Anda di halaman 1dari 9

1

Belajar dari Doa Nabi Nuh dan Nabi Muhammad

ّ ‫ َوأ َ ْف َه َمنَا ِبش َِر ْيعَ ِة النَّ ِب‬،‫سالَ ِم‬


‫ي‬ ّ ‫سبُ َل ال‬ُ ‫اْل َح ْمدُ هللِ اْل َح ْمدُ هللِ الّذي َهدَانَا‬
،‫ ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل اِلَهَ ِإ ََّل هللا َو ْحدَهُ َل ش َِريك لَه‬،‫ريم‬ ِ ‫ال َك‬
ِ ‫س ِلّ ْم َو‬
‫بار ْك‬ َ ‫ص ِّل و‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫س ِيّدَنَا َونَ ِبيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َرسولُه‬ َ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ ّن‬
،‫سان إلَى َي ْو ِم الدِّين‬ ِ ‫إح‬ ْ ‫صحابِ ِه َوالتَّا ِبعينَ ِب‬
ْ ‫س ِيّدِنا ُم َح ّم ٍد وعلى اله وأ‬ َ ‫َعلَى‬
‫ أوصيكم و نفسي بتقوى هللا وطاعته لعلكم‬،‫ فيايها اإلخوان‬:‫أما بعد‬
‫ أعوذ باهلل من الشيطان‬:‫ قال هللا تعالى في القران الكريم‬،‫تفلحون‬
‫ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا‬:‫ بسم هللا الرحمان الرحيم‬،‫الرجيم‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ هللا‬
ْ ُ‫ ي‬،‫سدِيدًا‬ َ ‫قَ ْو ًَل‬
َ‫ وقال تعالى َيا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللا‬. ‫سولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ ُ ‫َو َر‬
.‫ صدق هللا العظيم‬. َ‫َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim dikatakan bahwa kelak pada
hari Kiamat, orang-orang berbondong-bondong
menemui Nabi Nuh ‘alaihis salâm setelah
sebelumnya mereka gagal meminta tolong kepada
Nabi Adam. Mereka membutuhkan pertolongan dan
meminta didoakan agar mendapat syafa’at dari Allah
karena pada hari itu situasi di Padang Makhsyar
sangat mencekam. Manusia saling memandang dan
mencari siapa gerangan yang dapat diandalkan untuk
memohonkan syafa’at kepada Allah SWT agar
situasi yang mencekam dan cuaca yang sangat panas
itu dapat dirasakan sebaliknya. Mereka berkata
kepada Nabi Nuh ‘alaihis salâm:
2

، ‫ورا‬ً ‫ش ُك‬ َّ ‫اك‬


َ ‫َّللاُ َع ْبدًا‬ َ ‫س َّم‬َ ‫ َو‬، ‫ض‬ ِ ‫س ِل ِإ َلى أ َ ْه ِل األ َ ْر‬ ُّ ‫ت أ َ َّو ُل‬
ُ ‫الر‬ َ ‫َيا نُو ُح أ َ ْن‬
‫ أََل ت َ َرى ِإلَى َما ن َْح ُن ِفي ِه ؟ أََل ت َ َرى ِإلَى‬، ‫فَا ْشفَ ْع لَنَا ِإلَى َر ِبّ َك َع َّز َو َج َّل‬
‫َما قَ ْد َبلَغَنَا ؟‬
“Wahai Nabi Nuh! Engkau adalah rasul pertama
yang diutus kepada penduduk bumi, dan Allah telah
menamakanmu hamba yang bersyukur. Tidakkah
engkau dapat memintakan syafa’at untuk kami
kepada Allah? Tidakkah engkau telah melihat
keadaan kami dan yang menimpa kami?” Nabi Nuh
‘alaihis salâm menjawab:
ُ‫ب بَ ْعدَه‬ َ ‫ضبْ قَ ْبلَهُ ِمثْلَهُ َولَ ْن يَ ْغ‬
َ ‫ض‬ َ ‫ب ْاليَ ْو َم َغ‬
َ ‫ضبًا لَ ْم يَ ْغ‬ َ ‫َض‬ِ ‫ِإ َّن َر ِبّي قَدْ غ‬
‫َت ِلي دَع َْوة ٌ دَ َع ْوتُ ِب َها َعلَى قَ ْو ِمي نَ ْفسِي نَ ْفسِي ا ْذ َهبُوا‬ ْ ‫ِمثْلَهُ َو ِإنَّهُ قَ ْد َكان‬
َ ‫ِإلَى ِإب َْرا ِه‬
‫يم‬
“ Sungguh, pada hari ini Allah telah marah dengan
marah yang sebenar-benarnya, dimana Dia belum
pernah marah seperti ini dan juga tidak akan marah
setelahnya seperti ini. Sungguh, dahulu aku memiliki
satu do’a yang aku gunakan untuk menghancurkan
kaumku. Diriku sendiri butuh syafa’at, pergilah
menemui selainku! Pergilah menemui Ibrahim!”
Dari apa yang dinyatakan Nabi Nuh ‘alaihis
salâm di atas, kita tahu bahwa beliau mengalami
kesulitan memberikan syafa’at dari Allah kepada
manusia. Beliau sendiri membutuhkan syafa’at
karena adanya satu kesalahan atau masalah yang
beliau lakukan semasa hidupnya ketika berdakwah
kepada kaumnya. Masalah itu adalah berkaitan
3

