Anda di halaman 1dari 2

 

Tak akan lama lagi , gerombolan muda-mudi yang dahulu bernama siswa menjadi mahasiswa itu akan
memasuki lingkungan yang dapat dikatakan baru bagi mereka. Transisi dari siswa menjadi mahasiswa kadang
dapat dikatakan sulit ataupun mudah. Semua tergantung dari individu masing-masing memaknai transisi itu dari
mana. Apakah hanya dari tempat dan proses pembelajaran yang berbeda  atau memang peran yang diembannya.
Pada hakikatnya perubahan itu tidaklah mudah dijalankan, belum lagi melihat sejarah dahulu dan tantangan
mahasiswa ke depan seperti apa. Tulisan ini bermaksud untuk menjadi persiapan para siswa yang sebentar lagi
akan benar-benar menjadi mahasiswa, bersiaplah untuk menjadi The Happy Selected Few!
Makna
Siswa mudahnya dikenal sebagai peserta didik di lingkungan SD, SMP, SMA. Dan Mahasiswa sebagai peserta
didik di Perguruan Tinggi. Perlu diketahui bahwasanya siswa lebih identik masih diberikan arahan-arahan oleh
guru dalam proses pembelajarannya, namun mahasiswa dianggap telah dewasa dan bertanggung jawab atas apa
yang mereka lakukan. Contoh mudah dilihat dari betapa pedulinya kehadiran peserta didik di kelas. Bila siswa
sering kali mendapat perhatian lebih dalam hal itu, tentu berbeda bila sudah menjadi mahasiswa untuk kehadiran
ataupun kelulusan menjadi tanggung jawab pribadi. Tak bisa dipungkiri, sering kali hal ini yang kadang malah
didambakan para siswa saat menjadi mahasiswa, kebebasan individu. Tak ayal, hal itu pulalah yang menjadi
bumerang dalam penyalahgunaan makna siswa ke mahasiswa.

Ada satu hal yang perlu dimaknai lebih dari hanya tempat dan proses pembelajaran, yaitu peran yang diemban.
Hal menarik dari mahasiswa yang jelas berbeda dengan siswa. Tambahan imbuhan “MAHA” yang dilekatkan
dalam kata “SISWA”, menjadi sebuah arti dan peran tersendiri. Ditambah alasan pula bahwasanya mahasiswa
mendapat subsidi dari uang rakyat Indonesia, maka muncullah kesadaran untuk berperan yang lahir dari dalam
diri, sebuah semangat gerakan moral dan intelektual yang agung. Mahasiswa, berbeda dengan siswa, memiliki
sejarahnya sendiri. Sejarah yang mengenang perjuangan, mengukir masa depan, dan menciptakan perubahan.

Sejarah Mahasiswa
Mahasiswa Indonesia memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan gerakan-gerakan perjuangan yang
menjunjung tinggi idealisme untuk membela kaum tirani. Memang kala itu mahasiswa menjadi harapan besar
sebagai penyambung lidah rakyat dalam memperjuangkan keadilannya.

Sejarah telah mencatat beberapa momen penting di Indonesia yang dimulai dari pergerakan Mahasiswa, antara
lain Penggulingan Presiden Soekarno saat memimpin Indonesia dengan Demokrasi Terpimpinnya, penolakan
investasi Jepang , hingga akhirnya pada masa orde baru pergerakan mahasiswa sempat mati saat
diberlakukannya NKK/BKK. Saat terjadi krisis moneter tahun 1998, pergerakan mahasiswa muncul kembali
untuk menyuarakan kepentingan rakyat dan menggulingkan pemerintah korup orde baru. Masa itu lebih
dikenang sebagai masa Reformasi.   Lalu memasuki abad 20 serta pasca Reformasi apakah  peran mahasiswa
saat ini ?

Mahasiswa Saat Ini


Perlu menjadi kesepahaman bersama, bahwa mahasiswa harus identik dengan 2 kata yaitu idealisme dan
kontribusi. Dengan idealisme mahasiswa berpijak, dan dengan kontribusilah mahasiswa mempunyai arah gerak.
Kedua hal itulah yang dirasa pula menjadi tantangan ke depan, karena tak dapat dipungkiri karakter mahasiswa
yang apatis dan invidualis menjadi momok mahasiswa saat ini. Kadang karena kenangan mahasiswa dahulu
yang berkutat dengan urusan sosial politik, membuat mereka tidak mau mengambil peran. Sejatinya pasca
reformasi ini, peran mahasiswa bukan hanya urusan sosial politik, tapi dapat pula berperan ke ranah sosial
masyarakat dan keprofesian. Mudahnya peran ini dibagi menjadi ke dalam 3 pergerakan mahasiswa, yaitu
pergerakan vertikal, horizontal, dan diagonal.

Pergerakan vertikal merupakan pergerakan ke ranah sosial politik yang berupaya untuk mengontrol (social
control) kebijakan-kebijakan secara bootom-up seperti kebijakan dekanat, rektorat dan pemerintah. (Politik
nilai, moral force, Pressure). Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pergerakan horizontal merupakan pergerakan ke ranah sosial masyarakat yang berupaya untuk memberikan
solusi dan kontribusi nyata atas permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

Pergerakan diagonal merupakan pergerakan ke ranah prestasi dan keprofesian yang berupaya untuk
memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat
memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya yang idealnya diarahkan pada model
gerakan horizontal dan vertikal.
Tak ada maksud untuk menggolongkan peranan mahasiswa, ini membuktikan tidak ada lagi alasan untuk tidak
berperan dalam pergerakan mahasiswa. Namun untuk menggabungkan ketiga peranan ada satu rasa yang
menjadi dasarannya, yaitu rasa kepedulian untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!

“Masih banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.
Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun tahun datang adik-adik dari
sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh semacam tadi” (Soe
Hok Gie)

Anda mungkin juga menyukai