Anda di halaman 1dari 12

Dosa-Dosa Besar

Nafilah

Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Adab


Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
nafilahfiryue050601@gmail.com

Abstrak

Tulisan ini membahas tentang dosa besar menyekutukan Allah dan tujuh macam dosa besar
dalam persekti hadis. asil dari penelitian ini adalah dosa-dosa besar merupakan segala larangan
yang berasal dari Allah maupun rasulnya. dosa-dosa besar sangat banyak jumlanya diantaranya:
syirik, durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, menuduh
mukminat berzina, membunuh anak karena takut miskin, memakan harta anak yatim, memakan
harta riba, lari dari medan perang, berzina dengan istri tetangga dan lainnya. Selain itu durhaka
terhadap orang tua juga merupakan dosa besar dan termasuk dosa yang membinasakan. Sudah
sepatutnya kita harus taat terhadap keduanya sesuai dengan syariat islam. Namun demikian, dari
sekian banyak dosa yang tergolong kepada dosa-dosa besar, dosa musyrik menempati urutan
paling atas (yang terbesar) dari dosa-dosa besar lainnya. Adapun dosa-dosa besar lainnya yang
tidak tercantum dalam hadis di atas, tetapi menjadi kriteria dosa besar dalam hadis yang lain,
diantaranya adalah durhaka terhadap orang tua, membunuh anak karena kekhawatiran,
menambah kemiskinan, persaksian palsu atau dusta, khianat dalam perkara ghanimah, zina,
mencuri, meminum minuman keras, memisahkan dari al-jama’ah, menebar fitnah, melanggar
bai’at, dan tidak membersihkan air kencing.

Kata kunci: dosa besar, menyekutukan Allah, tujuh macam dosa besar

Abstract

1
This paper discusses the major sins of associating partners with Allah and the seven major sins in
the hadith perspective. The result of this research is that major sins are all prohibitions that come
from Allah and His Messenger. The number of major sins is very large, including: shirk,
disobedience to both parents, killing a soul without rights, false witnesses, witchcraft, accusing a
believer of adultery, killing children for fear of poverty, eating orphan property, eating usury,
running from the battlefield , adultery with neighbors' wives and others. Besides that, disobeying
your parents is also a big sin and is a sin that can destroy. It is fitting that we obey both of them
according to Islamic law. However, of the many sins that are classified as major sins, the sin of
polytheism ranks at the top (the biggest) of the other major sins. As for other major sins that are
not listed in the hadith above, but are the criteria for major sins in other hadiths, including
disobedience to parents, killing children because of worry, increasing poverty, false testimony or
lies, treason in cases of ghanimah, adultery , stealing, drinking liquor, separating from al-
Jama'ah, spreading slander, breaking allegiance, and not cleaning urine.

Key words: big sins, associating partners with Allah, seven kinds of big sins

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Mereka diberi akal untuk berfikir, memilih mana yang hak dan yang batil,
tapi sering kali manusia tidak menggunakan akalnya untuk berfikir apakah tindakan yang
diambil itu perbuatan yang dilarang agama atau tidak. Oleh karena itu, Allah berjanji akan
melaknat orang-orang yang berbuat kemungkaran. Allah juga akan memasukkannya ke
dalam api neraka yang sangat panas di akhirat nantinya. Pada pertemuan kali ini akan
membahas tentang dosa-dosa besar, yang mana diantara lain, tentang menyekutukan Allah,
durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, saksi palsu, tujuh
macam dosa besar.

Di dalam ajaran islam, dikenal adanya dosa besar dan dosa kecil. Namun tidak didapati
dalam Al-qur’an dan hadis tentang kesalahan apa saja yang dapat dikategorikan dosa besar
dan dosa kecil. Hadis merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-qur’an, sebagaimana
fungsi hadis diantaranya sebagai penjelas Al-qur’an, tidak menjelaskan semua itu justru yang
terungkap hanya dosa-dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar.

2
Pembahasan

Menurut KBBI kata dosa mempunyai arti perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau
agama. Didalam agama islam dosa merupakan perbuatan yang dilakukan seorang mukallaf
yang melanggar hukum Allah SWT.

Kata dosa besar terdiri dari dua kata yaitu: dosa dan besar. Dosa adalah perbuatan yang
melanggar hukum tuhan atau agama. Sedangkan besar adalah lebih dari ukuran sedang
(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dan lain sebagainya). Namun kata besar
disini njika dihubungkan dengan kata dosa maka dapat diartikan dosa yang mengenai perkara
yang besar (berat). jadi dosa besar adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau
agama yang berkaitan dengan perkara yang besar (berat).

Dosa yang identik dengan sebuah siksa adalah jenis-jenis perbuatan yang balasan nya adalah
neraka. Penegasan tentang siksa dari perbuatan menyimpang ini menurut Allah adalah bagian
dari hikmah pensyariatan kebaikan untuk kemaslahatan semua makhluk. Apa yang telah
dijanjikan Allah kepada manusia maupun yang diancamnya tidak perlu diragukan, karena
hati yang ragu akan membawa akibat rusaknya iman dan lenyapnya sinar Allah dari bhati
kita, bahwa yang telah dijanjikan Allah pasti akan diterima oleh semua hamba.

Dosa terbagi atas dua macam, yakini dosa besar dan dosa kecil. Pembagian ini berdasarkan
berat atau ringan hukuman yang Allah timpakan kepada pelakunya. Semakin berat sanksi
yang Allah timpakan berarti semakin besar kualitas suatu dosa

Dosa besar adala bua dari amal perbuatan yang sangat dilarang keras ole nasbh dan al-qur’an
dan hadis rasulullah baik bersifat larangan maupun perintah. Disebut dosa besar karena
bahaya yang di akibatkannya sangat kei dan besar. Sedangkan dosa kecil adalabh buah dari
amal perbuatan yang tidak begitu sangat dilarang oleh nash-nash Al-qur’an dan hadis
rasulullah SAW. Dan tidak dilakukan berulang-ulang disebut dosa kecil.

A. Menyekutukan Allah
1. Lafal hadis dan terjemah

3
‫وق‬ ُ ‫اإل ْش َر‬
ُ ‫اك ِباهَّللِ َو ُع ُق‬ ِ ‫ص لَّى اهللُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم َع ِن ال َك َب ائ‬
ِ ‫ َق ال‬،‫ِر‬ َ ‫ َق‬،‫ض َي اهَّللُ َع ْن ُه‬
َ ‫ ُس ئ‬:‫ال‬
َ ‫ِل النَّ ِب ُّي‬ ٍ ‫َع ْن أَن‬
ِ ‫َس َر‬

ُّ ‫ َو َش َها َد ُة‬،‫س‬
‫الزور‬ َ ”
ِ ‫ َو َق ْت ُل النَّ ْف‬،‫الوالِ َد ْي ِن‬

(dari Anas ra, ia berkata,”Rasululla saw. Pernah di tanya tentang dosa-dosa besar. Nabi
bersabda, menserikatkan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh manusia, dan saksi
palsu) (H.R. Al-Bukhari)

2. Kandungan hadis

Ini merupakan salah satu hadis yang menjelaskan tentang sejumlah dosa besar. Namun didalam
hadis ini Nabi menekankan hanya empat yaitu menserikatkan Allah, durhaka kepada ayah dan
ibu, membunuh, dan bersaksi palsu.

3. Penjelasan hadis

Untuk menjelaskan kandungan hadis diatas, menguraikannya melalui perinciannya, yaitu:

1. Syirik Kepada Allah

Syirik adalah keyakinan, perbuatan dan perkataan yang menyekutukan Allah swt. Syirik dalam
keyakinan termasuk dalam iktikad seperti orang yang berkeyakinan bahwa Tuhan memiliki anak
dan sebagainya. Syirik dalam perbuatan termasuk di dalam ibadah dan tingkah laku, seperti
orang sujud di patung , pohon kayu mengikuti acara ritual di gereja , dan sebagainya. Syirik
dalam perkataan termasuk dalam bacaan, ucapan, dan ikrar, seperti orang mencerca Allah dan
Rasul-Nya, meminum minuman khamar dengan membaca basmalah, mengikrarkan kesetiaan
(al-wala’wa al-bara’) atas agama selain islam.

