannya diorientasikan untuk kemaslahatan rakyat. Oleh karena
itu, didalam Siyasah Maliyah ada hubungan diantara tiga faktor, yaitu: rakyat,
harta, dan pemerintah atau kekuasaan. Di kalangan rakyat ada dua kelompok besar
dalam suatu atau beberapa negara yang harus bekerja sama dan saling membantu
antar orang kaya dan orang miskin. Di dalam Siyasah Maliyah dibicarakan bagaimana
cara-cara kebijakan yaang harus diambil untuk mengharmonisasikan dua kelompok ini,
agar kesenjangan antara orang kaya dan miskin tidak semakin lebar. Produksi, distribusi,
dan konsumsi dilandasi oleh aspek-aspek keimanan dan moral, serta dijabarkan dalam
aturan-aturan hukum dapat menimbulkan ketidak pastian. Oleh karena itu, didalam fiqih
siyasah orang-orang kaya disentuh hatinya untuk mampu bersikap selalu sabar (ulet)
berusaha, dan berdoa mengharap karunia Allah. Kemudian, sebagai wujud dari
kebijakan, di atur di dalam bentuk, zakat, dan infak, yang hukumnya wajib atau
juga di dalam bentuk-bentuk lain seperti wakaf, sedekah, dan penetapan ulil amri
yang tidak bertentangan.
Isyarat-isyarat Al-Quran dan Al-Hadits Nabi menunjukkan bahwa agama
Islam memiliki kepedulian yang sangat tinggi kepada orang fakir dan miskin dan
kaum mustad’afiin (lemah) pada umumnya, Orang-orang kaya yang telah
mengeluarkan sebagian kecil dari hartanya yang menjadi hak para fakir dan miskin
harus dilindungi, bahkan didoakan agar hartanya mendapat keberkahan dari Allah
SWT. Sudah tentu bentuk-bentuk perlindungan terhadap orang kaya yang taat ini
akan banyak sekali seperti dilindungi hak miliknya, dan hak kemanusiannya.
Dalam tata negara harus ada pengaturan keluar masuknya keuangan yang ditangani
oleh lembaga-lembaga tertentu. Tentunya hal itu bukan sesuatu yang mudah,
karena tidak sedikit pejabat yang berada dalam lembaga ini sering terjerat oleh
hukum seperti Gayus Tambunan. Perlu ada pembenahan kembali dalam menata
keuangan negara. Karena hal ini penting maka penulis akan memaparkan sedikit
penjelasan yang berkaitan dengan keuangan negara dalam bidang fiqih siyasah
maliyah.enjiwai kebijakan penguasa (ulil amri) agar rakyatnya terbebas dari
kemiskinan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Siyasah Maliyah?
2. Konsep Keuangan Indonesia?
3. Konsep Keuangan Dalam Ketatanegaraan Islam?

C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Siyasah Maliyah.
2. Mengetahui Konsep Keuangan Indonesia.
3. Mengetahui Konsep Keuangan Dalam Ketatanegaraan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Siyasah Maliyah