dengan doa beliau sebagaimana termaktub dalam


Surah Nuh, ayat 26 dan 27:
‫ضلُّوا‬ ً ‫ض ِمنَ ْال َكا ِف ِرينَ دَي‬
ِ ُ‫َّارا ِإنَّ َك ِإ ْن تَذَ ْر ُه ْم ي‬ ِ ‫ب َل تَذَ ْر َعلَى األ َ ْر‬ ِ ّ ‫َر‬
ً َّ‫اج ًرا َكف‬
‫ارا‬ ِ َ‫ِع َبادَ َك و َلَ َي ِلدُوا إَِل ف‬
'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun
di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal,
niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-
Mu, dan mereka tidak akan melahirkan keturunan
selain anak-anak yang berbuat maksiat lagi sangat
kafir'.''
Setelah Nabi Nuh ‘alaihis salâm berdoa seperti
itu, terjadilah banjir besar yang sangat dahsyat dan
menewaskan sebagian besar kaumnya yang menolak
beriman kepada Allah SWT. Peristiwa ini tidak
hanya dikisahkan dalam Al Quran tetapi juga dalam
kitab-kitab sebelumnya seperti Taurat dan Injil.
Berbagai penyeledikan ilmiah juga telah dilakukan
untuk menggali informasi lebih jauh tentang bencana
besar tersebut.
Barangkali kita tidak pernah berpikir bahwa
doa Nabi Nuh ‘alaihis salâm di atas ternyata
bermasalah di hadapan Allah SWT di Padang
Makhsyar di akherat nanti. Doa itu Allah yang
mengabulkan, tapi Allah marah besar kepada Nabi
Nuh ‘alaihis salâm sehingga beliau sendiri
membutuhkan syafa’at untuk terlepas dari kemarahan
4

Allah SWT. Pertanyaannya kemudian, mengapa doa


Nabi Nuh ‘alaihis salâm itu bermasalah?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari kita
bandingkan doa Nabi Nuh di atas dengan doa Nabi
Muhammad SAW ketika beliau berdakwah di Thaif.
Orang-orang Thaif tidak menyambut beliau dengan
baik. Malahan mereka melempari Nabi Muhammad
SAW dengan kotoran manusia dan batu hingga
melukai kepala beliau dan berdarah. Melihat keadaan
Nabi Muhammad SAW yang seperti itu, malaikat
penjaga gunung tidak tahan dan tidak terima. Lalu
mendatangi beliau dan menawarkan bantuan untuk
menghimpitkan dua bukit, yakni Bukit Abu Qubais
dan Bukit Ahmar, untuk mengubur hidup-hidup
orang-orang Thaif karena menolak beriman kepada
Allah SWT agar mereka binasa sebagaimana umat
Nabi Nuh. Tetapi, bagaimana jawaban Nabi
Muhammad SAW atas tawaran dari malaikat
tersebut? Nabi Muhammad SAW menjawab:
"‫عسى هللا أن يُخرج من أصالبهم من يعبد هللا‬...‫"َل َل‬
“Jangan, jangan! Aku bahkan berharap dan berdoa
Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka
keturunan yang akan menyembah Allah!”
Jika kita bandingkan doa Nabi Nuh dengan
doa Nabi Muhammad SAW tersebut, maka
setidaknya ada dua perbedaan yang jelas:
5

1. Nabi Nuh seperti telah putus asa dalam


berdakwah kepada umatnya karena sebagian
besar dari mereka menolak dan tidak mau
beriman kepada Allah SWT. Mereka bahkan
menganggap Nabi Nuh gila. Dengan
penolakan seperti itu, Nabi Nuh seperti tidak
lagi memiliki kesabaran dan harapan bahwa
mereka dan anak-anak turun mereka suatu
ketika akan beriman kepada Allah. Hal seperti
ini, tidak terjadi pada Nabi Muhammad SAW
yang secara jelas tetap memiliki kesabaran dan
harapan bahwa suatu ketika akan ada dari
anak turun orang-orang Thaif yang akan
beriman dan mengikuti jejak beliau.
2. Doa Nabi Nuh yang memohon kepada Allah
SWT untuk membinasakan umatnya agar
lenyap dari muka bumi ini, sebenarnya doa
negatif. Doa seperti itu sangat berbeda dengan
doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW.
Beliau justru memohon kepada Allah SWT
agar orang-orang Thaif yang menentang
beliau tetap diberi hak hidup dan diberi
keturunan. Nabi Muhammad SAW memohon
kepada Allah kelak di kemudian hari anak
turun orang-orang Thaif mau beriman dan
mengikuti jejak beliau.
‫عسى هللا أن يُخرج من أصالبهم من يعبد هللا‬
6

“Aku bahkan berharap dan berdoa Allah akan


mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan
yang akan menyembah Allah!”
Dari membandingkan bagaimana Nabi Nuh
dan Nabi Muhammad SAW berdoa terkait dengan
umat masing-masing yang sama-sama menentang,
kita tahu bahwa sekalipun setiap doa Allah yang
mengabulkan, namun doa negatif atau tidak baik
akan bermasalah di hadapan Allah SWT. Manusia
harus mempertanggung jawabkan doa yang tidak
baik itu kelak di hadapan Allah. Nabi Nuh berdoa
memohon agar umatnya dibinasakan dari muka bumi
ini karena mungkin sangat marah dan putus asa.
Allah memang mengabulkan doa itu meskipun
sebenarnya Allah tidak menyukainya. Dan yang
sangat menyedihkan adalah putranya sendiri bernama
Kan’an dan istri beliau bernama Wali'ah termasuk
yang binasa akibat doa itu dalam keadaan tidak
beriman kepada Allah. Selain itu, Nabi Nuh tidak
diperkenankan memberikan syafa’at kepada orang
lain.
Belajar dari doa Nabi Nuh , kita perlu berlatih
bagaimana menahan diri untuk tidak berdoa yang
jelek. Semarah apapun kita kepada orang lain, kita
harus belajar memaafkan dan jangan sampai
mendoakan yang jelek-jelek. Dalam hal ini kita perlu
meniru doa Nabi Muhammad SAW. Meskipun beliau
7

didzalimi orang-orang Thaif, beliau tetap tidak


marah, malah sebaliknya tetap mendoakan yang
baik-baik. Berdoa memang baik, tetapi berdoa yang
jelek sesugguhnya merupakan penyalah gunaan doa
itu sendiri. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam
hadits riwayat Muslim:
‫من كان يؤمن با هلل و اليوم اَلخر فليقل خيرا اوليصمت‬
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah.”
Berdoa adalah berucap atau berkata, baik
hanya dalam hati maupun juga secara lisan. Maka
ketika berdoa, berdoalah yang baik. Jika tidak bisa
baik, maka lebih baik menahan diri untuk tidak
berdoa terlebih dahulu.
Lalu bagaimana dengan doa orang-orang yang
didzalimi? Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah
hadits riwayat Bukhari dan Muslim: ‫ق‬ ِ َّ ‫اب اِت‬
ٌ ‫َوبَيْنَ هللاِ ِح َج‬
ْ ‫دَع َْوة َ ْال َم‬
َ ‫ فَإِنَّ َها لَي‬، ‫ظلُ ْو ِم‬
‫ْس بَ ْينَ َها‬
“Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi,
kerana doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di
antara dia dengan Allah".
Berdasar pada hadits tersebut, doa orang yang
didzalimi mudah terkabul. Namun sebenarnya, hadits
tersebut tidak dimaksudkan untuk mendorong atau
membenarkan doa yang jelek bagi orang-orang yang
8