Perbuatan syirik adalah suatu perbuatan yang memutuskan hubungan antara Allah dan
hambanya, maka tidak ada ampunan bagi hambanya apabila sewaktu meninggal dunia ini
mereka dalam keadaan syirik. Allah SWT berfirman:

‫ى إِ ْث ًما َع ِظي ًما‬ ‫ْ هَّلل‬ َ ‫ُون ٰ َذل‬


ٰ ‫ِك لِ َم ْن َي َشا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِرك ِبا ِ َف َق ِد ا ْف َت َر‬ ُ ‫ِر أَ ْن يُ ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغف‬
َ ‫ِر َما د‬ ُ ‫إِ َّن اهَّللَ اَل َي ْغف‬

4
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan
Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa:48)

Intinya syirik itu adalah mengakui pada selain Allah, adanya salah satu kekhususan tuhan baik
itu berupa keyakinan tentang kehendaknya untuk terjadinya suatu peristiwa atau menentukan
nasib alam, atau berupa perubahan dengan cara-cara ritual nadzar dan senjenisnya, ataupun
berupa tulisan hukum selain Allah.

2. Durhaka Kepada Ibu Bapak

Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya berarti telah melakukan dan ia akan mendapat
hukuman berat di hari kiamat nanti. Bahkan, ketika hidup di dunia pun ia akan mendapat
azabnya. Allah SWT mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Bagaimanapun keberadaan seseorang di muka bumi ini tidak terlepas dari peran ibu dan
bapaknya. Ibunya yang telah mengandung dan bapaknya yang telah bersusah payah mencari
rezeki tanpa mengenal lelah untuk membiayai anaknya. Allah SWT berfirman:

‫ص ْي ُر‬ َۗ ‫ِوالِ َد ْي‬


ِ ‫ك اِلَ َّي ْال َم‬ ْ ‫اش ُك ْر ل‬
َ ‫ِي َول‬ ْ ‫ِي َعا َم ْي ِن اَ ِن‬ َ ‫ان ِب َوالِ َد ْي ِ ۚه َح َملَ ْت ُه اُ ُّم ٗه َو ْه ًنا َع ٰلى َو ْه ٍن َّوف‬
ْ ‫ِصالُ ٗه ف‬ َ ‫ص ْينَا ااْل ِ ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬

Artinya:”dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya.
Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-
kulah kamu semuanya kembali. (Q.S. Lukman:14).

Setiap anak harus selalu ingat bahwa pengorbanan kedua orang tuanya sangatlah besar, bahkan
tidak mungkin dapat dib alas dengan harta sebesar apapun. Alangkah kejam dan tidak berakalnya
orang yang berani menyakiti hati kedua orang tuanya sendiri.

Tidak heran, jika Allah SWT, memberikan keistimewaan kepada setiap orang tua, terutama
seorang ibu yang disakiti oleh anak sendiri dengan mengabulkan doanya. Dengan demikian jika
orang tuanya mendoakan agar anaknya celaka, sang anak dipastikan akan celaka. Hal itu
dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:

5
ِ ‫ات اَل َش َّك ف‬
‫ِيه َّن‬ ٌ ‫ات ُم ْس َت َجا َب‬ َ ‫ َثاَل ُث د‬:‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قال‬
ٍ ‫َع َو‬ َ ‫َعن أبي هريرة رضي اهلل عنه أَ َّن َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬
‫َع َو ُة ْال َوالِ ِد َعلَى َولَدِه‬ ِ ‫َع َو ُة ْال ُم َساف‬ ُْ ْ ْ‫ د‬:
ْ ‫ َود‬، ‫ِر‬ ِ ‫َع َو ُة ال َمظل‬
ْ ‫ َود‬، ‫وم‬
Artinya:

“Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:”Ada tiga doa yang mudtajab dan
tidak diargukan lagi, yaitu doa orang ynag teraniaya, doa orang bepergian, dan doa kedua orang
tua kepada anaknya”. (H.R. Tirmidzi)

3. Membunuh Jiwa Manusia

Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa yang diharamkan tanpa hak
dengan sengaja. Orang yang berbuat seperti itu akan dimasukkan ke neraka jahanam dan kekal di
dalamnya. Sebagaimana firman Allah:

‫ض َب لّٰال ُه َعلَ ْي ِه َولَ َع َن ٗه َواَ َع َّد لَ ٗه َع َذا ًبا َع ِظ ْي ًما‬


ِ ‫َو َم ْن يَّ ْقتُ ْل ُم ْؤ ِم ًنا ُّم َت َع ِّمدًا َف َج َزا ۤ ُؤ ٗه َج َهنَّ ُم َخالِدًا ِف ْي َها َو َغ‬

Artinya :” dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
ialah, jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya”. (Q.S. An-Nisa:93)

4. Kesaksian Palsu

Maksud dari kesaksian palsu adalah orang yang berdusta ketika diminta oleh hakim untuk
menerangkan suatu kejadian yang ia ketahui sehubungan dengan pengadilan terhadap seseorang.

Kesaksian dalam suatu pengadilan sangat penting karena sangat membantu hakim dalam
memutuskan perkara sehingga keputusannya adil dan hak-hak orang lain tidak terampas atau
teraniaya. Dengan demikian orang yang bersaksi palsu sesungguhnya telah merusak hak orang
lain untuk mendapat keadilan. Orang yang bersaksi palsu diancam dengan siksaan pedih. Oleh
karena itu, diharuskan untuk menjahuinya, sebagaimana firman-nya:

۟‫ٱج َت ِن ُبوا‬ َ ‫أْل‬ َّ ُ َّ ‫هَّلل‬ ِّ َ ‫ٰ َذل‬


ٰ َ‫ِك َو َمن ُي َعظ ْم ُح ُر ٰ َم ِت ٱ ِ َف ُه َو َخ ْي ٌر ل ُهۥ ِعن َد َر ِّب ِۦه ۗ َوأ ِحل ْت لَ ُك ُم ٱ ْن ٰ َعُم إِاَّل َما ُي ْتل‬
ْ ‫ى َعلَ ْي ُك ْم ۖ َف‬
‫ور‬
ِ ‫ٱلز‬ ُّ ‫ٱج َت ِن ُبوا۟ َق ْو َل‬ ْ ‫ِن ٱأْل َ ْو ٰثَ ِن َو‬ َ‫س م‬ َ ‫ٱلر ْج‬
ِّ

Artinya: demikianlah perintah Allah. Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di
sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu
6
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. (Q.S. Al-Hajj:30)

B. Tujuh Macam Dosa Besar


1. Lafal Hadis dan Terjemah
»‫ات‬ ِ ‫الس ْب َع ْال ُمو ِب َق‬
َّ ‫«اج َت ِنبُوا‬
ْ :‫ال‬ َ ‫ َق‬،‫صلَّى اهللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫ َع ِن النَّ ِب ِّي‬،‫ض َي اهللُ َع ْن ُه‬ َ ‫ِيث أَِبي ه‬
ِ ‫ُر ْي َر َة َر‬ ُ ‫َحد‬
،‫ال ِب ْال َح ِّق‬
َّ ِ‫س الَّتي َح َّر َم اهللُ إ‬
ِ ‫ َو َق ْت ُل النَّ ْف‬،‫الس ْح ُر‬ِّ ‫ َو‬،ِ‫«الش ْر ُك ِباهلل‬
ِّ :‫ال‬ َ ‫ُن؟ َق‬ َ ‫ َيا َر ُس‬:‫َقالُوا‬
َّ ‫ول اهللِ َوما ه‬
‫ ﴿أَ ْخ َر َج ُه‬.»‫ِنات ْالغا ِفاَل ِت‬
ِ ‫َات ْال ُم ْؤم‬
ِ ‫صن‬َ ‫ف ْال ُم ْح‬
ُ ‫ َو َق ْذ‬،‫ف‬ َّ ‫ َوالتَّ َولِّي َي ْو َم‬،‫ِيم‬
ِ ‫الز ْح‬ ْ ِ ‫ َوأَ ْك ُل َم‬،‫الر َبا‬
ِ ‫ال ال َيت‬ ِّ ‫َوأَ ْك ُل‬
ِ ‫﴾البُ َخ‬
‫ار ّي‬

(dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Nabi saw bersabda, “jauhilah tujuh dosa yang dapat
membinasakan. Mereka bertanya, ‘apakah itu wahai Rasulullah? Jawabnya,’menserikatkan
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali yang hak, memakan harta riba,
harta anak yatim, melarikan diri drai peperangan, dan menuduh wanita beriman yang mahshanat
melakukan zina”.)

