menuliskan ada beberapa tanjakan yang mesti dilalui oleh seorang hamba ketika hendak mengabdikan dirinya kepada Alloh SWT, Beliau membuat taubat pada tahapan ke-dua yang harus dilewati oleh seorang hamba atau dengan istilah ‘Aqobatut Taubah ( tanjakan pertaubatan ). Didalam kitab tersebut beliau mengatakan : “ ketika telah sempurna pengetahuan tentang hukum – hukum syari’at seperti pengetahuan tentang bersuci dan tata cara sholat terdoronglah hamba itu untuk memulai ibadah akan tetapi hamba itu harus melakukan perenungan yang mendalam tentang dirinya, dengan satu bentuk pertanyaan yang ditujukan kepada diri sendiri, yaitu : bagaimana mungkin aku hendak beribadah kepada Alloh sementara diriku penuh dengan dosa dan noda serta bergelimang didalam maksiat. Maka sudah barang tentu aku harus bertaubat kepada Alloh supaya dia membersihkan zhohir dan batinku sehingga aku bisa khusu’ ber-ibadah dan bertaqorrub kepadanya”. 2
Hal ini sesuai dengan apa yang telah Alloh
sebutkan didalam Al-Qur’an suroh Muhammad ayat 19: و للا يعلم,فَا ْعلَ ْم أنه ال اله اال للاه و استغفر ِلذنبك و للمؤمنين و المؤمنات .همتَقَلَّبَكم و َمثْ َوىكم Artinya : “ maka ketahuilah tidak ada tuhan selain Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosa-dosamu dan dosa orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”. Tentang pengertian taubat ini, Syekh Ihsan Muhammad Dahlan dalam mensyarahkan kitab Minhajul ‘Abidin mendefenisikan taubat sebagai berikut: الرجوع عما كان مذموما فى الشرع الى ما هو محمود فيه Artinya : “ kembali-nya seseorang dari perbuatan tercela menurut pandangan syariat menuju perbuatan terpuji yang dimulai dengan mentaubati dosa-dosa besar kemudian dosa-dosa kecil kemudian istiqomah dalam taubatnya sebagaimana perkataan al-Arif billah barang siapa yang istiqomah dalam taubat nya Alloh akan memelihara perbuatannya dari segala cacat dan cela” Selanjutanya imam Ghozali menjelaskan dalam kitabnya: “ ketika seorang hamba telah istiqomah dalam taubatnya, muncullah dalam hati nya kerinduan untuk ber-ibadah, hamba tersebut kembali melakukan perenungan bahwa sesungguhnya disekelilingnya ada 3
rintangan yang mengelilinginya, setiap rintangan itu
menghambatnya untuk beribadah kepada Alloh SWT. Ternyata rintangan yang menghambatnya itu ada empat perkara: 1. Dunia : karena dunia akan senantiasa menariknya supaya kembali mengulangi dosa atau maksiat yang telah ditaubatinya serta dunia akan membawanya semakin menjauh dari Alloh SWT. Tentang dunia Rosululloh SAW jauh-jauh hari telah memperingatkan kita dalam sabda beliau: كل خطيئة ِ رأس ه حب الدنيا 2. Makhluq : sebab makhluq ini sibuk dengan dunia masing-masing sehingga kebanyakan dari mereka melalaikan ibadah kepada Alloh SWT, sebab itu kita harus meperhatikan dengan siapa kita bersahabat karena sebahagian sahabat kita ada yang senantiasa menarik kita kedalam jurang kemaksiatan dan dosa 3. Syetan : ini jelas merupakan musuh yang nyata bagi orang-orang yang bertaubat, karena dia senantiasa mengajak kepada kemaksiatan dan dosa dan dia tidak ingin manusia ini berada dalam ketaatan. Dengan segala tipu dayanya dia akan berusaha keras untuk menjatuhkan seseorang supaya kembali kepada dosa yang di taubatinya. 4. Nafsu : nafsu ini senantiasa mengajak untuk melambat-lambatkan taubat kepada Alloh 4