Kata siyasah berasal dari kata sasa berarti mengendalikan, mengurus serta
memerintah ataupun sesuatu pemerintahan, politik serta pembuatan kebijaksanaan
keputusan. Penafsiran secara kebahasaan ini kalau tujuan siyasah merupakan
mengendalikan serta membuat sesuatu kebijakasanaan atas suatu yang bertabiat
politik untuk menggapai tujuan sesuatu. Kata siyasah pula bisa di amati dari sisi
triminiloginya serta disini bisa perbandingan komentar banyak tokoh pakar hukum
islam terdapat yang melaporkan siyasah berarti mengendalikan suatu dengan
metode bawa kemaslahatan.1 Siyasah Maliyah merupakan salah satu bagian
terutama dalam sistem pemerintahan islam sebab menyangkut tentang anggaran
pemasukan serta belanja Negara. Siyasah maliyah yang mengendalikan hak- hak
orang miskin, mengendalikan sumber mata air ataupun irigasi serta perbankan.2
Hukum serta peraturan yang mengendalikan ikatan di antara orang kaya serta
orang miskin, antara Negara serta perorangan, sumber- sumber keuangan Negara,
baitulmal serta sebagainya. Di dalam fikih siyasah maliyah pengaturannya di
fokuskan pula untuk kemaslahatan rakyat dengan rakyat, harta serta pemerintahan
ataupun kekuasaan. Dalam secara etimologi fikih siyasah maliyah merupakan
mengendalikan politik keuangan. Siyasah Maliyah merupakan salah satu bagian
terutama dalam sistem pemerintahan Islam, sebab ini menyangkut tentang
anggaran pemasukan serta belanja Negara. Dalam kajian ini antara lain dibahas
tentang sumber- sumber pemasukan Negara pos- pos pengeluaran Negara.
Siyasah maliyah dibicarakan bagaimana cara- cara kebijakan yang wajib
diambil untuk mengharmonisasikan 2 kelompok ini, supaya kesenjangan antara
orang kaya serta miskin tidak terus menjadi lebar, pembuatan, distribusi, serta
mengkonsumsi dilandasi oleh aspek- aspek keimanan serta moral, dan dijabarkan
di dalam aturan- aturan hukum, supaya keadilan serta kepastian. Merupakan benar
statment jika“ Hukum tanpa moral bisa jatuh kepada kezaliman, serta moral tanpa
hukum bisa memunculkan ketidakpastian.

1
Nurhidayah,”Analisis Siyasah Maliyah Terhadap Optimalisasi Pengawasan Bea Cukai Di Pelabuhan Nusantara
Kota Parepare”, Kearsipan Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, 2021, Hlm. 20.
2
Ibid., Hlm. 10
3
B. Konsep Keuangan Indonesia
Mengenai Keuangan pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian
sesuatu Negara yang mempunyai kedudukan paling utama dalam sediakan sarana
jasa- jasa dibidang keuangan oleh lembaga- lembaga keuangan penunjang yang
lain misalnya pasar duit serta pasar modal. Sistem keuangan Indonesia pada
prinsipnya bisa dibedakan dalam 2 tipe ialah sistem perbankan serta sistem
lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan ini bisa menerima simpanan
dari warga, hingga pula diucap depository financial institutions yang terdiri dari
bank universal serta bank perkreditan rakyat. Sebaliknya lembaga keuangan bukan
bank merupakan lembaga keuangan tidak hanya dari bank yang dalam aktivitas
usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari warga
dalam wujud simpanan.3
Berikut dibawah ini hendak dijabarkan bermacam konsep tentang keuangan
negara serta/ ataupun kekayaan negara yang dipisahkan dalam bermacam peraturan
perundang- undangan di Indonesia.
1. Undang- Undang Bawah Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Salah satu
pergantian berarti dari amandemen ketiga UUD NRI 1945 ialah pada Bab VIII
Pasal 23 tentang Keuangan Negara ialah:
a) Anggaran pemasukan serta belanja negara selaku bentuk dari pengelolaan
keuangan negara diresmikan tiap tahun dengan undang- undang serta dilaksanakan
secara terbuka serta bertanggung jawab untuk sebesar- besarnya kemakmuran
rakyat.
b) Rancangan undang- undang anggaran pemasukan serta belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
mencermati pertimbangan Dewan Perwakilan Wilayah.
c) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran
pemasukan serta belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
melaksanakan Anggaran Pemasukan serta Belanja Negara tahun yang kemudian.