2. Kandungan Hadis
Hadis ini mengandung ajaran antara lain:
a. Kewajiban umat islam untuk menjauhi dosa-dosa besar.
b. Di antara dosa-dosa besar adalah menserikatkan Allah, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali yang hak, memakan harta riba, harta anak yatim, melarikan
diri dari peperangan, dan menuduh wanita beriman yang muhshanat melakukan zina.
3. Penjelasan hadis
Di dalam hadis ini dikemukakan tujuh macam dosa besar. Hal itu antara lain:
1. Syirik

Syirik adalah keyakinan, perbuatan, dan perkataan yang menyekutukan Allah swt. Syirik dalam
keyakinan termasuk dalam iktikad seperti orang yang berkeyakinan bahwa Tuhan memiliki anak
dan sebagainya. Syirik dalam perbuatan termasuk di dalam ibadah dan tingkah laku, seperti
orang sujud kepada patung, pohon kayu, mengikuti acara ritual di gereja, dan sebagainya. Syirik
dalam perkataan termasuk dalam bacaan, ucapan, dan ikrar, seperti orang mencerca Allah dan
Rasulnya, meminum minuman khamar dengan membaca basmalah, mengikrarkan kesetiaan (al-
wala’wala) atas agama selain islam.
7
Perbuatan syirik adalah suatu perbuatan yang memutuskan hubungan antara Allah dan
hambanya, maka tidak ada ampunan bagi hambanya apabila sewaktu meninggal dunia ini
mereka dalam keadaan syirik. Intinya syirik itu adalah mengakui pada selain Allah, adanya salah
satu kekhususan tuhan baik itu berupa keyakinan tentang kehendaknya untuk terjadinya suatu
peristiwa atau menentukan nasib alam, atau berupa perubahan dengan cara-cara ritual nadzar dan
sejenisnya, ataupun berupa tulisan hukum selain Allah.

2. Sihir

Penentuan sihir dalam bahasa arab apabila ada setiap hal atau kejadian yang tersembunyi atau
kejadian yang tidak diketahui sumber dan penyebabnya. Sihir bukan hanya dapat menyesatkan
diri sendiri tetapi juga menyebabkan orang lain.

Sihir bukanlah hanya persoalan klasik yang telah terlupakan sejarah. Ternyata persoalan ini
masih tetap actual di bicarakan di area kontemporer ini, bahkan baru-baru ini persoalan santet
(nama lain dari sihir) telah menggelinding menjadi permasalahan nasional.

Sihir adalah salah satu yang bersifat supranatural namun memiliki efek natural dan psikis bagi
yang dikenai perbuatan sihir, menurut etimologis, sihir adalah guna-guna, hikmah, atau
kebinasaan. Oleh pengarang mu’jam al-wasith ia disebut sebagai “sesuatu yang halus
tempatnya”. Pengertian sihir menurut perspektif terminologis adalah: (“kalam yang tersusun
untuk mengagungkan selain Allah Ta’alah dan dihubungkan kepadanya kekuatan dan
kedudukan”)

Hukum mempelajari sihir menurut sebagian para ulama adalah mubah (boleh) dengan alasan
bahwa malaikat mengajari sihir kepada manusia sebagaimana dinyatakan di dalam Al-qur’an.1
Peristiwa-peristiwa yang dikisahkan al-qur’an seperti Nabi Musa as. Memukulkan tongkatnya ke
batu, maka memancar air dari batu itu 12 mata air untuk keperluan minum kaumnya. (Q.2:60)
Nabi Musa juga melemparkan tongkatnya, maka tongkat itu menjadi ular yang dapat
mengalahkan tikang sihir fir’aun. Nabi Isa menciptakan burung dari tanah, menghidupkan orang
mati, serta menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra(Q.3;40).

