( Tema D)
Disusun :
Oleh:
Nama: Hermawan
E-mail: Hermanxiomi9@gmail.com
Cabang Bima.
2021
Abstrak
Teriring salam dan doa semoga Allah SWT slalu melimpahkan rahmat serta inayah-
Nya Kepada kita semua dalam menjalankan aktivitas keseharian kita. Aamiin Salam
serta sholawat semoga slalu tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW, karna
atas perjuangan beliau sehingga kita dapat di keluarkan dari Zaman jahilia menuju
zaman islamiah sebagaimana agama yang kita imani secara bersama. Juga pada
kesempatan kali ini saya atas nama penulis dapat menyelesaikan jurnal Latihan Kader
II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukaharjo jurnal ini di buat sebagai
pertimbangan dan persyaratan penilaian oleh Steering Comite (SC)
Penulis
Pendahuluan
Latar Belakang
NDP merupakan Nilai Dasar Perjuangan yang telah ditetapkan sebagai asas nilai
keislaman dan keindonesiaan di HMI. Selain apsek ketuhanan, kealaman dan
kemanusiaan maka dimensi keadilan sosial ekonomi menjadi salah satu unsur doktrin
nilai perjuangan bagi warga HMI dalam konteks keislaman dan keindonesiaan.
Bagi setiap kader HMI wajib memahami berbagai aspek nilai perjuangan di atas.
Dimensi setuhanan merupakan fondasi dasar yang menjadi pegangan utama, yang di
atasnya berdiri nilai-nilai kemanusiaan, kealaman dan keadilan sosial. Secara khusus,
nilai keadilan sosial ekonomi bukanlah berbasis pada ideologi Kapitalisme yang
individualistik, maupun Komunisme yang sosialistik-utopis. Keadilan sosial-ekonomi
dalam Islam merupakan keseimbangan antara dimensi individual dan sosial. Dalam
sistem nilai Islam, semakin seorang individu memiliki kelimpahan rezeki maka
semakin besar tanggungjawab sosialnya untuk berbagi kepada para fakir miskin.
Merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri oleh pihak lain, tetapi
aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Kerja sama
antar umat agama merupakan bagian dari hubungan sosial antara manusia yang tidak
dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi, politik
maupun budaya. 2. Esensi ajaran Islam tentang Keadilan Ekonomi Sebagai tuntunan
utama dalam kehidupan manusian, keadilan dipandang sangat penting dalam ajaran
Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, masalah keadilan menjdi acuan penyusunan
aturan undang-undang dan kebajikan. Berdasarkan definissi keadilan yang dijelaskan
oleh Imam Ali bahwa keadilan adalah meletakan sesuatu pada tempatnya, dapat
dikatakan bahwa keadilan ekonomi adalah mengantarkan semua anggota masyarakat
kepada hak-hak mereka masing-masing. Keadilan ekonomi dalam ajaran Islam dapat
dipaparkan dalam beberpa hal. Pertama, seluruh anggota masyarakat messti
memperoleh kesejahtraan yang memadai. Kedua, perbedaan dalam hal pendapatan
hendaknya bukan terjadinya akibat praktik diskriminasi dalam undang-undang dan
keesempatan memperoleh fasiltas dan kesempatan. Selain itu, kalangan kaya
menunaikan tugas dan kewajibannya terkait dengan hak kaum miskin dan hak
peemerintah Islam. Dalam sisiteem ekonomi Islam, keemajuan jangan sasmpai
berakibat buruk pada pendistribusian kekayaan secara adil. Sebab kemajuan dan
pertumbuhan tak lain adalah sarana untuk mewujudkan kesseimbangan dan keadilan
eekonomi. “Tak ada sesuatu yang berkesan dalam memakmurkan negeri
lebih dari keadilan”6 . Ungkapan ini menjelaskan bahwa dalam Islam keeadilan
adalah syarat yang mesti dipenuhi kekayaan dan kemakmuran. Salah satu
keistimewaan penting dalam sistem ekonomi Islam adalah pengaturan perilaku rakyat
dan pemerintah yang melipui sekaligus. Ssebab dalam Islam, tujuan utama adalah
mengantarkan manusia kepada kesempurnaan ruhani dan spiritual. Karena itu dalam
sistem ekonomi Islam mekanisme yang dijalankan adalah untuk mendukung
terwujudnya tujuan itu. Dua dimensi “materi” dan “spiritual” itu nampak jelas dalam
ajaran islam yang melarang penimbunan harta. Dalam pandangan Islam, orang yang
bahagia adalah orang yang meelangkah ddijalan kessempurnaan maknawi dan
berusaha mendeekatkan diri keepada Allah SWT. Kesejahtraan materi dipandang
sebagai wassilah atau ssarana untuk meengantarkannya keepada kessempurnaan itu.
Karena itu keadilan eekonomi menjadi bernilai jika membuka keeseempatan bagi
manusia untuk mencapai kessempatan ruhani dan maknawi. Pelaksanaan keadilan
juga didassari oleh keeyakinan dan keimanan. Deeengan niat mendekatkan diri
kepada Allah, jaminan pelaksanaannya akan semakin bisa diharapkan. Pperbedaaan
dalam memperoleh peendapatan kembali kepada prbedaan dalam kemampuan, potnsi,
bakat, dan ffasilittas yang ada. Dan terkadang pula peerbedan itu muncul akibat dari
prakik diskriminassi dan keetidakadilan hukum dan kebijakan pmrinytah dalam
mmberi peluang keppada anggita masyarakat. 6 Imam Ali (As) – Al-hayat juz : 6
hal :407
Al Qur’an/Tafsir
Sitompul Agusalim H. Dr, Prof Menyatu dengan Umat, Menyatu dengan Bangsa,
Logos
Nama : Hermawan
Agama : Islam
E-mail : Hermanxiomi9@gmail.com
Hp : 082341462415