Berbicara tentang organisasi gerakan atau gerakan mahasiswa, itu tidak menjadi asing lagi
didengar oleh telinga kaum intelektual seperti mahasiswa. Tetapi dalam dinamika kehidupan
mahasiswa dikampus, selalu muncul suatu perspektif, anggapan atau kesalah pahaman
tentang gerakan mahasiswa. Adakalanya orang menganggap bahwa gerakan ini identik
dengan kaum yang anarkis (suka berhura2 atau suka melakukan kekerasan), ada yang
mengatakan gerakan adalah kumpulan orang-orang yang suka beraksi atau berdemonstrasi
dijalan. Selain itu gerakan ada yang memahaminya sebagai kelompok kaum aktivis yang
inteletual maju, kritis, berani dan berwawasan luas, yang berkomitmen melakukan perubahan
tatanan sosial yang lebih baik. Lantas seperti apakah sebenarnya Gerakan Mahasiswa, atau
GM itu…?. Apakah beda antara gerakan dengan aksi ?.Sebelum kita memahami pengertian
secara keseluruhannya, maka kita perlu membongkar makna kata perkata dulu.
Organisasi,
Sebelum memahami terlalu jauh tentang organisasi, maka perlu kita menjawab dulu
mengenai pemahaman dasar organisasi. Hal ini dianggap sangat penting bagi kepentingan
aktivis gerakan perubahan.
Organisasi adalah sebuah wadah sebagai tempat berkumpulnya sekumpulan orang atau
individu-individu yang memiliki keinginan dan kepentingan bersama (sosial ekonomi,
politik, idiologi) untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita bersama.. Didalam kepentingan
yang sama itu kemudian akan menentukan tujuan yang hendak dicapai bersama yang
dilakukan secara bersama-sama, dan menentukan pula bentuk dari pada organisasinya. Jadi
organisasi ada dalam suatu masyarakat adalah berangkat dari kebutuhan dari suatu
masyarakat/manusia untuk menghendaki adanya organisasi atas dasar yang rasional. Setiap
orang kemudian dengan sadar dan atas dasar pemikiran yang rasional kemudian mengikatkan
diri dalam sebuah organisasi dan merasa menjadi bagian dari organisasi untuk bergerak
sebagai satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Jadi, Organisasi merupakan
kendaraan dalam mencapai tujuan tertentu
Mahasiswa,
Adalah subyek/kaum intelektual muda yang memiliki tingkat kesadaran dan pendidikan yang
lebih tinggi. Adapun karakter mahasiswa menurut Antonio Gramsci, membagi kaum
intelektual menjadi dua yakni intelektual tradisional dan intelektual organic, seperti telah
dipaparkan sebelumnya di atas.
Hakekat Gerakan
- Dalam pemahaman umum . Gerakan selalu berasosiasi dengan berbagai tindakan yang
dilakukan untuk memberikan respon atau reaksi atas kondisi tertentu (relitas social) di
masyarakat. Gerakan dapat dipahami juga sebagai usaha untuk mengubah satu situasi
Jadi gerakan diartikan bahwa dimana ada suatu tindakan/praktek (usaha sadar) yang maju,
terencana, terukur, terarah, kontinu dan terus menerus berdialektika untuk melakukan suatu
perubahan social yang demokratis bagi kehidupan rakyat Indonesia.
Adapun perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan sosial yang diawali dengan tejadinya
perubahan relasi kekuasaan atau perubahan tata kekuasaan. Perubahan relasi dan tata
kekuasan, merupakan awal dan bukan akhir. Artinya perubahan yang dimaksud bukan
sekedar suatu proyek pengantian kekuasaan, atau sirkulasi kekuasaan meskipun terdapat
kemungkinan dimana gerakan tergelincir hanya sekedar mendorong perubahan jangka
pendek atau perjuangan politik untuk merebut kekuasan semata (power struggle).
1. Upaya perubahan
4. Proses humanisasi artinya menjadikan kehidupan memiliki makna baga manusia dan
kemanusiaan.hal ini menepis anggapan, bahwa gerakan identik dengan anarkisme
adalah suatu wadah yang menampung individu-individu berpikir dan bertindak maju atau
sekelompok massa yang terorganisir, terdidik dan tersadarkan, yang memiliki kesamaan
kepentingan dan tujuan sehingga harus diwujudkan secara bersama-sama dengan
tindakan/praktek (usaha sadar) yang terus menerus dilakukan secara rasional, nyata,
terprogram/terencana, terukur, dan terarah, guna mencapai cita-cita dan tujuan bersama yaitu
perubahan tatanan sosial tanpa penindasan. Sedangkan GERAKAN MAHASISWA adalah
tindakan dan gerakan perlawanan dan penyadaran yang dilakukan oleh sekelompok massa
mahasiswa untuk melakukan suatu perubahan tatanan sosial yang didasari oleh kondisi
obyektif yang ada dan didorong oleh kondisi subyektif yang tersadarkan dan rasional.
Tipe Gerakan
1. Gerakan sebagai suatu reaksi spontan;sebab-sebab yang tidak begitu jelas (atau tidak
mempunyai rumusan yang tidak jelas)menggunakan jarinan iformasi yan tidak tertata (bukan
konstruksi secara sengaja); terhadap suatu keadaan tertentu
Dari kedua kategori gerakan diatas, mana yang di maksud dengan aksi,dan mana yang di
maksud dengan gerakan demokratik….?? Diskusikan
Eksistensi munculnya suatu gerakan dari suatu kelompok atau komunitas dapat dipahami
dengan dua kemungkinan pokok
1. Kondisi Subyektif
Kekuatan pada diri mahasiswa akan baru muncul apabila kelompok itu terorganisasi secara
rapi, memiliki kekuatan jaringan antara kelompok yang setara, memiliki ideology, perjuangan
yang jelas dan bisa dicapai.
2. Kondisi Obyektif
Kondisi yang berada di luar diri atau kelompok yang secara signifikan mempengaruhi
pemikiran, sikap, dan tindakan para actor dalam komunitas itu. Tanpa ada pengaruh dari luar
kesadaran mereka tidak akan pernah muncul.
Ditinjau dari segi munculnya gerakan maka gerakan mahasiswa merupakan seperangkat
kegiatan mahasiswa yang bergerak menentang dan mempersoalkan realitas objektif yang
diangkat bertentangan dengan realita subjektif mereka.
b. Upaya perubahan
Upaya perubahan pada kahirnya akan berhadapan dengan pihak-pihak yang anti
perubahan.Keberhasilan perubahan dengan sendirinya tergantung pada sejauhmana
kekuatan yang menghendki perubahan mampu mengatasi kekuatan yang anti perubahan.
Disinilah hendak dikatakan bahwa gerak perubahan pada intinya tergantung pada besaran
kekuatan yang ada.Atau dapat dikatakan bahwa realisasi perubahan merupakan fungsi
kekuatan.
“Perubahan senantiasa memerlukan suatu usaha atau tindakan sadar untuk mengupayakan
perbaikan dan perubahan atas suatu kondisi yang dinilai tidak sesuai dengan harkat
kemanusiaan dan keadilan” ……… “Perubahan bukan dinanti, tapi harus di perjuangkan”
Fokus dalam pembahasan ini adalah sejarah gerakan mahasiswa mulai pada pra kemerdekaan
dan pasa kemerdekaan rezim orde lama, orba, sampai masa reformasi dan masa kekinian.
Gerakan mahasiswa dan pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia baik lewat
organisasi dan perang perlawanan bergerlya atau perang fisik dengan kolonialisme Belanda
dan fasis Jepang.
Pada rezim orde lama dengan menerapkan sistem demokrasi parlementer yang diwarnai
dengan berbagai partai politik yang saling bersaing dan bertarung dalam merebut kekuasaan.
Rezim ini menjalankan pemerintahannya dengan menutup diri dari negara-negara luar
khusunya blok Barat, dengan berusaha BeRdikAri (Berdiri dikaki sendiri) yang
dimanifestasikan dengan politik banteng yang salah satunya yang dijalankan adalah
menasionalisasi aset-aset asing. Namun ditengah perjalanannya ternyata tidak mampu
memperbaiki kondisi kehidupan bangsa Indonesia. Kemiskinan terjadi dibidang Ekonomi,
kegoncangan struktural dibidang politik dan pertentangan paham dibidang ideologi, ternyata
telah membangkitkan kemarahan dan perlawanan dari rakyat khususnya mahasiswa, sehingga
pada tahun 1965 muncul gerakan mahasiswa yaitu KAMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) dan organisasi islam, kristen, yang mengkampanyekan anti Seokarno. Pada
mulanya merupakan gerakan moral atau hanya sekedar aksi protes dan tuntutan KAMI
bersifat spontan, ini terlihat dengan belum adanya rumusan yang jelas seperti penurunan
Karena ditinggalkan oleh rezim orde Lama dengan kondisi perekonomian yang memburuk
sehingga rezim orde baru membuka kesempatan bagi seluas-luasnya investor asing untuk
menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga lahir konsep pembangunanisme
(developmentalisme) dengan memasang militer sebagai penjaga modal. Karena sejak 1970
rezim Soeharto mulai menampakkan sikap otoriternya, yakni memobilisasi aparatnya untuk
menekkan rakyat agar memilih GOLKAR (saat itu hanya ada partai: PDI,Golkar,PPP) dalam
pemilu 1971. Tindakan represif ini disambut oleh rakyat dan kaum intelektual dengan protes
keras dengan "gerakan Protes politik" (Golput besar-besaran pada tgl 28 Mei 1971). Tahun
1972 kaum muda terus melancarkan aksi terutama yang dipicu oleh kondisi ekonomi yang
memburuk dan harga beras yang naik. Tahun 1973 mengusung isu korupsi presiden soeharto
dan kroni2nya, kemudian pada tahun 1974 aksi penolakan PM Jepang yang datang untuk
menanamkan modalnya di Indonesia, dengan alasan karena telah membanjir/menjamurnya
produk-produk jepang di Indonesia, sehingga kondisi ini menimbulkan terjadinya peristiwa
MALARI dengan tokoh mahasiswa banyak diculik, dibunuh, ditangkap dan dipenjarakan.
Menghadapi maraknya aksi mahasiswa pada tahun 1978/1979, maka pemerintah menerapkan
kebijakan dengan konsep NKK/BKK dan segala bentuk penghambatan gerak mahasiswa, dan
telah menimbulkan gerak mahasiswa mulai stagnan. Namun gerakan mahasiswa tahun
1970-1979 pola gerakannya mulai relatif terkonsolidasikan dengan dibentuknya DEMA, dan
jenis isu tuntutannya politis, dan banyak dipengaruhi oleh pertarungan elit AD, kemudian
belum banyak menyentuh diwilayah mahasiswa. Pada tahun 1980-1989, pola gerakannya
banyak bermain di LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), banyak tuntutan-tuntutan yang
bermuara pada kepentingan kaum petani yang tergusur tanahnya. Tahun 1990-1999 pola
gerakan terpisah dari aksi-aksi rakyat diluar sektor mahasiswa dengan tuntutan dan isu sangat
politis dan cenderung sangat elitis, seperti suksesi kepemimpinan nasional, penegakkan
hukum/supremasi hukum, pencabutan dwi fungsi ABRI, supremasi kekuatan sipil, dan
perbaikan ekonomi nasional.