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:


1
Saihu, S. (2019). RINTISAN PERADABAN PROETIK UMAT MANUSIA MELALUI PERISTIWA TURUNNYA ADAM AD KE-
DUNIA. Mumtaz jurnal studi Al-Qur’an dan keislaman, 3(2), 268-279, Saihu, S. (2019)

8
)‫ف (رواه الترمذي‬ َّ ‫ض ْر َب ٌة ِب‬
ِ ‫الس ْي‬ َ ‫اح ِر‬ َّ ‫َح ُّد‬
ِ ‫الس‬

:Artinya

Hukuman bagi tukang sihir itu ialah di penggal dengan pedang” (H.R. Tirmidzi) “

Bagaimanapun tidak semua peristiwa itu dapat ditafsirkan menjadi peristiwa luar biasa. Oleh
sebab itu sebagian para ulama dirumuskan bahwa dapat dibedakan antara mu’jizat dengan sihir
sebagai berikut:

1. Sihir adalah:
a. Berasal dari setan
b. Dapat dipelanjari
c. Khusus bagi manusia fasik
d. Dapat dikerjakan berulang-ulang
e. Melalui ajakan atau panggilan setan
f. Tidak sesuia dengan syariat islam
2. Mu’jizat adalah:
a. Berasal dari Allah swt
b. Tidak dapat dipelajari
c. Khusus bagi Nabi dan Rasul
d. Tidak dapat dikerjakan berulang-ulang
e. Dengan dakwah kenabian
f. Sesuai dengan syariat islam

Di dalam Al-qur’an ditemukan ayat-ayat yang membicarakan tentang sihir, aitu surat Al-
Baqarah ayat 102 di dalam ayat ini dijelaskan bahwa sihir adalah perbuatan dosa besar yang
diharamkan oleh Allah swt. Bahkan, di dalam hbadisnya, Nabi bersabda hukuman tukang
sihir adalah di penggal. Di dalam hadis lain dikatakan pula, pelaku sihir tidak akan memasuki
surga Allah swt.

3. Membunuh Jiwa Yang Diharamkan Allah Kecuali Dengan Alasan Yang Hak

Membunuh adalah menghilangkan nyawa seseorang dari jasadnya dengan sengaja, baik karena
dendam, iri hati, fitnah maupun karena yang lain yang tidak dibenarkan oleh Allah baik

9
menggunakan benda tajam, senapan, memasukkan dalam jurang maupun yang menggunakan
benda yang lain. Pelaku pembunuhan yang sengajna diancamnya dengan neraka jahannam.

Pelaku kejahtan ini wajib terkena (pidana). Dalam islam pelaku pembunuhan haruslah di qisash
(hukum balas). Qisasbh terbagi atas dua macam yaitu:

A. Qisash jiwa, yaitu hukuman bunuh untuk tindak pidana pembunuhan.


B. Qisash untuk anggota badan yang terpotong ataupun terluka.

Jika seseorang membunuh maka, pelakuan pembunuhan wajib membayar diyat (denda),
sebnayak 100 ekor unta, dan jika mampu membayar diyat, maka berlakulah hukum kafarat,
yakni pelaku pembunuhan harus puasa dua bulan berturut-turut. Namun hukuman seperti ini
tidak berlaku di Negara Indonesia, hukuman di Indonesia berdasarkan pancasila yang menjadi
dasar Negara republic Indonesia.

4. Riba

Memakan riba adalah salah satu perbuatan dosa besar. Riba menurut bahasa adalah tambahan,
menurut istilah Riba adalah tuntutan dikembalikan hutang dengan meminta tambahan (bunga)
yang diharamkan dari hasil usaha orang yang meminjami. Riba merupakan tindakan yang secara
mendasar bertentang dengan kaidah-kaidah praktek kezhaliman yang didalamnya tidak terdapat
penjagaan dan pemeliharaan. Islam mengharamkan riba sebagaimana firman Allah dalam surah
Al-imran ayat 130 yang artinya sebagai berikut:

(“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertawakallah kamu kepada Allah supaya kmau mendapat keberuntungan“).

Hikmah diharamkan riba adalah agar pihak yang berhutang tidak semakin terjepit di dalam
kesusahan dengan semakin bertambahnya hutangnya. Harta riba adalah harta yang tidak halal,
jika sesorang makan dan menafkahi keluarganya dengan yang haram, maka bisa jadi dirinya dan
keluarganya akan menjadi pengikut setan, sebab dari makanan, pakaian, dan apapun itu yang
didapatkan dengan cara yang haram niscaya ia akan menjadi buruk hasilnya, orang yang
melakukan sesuatu yang buruk dan sesuatu yang keji, dan melawan perintah Allah niscaya ia
akan dimurkai Allah, doanya tidak akan dikabulkan, dan hidupnya sengsara didunia dan di
akhirat.

