Anda di halaman 1dari 9

Pengorganisasian Massa dan hal-hal lain yang penting untuk diketahui.

Benny Jonathan Sinurat1

Sekarang anda bertanya bagaimana membantu gerakan ini atau apa kira-kira yang bisa dilakukan, dan
saya tanpa ragu mengatakan, banyak. Setiap revolusi membutuhkan kaum revolusioner.
-Isabel Meredith, Perempuan diantara kaum anarkis

Satu orang, ajari satu orang

-Bob Marley

Kami pernah menyepakati suatu hal bahwa perubahan di masyarakat akan terjadi bila dilakukan
secara bersama-sama dan menyeluruh. Namun, siapa yang melakukan perubahan tersebut ?
Bagaimana seharusnya perubahan tersebut dilakukan ? Perubahan tidak akan terjadi dengan
sendirinya, terdapat langkah-langkah yang terorganisir untuk mencapai perubahan tersebut.
Perubahan juga merupakan suatu hal yang harus dicapai bersama oleh setiap bagian yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan pengorganisasian massa/rakyat untuk mencapai suatu
perubahan tersebut.
Siapa itu Massa ?
Massa adalah segolongan orang yang memiliki kepentingan dan tujuan sama, inilah dasar ikatan
bagi kerja-kerja mengorganisasikan kedalam sebuah organisasi massa. Massa merupakan tenaga
produktif dimana selain memproduksi barang materiil juga memproduksi nilai-nilai sosial. Oleh
karenanya, massa adalah sumber pengetahuan sekaligus pembentuk peradaban dan sejarah.
Tetapi selain menjadi sumber ide, massa juga pelaksana ide. Massa juga merupakan sumber bagi
lahirnya pemimpin/pimpinan, maka antara massa dan pimpinan mempunyai saling hubungan
yang erat. Disinilah letak strategis dari karya massa, dari massa ide revolusi lahir sekaligus
sebagai pelaksana ide revolusi tersebut. Maka tidak akan ada revolusi tanpa kekuatan massa.
Oleh karena itu setiap golongan massa mempunyai karakter-karakter khusus tersendiri,
disesuaikan dengan apa pekerjaan yang dilakukan oleh massa. Karakter massa massa masyarakat
adat tentu berbeda dengan kelas buruh dan massa kaum tani tentunya berbeda begitu juga dengan
golongan massa lainnya, seperti kaum miskin kota, pemuda, mahasiswa atau golongan massa
lainnya.
Kenapa Harus Organisasi ?
Sudah menjadi hal yang umum sebenarnya ketika mendengar kata organisasi. Sepertinya dari
kita masing-masing dapat menjawab apa itu yang dimaksud dengan organisasi, sehingga saya
tidak perlu lagi menjelaskan definisi dari organisasi tersebut. Sekarang yang akan kami bahas
adalah kenapa organisasi itu menjadi penting di tengah masyarakat. Pentingnya organisasi disini
adalah sebagai alat perjuangan untuk menuju perubahan tersebut. Seperti halnya UKSK sebagai
organisasi mahasiswa yang bergerak diranah kemasyarakatan. Kerja-kerja yang dilakukan UKSK
pun tidak lepas dari masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, dan sejatinya setiap kerja yang
dilakukan adalah untuk mendorong terjadinya perubahan di masyarakat baik yang berada di basis
infrastruktur atau suprastruktur. Khususnya sebagai organisasi mahasiswa, UKSK juga fokus
untuk mendorong perubahan dalam sektor pendidikan.
1
Staff Departemen Jaringan UKSK UPI 2019-2020
Pengorganisasian Massa
Istilah pengorganisasian massa dapat diartikan sebagai suatu kerangka proses menyeluruh untuk
memecahkan permasalahan di tengah rakyat, sehingga bisa juga diartikan sebagai suatu cara
pendekatan yang sengaja dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka
memecahkan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Pengorganisasian massa tidak bisa
difokuskan hanya pada satu sektor isu tertentu. Karena setiap sektor isu yang ada saling
berkaitan satu sama lain. Misalkan ketika halnya mengorganisir buruh, tidaklah cukup hanya
berfokus pada buruhnya saja. Karena di samping itu banyak faktor dan sektor lain yang harus
diperhatikan. Seperti lingkungan buruh, anak dan keluarga buruh, dan lain sebagainya.
pengorganisasian massa juga seharusnya tidak dikotomi berdasarkan isu-isu yang diangkat, kita
harus bisa menemukan titik temu antara isu perburuhan dengan isu ekologis atau isu pendidikan
dengan isu gender.
Dalam pengorganisasian massa terdapat juga pembagian tugas. Ada yang bertugas sebagai orang
lapangan, mereka adalah yang bersinggungan langsung dengan massa dan melakukan
pendekatan terhadap massa. Kemudian ada yang bertugas di garis depan, yang melakukan
perundingan, negoisiasi, dan lobi-lobi. Selanjutnya ada yang bertugas sebagai pendukung
(supporting), dengan kemampuan-kemampuan khusus, contohnya sebagai pencari dana,
penyediaan bahan-bahan pangan dan logistik, pengemas informasi, dan paramedis. Pembagian
tugas ini tidak bersifat mutlak seperti yang kami jelaskan. Setiap pembagian tugas harus bersifat
dinamis dan adaptif. Pembagian tugas ini harus berangkat dari kebutuhan pengorganisiran dan
sumber daya yang ada.
Prinsip Kerja Pengorganisasian Massa

Keberpihakan
Pengorganisasian massa harus menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama ini selalu
dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah masyarakat kelas bawah,
seperti kelas buruh, petani, kaum miskin kota, masyarakat adat, mahasiswa, pelajar, dan
kelompok minoritas gender. Tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap masyarakat kelas
bawah seringkali pengorganisasian yang dilakukan terjebak pada kepentingan kelas menengah
dan elit dalam masyarakat.

Kamu bukan juru selamat

Ingatlah kamu hanya pendamping dan fasilitator. Masyarakatlah yang paling tahu apa yang
menjadi masalah mereka dan apa kebutuhannya. Tugasmu hanyalah untuk mendorong dan
menggerakan massa agar melakukan aksi untuk menyelesaikan masalahnya. Jangan pernah
menggurui dan merasa lebih tahu hanya karena kamu memiliki latar belakang pendidikan yang
lebih tinggi.

Pendekatan holistik
Pengorganisasian massa harus melihat permasalahan yang ada dalam massa secara utuh dan
tidak sepotong-sepotong, misalnya; hanya melihat aspek ekonomi saja, tetapi harus juga dilihat
dari berbagai aspek sehingga pengorganisasian yang dilaksanakan untuk mengatasi berbagai
aspek yang ada dalam masyarakat.

Pemberdayaan
Muara dari pengorganisasian massa adalah agar masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-
pihak yang menjadi ancaman bagi masyarakat tersebut.

HAM
Kerja-kerja pengorganisasian massa tidak boleh bertentangan dengan HAM.

Kemandirian
Pelaksanaan pengorganisasian massa harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam
masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. Dengan demikian
apabila ada faktor luar yang akan terlibat lebih merupakan stimulan yang akan mempercepat
proses perubahan yang dikehendaki. Apabila hal kemandirian tidak bisa diwujudkan, maka
ketergantungan terhadap faktor luar dalam proses pengorganisasian massa menjadi signifikan.
Kemandirian menjadi sangat penting karena perubahan dalam masyarakat hanya bisa terjadi dari
masyarakat itu sendiri.

Berkelanjutan
Pengorganisasian massa harus dilaksanakan secara sistematis dan massif, dalam melaksanakan
pengorganisasian massa harus mampu memunculkan kader-kader masyarakat dan pengorganisasi
lokal, karena merekalah yang akan terus mengembangkan pengorganisasian yang sudah jalan
sehingga kegiatan ini terjamin keberlanjutannya.

