Anda di halaman 1dari 4

1

LIMA PERKARA PENGHALANG KESALEHAN

ُ‫اع ش هَر ْيعَته هه قَ َّربَهُ َوأ َ ْدنَاه‬


‫اتبَ ه‬ ‫س َل هإلَ ْي هه هب ه‬ ‫علَ ْي هه هب هصد ه‬
َّ ‫ َو َم ْن تَ َو‬. ُ‫ْق هنيَّ ٍة َكفَاه‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هلِله الَّذ‬
َ ‫هي َم ْن ت َ َو َّك َل‬
‫ص َرهُ َوتَ َوالَّهُ اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك‬ َ ‫علَى أ َ ْعدَائه هه َو َح‬
َ َ‫س َدته هه ن‬ َ ‫ست َ ْن‬
َ ُ‫ص َره‬ ْ ‫ َو َم هن ا‬.
‫ص َحا هب هه‬ْ َ ‫علَى آ هل هه َوأ‬ َ ‫س هي هدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ اللهم صل‬. ‫ و اشهد ان محمدا عبده ورسوله‬.‫له‬
,‫س هب ْي هل هللاه (أَ َّما بَ ْعدُ) ايها الناس اوصيكم و نفسي بتقوى هللا‬ َ ‫ظ هد ْينَهُ َو َجا َه َد فه ْي‬ َ َ‫َو َم ْن َحاف‬
‫ فَقَا َل ت َ َعالَى ياايها الذين امنوا اتقوا هللا حق تقاته وال‬.‫اتقوا هللا و طاعته لعلكم تُرحمون‬
:‫تموتن اال وانتم مسلمون‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah


dengan menghindarkan diri dari kecurangan,kebohongan dan berbagai sifat
tercela lainnya. Karena dengan demikian kita dapat istiqamah berusaha menjadi
orang yang saleh

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Apa yang hendak disampaikan khatib pada khutbah kali ini


sebenarnya berasal dari satu pertanyaan mendasar. Manakah sebenarnya yang
lebih dulu ada di dunia ini, kegegelapan lantas disusul dengan terang. Ataukah
terang yang kemudian dinodai dengan kegelapan?

َ ‫اس ُكلُّ ُه ْم‬


‫صا هل هح ْي َن ا َ َّولُ َها‬ ُ َّ‫ار الن‬ َ ‫ص‬َ َ‫صا ٍل ل‬َ ‫س هخ‬ َ ‫ع ْنهُ لَ ْو َال َخ ْم‬ َ ُ‫ع هلي َر هض َي هللا‬ َ ‫ع َْن‬
‫اب هبالرأي ه‬ ُ ‫الريا َ فهى ا ْلعَ َم هل َو ْاْل ْع َج‬
‫ض هل َو ه‬ْ َ‫ش ُّح هبا ْلف‬ُّ ‫علَى ال ُّد ْنيَا َوال‬
َ ‫ص‬ُ ‫ا َ ْلقَنَاعَة ُ هبال َج ْه هل َوا ْل هح ْر‬
Sahabat Ali Karaamallohu Wajhah pernah berkata “andaikan tidak
ada lima keburukan didunia ini, tentunya manusia menjadi orang saleh semua.
Kelima keburukan itu adalah 1) merasa senang dengan kebodohan. 2) tamak
dengan dunia. 3) bakhil dengan kelebihan harta. 4) riya’ dalam beramal dan 5)
membanggakan diri.

Demikian keterangan Sayyidina Ali tentang lima hal yang merusak


susunan masyarakat muslim sehingga terjebaklah mereka dalam kenistaan.
Sebagaimana akan diterangkan satu persatu dibawah ini.

Pertama, merasa senang dengan kebodohan, artinya adalah


membiarkan diri bahkan merasa nyaman dengan ketidak tahuan dalam masalah
agama. Sebagaimana banyak terjadi pada muslim masa kini yang tiap harinya
disibukkan dengan urusan bisnis dan bermacam pekerjaan demi mencapai cita-
citanya. Sedangkan masalah ke-islaman cukup dipasrahkan saja kepada para
ustadz yang dipanggil ketika dibutuhkan. Entah untuk berdoa, untuk ditanya
ataupun sekedar dijadikan teman curhatnya.
2

Tidak ada dalam dirinya keinginan belajar dengan sungguh-sungguh


apa itu Islam dan bagaimana seharusnya menjadi muslim yang baik. Tidak
pernah ingin tahu cara shalat dan wudhu yang benar. Mereka sudah puas dengan
pengetahuan yang didapatnya dari teman atupun dari meniru tetangga. Paling-
paling belajar keislamannya didapat dari tayangan televisi pada kuliah subuh.
Memang itu tidak salah, tapi semua itu menunjukkan ketidak seriusan
keislaman mereka dibandingkan dengan keseriusannya belajar ilmu
pengetahuan atupun kesibukannya mengurus berbagai urusan dunia. Orang
seperti ini seharusnya mengingat pesan Rasulullah saw:

‫ رواه الحاكم‬.‫ض ُك َّل عَا هل ٍم هبال ُّد ْن َيا َجا هه ٍل هباْأل َ هخ َر هة‬
ُ ‫هللاُ يَ ْب َغ‬
Allah membenci orang yang pandai dalam urusan dunia tetapi bodoh dalam
urusan akhirat.

Ma’asyiral Mukminin Rahimakumullah

Kedua, tamak dengan dunia dan ketiga bakhil dengan kelebihan


harta, kedunya merupakan pasangan yang selalu terkait bagaikan dua sisi mata
uang yang tak terpisahkan. Karena siapapun yang tamak dan merasa kurang
dengan berbagai kepemilikan hartanya pastilah dia akan berlaku bakhil dan
sangat sayang dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

Dalam kesempaatan lain Rasulullah saw pernah menyinggung tentang


ketamakan. Beliau berkata yang artinya bahwa mencintai harta adalah sumber
segala kecelakaan dan keburukan. Baik keburukan fisik maupun mental.. Betapa
kecintaan dan ketamakan dunia selalu membawa petaka. Belum lagi petaka
mental yang merusak negeri ini. Korupsi, kolusi dan juga kebiasaan berbohong
demi citra diri semua bermuara pada satu kata ‘tamak terhadap dunia’. Untuk
hal ini khatib lebih baik tidak banyak komentar karena semua jam’ah telah
mafhum adanya.

Rasulullah saw pernah bersabda:

ُ ‫الر ْغبَةُ فه ْي َها تُتْ هع‬


َ َ‫ب اْلق‬
‫ رواه الطبرانى‬.‫لب َواْلبَد ََن‬ َ ‫الز ْه ُد فهى ال ُّد ْنيَا يُ هر ْي ُح ا ْل َق ْل‬
ُّ ‫ب َوالبَد ََن َو‬
Zuhud (tidak suka) dunia sangat menyenangkan hati dan badan. Sedangkan
cinta dunia sangat melelahkan hati dan badan.

Demikianlah bahwa kebakhilan ataupun kepelitan merupakan dampak


sistemik yang tidak terhindarkan dari ketamakan dunia. Dan kebakhilan pasti
akan menjauhkan seseorang dari Allah, surga dan sesama manusia. Itu artinya
kesalehan bagi orang yang bakhil adalah angan-angan belaka. Dan jikalau ada
kesalehan di sana pastilah itu hanya kesalehan yang semu. Karena hadits
3

Rasulullah tentang kebakhilan yang menjauhkan seseorang dari Allah dan surga
serta manusia sesama adalah hadits Shahih.

Para Jama’ah yang Dirahmati Allah

Keempat, riya dalam beramal. Riya’ adalah pamer yaitu melakukan


satu amal ibadah (agama) dengan maksud mendapatkan pujian dari manusia.
Atau dengan bahasa yang agak kasar riya dapat juga dikatakan dengan
mengharapkan nilai dunia dengan pekerjaan akhirat. Rasulullah saw
menegaskan bahwa riya termasuk dalam kategori syirik kecil (as-syirikul
asyghar) dalam salah satu sabdanya “sesungguhnya sesuatu yang sangat saya
khawatirkan atas dirimu adalah syirik kecil, yaitu riya” (HR.Ahmad).

Disebut demikian karena perwujudan riya yang sangat halus dan tidak
kentara. Adanya hanya dalam hati. Tidak ketahuan di dalam tindakan diri. Para
sufi mengibaratkan pekat malam. Begitu halusnya riya hingga seringkali mereka
yang terjangkit penyakit ini seringkali tidak sadar.

Fudhail bin Iyadh seorang sufi pernah mencoba menjabakan tentang


riya dengan bahasa keseharian katanya: ”jika datang seorang pejabat kepadaku,
kemudian aku merapikan jenggotku dengan kedua belah tanganku, maka aku
benar-benar merasa khawatir kalau dicatat dalam kategori orang-orang
munafik”

Demikianlah hendaknya segala apa yang dilakukan manusia


disandarkan kepada Allah swt. Tidak hanya semata mempertimbangkan
kepentingan manusia. Apalagi jika berhubungan dengan amal ibadah murni
seperti shalat, baca al-qur’an, zakat dan lainnya maka Allah swt mengancam
mereka yang mendustainya dengan neraka Rasulullah saw bersabda:

َ َ‫اهنَّ هللاَ َح َّر َم ا ْل َجنَّة‬


ٍ‫علَى ك هُل ُم َراء‬

Sesungguhnya Allah swt mengharamkan surga bagi orang yang riya.

Dan kelima, adalah ujub atau membanggakan diri. Yaitu merasa diri
paling sempurna dibandingkan dengan yang lain. Ketidak bolehan perasaan
ujub ini dikhawatirkan pada lahirnya kesombongan, dan kesombongan itu
sendiri merupakan sifat Allah yang tidak boleh ada dalam diri manusia.
‫‪4‬‬

‫‪Demikianlah lima hal yang menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah dapat‬‬
‫‪menghalangi seseorang menjadai seorang yang saleh.‬‬

‫‪Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan‬‬
‫‪renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.‬‬

‫والذك هْر ال َح هك ْي هم‪ .‬إنهُ تَعاَلَى َجوا ٌد‬


‫ت ه‬ ‫آن ال َع هظ ْي هم‪َ ,‬ونَفَ َع هن ْي َو هإيا ُك ْم هباآليا ه‬
‫با َ َركَ هللاُ هل ْي َولك ْم هفي القُ ْر ه‬
‫ك هَر ْي ٌم َم هلكٌ بَ ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر هح ْي ٌم‪.‬‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اه َلهَ اهالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ‬ ‫شك ُْر َلهُ ع َ‬
‫َلى ت َ ْو هف ْي هق هه َوا ْهم هتنَا هن هه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سا هن هه َوال ُّ‬ ‫َلى هاحْ َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلله ع َ‬
‫علَى‬ ‫ص هل َ‬ ‫ض َوانه هه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫هلى هر ْ‬‫س ْولُهُ الدَّا هعى ا َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س هي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫الَ ش هَر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫اس اهتَّقُوهللاَ فه ْي َما ا َ َم َر‬ ‫س هل ْي ًما هكث ْي ًرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫س هل ْم ت َ ْ‬
‫ص َحابه هه َو َ‬ ‫علَى ا َ هل هه َوا َ ْ‬ ‫سيه هدنَا ُم َح َّم ٍد هو َ‬
‫َ‬
‫س هه َوقَا َل‬ ‫س هه َوثَـنَى هب َمآل هئ َك هت هه هبقُ ْد ه‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم هبا َ ْم ٍر َب َدأ َ هف ْي هه هبنَ ْف ه‬ ‫َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫س هل ُم ْوا تَ ْ‬
‫س هل ْي ًما‪.‬‬ ‫ع َل ْي هه َو َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬‫َلى النَّ هبى يآ اَيُّ َها الَّ هذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫تَعاَلَى ا َّهن هللاَ َو َمآل ئه َكتَهُ يُ َ‬
‫علَى ا َ ْنبهيآئهكَ‬ ‫سيهدهنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬‫علَى آ هل َ‬ ‫س هل ْم َو َ‬ ‫ع َل ْي هه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫سيه هد َنا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص هل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫ع هلى‬ ‫عث َمان َو َ‬ ‫ْ‬ ‫رو ُ‬
‫ع َم َ‬ ‫ش هد ْي َن ا َ هبى بَك ٍْر َو ُ‬‫الرا ه‬
‫اء َّ‬ ‫ض الل ُه َّم ع هَن اْل ُخ َلفَ ه‬ ‫ار َ‬ ‫س هلكَ َو َمآل هئ َك هة اْل ُمقَ َّر هب ْي َن َو ْ‬ ‫َو ُر ُ‬
‫عنَّا َمعَ ُه ْم‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اهلَى َي ْو هم ه‬
‫الد ْي هن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ هة َوالتَّابه هع ْي َن َوتَابه هعي التَّابه هع ْي َن َل ُه ْم به هاحْ َ‬ ‫َوع َْن بَ هقيَّ هة ال َّ‬
‫اح هم ْي َن‪.‬‬
‫الر ه‬ ‫هب َرحْ َم هتكَ َيا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء هم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ه‬
‫ت الل ُه َّم ا َ هع َّز‬ ‫س هل َما ه‬ ‫س هل هم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ هف ْر هل ْل ُم ْؤ هم هن ْي َن َواْل ُم ْؤ همنَا ه‬
‫ص َر‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ص ْر هعبَادَكَ اْل ُم َو هح هديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫س هل هم ْي َن َوأ َ هذ َّل الش ْهركَ َواْل ُمش هْر هك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫اْ هال ْ‬
‫الد ْي هن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬
‫الد ْي هن َوا ْع هل َك هل َماتهكَ اهلَى يَ ْو َم ه‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س هل هم ْي َن َو د هَم ْر ا َ ْعدَا َء ه‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ه‬
‫ط َن ع َْن بَلَ هد َنا‬ ‫ظ َه َر هم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫لم َح َن َما َ‬ ‫س ْو َء اْل هفتْنَ هة َواْ ه‬
‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ هز َل َواْ ه‬‫لوبَا َء َو َّ‬ ‫عنَّا اْل َبالَ َء َواْ َ‬ ‫َ‬
‫سنَةً‬ ‫ب اْلعَا َل هم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آ هتنا َ فهى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫س هل هم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫سائه هر اْلبُ ْلد ه‬
‫َان اْل ُم ْ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اه ْندُونه ْي ه‬
‫اوا ْهن لَ ْم ت َ ْغ هف ْر َلنَا َوتَ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن هم َن‬
‫سنَ َ‬ ‫اب النَّ هار‪َ .‬ربَّنَا َ‬
‫ظلَ ْم َنا اَ ْنفُ َ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َو هقنَا َ‬ ‫آلخ َر هة َح َ‬ ‫َو هفى اْ ه‬
‫بى َويَ ْن َهى ع هَن‬ ‫تآء ذهى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإه ْي ه‬ ‫س ه‬ ‫س هر ْي َن‪ .‬هعبَا َدهللاه ! ا َّهن هللاَ يَأ ْ ُم ُرنَا هباْلعَ ْد هل َواْ هالحْ َ‬ ‫اْل َخا ه‬
‫َلى‬‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ هظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬‫شآء َواْل ُم ْنك هَر َواْلبَ ْغي يَ هع ُ‬ ‫اْلفَحْ ه‬
‫نهعَ هم هه يَ هز ْد ُك ْم َولَ هذك ُْر هللاه ا َ ْكبَ ْر‪َ .‬‬

Anda mungkin juga menyukai