Tentang NKK-BKK
Sejak awal berkuasanya rezim orde baru memang banyak didukung oleh kaum muda, namun
tahun 1970-an Soeharto mulai menampakkan keotoriterannya disegala sektor/bidang tanpa
terkecuali dibidang pendidikan untuk membatasi ruang gerak mahasiswa, karena mahasiswa
selalu melakukan perlawanan/menentang kebijakan pemerintahan new orba. Dibidang
pendidikan dikeluarkannya SK No.028/U/1974 oleh Menteri P dan K tahun 1974 yang
intinya memberikan kekuasaan lebih kepada rektor universitas untuk mengendalikan
mahasiswanya. Tanggal 19 April 1978 mengeluarkan SK No.0156/U/1978 tentang NKK
(Normalisasi Kehidupan kampus) dan tanggal 24 Februari 1979 dengan SK No.037/U/1979
tentang BKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Garis besar NKK adalah menata ulang
dan mengatur kehidupan kampus secara mendasar, fungsional dan bertahap. Sedangkan BKK
Depolitisasi Kampus
Menjadi konsekuensi logis dengan diterapkannya konsep NKK/BKK dan berbagai kebijakan
lainnya ternyata telah meredamkan gerakan mahasiswa. Mahasiswa buta akan politik dan
cenderung lepas dari dinamika kehidupan perpolitikan. Mahasiswa hanya berkutat pada
masalah akademik semata. Mahasiswa dikondisikan dengan kesibukan akademik yang
dibuatkan UKM-UKM sehingga mahasiswa tidak lagi melirik kehidupan diluar kampus,
sehingga adanya mahasiswa menjadi kehilangan idealisnya. Mahasiswa kebanyakan yang
apatis, hedonis, dan malah menjadi oportunis. Menurut CULLA, dampak dari konsep
NKK/BKK tersebut adalah mahasiswa menjadi kehilangan otonomi politik berkaitan dengan
dua hal; pertama mahasiswa kehilangan ruang politik dalam membangun aktifitas
kreatif, kedua mahasiswa kehilangan basis organisasi, tempat dimana mereka
berkiprah. Disamping itu efek lain dari NKK/BKK adalah terjadi militerisasi kampus dan
terjadi pembekuan berbagai pers mahasiswa.
Berkuasanya kalangan militer yang cenderung represif ternyata telah membawa traumatik
secara politik bagi rakyat Indonesia. Selama 32 thn rezim Soeharto berkuasa ternyata harus
lengser dengan meninggalkan nuansa dan citra bangsa yang buruk.Proses lengsernya soeharto
itu melewati tahap demi tahap yang begitu panjang. Namun puncaknya pada bulan Mei 1998
dengan maraknya aksi mahasiswa, kaum tani di pedesaan, kaum buruh dan kaum miskin kota
diperkotaan. Ini mulai meledak, meluas tidak hanya dijakarta namun hampir dipelosok
Indonesia mengupayakan perbaikan fasilitas dan taraf hidup secara layak tapi frontal dan
cenderung sporadis dalam menentang kediktatoran rezim soeharto. Gerakan mahasiwa tahun
2000-2001 pola gerakan adanya polarisasi dua kekuatan besar dengan isu pengkritisan
terhadap program kebijakan neoliberalisme, lawan tuntutan yang bersifat politis yakni
penggulingan GUS DUR dan Megawati. Gerakan mahasiswa tahun 2002-sekarang 2006
mulai menemukan jati diri sebagai ormass (organisasi massa) dengan isu menyarakan
kebutuhan sosial ekonomi budaya mahasiswa. Dan disis lain masih adanya gerakan
mahasiswa yang menguatkan dan mengangkat isu-isu politik.
Tabel: periodesasi GM
Ada beberapa masalah yang menjadi kendala pergerakan mahasiswa Indonesia antara lain:
3. Adanya kondisi represifitas terhadap elemen gerakan mahasiswa yang berasal dari pihak
militer atau kaum reaksioner anti perubahan.
4. dst.
Memahami peran dan posisi sebagai mahasiswa merupakan langkah awal yang harus
dipahami oleh seorang mahasiswa, mengingat posisi mahasiswa dimata masyarakat yang
merupakan kelas menengah yang masih diuntungkan baik secara ekonomi maupun politik.
Namun ada hal yang mendasar yang menyebabkan mahasiswa memiliki posisi mahasiswa
dimata massa rakyat, dikarenakan mahasiswa secara langsung belum
terkooptasi/terkontaminasi dengan kepentingan-kepentingan ekonomi dan politik. Dalam
artian bahwa secara ekonomis mahasiswa tidak terlibat langsung dalam proses produksi dan
secara politik, mahasiswa belum terkooptasi (terpengaruh) oleh kepentingan-kepentingan
politik manapun. Inilah yang kemudian menyebabkan mahasiswa memiliki posisi tawar
(bergaining position) yang cukup bagus dimata rakyat, sehingga hal tersebut dinggap sesuatu
yang strategis.