NAMA KEGIATAN
Adapun kegiatan ini bernamakan Intermediate Training (LK2) Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Pekanbaru Tahun 2022.
Selain itu, sebagai organisasi perjuangan, HMI dan kadernya bertanggungjawab dengan
kesungguhan untuk melaksanakan ajaran Islam pada kehidupan masyarakat secara bertahap
dan konsisten diseluruh aspeknya tanpa terkecuali.
Dalam hal ini HMI menempatkan dirinya sebagai bagian umat Islam secara keseluruhan, bukan
sebagai sebuah kelompok yang merasa memiliki dan memonopoli kebenaran Islam. Pada
proses pendidikan kader dan perubahan masyarakat, HMI dituntut untuk dapat menerima
segaja jenis individu yang memiliki keberagaman pemahaman ke-Islaman dan dituntut untuk
dapat berinteraksi dalam segala bentuk masyarakat yang memiliki keberagaman ideologi.
Sebagai wadah pendidikan, HMI berusaha dengan kesungguhan dan dengan totalitas untuk
membentuk mahasiswa yang dapat melakukan perbaikan masyarakat disegala medan
perjuangan dan disegala waktu. Sebagai alat perubahan HMI secara tekun dan istiqomah
melakukan perbaikan-perbaikan kehidupan masyarakat dengan melibatkan diri secara
langsung dalam proses amar ma’ruf nahi munkar pada sistem sosial masyarakat umum.
Perjuangan pembentukan individu menjadi insan ulil albab masih merupakan tanggungjawab
organisasi melalui aktivitas sehari-hari. Namun, pembentukan masyarakat cita sudah tidak lagi
diserahkan kepada individu yang merupakan hasil kaderisasi yang dilakukan organisasi, tetapi
sudah menjadi tanggungjawab HMI secara langsung.
Hal ini diwujudkan dalam usaha nyata organisasi secara langsung terhadap berbagai agenda
perbaikan kehidupan masyarakat. Dengan demikian tanggungjawab organisasi secara
langsung terdiri dari tanggungjawab atas pembentukan individu dan tanggungjawab atas
pembentukan masyarakat.
Kader HMI yang memiliki keyakinan atas nilai-nilai ke-Islaman yang kuat dan memiliki
kemampuan daya fikir (ilmu) yang bagus merupakan elemen yang akan membuat organisasi
HMI mampu melihat dan membaca segala bentuk realitas masyarakat yang ada dalam gerak
zaman.
Semangat berjuang yang dimiliki oleh kader dan organisasi HMI pada akhirnya akan membuat
kader dan organisasi HMI menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan yang berjalan
dalam masyarakat.
Kemampuan akan perubahan tersebut harus dijadikan arah gerak organisasi HMI. Hal ini demi
terciptanya masyarakat yang telah dicita-citakan oleh organisasi HMI itu sendiri yakni,
masyarakat yang “Baldatun Thayobatun Warabbun Ghafur”. HMI menerjemahkan masyarakat
cita tersebut dalam sejumlah karakteristik yang kemudian dijadikan standar capaian tujuan
perjuangan organisasi dengan segala bentuk usahanya.
Oleh karena itu, dalam setiap masyarakat tersedia sumber daya yang merupakan sebuah
potensi daerah/lokal yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Setiap
daerah mempunyai potensi lokal yang berbeda-beda, baik itu sumber daya manusia atau
sumber daya alamnya serta memiliki ciri khas yang tertentu serta cara yang berbeda dalam
mengelola hasil sumber daya yang ada.
Kekayaan potensi tersebut mampu memberikan manfaat yang melimpah untuk kemakmuran
ekonomi masyarakat setempat, sumber daya yang baik akan mendatangkan nilai ekonomis
bagi masyarakat. Namun, realitanya kekayaan sumber daya yang melimpah tersebut malah
sebaliknya kurang memberi manfaat bagi masyarakat, bukan karena rendahnya kualitas
sumber daya, melainkan karena rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal.
Untuk itu HMI sebagai organisasi perjuangan yang dimana hal ini secara jelas tersirat di dalam
tujuan HMI frasa ke dua “... yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan
masyarakat yang diridhai oleh Allah” menjadikan HMI memiliki tanggungjawab secara moral
untuk membawa posisi umat/masyarakat kedalam suasana peradaban yang dicita-citakan.
HMI sendiri telah mejewantahkan masyarakat cita ini dalam tujuh karakteristik yang disebut
sebagai masyarakat Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur, yang kemudian dijadikan standar
tujuan perjuangan organisasi dengan segala bentuk usahanya. Karakteristik ini juga akan
menjadi alat ukur apakah HMI mampu mewujudkan tujuannya atau tidak. Karakterstik
tersebut ialah sebagai berikut:
1. Adanya semangat Rabbaniyah dan Rabbiyah yang terformulasi dalam konsep tauhid;
2. Tegaknya keadilan yang bersendikan keteguhan pada hukum;
3. Adanya sistem amar ma;ruf nahi munkar dalam sistem sosial masyarakat;
4. Memiliki semangat keterbukaan dengan selalu berprasangka baik;
5. Menjunjung tinggi sikap musyawarah dan sikap egaliter dalam suasana persamaan hak dan
kewajiban;
6. Memiliki semangat persaudaraan, saling memahami, toleransi, saling menasihati dan tolong
menolong;
7. Tumbuhnya sikap untuk tidak selalu merasa benar atau tidak adanya klaim kebenaran.
Interaksi kader dengan insan lainnya yang kemudian menjadi bagian dari proses pembentukan
masyarakat, tentu saja sama dengan pembentukan sistem masyarakat. Sistem inilah yang
menjadi salah satu penjaga diri untuk memberi jaminan lebih atas proses diri yang dijalankan
kaum mukmin dan muttaqim. Jalan umat-umat yang beriman dan bertaqwa, bukan jalan yang
memiliki sistem kemasyarakatan yang menindas sesama manusia namun memiliki sistem yang
saling menjaga keselamatan satu dengan yang lainnya.
Kewajiban yang melekat pada kaum mukmin dalam membentuk masyarakat dan sistem
kemasyarakatan bukan hanya untuk menyelamatkan kaum itu sendiri namun juga untuk
menyelamatkan diri-diri umat beriman itu sendiri.
Tidak ada kaum mukmin yang selamat dalam komunitas yang hancur, karena kaum mukmin
itu sendiri tidak mampy menyelamatkan komunitas tersebut. Kehancuran atas sebuah kaum
adalah sebuah penyangkalan manusia atas takdir penciptaan dirinya sendiri, yakni takdir
sebagai khalifah bagi dunia. Takdir yang menyatakan bahwa manusia adalah pemelihara atas
keberadaan dunianya.
Pada kahirnya terbentuknya sistem yang dapat menjaga satu insan dengan insan lainnya
menjadi indikator ikhtiar umat beriman dalam proses hijrah dirinya. Kegagalan pembentukan
sistem kemasyarakatan ini akan membawa kegagalan ikhtiar dalam berhijrah yang tentu saja
menjadi sebuah kegagalan dalam mengamalkan ikrar syahadat yang telah ia lakukan.
Berdasarkan penjelasan, ledakan penduduk dicirikan dengan jumlah penduduk usia produktif
yang lebih banyak dibandingkan penduduk usia non produktif. Parameter yang digunakan
untuk menilai bonus demografi yaitu dependency ratio atau rasio ketergantungan. Yang
dimana hal tersebut menggambarkan jumlah penduduk usia non produktif (kurang 15 tahun
dan di atas 64 tahun) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Angka rasio tersebut menunjukkan beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap
penduduk usia non produktif. Apabila angka rasio tersebut rendah, berarti penduduk usia
produktifnya hanya menanggung sedikit penduduk usia non produktif.
Pertumbuhan penduduk usia kerja harus disesuaikan dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Penduduk usia kerja bisa diserap oleh pasar kerja yang tersedia. Tersedia
lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja. Apabila ketiga syarat tersebut tidak
terpenuhi maka akan terjadi beban demografi yang bisa meningkatkan jumlah pengangguran.
Bonus demografi sendiri pada hakikatnya memberikan dampak positif untuk setiap negara.
Berikut adalah dampak positif bonus demografi:
1. Jumlah pendudukan usia kerja yang tinggi dan bisa diserap pasar kerja dapat meningkatkan
total output;
2. Meningkatkan tabungan masyarakat;
3. Tersedianya sumber daya manusia dalam pembangunan ekonomi.
Meski demikian, bonus demografi juga memiliki hambatan. Walaupun memiliki jumlah
penduduk usia produktif yang tinggi, namun untuk memanfaatkan kondisi tersebut masih
sering terhambat oleh beberapa faktor. Adapun hambatan bonus demografi ialah di
antaranya, banyak pendudukan usia produktif yang menjadi pengangguran dan transformasi
digital serta revolusi industri.
Transformasi digital dan revolusi industri dapat menjadi penghambat bonus demografi. Sebab,
transformasi digital dan revolusi industri dapat membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.
Untuk mencegah terjadinya pengangguran akibat digitalisasi, maka kita perlu meningkatkan
ekosistem digital termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam hal luas, HMI menjadi wadah dalam membentuk sumber daya manusia dengan standar-
standar kaum “muttaqin”, yakni keniscayaan ikhtiar kaum mikmin. Al Quran sendiri telah
memuat sejumlah standar yang dapat dibentuk kepada setiap insan, di antaranya muabid,
mujahid, mujtahid, sehingga menjadi mujadid.
Pencapaian standar tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dibentuk. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa setiap insan sebagai makhluk ditakdirkan memiliki potensi kemampuan
untuk menghadapi dunia kehidupan. Potensi ini yang harus dilihat dan dikembangkan pada
tiap diri manusia. Potensi merupakan ruh kehidupan yang bergelora. Semakin dikembangkan
maka semakin hidup menyalah ruh kehidupan dan semakin dekat dengan keberhasilan
pencapaian standar kaum muttaqin.
Potensi diri pada setiap insan dapat teridentifikasi saat tiap insan berinisiatif untuk berinteraksi
secara aktif dengan lingkungannya. Lingkungan ini memiliki daya penarik atas potensi yang
tersembunyi dalam jasad dan pikiran manusia. Maka inisiatif dan keaktifan manusia untuk
berinteraksi dalam lingkungannya menjadi keharusan dalam mencapai keberhasilan
pembentukan standar kualitas insan bertaqwa.
V. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari kegiatan Intermediate Training (LK2) HMI Cabang Pekanbaru Tahun 2022
ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan potensi diri kader HMI secara mandiri dengan berpedoman pada nilai dasar
ke-Islaman;
2. Menumbuhkan kemampuan analitis dalam merespon persoalan keumatan/masyarakat
dengan ketegasan sikap;
3. Menumbuhkan kemampuan kritis dan solutif dalam melihat potensi daerah dan bonus
demografi lokal.
X. PENUTUP
Demikian Term of Reference ini kami susun sebagai gambaran umum atas kegiatan
Intermediate Training (LK2) HMI Cabang Pekanbaru Tahun 2022 yang akan dilaksanakan pada
tanggal 7 hingga 14 Agustus 2022. Semoga apa yang kita laksanakan dan lakukan untuk
himpunan ini mendapat ridha dari Allah. Aamiin...
LEMBARAN PERSETUJUAN
TERM OF REFERENCE
INTERMEDIATE TRAINING (LK2) HMI CABANG PEKANBARU TAHUN 2022
Mengetahui,
PENANGGUNGJAWAB:
- Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru
- Ketua HMI Koordinator Komisariat Universitas Islam Riau
STEERING COMMITTEE
ORGANIZING COMMITTEE
Ketua Pelaksana : RIZKI WAHYUDI IRAWAN
Sekretari Pelaksana : EMBUN WAFI ZAKIAH
Bendahara Pelaksana : NOVITA SARI