Mahasiswa terdiri dari dua kata, “maha” yang berarti “besar” dan “siswa” yang berarti
“orang yang sedang menuntut ilmu”. Jika digabungkan, “mahasiswa” berarti “orang yang
sedang menuntut ilmu di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi atau
universitas”.
Mahasiswa pernah membawa perubahan besar pada Indonesia, yaitu pada akhir Orde
Baru. Mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran di Gedung DPR/MPR menuntut
reformasi dan penghapusan KKN di dalam negeri. Sejarah mencatat bahwa aksi mahasiswa
ini sukses membawa perubahan besar pada pemerintahan Indonesia dan membuat Presiden
RI saat itu, Bapak Soeharto, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
Mahasiswa membawa perubahan di Indonesia tidak hanya saat akhir Orde Baru, tetapi
juga pada tahun-tahun sebelumnya, seperti gerakan mahasiswa pada tahun 1928 yang
tergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan
Indonesia) yang waktu itu kecewa terhadap perkembangan kekuatan perjuangan di Indonesia
dan situasi politik yang terjadi. Mereka akhirnya membuat kelompok studi yang dikenal amat
berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah
Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada
tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-
club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung
yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925. Dari kebangkitan kaum pelajar,
mahasiswa, intelektual dan aktivis pemuda inilah munculnya generasi baru pemuda Indonesia
yang melahirkan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, serta masih banyak aksi-aksi mahasiswa
yang membawa perubahan besar bagi Indonesia bahkan efeknya terasa hingga saat ini.
Mahasiswa yang memiliki gejolak dan semangat luar biasa, berani mengungkapkan
pendapatnya apabila tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar. Cara mereka
mengungkapkan pendapat itu bisa berupa aksi unjuk rasa maupun tindakan langsung dengan
kesadaran diri masing-masing. Dari sinilah peran mahasiswa sebagai agent of change
dimulai. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang berjiwa intelektual, kritis dan peka
terhadap lingkungan selalu cepat tanggap dan sadar terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat. Dengan rasa peduli dan sosialisnya, mahasiswa berupaya menangani
masalah dengan gaya mereka sendiri yang cenderung cermat, simple, tapi mengena dan pas
di masyarakat itu sendiri. Misalnya seperti saat terjadi konflik ataupun bencana alam,
mahasiswa akan nekat terjun ke lokasi dan memberikan bantuan dengan segenap tenaga dan
kemampuan.
Daftar Pustaka
Benny (2013). Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock.
From