Anda di halaman 1dari 6

MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK

Lindawati Gobel, Windi Saputri Ginoga

Prodi PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo

PENDAHULUAN

Syirik dosa besar dan pangkal segala kejahatan dan penyelewengan serta rusaknya
pikiran atau tingkah laku. Seperti dijelaskan bahwa Ibnu ῾Ubaid pernah bertanya
kepada Abu ῾Abdillah Ja῾far Sadiq, “Aku ingin mengetahui secara pasti apa itu dosa-
dosa besar, langsung dari keterangan Kitab Allah. Abu῾Abdillah Ja῾far Sadiq berkata,
“Engkau datang kepada orang yang tepat. “Selanjutnya, ia menjawab, “(Dosa besar
itu adalah, pertama): Syirik kepada Allah Swt (Asy-Sya'rawi, 1998). Namun, melihat
syirik dalam kehidupan, di mana manusia mengagung-agungkan kehidupan dunia
sehingga lupa bahwa kehidupan ini hanya sementara. Mereka lupa bahwa Allah Swt
yang berkuasa dan menentukan segala-galanya. Mereka menjadikan sebagian
makhluk sebagai pembuat syariat yang menghalalkan apa yang dipandang halal dan
mengharamkan apa yang dipandang haram, lalu ia mengikuti mereka dalam hal itu .
Hasil penelitian terdahulu tentang syirik telah dikemukakan oleh sejumlah peneliti.
Penelitian sekarang dan hasil penelitian terdahulu memiliki kesamaan yaitu
membahas syirik. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara penelitian sekarang dan
penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu membahas syirik perspektif Al-Qur’an,
sedangkan penelitian sekarang membahas syirik menurut hadis.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirik

Secara etimologis, syirik yang berakar fi'il madhi ( 1 y) yang dalam mu jam
maqayis al-Lughah terdiri atas huruf-huruf syin, ra' dan kaf mempunyai dua makna
asli. Pertama ; bermakna per-bandingan atau perselisihan individu, dan kedua
bermakna terbentang dan lurus. Adapun yang dimaksud makna pertama ialah sesuatu
diantara dua yang salah satunya tidak bisa menyendiri diantara keduanya, misalnya
dikatakan, saya bersekutu si Fulan.' Sedangkan yang dimaksud makna kedua ialah
menutup jalan yang berarti bersekutu pula, seperti bersekutunya sandal yang serupa.1