10
5. Memakan Harta Anak Yatim

Memakan harta anak juga salah satu bagian dari dosa besar. Anak yatim adalah anak yang
ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia beliin mencapai usia baligh. Di dalam islam anak
yatim harus dilindungi dan harta bendanya pemeliharaan yang baik dari walinya. Sebab di dalam
Al-qur’an surat an-Nisa ayat:10 Allah berfirman:

ْ ‫َارا ۖ َو َس َي‬
ً ‫صلَ ْو َن َسع‬
‫ِيرا‬ ً ‫ِه ْم ن‬ َ ُ‫ى ُظ ْل ًما إِنَّ َما َي ْأ ُكل‬
ِ ‫ون فِي بُ ُطون‬ ٰ ‫ال ال َي َتا َم‬ َ ُ‫ِين َي ْأ ُكل‬
ْ َ ‫ون أَ ْم َو‬ َ ‫إِ َّن الَّذ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka
itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka). (Q.S. An-Nisa:10)

Tidak hanya hartanya yang harus dilindungi tetapi juga fisik dan fisiknya harus diperhatikan dan
tidak boleh disakiti.

6. Melarikan Diri Pada Saat Perang

Islam mewajibkan umatnya untuk memelihara, menjaga, mempertahankan, dan membela


agamanya. Melarikan diri pada hari pertempuran adalah dosa besar termasuk dalam golongan
tujuh dosa besar.

7. Menuduh Berzina Kepada Wanita Yang Baik Mukminah

Menuduh zina wanita-wanita mukmin yang senantiasa memelihara dirinya: orang yang menuduh
zina terhadap wanita baik-baik, yang wanita itu tidak melakukan perzinaan, maka orang yang
menuduh itu akan mendapat kutukan, baik di dunia maupun di akhirat.

Perbuatan menuduh wanita berzina adalah penuduhan tersebut tidak didasarkan pada bukti-bukti
merupakan dosa-dosa besar. Allah berfirman artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita
yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak bisa mendatangkan empat orang saksi maka
mereka (yang menuduh) itu didera 80 kali. Dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.

11
Untuk mencegah hal tersebut Al-Qur’an Al-Karim telah memperkeras hukuman dosa (perbuatan
menuduh zina) khasnya tersebut hampir sama dengan bhukuman zina yakni 80 kali cambuk, dan
hukuman lainnya yang diterima yang pertama kali adalah bersifat fasik.

Kesimpulan

Dosa-dosa besar merupakan segala larangan yang berasal dari Allah maupun Rasulnya. Dosa-
dosa besar sangat banyak jumlahnya, diantaranya:syirik, durhaka terhadap orang tua, membunuh
jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, menuduh mukminat berzina, membunuh anak karena takut
miskin, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari drai medan perang , berzina dengan
istri tetangga dan lainnya.

Selain itu, durhaka terhadap orang tua juga merupakan dosa besar dan termasuk dosa yang
membinasakan. Sudah sepatutnya kita harus taat terhadap keduanya sesuai dengan syariat islam.

Namun demikian, dari sekian banyak dosa yang tergolong kepada dosa-dosa besar, dosa musyrik
menempati urutan paling atas (yang terbesar) dari dosa-dosa besar lainnya. Adapun dosa-dosa
besar lainnya yang tidak tercantum dalam hadis di atas, tetapi menjadi kriteria dosa besar dalam
hadis yang lain, di antaranya adalah durhaka terhadap orang tua, membunuh anak karena
kekhawatiran menambah kemiskinan, persaksian palsu atau dusta, khianat dalam perkara
ghanimah, zina, mencuri, meminum minuman keras, memisahkan diri dari al-jama’ah, menebar
fitnah, melanggar bai’at, dan tidak membersihkan air kencing.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. Rachmat Syafe’I, M.A., Al-Hadis (Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum), 2000

12

Anda mungkin juga menyukai