3
https://unida.ac.id/fe/artikel/sistem-keuangan-diindonesia (diakses pada 09 September 2022)
4
C. Konsep Keuangan Dalam Ketatanegaraan Islam
Tujuan Keuangan Islam merupakan suatu sistem yang bersumber dari Al- Quran
serta Sunnah, dan dari pengertian para ulama terhadap sumber- sumber wahyu
tersebut. Dalam bermacam bentuknya, struktur keuangan Islam sudah jadi suatu
peradaban yang tidak berganti sepanjang 4 belas abad. Sepanjang 3 dasawarsa
terakhir, struktur keuangan Islam sudah tampak selaku salah satu implementasi
modern dari sistem hukum Islam yang sangat berarti serta sukses, serta selaku
ujicoba untuk pembaruan serta pertumbuhan hukum Islam pada masa mendatang
Penafsiran sistem keuangan Islam ialah sistem keuangan yang menjembatani
antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana lewat
produk serta jasa keuangan yang cocok dengan prinsip- prinsip Islam.
Prinsip- prinsip Islam dalam sistem keuangan ialah (Qutb Ibrahim, 2007):
1. Kebebasan bertransaksi, tetapi wajib didasari dengan prinsip suka sama suka serta
tidak terdapat yang dizalimi, dengan didasari dengan akad yang legal. Serta
transaksi tidak boleh pada produk yang haram. Asas suka sama suka untuk
melaksanakan aktivitas bisnis ataupun perniagaan sangat berarti. Tidak terdapat
faktor paksaan dalam perihal ini yang bisa memunculkan kerugian tiap- tiap.
2. Bebas dari maghrib (maysir ialah judi ataupun spekulatif yang berperan kurangi
konflik dalam sistem keuangan, gharar ialah penipuan ataupun ketidak jelasan, riba
pengambilan bonus dengan metode batil).
3. Bebas dari upaya mengatur, merekayasa serta memanipulasi harga.

Mekanisme keuangan Islami yang dijalankan oleh lembaga keuangan tidak bisa
dipisahkan dari konsep- konsep syariah yang mengendalikan mekanisme produk
serta operasionalnya. Konsep keuangan dalam Islam, antara lain:
1. Konsep Jual Beli (al- Bai’) Secara bahasa al- bai’ berarti mempertukarkan suatu
dengan suatu. Secara terminology sebaimana diungkapkan Taqiyuddin, jual beli
merupakan silih ubah mengubah, silih menerima, dapatdikelola (tasharruf) dengan
ijab qabul, dengan metode yang cocok dengan syara. Hasbi ash- Shiddieqyjuga
mengatakan kalau jual beli merupakan aqad yang tegak atas bawah penukaran
harta dengan harta, hingga jadilah penukaran hak kepunyaan secara senantiasa.
Jadi yang diartikan jual beli merupakan suatuperjanjian yang disepakati antara
kedua belah pihak untuk silih ubah mengubah barang yang memiliki nilai secara
sukarela dengan syarat yang dibenarkan oleh syara.

5
2. Konsep Syirkah (Perseroan) Syirkah (perseroan) menurut bahasa berarti al-
ikhtilath yang maksudnya campur ataupun percampuran. Menurut terminologi
sebagaimana diungkapkan Idris Ahmad, syirkah sama dengan syarikat dagang,
ialah 2 orang ataupun lebih bersama berjanji akan bekerja sama dalam dagang,
dengan menyerahkan modal tiap- tiap di mana keuntungan serta kerugiannya
diperhitungkan bagi besar kecilnya modal masing- masing. Sebaliknya bagi syara’,
syirkah merupakan transaksi antara 2 orang ataupun lebih, yang kedua- duanya
setuju untuk melaksanakan kerja yang bersifat finansial dengan tujuan mencari
keuntungan. Jadi pada intinya, syirkah ataupun perseroan merupakan sesuatu
kerjasama antara 2 orang ataupun lebih dalam berupaya yang keuntungan serta
kerugiannya ditanggung bersama. Dalam transaksi perseroan tersebut
menghendaki terdapatnya ijab serta qabul sekalian, sebagaimana seperti transaksi
yang lain. Setelah itu yang lain menerima perseroan tersebut. Sebaliknya ketentuan
sah tidaknya transaksi perseroan tersebut amat bergantung kepada suatu yang
ditransaksikan, ialah wajib sesuatu yang dapat dikelola.
3. Konsep Mudharabah/ Qiradh (Bagi Hasil) Mudharabah berasal dari kata al- dharb,
yang berarti secara harfiah merupakan bepergian ataupun berjalanSelain itu diucap
pula qiradh yang berasal dari kata qardhu, berarti al- qathu (potongan) sebab owner
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan serta mendapatkan sebagian
keuntungannya. Terdapat pula yang menyebut mudharabah ataupun qiradh dengan
muamalah. Bagi para fuqaha, mudharabah merupakan akad antara 2 pihak (orang)
silih menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada orang lain untuk
diperdagangkan dengan bagian yang sudah didetetapkan dari keuntungan,
semacam separuh ataupun sepertiga dengan syarat- syarat yang sudah
didetetapkan. Sayyid Sabiq berkomentar, mudharabah yakni akad antara 2 belah
pihak untuk diperdagangkan dengan ketentuan keuntungan dipecah 2 cocok
dengan perjanjian.
4. Konsep Ariyah (Pinjaman) Ariyah menurut bahasa berarti pinjaman. Sebaliknya
bagi sebutan sebagaimana pendapat ulama Syafi’ iyyah, ariyah merupakan
kebolehan mengambil guna dari seorang yang membebaskannya, apa yang bisa
jadi untuk dimanfaatkan, dan senantiasa zat barangnya agar bisa dikembalikan
kepada pemiliknya beberapa cerminan konsep keuangan dalam Islam di atas pada
intinya merupakan membagikan ruang kepada warga untuk mempraktikkan sistem
tolong membantu, keadilan dalam berupaya, menghilangkan faktor kecurangan
serta penghapusan sistem ribawi. Kesemuanya itu dimaksudkan supaya
6
mekanisme perekonomian dewasa ini senantiasa merujuk kepada tuntunan syariah,
sehingga nantinya terbentuk warga yang sejahtera.4

4
Muh. Arafah, M.E, “Sistem Keuangan Islam : Sebuah Telaah Teoritis”, Al-Kharaj : Hournal Of Islamic Economic
and Business Vol.1, No.1, Juni 2019.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata siyasah berasal dari kata sasa berarti mengendalikan, mengurus serta
memerintah ataupun sesuatu pemerintahan, politik serta pembuatan kebijaksanaan
keputusan. Penafsiran secara kebahasaan ini kalau tujuan siyasah merupakan
mengendalikan serta membuat sesuatu kebijakasanaan atas suatu yang bertabiat
politik untuk menggapai tujuan sesuatu.
Mengenai Keuangan pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian
sesuatu Negara yang mempunyai kedudukan paling utama dalam sediakan sarana
jasa- jasa dibidang keuangan oleh lembaga- lembaga keuangan penunjang yang
lain misalnya pasar duit serta pasar modal.
Tujuan Keuangan Islam merupakan suatu sistem yang bersumber dari Al-
Quran serta Sunnah, dan dari pengertian para ulama terhadap sumber- sumber
wahyu tersebut. Dalam bermacam bentuknya, struktur keuangan Islam sudah jadi
suatu peradaban yang tidak berganti sepanjang 4 belas abad.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nurhidayah,”Analisis Siyasah Maliyah Terhadap Optimalisasi Pengawasan Bea


Cukai Di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare”, Kearsipan Fakultas
Syariah Dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, 2021, Hlm. 20.
Ibid., Hlm. 10
https://unida.ac.id/fe/artikel/sistem-keuangan-diindonesia (diakses pada 09
September 2022)
Arafah. Moh, M.E, “Sistem Keuangan Islam : Sebuah Telaah Teoritis”, Al-Kharaj :
Hournal Of Islamic Economic and Business Vol.1, No.1, Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai