perjuangan kita dewasa ini adalah terus menyempurnakan negara kesatuan kita, terus
membanting tulang untuk membangun sosialisme Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa
ber-GMNI hanyalah sebatas masuk kampus dan menduduki posisi-posisi strategis dalam
kampus. Namun lebih dari sekerdar menduduki, yaitu membangun basis demi cita-cita
organisasi. Oleh karena itu penting bagi kader memahami secara baik tentang organisasi yang
digelutinya.
GMNI adalah organisasi nasionalis dan berwatak kerakyatan yang artinya membentuk
kehidupan kader yang dilandasi oleh semangat demokrasi, keadilan sosial dan pemerataan
kesejahteraan yang dibangun oleh rasa kebersamaan antar kader, kebebasan, kemanusiaan,
keterbukaan dan semangat persatuan. untuk mencapai itu semua, kader GMNI haruslah memiliki
kata lain, pengetahuan adalah sumber daya dan kekuatan utama kader GMNI sebagai kaum
masyarakat.
Secara umum, organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. GMNI merupakan organisasi Gerakan yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan Bersama. Gerakan yang dimaksud adalah suatu upaya atau tindakan yang
dilakukan secara terencana dengan tujuan melakukan pembenahan/pembaharuan yang meliputi
semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lainnya untuk mencapai tujuan
perjuangan.
GMNI sebagai organisasi Gerakan politik yang independen, alias tidak berafiliasi dengan
satu kekuatan politik manapun, GMNI disebut Gerakan politik karena didalamnya ada dinamika
yang progresif revolusioner, yang dimanknai sebagai sebuah perubahan yang berlangsung terus-
menerus dan bergerak menuju fase yang lebih tinggi, sebuah perubahan yang mengikuti proses
landasan ideologi Marhaenisme yang kuat, berparadigma dan revolusioner serta GMNI Sebagai
organisasi yang teratur, dapat dilihat dari sistematika keorganisasian yang berlaku di AD/ART.
GMNI sebagai alat perjuangan dan sebagai “oposisi permanen” terhadap kekuasaan
negara. Dengan kesadaran mendukung kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan akan kritis
terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Strategi ini diambil sebagai upaya
melakukan kontrol terhadap kekuasaan negara yang berada dalam kendali kapitalisme global.
Hal ini penting dilakukan sebab negara sampai hari ini yang dianggap sebagai representasi dari
rakyat dan dipercaya sebagai tempat bergantungnya dan keselamatan rakyat, namun sering kali
Sebagai organisasi perjuangan maka setiap kader GMNI tidak saja dituntut berjuang dan
berpihak pada kepentingan rakyat tetapi sekaligus berjuang bersama-sama rakyat untuk melawan
segala macam bentuk penindasan yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme, imperialisme,
rakyat, menguasasi segala lini strategis, termasuk menguasai kedudukan dalam kampus secara
bahwasannya radikal berasal dari kata radiks yang berarti “akar”. Maka radikal berarti
kehendak untuk melenyapkan akar atau sebab-sebab adanya penghisapan dan penindasan yaitu
kapitalisme atau imperalisme yang dilakukan secara terus menerus, sistematis dan konsisten
bahkan menolak perubahan yang setengah-setengah atau non kompromi, serta massa aksi
dibutuhkan GMNI untuk membangkitkan semangat, kesadaran dan kekuatan rakyat Indonesia.
Kader GMNI sebagai pilihan yang harus dilaksanakan segera adalah bahwa setiap kader
komunitas untuk membangun simpul-simpul masyarakat. Dengan segala taktik yang dilakukan,
sampai syarat kontradisksi internal dan eksternal terpenuhi. Jika syarat eksternal dan internal
sudah terpenuhi, dan basis sudah kuat, maka GMNI sebagai sentral Gerakan untuk mencapai