telah didzalimi. Hadits itu lebih merupakan


peringatan kepada kita semua untuk tidak melakukan
kedzaliman kepada orang lain. Selain itu, hadits
tersebut juga ditujukan kepada orang-orang yang
didzalimi untuk menjaga hati dan lisannya agar tidak
berdoa yang jelek karena mudah terkabul yang
akibatnya justru bisa merugikan diri sendiri.
Rasulullah SAW telah memberikan suri tauladan
kepada kita semua untuk tidak berdoa yang jelek.
Beliau lebih suka memaafkan dan mendoakan yang
baik-baik kepada siapa saja yang telah
mendzaliminya. Bagaimanapun beliau adalah rahmat
lil alamin. Maka tak seorang pun alami celaka akibat
doa-doa beliau. Rasulullah tidak pernah nyilakani
orang lain.
Mudah-mudahan apa yang telah saya uraikan
di atas dapat memberikan manfaat khususnya bagi
diri saya sendiri dan sidang Jum’ah pada umumnya.
Semoga kita semua selalu diberi kekuatan oleh Allah
SWT untuk dapat menjaga hati dan lisan kita dari
berdoa yang jelek-jelek. Amin... amin ya rabbal
alamin.
‫ وأدخلنا وإياكم في زمرة عباده‬،‫جعلنا هللا وإياكم من الفائزين األمنين‬
‫ يايها‬:‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫المؤمنين أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫ بارك هللا لي ولكم في القران‬.‫الذين امنوا اتقوا هللا وقولوا قوَل سديدا‬
‫ وتقبل مني‬،‫العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من اَليات والذكرالحكيم‬
‫‪9‬‬

‫ومنكم تالوته انه هو الغفور الرحيم‪ ،‬وقل رب اغفر وارحم وانت‬


‫خيرالراحمين‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫الحمد هلل الحمد هلل الذي أكرمنا بدين الحق المبين‪ ،‬وأفضلنا بشريعة‬
‫النبي الكريم‪ ،‬أشهد أن َل اله إَل هللا وحده َل شريك له‪ ،‬الملك الحق‬
‫المبين‪ ،‬وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده و رسوله‪ ،‬سيداألنبياء‬
‫والمرسلين‪ ،‬اللهم صل و سلم وبارك على نبينا محمد وعلى اله‬
‫وصحبه والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‪ ،‬أما بعد‪ :‬فيأيها‬
‫الناس اتقوا هللا‪ ،‬وافعلوا الخيرات واجتنبوا عن السيئات‪ ،‬واعلموا أن‬
‫هللا يأمركم بأمربداْ فيه بنفسه‪ ،‬فقال عز من قائل‪ :‬إن هللا ومالئكته‬
‫يصلون على النبى‪ ،‬يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما‪.‬‬
‫اللهم ص ّل على سيدنا محمد و على آل سيدنا محمد‪ .‬اللهم اغفر‬
‫للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات اَلحياء منهم واَلموات‬
‫انك سميع قريب مجيب الدعوات‪ ،‬وغافر الذنوب انك على كل شيئ‬
‫قدير‪ .‬ربنا اغفر لنا ذنوبنا وإلخواننا الذين سبقونا باإليمان وَل تجعل‬
‫في قلوبنا غال للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم‪ ،‬ربنا آتنا في الدنيا‬
‫حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‪ .‬والحمد هلل رب العالمين‪.‬‬
‫عبادهللا‪ ،‬إن هللا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن‬
‫الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون‪ .‬فاذكروا هللا العظيم‬
‫يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكرهللا اكبر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai