PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu perkawinan dapat putus dan brakhir karena berbagai hal, antara lain
karena terjadinya talak yang dijatuhkan oleh suami terhadap istrinya, atau karena
perceraian yang terjadi antara keduanya, atau karena sebab-sebab lain.
Para ulama sependapat tentang haramnya talak tiga yang dijatuhkan
sekaligus, tetapi para ulama berbeda pendapat , apakah talak tiga yang haram itu
jatuh atau tidak? Kalau jatuh, apakah dianggap satu talak atau tiga talak? Dalam
makalah ini, penulis akan membahasnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian talak tiga sekaligus?
2. Bagaimana pendapat para ulama tentang talak tiga sekaligus?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian talak tiga sekaligus
2. Menguraikan pendapat ulama tentang talak tiga sekaligus
1
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya:
Hannad menceritakan kepada kami, Qubaisyah memberitahukan kepada kami,
dari Jarir Hazim dari Zubair bin Saad dari Abdullah bin Yazid bin Rukanah dari
1
Sunan At tirmidzi, no hadist 1177. Jus 3 hal 472
2
ayahnya dari kakeknya berkata: Saya datang kepada Nabi saw dan bertanya:
Hai Rasulullah! Saya menceraikan istriku (tiga) sekaligus. Rasulullah bersabda:
Apa yang engkau niatkan, Saya menjawab: Satu kali. Rasulullah bersabda:
Demi Allah. Saya menjawab: Demi Allah. Rasulullah bersabda: Dan itulah
yang engkau niatkan (kehendaki). Saya tidak mengerti hadits ini, kecuali dari
sanad ini.Sebagian ulama dari sahabat-sahabat Nabi saw dan yang lainnya berbeda
pendapat di dalam thalaq sekaligus.
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwasannya dia menjadikan talak
sekaligus menjadi satu talakan. Diriwayatkan dari Ali , bahwasannya ia
menjadikan tiga kali talakan.
Sebagian ulama berkata: Tergantung niat seseorang, jikalau ia niat satu
kali talakan, maka jatuhlah talak tiga kali dan kalau dia niat dua kali, maka
baginya tinggal satu kali talakan; inilah pendapat Ats Tsauri dan ahli Kufah .
Malik bin Anas di dalam lafadz Al Battah (sekaligus) berkata: Jikalau istrinya
sudah dikumpuli maka cerainya jatuh tiga kali. Dan Syafii berkata: Jikalau ia
niat satu kali, maka talaknya jatuh satu kali dan ia masih bisa merujuknya, dan
kalau ia niat dua kali, maka jatuhlah dua kali dan jikalau ia niat tiga kali, maka
jatuhlah talaknya tiga kali.
2
Tihami, dan Shohari Saharani. Fikih Munakahat. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2009) hal. 278-281
3
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-
istri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka (236). Jika kamu
menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal
sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari
mahar yang telah kamu tentukan (237). (QS. Al-Baqarah: 236-237)
c. Al-Hasan berkata:
Abdullah bin Umar berkata kepadaku bahwa ia menceraikan istrinya sewaktu
haid, kemudian ia bermaksud akan menceraikan dengan dua talak lainnya pada
masa dua kali suci. Kemudian, masalah tersebut disampaikan kepada Rasulullah
saw, beliau bersabda: Hai Ibnu Umar, bukan begitu perintah Allah kepadamu,
engkau menentang Sunnah, sunnahnya agar engkau menanti masa suci kemudian
engkau menceraikannya pada setiap kali suci. Ibnu Umar berkata, Rasulullah
saw menyuruh saya agar merujuk istriku. Nabi saw bwersabda, Kalau ia sudah
suci, ceraikan atau rujuklah.
Ibnu Umar bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan kalau saya
menceraikannya dengan talak tiga, apakah halal bagiku untuk merujuknya? Beliau
menjawab, Tidak, ia sudah lepas darimu. (HR. Daruquthni)
d.
.
Artinya :, Saat Rasulullah SAW diberitahu mengenai seorang laki-laki yang
mentalak isterinya dengan talak tiga sekaligus, maka berdirilah ia dalam kondisi
marah, kemudian berkata, Apakah ia ingin bermain-main dengan Kitabullah
padahal aku masih ada di tengah kalian.? Ketika itu ada seorang laki-laki berdiri
seraya berkata, Wahai Rasulullah, bolehkah aku membunuhnya.? (H.R. an-
Nisa-i. Ibnu Hajar al-Asqalany mengatakan : perawinya terpercaya) 3
3
Tihami, dan Shohari Saharani. Fikih Munakahat. (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2009)hal. 282
4
Rasulullah SAW marah mendengar laki-laki tersebut mentalaq tiga
sekaligus isterinya. Marah Rasulullah SAW terhadap laki-laki tersebut sebagai
bukti bahwa talaq tersebut jatuh tiga, karena kalau tidak jatuh tiga dan hanya jatuh
satu, tentu tidak ada gunanya kemarahan Rasulullah itu. Ini sama halnya dengan
hadits Nabi SAW Perbuatan yang mubah yang dimarahi Tuhan adalah talaq.