Syirik adalah satu-satunya dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT
selama yang bersangkutan tidak bertaubat di masa hidupnya. Berbeda dengan dosa
lainnya, walaupun yang bersangkutan tidak bertaubat, namun masih ada
kemungkinan mendapat ampunan dari Allah (Said Mansur 1996). Sebagaimana
dalam firman-Nya:
‫منَّ ي ه ش! ۤ!ا َّء‬ ْ ‫دو ه نَّ ٰذ ِل ه َّك ِل ه‬ ْ ‫ف َّر‬ ‫هّٰللا‬
ْ ‫ف َّر ه م!!ا‬ ِ ‫ب هَّ ه ويه ْغ‬
ِ ‫ش ه ر ه َّك‬
ْ ‫اهنَّ ُّي‬ ِ ‫اِ نَّ َّ ه َّل يه ْغ‬
ٓ ٰٰ ْ
‫تهرى اِ ْث ًما ه ع ِظ ْي ًما‬ ‫ش ِر َّْك بِال ٰ ِ َّّل ه فقه َِّد اف‬ ْ ‫هوه‬
ْ ُّ‫منَّ ي‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik)
itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka
sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”
Sementera itu, hadis tentang syirik adalah:
‫س ه ح دثهنها‬ َّ ‫أهخبه ه رنها ِعي ه سى ْب نَّ ي ون ه‬ ْ ‫ق‬ َّ ‫س ه حا‬ ْ ‫ه ح دثهنِي ِإ‬
َّ‫ي ال َّّل ه ع ْنه‬ ْ ‫عنَّ ه ع ْلقه ه مةهَّ ه‬
ِ ‫عنَّ ه ع ْب َِّد ال ِ َّّل ه ر‬
َّ ‫ض ه‬ ْ ‫عنَّ ِإ ْب ه را ِهي ه َّم ه‬
ْ ‫شه‬ َّ ‫ا ْْله ْع ه م‬
‫ب سوا ِإي ه مانه ه َّْم‬ ْ
ِ ‫زلهتَّ { ال ِذي ه نَّ آ ه من وا ه وله َّْم يه ْل‬ ‫ه قا ه َّل له ما نه ه‬
‫سلِ ِمي ه نَّ ه فقهال وا يها ه ر سو ه َّل ال َِّّل أهيُّنها ه َّل‬ ْ ‫ق ذه ِل ه َّك ه علهى ا ْل م‬
َّ ‫ب ظ ْل َّم } ه ش‬ِ
‫شر َّك أهله َّْم‬
ْ ‫س ذه ِل ه َّك ِإن ه ما ه ه َّو ال‬ ْ ‫يه ْظ ِل َّم نهفْ ه سهَّ ه قا ه َّل‬
َّ ‫لهي ه‬
‫ش ِر َّْك‬
ْ ‫ي ه َّل ت‬
َّ ‫يهع ظهَّ { يها ب نه‬
ِ ‫ق ه ما نَّ لِ ْبنِ ِهَّ ه وه ه َّو‬
ْ ‫تهس ه مع وا ه ما ه قا ه َّل ل‬
ْ
ْ ‫} بِا ل ِ َّّل ِإ نَّ ال‬
‫شر ه َّك له ظ ْل َّم ه ع ِظي َّم‬
Telah bercerita kepadaku Ishaq, telah mengabarkan kepada kami 'Isa bin
Yunus, telah bercerita kepada kami al-A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari
'Abdullah berkata, "Ketika turun firman Allah Ta'ala yang artinya: "Orang-orang
1
Sirik Dan and Wasilah Dalam, ‘SIRIK DAN WASILAH DALAM AL-QUR’AN Sebuah Kajian
Syar’iyyah Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i’.
yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman …."
(QS. al-An'am ayat 82), membuat kaum muslimin menjadi ragu lalu mereka berkata,
"Wahai Rasulullah ‫لم‬GG‫ه وس‬GG‫لى هللا علي‬GG‫ص‬, adakah orang di antara kami yang tidak
menzalimi dirinya?" Maka beliau berkata, "Bukan itu maksudnya. Sesungguhnya
yang dimaksud dengan kezaliman pada ayat itu adalah syirik. Apakah kalian belum
pernah mendengar apa yang diucapkan Luqman kepada anaknya saat dia memberi
pelajaran: "Wahai anakku, Janganlah kamu berbuat syirik (menyekutukan Allah),
karena sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqman ayat
13).2
Syirik jika dijelaskan secara filosofis dalam penjelasan surat An-Nisa’ ayat
116 berarti Allah tidak mengampuni syirik kepada-NYA, selama syirik tersebut tidak
terampuni karena itu merupakan pelanggaran terhadap hak Allah yang bersifat khusus
yaitu tauhid. Disini dijelaskan bahwa Allah mempunyai dua hak yaitu hak privacy
dan hak afiliasi atau Iradhatullah. hak privacy Allah adalah hak yang secara khusus
dimiliki Allah, diketahuinya dan hanya padanya semata. Adapun afiliasi adalah hak
yang dimiliki Allah terhadap hambanya dalam lingkup beribadah. Hak privacy jika
disinggung oleh seorang hamba maka itu merupakan dosa yang tidak terampuni
dalam hal ini hak privacy yang dimaksud adalah tauhid. jika seseorang menyekutukan
Allah (musyrik) maka dia telah menafikan hak privacy Allah. Lain halnya ketika
seseorang melakukan dosa besar seperti halnya berzina, minum-minuman keras,
membunuh dan lain sebagainya sesungguhnya dia telah masuk pada hak afiliasi dan
ketentuan balasan baginya adalah merupakan Iradhatullah. Analogi yang digunakan
seperti halnya manusia yang mempunyai hak privacy (berupa Hak Asasi Manusia)
yang tidak boleh seorang pun masuk kedalamnya dan hak afiliasi yang boleh
diketahui atau dimiliki oleh orang lainnya. Perlu diketahui, terkait syirik itu sendiri
yang terbagi menjadi beberapa bentuk diatas, semuanya telah masuk ranah hak

2
Gunung Djati and Conference Series, ‘Gunung Djati Conference Series, Volume 23 (2023) Religious
Studies ISSN: 2774-6585 Website: Https://Conferences.Uinsgd.Ac.Id/Gdcs’, 23 (2023), 101–12.
privacy Allah karena syirik besar maupun kecil tendensinya pada hal yang bersifat
khusus.
Berbicara terntang hak, berikut ini adalah tiga pembagiannya:
1. Hak Allah secara mutlak (privacy)
2. Hak khusus bagi para rasul dengan cara menolong dan mengagungkan menurut
hak mereka
3. Hak yang dipersekutukan seperti iman kepada Allah dan rasul. 3

Kesyirikan yang terjadi pada saat ini tidak ditandai dengan penyembahan
berhala secara nyata tapi kebanyakan tindakan sekarang lebih kepada ucapan dan
tindakan yang tanpa sadar telah membawa kepada kesyirikan. Namun saat ini
manusia hidup dalam dunia yang tidak sempit dalam mempelajari segala hal tentang
keilmuan, baik ilmu agama maupun dunia. Namun dalam hal ini karena perbedaan
zaman, menghakimi seseorang syirik tanpa dasar ilmu yang cukup tidak
diperbolehkan sebab ini adalah bentuk ikut campur urusan Allah dengan hamba-Nya.4

B. Macam-Macam Syirik
Dalam kamus al -Munawwi r, syirik berarti (kemusyrikan, menduakan
Tuhan). Secara terminologis, al-Maraghiy membagi syirik ke dalam dua macam
yaitu:
1. Syirik uluhiyah, adalah perasaan akan adanya kekuasaan lain selain Allah
dibelakang sebab-sebab dan sunnah-sunnah alam.
2. Syirik rubibiyah, adalah menjadikan sebagian hukum-hukum Agama yang
berupa penghalalan dan pengharaman sebagian manusia dengan
meninggalkan wahyu.
Sedangkan menurut Harifuddin Cawidu, para ulama dengan melihat syirik
dari segi intensitasnya, membaginya ke dalam dua macam, yaitu :
a. Syirik besar (syirik akbar)

3
Muhammad Muhlis, ‘ISLAM’, 14.2 (2019), 114–22.
4
‘No Title’, 2022.
Yang dimaksud syirik besar, yang disebut juga syirik terang-terangan
ialah mempersekutukan dengan menjadikan sesuatu selain Allah
sebagai sembahan, objek pemujaan dan atau tempat menggantungkan
harapan dan dambaan.
b. syirik kecil (syirik ashgar)
yang dimaksud syirik kecil yang disebut juga dengan syirik
tersembunyi (syirik al-khafiy), ialah melaku-kan suatu perbuatan,
khususnya yang ber-kaitan dengan amalan-amalan keagamaan, bukan
atas dasar keikhlasan untuk menca-ri ridha Allah, melainkan karena
tujuan-tujuan lain yang bersifat keduniaan. Syirik kecil ini disebut juga
riya.5

DAFTAR PUSTAKA
5
Dan and Dalam.
Dan, Sirik, and Wasilah Dalam, ‘SIRIK DAN WASILAH DALAM AL-QUR’AN
Sebuah Kajian Syar’iyyah Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i’

Djati, Gunung, and Conference Series, ‘Gunung Djati Conference Series, Volume 23
(2023) Religious Studies ISSN: 2774-6585 Website:
Https://Conferences.Uinsgd.Ac.Id/Gdcs’, 23 (2023), 101–12

Muhlis, Muhammad, ‘ISLAM’, 14.2 (2019), 114–22

‘No Title’, 2022

Anda mungkin juga menyukai