Partisipatif
Salah satu budaya yang dilahirkan oleh Orde Baru adalah ‘budaya bisu ’ dimana masyarakat
hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok dan elit. Kondisi semacam ini
tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai kepentingan-kepentingan sesaat,
oleh sebab itulah dalam pengorganisasian massa harus diupayakan keterlibatan semua pihak
terutama masyarakat kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari
anggota sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun.

Keterbukaan
Sejak awal dalam pengorganisasian massa harus diupayakan keterbukaan dari semua pihak,
sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan yang telah dibangun.
Pengalaman yang ada justru persoalan keterbukaan inilah yang banyak menyebabkan perpecahan
dan pembusukan dalam organisasi masyarakat yang telah dibangun.

Praxis
Proses pengorganisasian massa harus dilakukan dalam lingkaran Aksi-Refleksi-Aksi secara terus
menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami peningkatan baik
secara kuantitas dan terutama kualitas, karena proses yang dijalankan akan belajar dari
pengalaman yang telah dilakukan dan berupaya untuk selalu memperbaikinya.
Kesetaraan
Budaya yang sangat menghambat perubahan masyarakat adalah tinggalan budaya feodal. Oleh
sebab itu pembongkaran budaya semacam ini bisa dimulai dengan kesetaraan semua pihak,
sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior).

Konsensus

Dalam pengorganisasian massa seringkali kita menghadapi suatu momen untuk mengambil suatu
keputusan. Pengambilan keputusan anatara pengorganisir dengan masyarakat ataupun diantara
masyaraat itu sendiri sebaik-baiknya haruslah berdasarkan konsesus. Karena konsesus
merupakan proses pengambilan keputusan dan kesepakatan yang bersifat setara antara individu
ataupun kelompok yang dilakukan secara sadar dan tanpa paksaan.

Yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian massa:

1. Mengutamakan yang terabaikan


2. Merupakan jalan memperkuat masyarakat, bukan sebaliknya;
3. Masyarakat merupakan pelaku, pihak luar hanya sebagai fasilitator;
4. Merupakan proses saling belajar;
5. Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan capaian;
6. Bersedia belajar dari kesalahan;
7. Terbuka, bukan merupakan usaha pembentukan kelompok eksklusif.

Kerja-Kerja Pengorganisasian massa

Tidak Cukup Bagi Teori Untuk Mencari Realisasinya Dalam Praktik; Praktik Harus Mencari Teorinya
Sendiri.

-Mustapha Khayati, seorang situasionist internasional.

Langkah awal yang dapat dilakukan dalam memulai mengorganisir massa adalah melakukan
pendekatan kepada masyarakat terlebih dahulu. Sebenarnya proses pendekatan terdapat dalam
pengalaman sehari-hari, namun terdapat kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan para
pengorganisir melakukan metode pendekatan tertentu, ketika situasi mendesak dan genting.
Maka dalam kondisi ini, para pengorganisir harus melakukan analisa terhadap keadaan untuk
menemukan metode pendekatan yang pas dan sesuai.

Melalui metode pendekatan, para pengorganisir diharapkan mampu berbaur lebih dekat dengan
masyarakat, melepaskan segala atribut yang melekat untuk menghindari perbedaan kelas. Maka,
strategi yang dilakukan para pengorganisir ditentukan berdasarkan ide, kreativitas dan
pengalaman. Hal ini dilakukan agar para pengorganisir dapat dengan mudah diterima di
masyarakat sehingga, dapat menjalankan misinya dengan lancar. Namun, tindakan yang diambil
tidak selamanya harus sesuai dengan permintaan masyarakat, sebab setiap masalah atau kondisi
yang diperhadapkan pada pilihan-pilihan, harus dipertimbangkan secara profesional dan bijak.
Hal tersebut harus dilakukan secara cermat dan hati-hati.
Setelah melakukan proses pendekatan, maka sekali lagi hal yang perlu dipahami bagi para
pengorganisir adalah, biarkan rakyat yang mengorganisir diri mereka sendiri. Tugas para
pengorganisir hanyalah membantu, memperlancar, mempermudah dan memfasilitasi masyarakat
dalam mengambil peran dalam organisasi. Oleh karena itu, para pengorganisir harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang luas dalam memfasilitasi dalam pengorganisiran
masyarakat.

Tahap selanjutnya setelah memfasilitasi proses adalah merancang strategi, dimulai dengan
menganalisis keadaan pada skala makro maupun mikro, melakukan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat) untuk mempermudah melakukan pengambilan keputusan. Hal
lainnya adalah menggalang kekuatan dengan merekrut dukungan massa, sebab perubahan sosial
tidak bisa dilakukan secara sendirian. Namun, harus dipahami bahwa dalam setiap penanganan
kasus, para pengorganisir harus lihai dalam melihat situsasi, sebab ada keadaan dimana para
pengorganisir perlu berpikir bahwa tidak selamanya suatu kasus dapat berjalan lancar dengan
mengandalkan banyak keterlibatan pihak lain yang turut membantu dalam menyusun dan
merumuskan hal-hal penting.

Setelah proses pengambilan keputusan, maka terdapat sejumlah tindakan yang menjadi pilihan
untuk dilakukan bersama massa. Itulah bagian awal dari sebuah pengerahan aksi. Namun, aksi
massa bukanlah proses yang langsung jadi, melainkan melalui proses, tahapan, dan rencana yang
matang. Perlu dicatat bahwa, kuantitas massa perlu untuk menggalang kekuatan, dan biarkan
rakyat yang menjadi pelaku utama dari aksi tersebut. Aksi massa tidak melulu berbicara tentang
demonstrasi di jalanan, sebab banyak ragam yang dapat dijadikan sebagai inovasi dalam
melakukan gerakan-gerakan aksi. Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan
menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi. Maka, secara teknis pengorganisasian rakyat ibarat
sebuah seni, sebab dapat dikreasikan dari ide, pengalaman, dan pengambilan keputusan.

Tahap yang tidak boleh diabaikan oleh para pengorganisir adalah melakukan penataan
organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang tidak mengenal hirarki, sebab jabatan
dan tugas hanyalah sekedar fungsi, bersifat demokratis dan memperhatikan tata pengolaan
organisasi seperti ; merumuskan etika organisasi, melakukan regenerasi, dan pengelolaan tata
ruang produksi yang dapat menjamin keberlangsungan hidup anggotanya misalnya menemukan
ekonomi alternatif.

Membangun sistem pendukung salah satu bentuk pengembangan dalam mengelola organisasi,
seperti menyediakan bahan-bahan untuk media kreatif, melakukan pelatihan untuk
mengembangkan pengetahuan, dukungan penelitian dan kajian informasi, serta penyediaan
sarana dan prasarana kerja. Semuanya menjadi sangat penting untuk melakukan inovasi dalam
mengorganisir rakyat agar visi, misi, dan tujuan organisasi bisa tercapai.

Setelah penjelasan diatas, berikut adalah langkah dalam pengorganisasian massa yang perlu
dilakukan dalam setiap kerja-kerja pengorganisiran :
- Analisis masalah
Menganalisis masalah menjadi langkah awal agar kita dapat mengetahui inti
permasalahan tersebut secara komprehensif. Metode analisis untuk suatu masalah
sangatlah banyak, semua dapat dipakai tergantung dari kebutuhan dan masalah
yang terjadi. Salah satu yang mungkin telah dipelajari adalah metode analisis
social.
- Kajian masalah
Setelah melakukan analisis, tidak langsung melakukan aksi. Akan tetapi, masalah
yang hadir harus dikaji terlebih dahulu secara internal di organisasi, atau
kelompok masyarakat ataupun bersama pihak lain yang menjadi aliansi.
- Sounding
Dalam langkah sounding ini masalah yang sudah dikaji, lalu disuarakan.
Sounding dilakukan dengan menggunakan media propaganda.
- Konsolidasi
Konsolidasi termasuk pengorganisasian secara formal. maksudnya, konsolidasi ini
upaya penyatuan persepsi dengan sebuah forum yang bertujuan untuk
mengumpulkan kekuatan massa. Dengan adanya konsolidasi, maka akan ada
tujuan yang sama. Ketika sudah ada tujuan yang sama maka kita akan menetukan
sikap dalam menghadapi masalah tersebut.
- Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji ulang mengenai proses maupun dari
aktivitas pengorganisasian massa. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara
kritik otokritik.

Sekilas Tentang Propaganda


Propaganda adalah suatu upaya komunikasi untuk membentuk sikap, tindakan dan pikiran
masyarakat. Medium utamanya adalah media massa. Propaganda dan Pengorganisasian massa
adalah dua hal yang tak terpisahkan. Keduanya harus dilakukan dalam upaya upaya mendorong
perubahan sosial di masyarakat. Menyadur dari martin suryajaya berikut dijelaskan bagaimana
prinsip propaganda yang seharusnya :
Prinsip propaganda adalah menyebarluaskan gagasan yang benar. Propaganda tidak dapat
dilakukan dengan cara-cara vulger seperti menimpakan semua permasalahan dunia pada
kapitalisme. Tidak juga dengan membagi-bagikan selebaran dengan rentetan kata ‘lawan’ yang
lebih banyak daripada jumlah tanda bacanya. Sebaliknya, mulailah dengan cara berikut: (1)
abaikan semua kosakata yang rumit, (2) masuk ke dalam kosakata sang subjek propaganda, (3)
ikuti penalaran si subjek dan rekonstruksi metodenya.
Singkat kata, seorang propagandis tidak boleh kuper secara kultural, sibuk dalam komunitas
kecilnya sendiri, kepalanya penuh sesak dengan jargon-jargon dan fraseologi semata. Ia mesti
akrab, atau setidaknya ramah, dengan kegelisahan para matematikawan, kegalauan pemuda putus
cinta dan spontanitas kreatif anak-anak band indie. Ia mesti haus dan cinta akan pengetahuan,
dipenuhi rasa ingin tahu tentang segala yang terjadi di bawah langit dan di seberangnya. Ia mesti
senang membaca tulisan etnografis tentang kebudayaan suku Masai, buku resep masakan, novel
picisan, buku cerita anak-anak, dan pernak-pernik dunia pemikiran lainnya. Ia mesti girang
berdiskusi tentang temuan-temuan terbaru neurosains, tentang seni berkebun, tentang dangdut
indie Pantura, tentang sejarah konsep massa dalam ilmu fisika. Ringkasnya, ia mesti menjadi
semacam al-insan al-kamil. Bukan ‘manusia sempurna,’ melainkan manusia yang punya
perhatian yang tulus terhadap segala. Propagandis yang kuper secara kultural hanya punya satu
tempat: museum artifak revolusi yang gagal.

Aksi Massa
Aksi massa adalah suatu cara yang dilakukan oleh masyarakat yang telah terorganisir dan
terkonsolidasi sebagai upaya penyelesaian masalah dan mendorong perubahan sosial. Aksi massa
mempunyai beberapa jenis :
a. Audiensi : Proses negosiasi yang dilakukan masyarakat yang berkonflik
dengan pihak yang dilawannya.
b. Demontrasi : Jika proses audiensi gagal maka demontrasi dilakukan untuk
menuntut penyelesaian. Demonstrasi merupakan mobilisasi massa secara
massif untuk turun kejalan dan melakukan aksi sesuai rencana yang telah
disiapkan.
c. Mogok : Upaya untuk menghentikan suatu proses yang berjalan dalam sistem.
Semisal mogok kerja, mogok makan, mogok kuliah.
d. Boikot : Boikot meupakan aksi yang dilakukan dengan cara menolak untuk
menggunakan, membeli, ataupun berurusan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pihak yang sedang kita tentang.
e. Sabotase dan Aksi Langsung
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendefinisikan sabotase ke dalam
dua hal, pertama, sebagai tindakan perusakan barang milik pemerintah, dsb
(oleh pemberontak). Kedua, sebagai tindakan penghalangan produksi
perusahaan. Dari dua definisi ini, pengertian yang pertama jelas keliru baik
secara historis maupun teoritis. Sedangkan yang kedua, walau tidak
sepenuhnya benar, sudah hampir mendekati kebenaran.

Menurut Arturo Giovannitti sabotase adalah “Tindakan penuh kesadaran dan


kesengajaan dari satu atau lebih pekerja yang bertujuan untuk memperlambat
dan mengurangi hasil produksi dalam ranah industri, atau untuk membatasi
perdagangan dan mengurangi laba dalam ranah komersial, dalam upayanya
untuk menjamin perlakuan lebih baik dari majikan atau untuk menegakan
janji-janji yang pernah dilontarkan atau untuk mempertahankan janji-janji
yang sudah dijalankan, ketika peluang menuntut ganti rugi tidak menemukan
jalan”

Aksi langsung adalah tindakan spontan seorang individu atau kelompok dalam
merespon suatu hal tanpa perantara apapun di luar dirinya. Aksi langsung
menghendaki otonomi individu dalam menyikapi kondisi yang terjadi, baik
yang bersinggungan langsung dengannya maupun tidak. Menurut Voltairine
de Cleyre, aksi langsung adalah ketika seseorang memiliki permasalahan
dengan orang lain, dan ia langsung pergi kepada orang tersebut untuk
menyelesaikan masalahnya, entah dengan cara damai atau tidak.

Security Culture
Budaya keamanan (selanjutnya disebut security culture) adalah serangkaian kebiasaan yang
dihidupi bersama oleh suatu kelompok yang anggotanya memiliki kemungkinan untuk menjadi
target oleh pemerintah, aparat, intelejen dan preman, yang didesain untuk meminimalisir resiko.
Berikut merupakan prinsip-prinsip security culture :
1. Siapapun tidak seharusnya mengetahui informasi sensitif yang tidak harus mereka
ketahui.
2. Jangan bertanya, jangan ceritakan.
3. Berkata tidak kapan saja pada siapa saja tentang apa saja.
4. Jangan lepaskan temanmu kepada musuhmu.
5. Jangan membuat musuhmu memahami apa yang kaulakukan dengan mudah
6. Jangan melemparkan ide ide aksi di sekitar ruang public
7. Kembangkan kode komunikasi
8. Kembangkan metode untuk membangun tingkat keamanan kelompok
9. Lokasi rapat merupakan suatu faktor penting
10. Awasi setiap orang disekitarmu
11. Selalu bersikap menghadapi kemungkinan kau sedang dipantau

Keamanan Digital
Seiring dengan maraknya penggunaan teknologi digital dan media sosial dalam kerja-kerja
pengorganisasian massa maka ancaman yang terjadi dalam ranah digital pun menyertai para
pengorganisir. Sehingga perlu rasanya melakukan tindakan keamanan digital.
Keamanan digital merupakan upaya untuk melindungi perangkat elektronik kita seperti hp,
laptop dan semacamnya dari serangan digital. Berikut merupakan tips singkat untuk keamanan
digital :
1. Gunakan aplikasi komunikasi yang berbasis End-to-End Encrypted
2. Pastikan kebersihakan perangkat anda
3. Gunakan koneksi internet aman seperti menggunakan vpn dan tor kemudian berselancar
melalui https.
Sekian yang bisa saya sampaikan terkait pengorganisiran massa. Semoga materi ini dapat
berguna bagi teman-teman semua.

Anda mungkin juga menyukai