Tetapi talaq tetap sah dan berlaku. Oleh karena itu, kemarahan Rasulullah SAW
tersebut hanya menjelaskan kepada kita bahwa talaq tiga sekaligus tersebut adalah
tindakan tidak baik.Demikian mazhab mayoritas ulama Tabiin, para sahabat dan
imam-imam mazhab empat.
b. Hadits Ikrimah dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rukanah menceraikan istrinya
dengan talak tiga sekaligus, kemudian ia sangat menyesal lantas menanyakan
kepada Rasulullah saw. Beliau bertanya: Bagaimana cara engkau mentalaknya?
Rukanah menjawab, Tiga talak. Beliau bertanya lagi, Apakah pada satu
tempat? Rukanah membenarkannya. Rasulullah saw bersabda: Talak itu talak
satu, rujuklah kalau engkau mau, kemudian ia merujuknya. (HR. Ahmad dan
Abu Dawud).
4
Syafii, al-Um, Darul Wifa, Juz. VI, Hal. 467
5
terjadi pada kasus jatuh talaq tiga. Dengan demikian, pada pernyataan Imam
Syafii di atas, seolah-olah beliau mengatakan : Apabila seorang laki-laki
mengatakan : Engkau tertalaq tiga, maka jatuh talaq tiga.
d. Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan :
Terjadi perbedaan ulama tentang hal seorang laki-laki berkata pada isterinya :
Engkau tertalaq tiga. Syafii, Malik, Abu Hanifah, Ahmad dan jumhur ulama
shalaf dan khalaf berpendapat jatuh tiga. Thaus dan sebagian ahli dhahir
berpendapat tidak jatuh kecuali satu. Pendapat ini juga pendapat al-Hujjaj bin
Arthah dan Muhammad bin Ishaq menurut satu riwayat. Pendapat yang masyhur
dari al-Hujjaj bin Arthah tidak jatuh talaq sama sekali. Ini juga pendapat Ibnu
Muqatil dan Muhammad bin Ishaq pada riwayat lain.5
5
Imam an-Nawawi, Syarah Muslim, Dar Ihya al-Turatsi al-Arabi, Beirut, Juz.
X, Hal. 70
6
Pendapat di atas diikuti oleh sekelompok ulama mutaakhirin, diantaranya:
IbnuTamiyah, Ibnu Qayyim, dan beberapa ulama peneliti.
Pendapat ini juga dikutip oleh Ibnu Mughtis dalam kitabnya Al-Watsaiq
dari Muhammad bin Widhah, fatwa ini juga dinukil oleh Muhammad bin Baqi,
Muhammad bin Abdus Salam dan lain-lainnya, dari sekelompok Syekh di
Qurthubah (Cordoba, Spanyol), dinukil pula oleh Ibnu Mundzir dari sahabat Ibnu
Isa seperti Atha, Thawus, dan Amru bin Dinar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu
Mughtis dari Ali r.a Ibnu Masud, Abdurrahman bin Auf dan Zubairr.a.
Pendapat ini pula yang diikuti dan dipraktikkan mahkamah-mahkamah
Syariyyah di Mesir. Sebagian mereka ada yang membedakan antara istri yang
sudah dicampuri dengan istri yang belum dicampuri. Di antara orang yang
berpendapat demikian adalah sahabat Ibnu Abbas dan Ishaq bin Rahawih. Mereka
menyatakan bahwa apabila perempuan itu sudah pernah dicampuri, maka talaknya
tidak jatuh, kalau perempuan itu belum pernah dicampuri, maka talaknya jatuh.
Demikianlah pendapat para ulama sekitar talak tiga.Pendapat yang terkuat, dan
kami condong terhadap pendapat tersebut ialah pikiran-pikiran yang hidup di
masa Rasulullah saw serta Abu Bakar dan masa-masa permulaan pemerintah
Umar, yaitu bahwa talak tiga dengan satu lafal dalam satu tempat dianggap satu
talak.6
6
Tihami, dan Shohari Saharani. Fikih Munakahat. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2009)hal. 284
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Talak tiga sekaligus di sini ialah seseorang suami melafazkan kepada
isterinya bahwa aku ceraikan engkau dengan talak tiga. Atau dengan lafaz
aku ceraikan engkau, aku ceraikan engkau, aku ceraikan engkau sebanyak
3 kali.
2. Dari uraian hadits no 1177 dan penjelasan dari paraulama di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa talak tiga dengan satu lafal dalam satu tempat
dianggap satu talak.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik
yang sifatnya membangung sangat kami harapkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Imam an-Nawawi, Syarah Muslim, Dar Ihya al-Turatsi al-Arabi, Beirut, Juz. X
Tihami, dan Shohari Saharani. 2009. Fikih Munakahat. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada