Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

Perjuangan Ide dan Nilai dalam Membangun Kesejahteraan Masyatakat

( Tema D)

Disusun :

Untuk Mengikuti Intermediate Training (LK II) Himpunan Mahasiswa Islam


(HMI) Cabang Sukoharjo

Oleh:

Nama: Hermawan

E-mail: Hermanxiomi9@gmail.com

Nomor HP: 082341462415

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STKIP Taman Siswa Bima

Cabang Bima.

2021
Abstrak

Tujuan didirikannya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada tanggal 5 Februari


1947 adalah ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di alam Indonesia
merdeka, Islam dapat berkembang dan menjadi wadah perkembangannya. Indonesia
dan Islam menyatu di organisasi ini sejak berdiri. Tema ke-Indonesi-an dan ke-Islam-
an selalu menjadi sifat dan karakternya. Diimbuhi semangat muda mahasiswa,
Indonesia dan Islam menjadi bergairah. Di HMI, Islam dan Indonesia tidak
seharusnya dipisahkan, tidak ada split atau dikotomi, dan diajarkan dalam setiap
perkaderan. Dalam sejarah organisasi ini, Islam dan Indonesia tidak pernah pecah
sampai di era 1980-an, dalam kasus asas tunggal Pancasila, dan dua tema itu
berkontraksi di kalangan para penduskungnya, termasuk di HMI, sampai rejim Orde
Baru tenggelam pada akhir tahun 1990-an. Di era kebebasan informasi dan demokrasi
sekarang ini, justru tema kemahasiswaan, ke-Indonesia-an dan ke-Islam-an seperti
memperoleh tempatnya kembali di HMI. Tetapi, jauh lebih penting lagi sekarang ini,
dalam momentum 68 tahun HMI berdiri dan ikut mengawal perjalanan pencapaian
tujuan berbangsa dan bernegara sesuai tujuan HMI, sejauh mana tujuan itu telah
tercapai. HMI telah berhasil ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan, serta
meluruskan pelaksanaan ideologi dan konstitusi negara Indonesia. Kini, HMI
ditantang untuk terus mengawal kebijakan negara agar menguntungkan semua
penduduk Indonesia menjadi lebih beriman dan berilmu, maju dan modern, serta adil
dan sejahtera.

Kata Kunci: Aktualisasi NDP Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial Ekonomi


Kata Pengantar

Teriring salam dan doa semoga Allah SWT slalu melimpahkan rahmat serta inayah-
Nya Kepada kita semua dalam menjalankan aktivitas keseharian kita. Aamiin Salam
serta sholawat semoga slalu tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW, karna
atas perjuangan beliau sehingga kita dapat di keluarkan dari Zaman jahilia menuju
zaman islamiah sebagaimana agama yang kita imani secara bersama. Juga pada
kesempatan kali ini saya atas nama penulis dapat menyelesaikan jurnal Latihan Kader
II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukaharjo jurnal ini di buat sebagai
pertimbangan dan persyaratan penilaian oleh Steering Comite (SC)

Bima, 01 Desember 2021

Penulis
Pendahuluan

Latar Belakang

NDP merupakan Nilai Dasar Perjuangan yang telah ditetapkan sebagai asas nilai
keislaman dan keindonesiaan di HMI. Selain apsek ketuhanan, kealaman dan
kemanusiaan maka dimensi keadilan sosial ekonomi menjadi salah satu unsur doktrin
nilai perjuangan bagi warga HMI dalam konteks keislaman dan keindonesiaan.

Bagi setiap kader HMI wajib memahami berbagai aspek nilai perjuangan di atas.
Dimensi setuhanan merupakan fondasi dasar yang menjadi pegangan utama, yang di
atasnya berdiri nilai-nilai kemanusiaan, kealaman dan keadilan sosial. Secara khusus,
nilai keadilan sosial ekonomi bukanlah berbasis pada ideologi Kapitalisme yang
individualistik, maupun Komunisme yang sosialistik-utopis. Keadilan sosial-ekonomi
dalam Islam merupakan keseimbangan antara dimensi individual dan sosial. Dalam
sistem nilai Islam, semakin seorang individu memiliki kelimpahan rezeki maka
semakin besar tanggungjawab sosialnya untuk berbagi kepada para fakir miskin.

Keadilan sosial ekonomi berimplikasi pada penguatan aspek rohani masing-masing


warga bangsa agar memiliki sifat kedermawanan kepada sesama. Sifat
kedermawanan seorang individu ini akan berdampak pula secara positif pada
munculnya kesetiakawanan sosial yang secara otomatis berdampak baik bagi
stabilitas keamanan di masyarakat. Kesetiakawanan sosial ini tentu akan menjamin
terwujudnya pembangunan masyarakat yang berkelanjutan yang diwariskan dari satu
generasi ke genarasi berikutnya. Pada ujungnya adalah terwujudnya konsep baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur.
Pembahasan

A. Keadilan sosial Dan Keadilan Ekonomi


Keadilan Sosial adalah Kerukunan istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik”
dan “damai”. Intinya hidup bersama dalam masyarakat dengan “kestuan hati” untuk
tidak menciptakan perselissihan dan pertengkaran. Bila pemaknaa ttersebut
ddijadikan peegangan, maka “kerukunan” adalah suatu yang ideal dan didambakan
oleh masyarakat manusia. Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai
makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi
kebuttuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spritual. Ada 2 (dua) hal yang
dapat memenuhi keeadilan sosial dalam ajaran Islam a.Kerja sama dalam umat
beragama. Persaudaraan ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang dapat perhatian
penting dalam Islam. Esenssi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang
ditampilkan dalam bentuk perhatian dan keperdulian hubungan yang akrab dan
merasa senasib sepenanggungan. Nabi menggambarkan persaudaraan dalam
hadistnya, “Seorang muslim dengan muslim yang lainnya seperti satu tubuh, apabila
salah satu anggota tubuh terluka maka seluruh tubuh akan merasa demamnya.
Persatuan dan kesatuan sebagai implementasi ajaran Islam dalam keadilan sosial
merupakan salah satu prinsif ajran Islam. Salah satu masalah yang dihadapi umat
Islam sendiri adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan
mereka menjadi lemah. Salah satu sebab rendahnya kesatuan dan peratuan umat
Islam adalah rendahnya penghayatan terhadap nilai-nilai ke-Islaman. Persatuan
dikalangan golongan sosial seringkali menjadi sebab perpecahan umat. Perpecahan
itu biasanya diawali dengan adanya perbedaan pandangan dikalang muslim
Terhadap suatu fenomna. Dalam hal agama, dikalangan umat islam misalnya
seringkali terjadi pendapat atau penafsiran mengnai suatu hukum sosial yang
kmudian melahirkan berbagai pandangan atau mahzab. b. Kerja sama antar umat
beragama. Memahami dan mengaplikasin ajaran Islam dalam kehidupan
bermasyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan masyarakat
muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat manapun, sebab secara esensial
keadilan sosial merupakan nilai- nilaiyang bersifat universal. Kendatipun dapat
dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukan kpada konsep Al-qur’an dan As-
sunah tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran islam secara
konsekwen dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan. Demikian pula pada
tatanan yang lebih luas, yaitu kehidupan berbangsa, nila-nilai ajaran islam menjadi
sangat relvan untuk dilaksanakan guna menyatukan umat manusia dalam ssatu
kesatuan dan keadilan sosial maupun ekonomi. Melihat universalisme Islam tampak
bahwa esensi ajaran islam terletak pada penghargaan kepada kemanusiaan secara
universal yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan dan keadilan dengan
meengedepankan kedamaian. Menghargai pertentangan dan perselisihan, baik
kedalam intern umat Islam maupun diluar. Dengan demikian tampak bahwa nilai-
nilai ajaran Islam menjadi dasar hubungan antar umat manusia secara universal
dengan tidak mengenal suku, bangsa dan agama. Hubungan antara muslim dengan
penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam
persoalan aqidah dan ibadah. Kedua pesoalan tersebut

Merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri oleh pihak lain, tetapi
aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Kerja sama
antar umat agama merupakan bagian dari hubungan sosial antara manusia yang tidak
dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi, politik
maupun budaya. 2. Esensi ajaran Islam tentang Keadilan Ekonomi Sebagai tuntunan
utama dalam kehidupan manusian, keadilan dipandang sangat penting dalam ajaran
Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, masalah keadilan menjdi acuan penyusunan
aturan undang-undang dan kebajikan. Berdasarkan definissi keadilan yang dijelaskan
oleh Imam Ali bahwa keadilan adalah meletakan sesuatu pada tempatnya, dapat
dikatakan bahwa keadilan ekonomi adalah mengantarkan semua anggota masyarakat
kepada hak-hak mereka masing-masing. Keadilan ekonomi dalam ajaran Islam dapat
dipaparkan dalam beberpa hal. Pertama, seluruh anggota masyarakat messti
memperoleh kesejahtraan yang memadai. Kedua, perbedaan dalam hal pendapatan
hendaknya bukan terjadinya akibat praktik diskriminasi dalam undang-undang dan
keesempatan memperoleh fasiltas dan kesempatan. Selain itu, kalangan kaya
menunaikan tugas dan kewajibannya terkait dengan hak kaum miskin dan hak
peemerintah Islam. Dalam sisiteem ekonomi Islam, keemajuan jangan sasmpai
berakibat buruk pada pendistribusian kekayaan secara adil. Sebab kemajuan dan
pertumbuhan tak lain adalah sarana untuk mewujudkan kesseimbangan dan keadilan
eekonomi. “Tak ada sesuatu yang berkesan dalam memakmurkan negeri

B. Keadilan Dalam Perspektif Al Qur’an

lebih dari keadilan”6 . Ungkapan ini menjelaskan bahwa dalam Islam keeadilan
adalah syarat yang mesti dipenuhi kekayaan dan kemakmuran. Salah satu
keistimewaan penting dalam sistem ekonomi Islam adalah pengaturan perilaku rakyat
dan pemerintah yang melipui sekaligus. Ssebab dalam Islam, tujuan utama adalah
mengantarkan manusia kepada kesempurnaan ruhani dan spiritual. Karena itu dalam
sistem ekonomi Islam mekanisme yang dijalankan adalah untuk mendukung
terwujudnya tujuan itu. Dua dimensi “materi” dan “spiritual” itu nampak jelas dalam
ajaran islam yang melarang penimbunan harta. Dalam pandangan Islam, orang yang
bahagia adalah orang yang meelangkah ddijalan kessempurnaan maknawi dan
berusaha mendeekatkan diri keepada Allah SWT. Kesejahtraan materi dipandang
sebagai wassilah atau ssarana untuk meengantarkannya keepada kessempurnaan itu.
Karena itu keadilan eekonomi menjadi bernilai jika membuka keeseempatan bagi
manusia untuk mencapai kessempatan ruhani dan maknawi. Pelaksanaan keadilan
juga didassari oleh keeyakinan dan keimanan. Deeengan niat mendekatkan diri
kepada Allah, jaminan pelaksanaannya akan semakin bisa diharapkan. Pperbedaaan
dalam memperoleh peendapatan kembali kepada prbedaan dalam kemampuan, potnsi,
bakat, dan ffasilittas yang ada. Dan terkadang pula peerbedan itu muncul akibat dari
prakik diskriminassi dan keetidakadilan hukum dan kebijakan pmrinytah dalam
mmberi peluang keppada anggita masyarakat. 6 Imam Ali (As) – Al-hayat juz : 6
hal :407

Islam menentang perbedaan pendapat yang terjadi karena diskriminasi dan


ketidakadilan. Namun Islam menerima perbedaan pendapat yang disebabkan oleh
potenssi, bakat dan kemampuan masing-massing anggota masyarakat. Dalam
perspektif Islam, keadilan tidak berarti kesamaan dalam pendapat. Surah Al-Zukhruf :
ayat 32 Artinya : “Kami telah menentukan kehidupan mereka dalam kehidupan dunia
dan Kami telah meninggikan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain beberapa
deerajat supaya sebagian mereka dapat menggunakan sebagian yang lain. Dan
Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”. Poin penting yang perlu disinggung di sini adalah bahwa meski
mengakui adanya perbedaan ini di tengah masyarakat, namun Islam tetap
menggariskan untuk tidak membiarkan terjadinya kesenjangan sosial yang ekstrim
dalam memperoleh kesejahteraan materi. Karena itulah Islam mementingkan satu
asas yaitu keseimbangan di tengah masyarakat dan pemerataan kekayaan. Sebab,
terkumpulnya kekayaan di tangan sekelompok orang akan menciptakan kecongkakan
pada diri mereka dan membuat kaum fakir tenggelam dalam pekerjaan yang hina dan
tidak semestinya. Salah satu masalah penting yang berhubungan dengan penafian
monopoli kekayaan oleh

Sekelompok orang tertentu adalah masalah kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi


menurut kacamata Islam berbeda dengan definisi yang dikenal luas dalam sistem
ekonomi dunia yang lain. Dalam sistem ekonomi Islam, tidak ada penafian mutlak
kepemilikan pribadi seperti yang ada dalam ideologi sosialisme dan tidak pula sejalan
dengan ideologi kapitalisme yang mengakui kepemilikan tanpa batas. Islam
mengambil jalan tengah yang netral dan logis. Di satu sisi Islam mengakui
kepemilikan pribadi namun di sisi lain, sistem ini menetapkan batasan-batasan
tertentu untuk mencegah terjadinya penimbunan harta di tangan kalangan tertentu.
Islam menghormati kepemilikan pribadi sebagai hak insani dan setiap orang berhak
memiliki apa yang didapatkannya lewat kerja keras dan usahanya. Hak memiliki ini
berdasarkan pada fitrah, akal dan aturan kehidupan sosial. Meski demikian, dasar
fitrah dan logika tidak selalunya menjadi pijakan bagi kebebasan kepemilikan pribadi.
Sebab, dalam banyak kasus sering terjadi hak-hak umum dan keadilan sosial dan
ekonomi justeru dikorbankan demi kepentingan dan kecenderungan pribadi. Salah
satu contoh pembatasan yang diterapkan Islam terkait kepemilikan pribadi adalah
larangan israf, menghambur-hamburkan harta, atau penimbunan kekayaan. Selain itu,
Islam juga menetapkan aturan untuk memperoleh kekayaan. Agama Ilahi ini
melarang orang mencari kekayaan lewat cara-cara yang ilegal dan haram. Artinya,
dalam Islam tidak semua cara diperbolehkan untuk mencari kekayaan. Dalam
menggunakan kekayaan kita juga diingatkan pada satu hal, yaitu bahwa kita
bertanggung jawab di hadapan Allah dalam membelanjakan harta. Sebab, kekayaan
yang ada di tangan kita sebenarnya adalah milik Allah. Kekayaan itu diberikan
kepada kita sebagai amanat supaya kita menggunakannya sesuai aturan yang telah
Allah tentukan. Jika pemikiran ini menjadi keyakinan dan memasyarakat, perilaku
ekonomi akan terkendali dan setiap orang yang memiliki harta akan bertindak sesuai
dengan apa yang digariskan oleh Allah. Dengan penjelasan tadi dapat difahami
bahwa kepemilikan individu dalam Islam diatur sedemikian rupa sehingga keadilan
ekonomi bisa terwujud.

C. Esensi Ajaran Islam Tentang Keadilan Sosial Dan Keadilan Ekonomi

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa


Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari
kesusahan dunia, Allahakan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa
memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya
di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan
menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya
selama ia menolong saudaranya." Riwayat Muslim. Secara konseptual doktrinal telah
diketahui bahwa Islam adalah agama yang membawa ajaran yang menyeluruh dan
paripurna bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Dari sekian macam ajaran
Islam, esensi ajaran Islam terletak pada penghargaan kepada kemanusiaan secara
univarsal yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan, dan keadilan dengan
mengedepankan kedamaian. Menghindari pertentangan dan perselisian, baik ke
dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilai
ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar umat manusia secara universal
dengan tidak mengenal suku,bangsa dan agama. Hubungan antara muslim dengan
penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam
persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat
Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan
dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Selanjutnya mengenai keadilan ekonomi
adalah aturan main (rules of the game) dalam ajaran Islam dapat dipaparkan dalam
beberapa hal. Pertama,seluruh anggota masyarakat mesti memperoleh kesejahteraan
yang memadai. Kedua, perbedaan dalam hal pendapatan hendaknya bukan terjadi
akibat praktik diskriminasi dalam undang-undang dan kesempatan memperoleh
fasilitas dan kesempatan. Selain itu, kalangan kaya hendaknya menunaikan tugas dan
kewajibannya terkait hak kaum miskin dan hak pemerintahan Islam. Dalam sistem
ekonomi Islam, kemajuan jangan sampai berakibat buruk pada pendistribusian
kekayaan secara adil. Sebab kemajuan dan pertumbuhan ekonomi tak lain adalah
sarana untuk mewujudkan keseimbangan dan keadilan ekonomi. Kesimpulannya
seharusnya kaum Mus-lim menjadi pelopor militan untuk mencipta suatu karya
kemanusiaan keadilan sosial dan ekonomi dalam kehidupan sebagai tugas
kekhalifahannya yang akan menjadi rahmat bagi sekitarnya. Kita harus berusaha agar
setiap orang dapat bekerja maksimal sesuai kemampuannya sehingga terpenuhi
semua kebutuhan dasarnya. Cita-cita ini harus dibarengi ketentuan halal dan haram
dalam memperoleh Keadilan ekonomi dan kerukunan hidup , sehingga tidak ada
kezaliman manusia atas manusia, serta tidak dibenarkan struktur atas baik sistem
pemerintahan maupun undang-undang melakukan praktek kezaliman yang
mengakibatkan kerusakan.
Sehingga Penulis berkesimpuan bahwa keadilan sosial dan keadilan ekonomi belum
dapat tercapai dengan baik hanya sebagian kecil yang dapatmerasakannya. Jadi, bagi
saya esensi ajaran islam tentang keadilan sosial dan keadilan ekonomi harus dapat
dipahami olehsetiapi ndividu. Terutama oleh kader Himpuan Mahasiswa Islam (HMI)
sehingga dapat di implementasikan kepada masyarakat.
Daftar Pusta

Tarigan Akmal Azhari Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI, Simbioasa


Rekatama Media Maret, 2018

Amar Abu Hasan Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi

Tanja Victor Himpunan Mahasiswa Islam Sejarah dan Kebudayaan di Tengah


Geraka-gerakan Muslin Pembahari Indonesia Sinar Harapan, 1982

Al Qur’an/Tafsir

Sadr Ash Baqir Muhammad FalsafahTuna, Mizan

Mutahhari Murtadha Manusia Dan Agama, Mizan

Sitompul Agusalim H. Dr, Prof Menyatu dengan Umat, Menyatu dengan Bangsa,
Logos

Madjid Nurcholish Islam Doktrin dan Peradaban, Paramadina

Wijoyo Kunto, Paradigma Islam, Mizan

Syariati Ali Tugas Cendekianwan Muslim, Raja Grafindo


Curiculum Vitae

Nama : Hermawan

Tempat Tanggal Lahir : Kawuwu, 05 Mei 1998

Cabang Asal : HMI Cabang Bima

Komisariat : STKIP Taman Siswa

Tahun Latihan Kader I : 2016

Agama : Islam

Alamat : Kawuwu, Langgudu Bima NTB

Perguruan Tinggi : STKIP Taman Siswa Bima

Jenis Kelamin : Laki-Laki

E-mail : Hermanxiomi9@gmail.com

Hp : 082341462415

Anda mungkin juga menyukai