Anda di halaman 1dari 8

Empat Pelajaran dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj

‫س َل إهلَ ْي هه هباتهبَ ه‬
‫اع‬ َّ ‫ َو َم ْن ت َ َو‬. ُ‫ْق نهيَّ ٍة َكفَاه‬‫علَ ْي هه هب هصد ه‬ َ ‫هي َم ْن ت َ َو َّك َل‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هلِله الَّذ‬
.‫ص َر ُه َوتَ َوالَّ ُه‬ َ ‫علَى أ َ ْعدَائه هه َو َح‬
َ َ‫س َدته هه ن‬ َ ‫ص َر ُه‬ َ ‫ست َ ْن‬ْ ‫ َو َم هن ا‬. ‫ش هَر ْي َعته هه قَ َّربَهُ َوأ َ ْدنَا ُه‬
. ‫ و اشهد ان محمدا عبده ورسوله‬.‫اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له‬
‫ص َحا هب هه َو َم ْن َحافَ َظ هد ْينَهُ َو َجا َه َد فه ْي‬ ْ َ ‫علَى آ هل هه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س هي هد َنا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫اللهم صل‬
‫ اتقوا هللا و‬,‫سبه ْي هل هللاه (أ َ َّما بَ ْعدُ) ايها الناس اوصيكم و نفسي بتقوى هللا‬ َ
‫نفس‬
ٌ ُ ‫ ياايها الذين امنوا اتقوا هللا َو ْلتن‬:‫ فَقَا َل تَعَالَى‬.‫طاعته لعلكم تُرحمون‬
‫ظ ْر‬
.‫خبير بما تعملون‬ ٌ َ‫َّما ق َّد َمتْ هلغَ ٍد و اتقوا هللا ا َّهن هللا‬
Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia
ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu
wata’ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia
ini. Pada kesempatan ini kita kembali memperingati
peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui
apa makna Isra’ Mi’raj, bagaimana kisah perjalanan
Nabi dalam Isra’ Mi’raj? Dan apa pelajaran yang dapat
kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang agung, yaitu
Allah subhanahu wata’ala memberikan keistimewaan
pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama
malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah
menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian
dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil
Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu
wata’ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana
firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Isra’ ayat
1:
‫صى‬َ ‫س ْب َحانَ الَّذِي أ َ ْس َر ٰى بِعَ ْب ِد ِه لَي اًْل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد ْاْل َ ْق‬
ُ
‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫س ِمي ُع ْال َب‬ َ ‫الَّذِي َب‬
َّ ‫ار ْكنَا َح ْولَهُ ِلنُ ِر َيهُ ِم ْن آ َيا ِتنَا إِنَّهُ ُه َو ال‬
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52.
Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam
suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang
malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya,
kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan
iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana
semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra’
Mi’raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh
malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat
pertanyaan, “Siapa ini?” Jibril menjawab: “Jibril.”
“Siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab,
“Muhammad”. “Selamat datang, sungguh sebaik-
baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai
Nabi.” Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi
Adam ‘alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi
Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon
kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam
kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan
salam kepada Nabi Adam ‘alaihissalam, sebaliknya
Nabi
Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.
Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di
sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di
langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi
Yusuf ‘alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu
dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad
bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalam, di langit
keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa,
Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki
umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari
umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh,
Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju
Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa
kepada Allah subhanahu wata’ala. Kemudian Nabi
naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit
ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka’bah di bumi,
setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk
berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi
dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian
mengambil susu, Jibril mengatakan: “Susu adalah
lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri
khas Nabi Muhammad dan umatnya.”
Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu
dengan Allah subhanahu wata’ala. Allah mewajibkan
kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu
sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima
dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu
dengan Nabi Musa ‘alaihissalam. Nabi Musa
mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan
mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari,
Nabi Musa mengatakan, umatku telah
membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi
Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu
wata’ala, mohonlah keringanan untuk umatmu.
Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan
diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian
Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi
Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama.
Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan
akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi
Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap
mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi
Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu
untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan
pasrah kepada Allah.
Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa
Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94
menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan
peristiwa tentang Isra’ Mi’raj terhadap kaum Quraisy.
Mayoritas orang Quraisy inkar terhadap kisah yang
disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum
muslimin ada yang kembali murtad karena tidak
percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat
hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan
kisah Isra’ Mi’raj Nabi, beliau mengatakan: sungguh
aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang
hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya?
Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan
sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat
jujur.
Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari
peringatan Isra’ Mi’raj? Ali Muhammad Shalabi
dalam Sirah Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl
Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan, pertama, Isra’
Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah
kepada hambanya tercinta, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi baru
saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu
wafatnya Dewi Khodijah sebagai istri tercinta, yang
selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan
hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman
tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi
dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan
hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran
Allah subhanahu wata’ala. Sehingga hati Nabi semakin
mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama
Allah subhanahu wata’ala. Ini memberikan pelajaran
kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan
Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan
memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu,
dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan
dan keistimewaan baginya.
Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima
waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam
kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1
halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan
Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat,
sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’raj)
kepada Allah subhanahu wata’ala lima kali sehari
dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang
khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh
Allah subhanahu wata’ala, sehingga ia malu untuk
menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata
kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk
berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan
mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut
demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran
Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang
terbaik di muka bumi ini.
Ketiga, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan
perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul
Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama
manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali
menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi
di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut
memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri,
belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak
hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan
ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan
teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah
sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah
satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.
Keempat, Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj,
terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu
Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut
‫‪memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha‬‬
‫‪adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela‬‬
‫‪Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan‬‬
‫‪membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai‬‬
‫‪dengan kemampuan masing-masing untuk selalu‬‬
‫‪berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan‬‬
‫‪keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan‬‬
‫‪diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun‬‬
‫‪dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang‬‬
‫’‪selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra‬‬
‫‪Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-‬‬
‫‪baiknya. Allahumma Aamin.‬‬
‫والذ ْك هر ال َح هك ْي هم‪.‬‬
‫ت ه‬ ‫آن ال َع هظ ْي هم‪َ ,‬ونَفَ َع هن ْي َو هإيا ُك ْم هباآليا ه‬
‫با َ َركَ هللاُ هل ْي َولك ْم هفي القُ ْر ه‬
‫إنهُ تَعاَلَى َجوا ٌد ك هَر ْي ٌم َم هلكٌ بَ ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر هح ْي ٌم‪.‬‬
‫ا َ ْل َح ْم ُد هلله الذي انعم علينا بنعنة اإليمان و اإلسالم‪ .‬و يأمرنا بالعدل و‬
‫س هي َدنَا ُم َح َّمدًا‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫ش َه ُد اَ ْن الَ اهلَهَ اهالَّ هللاُ َو ْح َد ُه الَ ش هَر ْيكَ لَهُ‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫اإلحسان ‪ .‬ا َ ْ‬
‫س هل ْم‬‫ص َحا هب هه َو َ‬ ‫علَى ا َ هل هه َوا َ ْ‬ ‫س هي هدنَا ُم َح َّم ٍد هو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص هل َ‬ ‫س ْولُهُ ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫َ‬
‫اس اهتَّقُوهللاَ كما قال تعالى ‪ :‬ياايها الذين امنوا‬ ‫أجمعين‪ .‬ا َ َّما َب ْعدُ‪ :‬فَيا َ اَي َها النَّ ُ‬
‫خبير بما تعملون‪.‬‬ ‫ٌ‬ ‫نفس َّما ق َّد َمتْ هلغَ ٍد و اتقوا هللا ا َّهن هللاَ‬ ‫ٌ‬ ‫اتقوا هللا َو ْلتن ُ‬
‫ظ ْر‬
‫صل ْوا‬ ‫َلى النَّ هبى يآ اَي َها الَّ هذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صل ْو َن ع َ‬ ‫هللا َو َمآل ئه َكتَهُ يُ َ‬‫َوقَا َل تَعاَلَى‪ :‬ا َّهن َ‬
‫سيهدهنا َ ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَى آ هل َ‬ ‫سيه هدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ .‬و َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص هل َ‬ ‫س هل ُم ْوا ت َ ْ‬
‫س هل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫علَ ْي هه َو َ‬ ‫َ‬
‫ش هد ْي َن‬‫الرا ه‬‫اء َّ‬ ‫ض الل ُه َّم ع هَن اْل ُخلَفَ ه‬ ‫ار َ‬ ‫علَى ا َ ْن هبيآئهكَ َو ُر ُ‬
‫س هلكَ َو َمآلئه َك هة اْل ُمقَ َّر هب ْي َن‪َ .‬و ْ‬ ‫َو َ‬
‫ص َحابَ هة َوالتَّابه هع ْي َن َوتَابه هعي التَّابه هع ْي َن‬ ‫ع هلى َوع َْن بَ هقيَّ هة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫اَبهى بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫اح هم ْي َن‪.‬‬
‫الر ه‬‫عنَّا َمعَ ُه ْم هب َر ْح َمتهكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اهلَى يَ ْو هم ه‬
‫الد ْي هن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫لَ ُه ْم هبا ْهح َ‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء هم ْن ُه ْم‬ ‫س هل هم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫س هل َما ه‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ هف ْر هل ْل ُم ْؤ همنه ْي َن َواْل ُم ْؤ هم َنا ه‬
‫اب النَّ هار‪.‬‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو هقنَا َ‬ ‫سنَةً َو هفى اْ ه‬
‫آلخ َر هة َح َ‬ ‫ت َربَّنَا آ هتنا َ هفى الد ْن َيا َح َ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ه‬
‫بى َويَ ْن َهى ع هَن‬ ‫تآء ذهى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإه ْي ه‬ ‫س ه‬‫هعبَا َدهللاه ! ا َّهن هللاَ يَأ ْ ُم ُرنَا هباْلعَ ْد هل َواْ هال ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْل َع هظ ْي َم َي ْذك ُْر ُك ْم‬‫شآء َواْل ُم ْنك هَر َواْل َب ْغي َي هع ُ‬ ‫اْلفَ ْح ه‬
‫َولَ هذ ْك ُر هللاه ا َ ْكبَ ْر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai