Anda di halaman 1dari 4

Menagih Kembali Kiprah Pergerakan Mahasiswa

(Oleh : Irwan)

Berbicara tentang Mahasiswa berarti kita tengah membicarakan suatu kelompok


masyarakat yang sadar dan tersadarkan. Sutau kelompok masyarakat yang sesungguhnya
memiliki peran sangat penting dalam dinamika sosial kemasyarakatan. Di dalam dirinya lahir
pemikiran-pemikiran revolusioner. Mahasiswa selalu hadir untuk merespon kegelisahan atas
kebekuan sistem sosial yang berjalan tidak normal di dalam tubuh kebangsaan.

Masih terngiang dalam benak sejarah, ketika ratusan dan bahkan ribuan Mahasiswa
turun untuk menuntut hak-hak rakyat di depan wajah para elit-elit bangsa ini. Sejarah
mencatat bahwa setiap perubahan, baik itu skalanya kecil maupun besar selalu saja ada
mahasiswa didalamnya. Tahun 1966 misalnya, pergerakan mahasiswa saat itu di anggap
sebagai gerakan yang paling fenomenal dalam sejarah pergerakan mahasiswa pasca
kemerdekaan. Ia dianggap mampu mengartikulasikan secara tepat apa yang menjadi
kegelisahan dan tuntutan rakyat ketika itu. Melalui Tritura (Tiga tuntutan rakyat), mahasiswa
mendapat dukungan luas masyarakat untuk menggerakkan reformasi yang berujung dengan
kejatuhan penguasa Orde Lama. Dan tidak hanya berhenti sampai disitu saja, pergerakan
mahasiswa kemudian kembali terlihat, ketika krisis yang luar biasa tahun 1998. Mahasiswa
diseluruh penjuru Nusantara ini turun guna menuntut Presiden Suharto untuk hengkang dari
jabatannya. Dan berkat semangat juang yang menggelora dan tekad yang membaja
mahasiswapun mampu menurunkan rezim diktator suharto.

Tidak bisa dielakkan lagi bahwa, sejatinya mahasiswa merupakan lokomtif dan
aktor-aktor dari setiap perubahan. Ia adalah rahasia dari setiap kembangkitan itu sendiri. Dan
di pundaknyalah bertumpu berjuta harapan rakyat Indonesia. Lalu apa sebenarnya yang
melandasi Mahasiswa, sehingga bisa melakukan perubahan-perubahan, dan melakukan
pergerakan-pergerakan? Karena sejatinya didalam diri seoarang mahasiswa itu terpancar
energi yang unik, yaitu Idealisem, Semangat, Kreatif, dan Peka terhadapa persoalan sosial.

Idealisme, merupakan suatu prinsip yang amat penting dimiliki oleh mahasiswa.
Idealisme adalah harga mati baginya. Karena dengan idealisme yang kuat ia tidak mampu di
dekte oleh kepentingan-kepentingan golongan atau elit-elit politik.
Semangat, adalah salah satu eksperesi yang sering di pertontonkan oleh mahasiswa.
Semanagat sendiri merupakan rangakain dari proses rensponsif pemikirannya terhadap segala
masalah yang ada. Hal ini, bisa kita lihat ketika mahasiswa merepresentasikan pergerakan-
pergerakkannya. Semangat dirasa sebagai kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang terus
mewarnai perjuangan mahasiswa. Dan dengan semangat yang kuat segala sesuau bisa
diwujudkan.
Kreatif, salah satu yang melekat dalam diri mahasiswa. Kreatifitas ini adalah
kemampuan yang dimiliki mahasiswa, sebab sejatinya mahasiswa adalah individu yang
terdidik dan di didik. Dengan segala kreatifitasnya, mahasiswa juga mampu memberikan
kontribusi positif bagi keberlangsungan bangsa ini.
Peka terhadap persoalan sosial, mungkin ini satu-satunya hal unik didalam diri
mahasiswa. Ia selalu respek terhadap kondisi-kondisi sosial kemasyarakatan. Ketika kondisi
suatau masyarakat dirasa bermasalah, maka mahasiswa akan turun untuk mengatasinya.
Lahirnya rasa kepekaan terhadapa segala persolan yang ada itu sejatinya dilatar belakangi
oleh kahikat dirinya, kahikat keberadaanya sebagai mahasiswa. Kesadaran, bahwa
sesungguhnya ia memiliki peran yang sangat signifikan, sebagaimana yang termaktub dalam
Tri Darma perguruan tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Sehingga dari sana
dapat kita lihat bahwa mahasiswa memiliki peran yang bukan hanya sekedar belajar, akan
tetapi ia juga harus melakukan riset ke masyarakat dan juga melakukan proses pengambdian
kepada masyarakat.
Keempat hal demikian itulah yang sejatinya melekat di dalam diri setiap mahasiswa.
Akan tetapi, jikalau kita melihat kembali kondisi sebagain besar mahasiswa hari ini,
terkadang menghadirkan rasa kekecewaan yang amat mendalam. Dimana peran-peran itu
tidak lagi dan bahkan jarang kita temukan di dalam pribadinya. Arus globalisas seaakan telah
menyeretnya kedalam jurang kehinaan dan kehampaan. Mereka justru bangga dan senang
menghabiskan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif. Perilakunya
justrus menjadi hedonis sehingga mempengaruhi pikirannnya untuk bertindak apatis terhadap
segala persoalan yang ada. Sehingga, jangankan untuk merubah bangsa ini, merubah dirinya
saja belum bisa. Maka tidaklah heran, jikalau pergerakan mahasiswa hari ini seaakan mandet,
dan pasif. Kreatifitas-kreatifitasnya tidak hadir di permukaan dan bahakan tri darama
perguruan tinggi tidak di tunaikan.
Adanya fenomena demikian, bukan berarti pertanda bahwa pergerakan dan perjuangan
mahasiswa akan berakhir dan akan sirna. Bukan. Sebab, di lain pihak masih ada segelintir
mahasiswa yang benar-benar sadar akan hakikat keberadaanya dan gelar kemahasiswaan yang
di sandang di dadanya. Dan sekolompok mahasiswa ini terus bergerak dan berjuang untuk
membangun bangsa. Mereka terus mengembangkan dirinya untuk menjadi pribadi yang
berdaya guna, dan menjadi pribadi yang berprestasi. Kondisi seperti ini setidaknya
memberikan dan menguatkan kembali optimiseme kita, di tengah kabut spesimisme akan
kondisi mahasiswa hari in. Dan juga menyadarkan bahwa masih ada mahasiwa yang berjuang.
Dan memang akan tetap ada, tidak akan pernah mati. Dimanapun dan dalaam kondisi apapun.
Dengan adanya kondisi seperti ini, maka perlu kemudian usaha yang maksimal untuk
kembali menyadarkan kepada mahasiswa secara keseluruhan bahwa sejatinya ia memiliki
kekuatan yang sangatlah luar biasa. Memiliki andil dalam setiap perubahan yang ada. Lalu
bagaimana caranya? Yaitu menyadarkan kembali akan tugas dan fungsinya. Mungkin yang
membuat mahasiswa kurang eksistensinya hari ini dikarenakan mereka belum mengetahui
tugas dan fungsinya. Atau mereka mengetahui, tetapi mereka tidak mengaplikasikan nilai-
nilai yang terkandung didalamnya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mahasiwa itu
memiliki tugas dan fungsi dalam dirinya, yaitu:
Agen Of Change, mahasiswa merupakan agen dari setiap perubahan itu sendiri. Ketika
terjadi sesuatu yang salah dalam lingkungan sosial, maka disana hadirlah mahasiswa dengan
segala ide dan gagasannya guna merespon segala gejala sosial yang ada.
Sosial Control, mahasiswa juga dikatakan sebagai agen pengontrol yang diharapkan
mampu kemudian mengendalikan keadaan lingkungan sekitar. Jadi, selain aktif di bidang
ademik, mahasiswa juga harus aktif bersosialisasi di lingkungan masyarakat dan juga
kepekaan yang tinggi. Mahasiswa diupayakan agar mampu mengkritik, memberi saran dan
memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita dasarnya.
Iron Stock, mahasiswa juga pada hakikatnya merupakan tulang punggug bangsa ini,
sekarang dan nanti. Mahasiswa juga di harapakan menjadi manusia-manusia tangguh yang
memilki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan denerasi-gennrasi
sebelumnya.
Selanjutnya, kita juga harus faham akan fungsi mahasiswa itu sendiri. Jikalau kita
mengacu pada tugas perguruan tinggi yang di ungkap M. Hatta yaitu membentuk manusia
susila dan demokrat yang:
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
Dalam pengertian ini, bisa kita melihatnya bahwa mahasiswa haruslah
menyadari akan tanggung jawabnya, salah satunya memikirkan bagaimana
kondisi rill dari masyarakat itu sendiri.
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
Mahasiswa bukan hanya sekadar datang ke kampus, masuk kelas dan
mendengarkan ceramah dari dosen, lalu kemudian pulang. Bukan. Mahasiswa
harus benar-benra menghayati proses pendidikan itu sendiri. Esensi pendidikan
harus benar-benar di sentuh.
Berdasarkan pemikiran M. Hatta tersebut, dapat disederhanakan bahwa sejatinya
tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal
tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademik
itu harus memiliki dua ciri yaitu:
a. Memiliki sense of crisis, yaitu mahasiswa harus peka dan kritis terhadap
masalah-masalah yang terjadi disekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh
dengan sendirinya bila mahasiwa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu
mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu
tersebut maka diharapkan mahasiswa dapat memahami berbagai permasalahan
yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya.
b. Mahasiswa selalu mengembangkan dirinya.
Sebagai orang yang selalu mengikuti watak ilmu, ini juga berhubungan dengan
peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari
nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskanya kepada masyarakat,
dan juga terpenting adalah menjaga nilai kebenaran tersebut.

Beberapa hal diatas merupakan tugas dan juga fungsi dari Mahasiswa itu
sendiri. Tugas dan fungsi ini harus benar-benar di aktualisasikan oleh seluruh
mahasiswa. Ketika kemudian mahasiswa sudah paham apa yang menjadi tugas dan
fungsinya, maka bisa kita pastikan perjuangan itu akan tetap mengalir dalam dirinya.
Mencoba menanamkan kembali kesadaran akan tugas dan fungsi mahasiswa ini
merupakan langkah untuk mengigatkan kembali akan perjuagaannya. Berkaitan
dengan judul tulisan di atas, Menagih Kembali Kiprah Pergerakan Mahasiswa itu
merupakan salah satu bentuk penegasan, bentuk penyadaran bahwa sejatinya
pergerakan mahasiswa itu dibutuhkan. Pergerakkan mahasiswa itu harus tetap ada,
jangan sampai hilang di telan zaman. Dan untuk merawat kembali peregerakkan itu,
maka perlu kemduian mahasiswa itu memahami apa yang menjadi tugas dan fungsi
dasar keberadaannya.

Anda mungkin juga menyukai